Mengenai Saya

Foto saya
Semua orang bisa menjadi Guru dan semua orang bisa menjadi Murid.

Jumat, 07 April 2023

Masih Mau Anda Menjadi Guru Penggerak?

 


Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan Pendampingan selama 6 bulan bagi Calon Guru Penggerak. Selama program, guru tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru.

Koordinator Pokja Program Guru Penggerak (PGP), Dr. Kasiman, mewakili Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan (KSTPK), menyatakan bahwa program Pendidikan Guru Penggerak adalah program pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui pelatihan dan pendampingan yang berfokus pada kepemimpinan pembelajaran. Lulusan guru penggerak akan disiapkan menjadi pemimpin pembelajaran, baik di kelas, di sekolah maupun di luar sekolah menjadi kepala sekolah, pengawas, widyaiswara  dan lainnya dan diberi kesempatan utama untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru) bagi mereka yang belum bersertifikat pendidik.

Sebagai sebuah program pendidikan inovatif, menjadi guru penggerak memang memiliki tantangan tersendiri. Namun, jika Anda memiliki semangat dan motivasi yang kuat untuk memberi dampak positif pada siswa, menjadi guru penggerak adalah pilihan yang tepat.

Dalam menjadi guru penggerak, Anda akan menjadi motor penggerak dalam membantu anak-anak menjadi lebih bersemangat, lebih kreatif, dan lebih inovatif dalam belajar. Anda juga akan diberikan kesempatan untuk mengembangkan ide-ide pendidikan baru dan menarik untuk disajikan pada anak-anak.

Namun, juga harus diingat bahwa menjadi guru penggerak juga berarti Anda harus siap menghadapi beberapa tantangan. Misalnya, Anda harus bisa mengelola kelas yang tidak selalu homogen, sehingga Anda harus mempersiapkan materi yang bisa mengakomodasi berbagai tingkat kemampuan dan minat siswa.

Selain itu, Anda harus bisa mengubah paradigma belajar siswa bahwa belajar tidak hanya terbatas di kelas, melainkan bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Anda harus bisa mengajarkan siswa untuk selalu bersikap kreatif dan berinovasi dalam mencari penyelesaian masalah.

Yang terpenting, menjadi guru guru penggerak, Anda harus memiliki kemampuan untuk memahami dan merespon kebutuhan siswa secara individual. Setiap siswa memiliki keunikan dan kebutuhan yang berbeda, sehingga sebagai guru penggerak, Anda harus bisa memberikan pendekatan yang tepat dan membuat mereka merasa dihargai.

Selain itu, Anda harus bisa bekerja sama dengan para orangtua siswa dan masyarakat sekitar. Kolaborasi dengan orangtua dan masyarakat dapat membantu Anda membangun lingkungan belajar yang lebih inklusif dan memadukan berbagai sumber daya untuk membantu siswa mencapai potensi terbaik mereka dari kolaborasi dengan orangtua dan masyarakat, Anda juga harus bisa memotivasi siswa dan membuat mereka merasa termotivasi untuk belajar. Sebagai guru penggerak, Anda harus bisa menciptakan atmosfer belajar yang menyenangkan dan menyenangkan bagi siswa, sehingga mereka merasa termotivasi untuk belajar secara aktif dan terus menerus.

Selain itu, Anda harus bisa memahami kebutuhan siswa dalam mengembangkan keterampilan sosial dan emosional mereka. Keterampilan sosial dan emosional sangat penting dalam kehidupan siswa, karena mereka mempengaruhi kemampuan siswa dalam berinteraksi dengan orang lain, menyelesaikan konflik, mengelola emosi, serta meningkatkan rasa percaya diri. Sebagai guru penggerak, Anda harus dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional mereka dengan terlibat dalam kegiatan kolaboratif, diskusi kelompok, dan kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu, sebagai guru penggerak, Anda harus dapat bekerja sama dengan orang tua dan wali murid untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk pengembangan keterampilan sosial dan emosional siswa. Anda harus menunjukkan dukungan dan membangun kemitraan dengan orang tua, memberikan informasi dan saran yang berguna tentang bagaimana mereka dapat membantu anak-anak mereka mengembangkan keterampilan sosial dan emosional di rumah. Anda harus dapat memantau kemajuan siswa dan memberikan umpan balik secara teratur. Anda harus dapat menilai keberhasilan siswa berdasarkan pencapaian akademik maupun pengembangan keterampilan sosial dan emosional mereka. Anda juga harus dapat memberikan umpan balik yang konkret dan membantu siswa meningkatkan potensi mereka.

Sebagai guru penggerak, Anda juga harus terlibat dalam pengembangan kurikulum sekolah. Anda harus memastikan bahwa kurikulum mencakup kompetensi sosial dan emosional dan bahwa siswa memiliki akses ke sumber daya dan dukungan yang diperlukan untuk mengembangkan keterampilan ini. Anda harus memahami bagaimana optimalisasi sumber daya di sekolah.

Sebagai guru penggerak, Anda harus terus mengikuti perkembangan terkini dalam pendidikan dan pengembangan keterampilan sosial dan emosional. Anda harus berpartisipasi dalam pelatihan dan seminar yang relevan, membaca literature terbaru, dan membuka komunikasi dengan para rekan sejawat untuk berbagi pengalaman dan ide tentang cara terbaik untuk mendukung pengembangan keterampilan sosial dan emosional siswa.

Sebagai guru penggerak, Anda memiliki potensi untuk memberikan dampak yang signifikan pada hidup siswa Anda. Melalui pembelajaran yang berpusat pada siswa dan integrasi keterampilan sosial dan emosional, Anda dapat membantu siswa Anda menjadi individu yang tangguh dan mandiri secara emosional yang mampu menghadapi tantangan hidup dengan keberanian dan keteguhan.

Dalam mengambil peran ini, penting untuk selalu mengingat bahwa setiap siswa memiliki latar belakang, pengalaman, dan kebutuhan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, strategi dan pendekatan yang efektif untuk satu siswa mungkin tidak efektif untuk siswa lainnya. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi siswa saat merancang dan mengimplementasikan program keterampilan sosial dan emosional.

Berikut adalah beberapa ide dan cara terbaik yang dapat membantu Anda mendukung pengembangan keterampilan sosial dan emosional siswa:

  1. Kenali dan atasi hambatan belajar: Pelajari hambatan belajar yang dialami oleh siswa, baik secara individu maupun secara umum. Beberapa hambatan belajar yang umum dialami oleh siswa termasuk gangguan perhatian, gangguan pengolahan sensorik, gangguan kecemasan, dan depresi. Dengan memahami hambatan belajar yang dialami siswa, Anda dapat merancang program keterampilan sosial dan emosional yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
  2. Bekerja sama dengan orangtua: Melibatkan orangtua dalam program keterampilan sosial dan emosional dapat membantu mendukung perkembangan keterampilan sosial dan emosional siswa di rumah. Anda dapat berkolaborasi dengan orangtua untuk membangun program yang sesuai dengan kebutuhan siswa, dan menawarkan informasi tentang sumber daya dan dukungan yang tersedia di luar sekolah.
  3. Menerapkan pendekatan yang holistik: Keterampilan sosial dan emosional tidak hanya melibatkan keterampilan interpersonal seperti komunikasi dan kerja tim, tetapi juga meliputi aspek internal seperti kepercayaan diri, motivasi, dan pengaturan emosi. Oleh karena itu, program keterampilan sosial dan emosional yang efektif harus mencakup pendekatan holistik yang mempertimbangkan semua aspek tersebut. Ini mungkin melibatkan kolaborasi dengan guru, konselor, psikolog, dan ahli keterampilan sosial dan emosional untuk memastikan bahwa program yang disajikan mengatasi semua kebutuhan siswa.
  4. Menggunakan strategi pembelajaran yang beragam: Setiap siswa belajar dengan cara yang berbeda, oleh karena itu penting untuk menggunakan strategi pembelajaran yang beragam untuk memastikan bahwa semua siswa dapat menyerap dan menerapkan keterampilan sosial dan emosional. Ini dapat mencakup diskusi kelompok, simulasi peran, studi kasus, permainan peran, latihan kepekaan sosial dan emosional, serta presentasi visual dan audiovisual. Strategi pembelajaran yang beragam juga membantu untuk menjaga siswa tetap terlibat dan tertarik, serta memastikan bahwa mereka dapat mengalami keterampilan sosial dan emosional dalam berbagai situasi dan konteks.
  5. Mendukung sistem yang aman dan inklusif: Untuk memungkinkan siswa belajar dan berlatih keterampilan sosial dan emosional dengan efektif, lingkungannya, sistem yang aman dan inklusif harus didukung oleh institusi pendidikan, termasuk sekolah dan lembaga lain yang terkait. Sistem ini harus mendorong keamanan, dukungan, dan respek bagi setiap siswa dan staf. Ini berarti bahwa semua bentuk intimidasi, kekerasan, diskriminasi, atau pelecehan harus ditangani dengan tegas dan adil.

Sekolah dan lembaga lain yang terkait harus memberikan lingkungan yang aman dan inklusif bagi siswa berbagai latar belakang. Ini bisa mencakup kebijakan yang mendorong keanekaragaman dan pengakuan atas perbedaan individu dari pengakuan atas perbedaan individu tersebut, sekolah dan lembaga lain juga harus memberikan dukungan dan sumber daya untuk siswa yang mungkin memerlukan dukungan ekstra, seperti siswa dengan kebutuhan khusus, atau siswa yang berasal dari keluarga yang memiliki masalah keuangan. Institusi pendidikan juga harus memiliki program dan pelatihan untuk mengajarkan kesetaraan, keragaman, dan inklusi kepada siswa dan staf.

Selain itu, guru penggerak harus mendorong institusi pendidikan terbuka terhadap feedback dan pengembangan yang berkelanjutan mengenai keamanan dan inklusi hal tersebut, sebuah sistem pelaporan dan manajemen konflik harus dibangun untuk memastikan bahwa ketidaknyamanan atau diskriminasi yang dialami oleh siswa atau staf diatasi dengan segera dan tepat waktu. Dalam hal ini, institusi pendidikan harus memastikan bahwa pelaporan dan manajemen konflik dilakukan secara anonim, aman, dan transparan.

Guru penggerak dapat berkolaborasi dengan sesama guru penggerak dan komunitas praktisi lainnya membentuk kelompok-kelompok dukungan dan organisasi mahasiswa yang berfokus pada kesetaraan dan inklusi juga merupakan langkah penting untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif. Kegiatan kegiatan seperti workshop, pelatihan, dan seminar yang membahas topik kesetaraan dan inklusi juga dapat membantu siswa dan staf memahami lebih dalam mengenai isu-isu tersebut dan mendorong terciptanya kesadaran kolektif di lingkungan pendidikan. Institusi pendidikan juga dapat memastikan bahwa kurikulum mereka mencakup isu-isu kesetaraan dan inklusi, sehingga siswa dapat belajar tentang pentingnya menghargai keragaman dan bagaimana menghormati perbedaan dalam identitas sosial dan budaya mereka. Selain itu, institusi pendidikan dapat memprom romosi kesetaraan dan inklusi dengan menyelenggarakan acara-acara bertema kesetaraan seperti kegiatan seni, pentas musik, atau seminar virtual dengan pembicara yang ahli di bidang ini. Institusi pendidikan harus mendorong siswa dan staf untuk aktif terlibat dalam organisasi-organisasi yang berfokus pada kesetaraan dan inklusi seperti kelompok keberagaman, klub antirasisme, atau organisasi yang mendorong inklusi.


Semoga bermanfaat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Visitasi Akreditasi Hari Pertama di SDN Mirat II

          SDN Mirat II Kecamatan Leuwimunding menjadi pusat perhatian Tim Asesor BAN PDM Provinsi Jawa Barat dengan dilaksanakannya visitasi...