Mengenai Saya

Foto saya
Semua orang bisa menjadi Guru dan semua orang bisa menjadi Murid.
Tampilkan postingan dengan label Program Sekolah Penggerak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Program Sekolah Penggerak. Tampilkan semua postingan

Minggu, 10 Maret 2024

Lokakarya Komunitas Belajar 1 Program Sekolah Penggerak (PSP) 2 Kab. Majalengka

 


Pada hari Sabtu, 26 Februari 2024, Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Barat bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka menyelenggarakan Lokakarya Komunitas Belajar 1 Program Sekolah Penggerak (PSP) yang membahas tentang pembentukan Komunitas Belajar di sekolah penggerak. Lokakarya ini diikuti Pengawas, Kepala Sekolah dan Komite Pembelajar sekolah penggerak Angkatan 2 Kabupaten Majalengka dan beberapa dari luar seperti Kabupaten Kuningan. 

Acara dimulai pukul 08.00 WIB di SMPN 3 Majalengka. Lokakarya ini bertujuan Pengawas sekolah, kepala sekolah dan pendidik memiliki kompetensi dalam membangun budaya belajar bersama yang berkelanjutan melalui komunitas belajar, sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik.

Sambutan dari BBGP Jawa Barat menharapkan supaya sekolah bisa mewujudkan lingkungan yang aman dan nyaman untuk peserta didik dan diharapakan komunitas belajar menjadi media bagi pengembangan kompetensi guru secara kolaboratif. 

Sementara sambutan dari dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka diwakili oleh Kepala Bidang GTK sangat menarik, setelah berbalas pantun dengan perwakilan BBGP menyampaikan ilustrasi pemahaman peserta didik akan berbeda-beda sesuai dengan kemampuannya. Beliau juga berharap sekolah penggerak menjadi role model implementasi disiplin positif.

Fasilitator kelas H Ibu Erna Labudasari, M.Pd. yang merupakan Dosen pula di Universitas Muhamadiyah Cirebon (UMC) memberikan pemahamam Komunitas Belajar di sekolah penggerak. Ibu Erna Labudasari, M.Pd. memaparkan tentang konsep dan manfaat dari Komunitas Belajar, serta langkah-langkah praktis untuk memulai pembentukan Komunitas Belajar di sekolah.

Pembelajaran diawali dengan kesepakatan kelas yang disusun bersama-sama. Sebelum materi dimulai peserta diminta terlebih dahulu mengisi lembar refleksi komunitas belajar yang telah berjalan di sekolahnya. Proses pembelajaran  mengikuti alur Merdeka yaitu:

  1. Mulai dari diri: Peserta mengisi lembar kerja yang berisi pertanyaan reflektif berhubungan komunitas belajar di satuan pendidikan
  2. Eksplorasi Konsep: Mempelajari konsep kunci  Komunitas Belajar
  3. Ruang Kolabarasi; Mendiskusikan tentang pengembangan komunitas belajar berkelanjutan dalam satuan pendidikan
  4. Elaborasi Pemahaman: penguatan materi melalui berbagi hasil pembuatan rencana pengembangan komunitas belajar, berdiskusi dan memberikan
  5. Demonstrasi Kontekstual: Membuat rencana pengembangan komunitas belajar keberlanjutan berdasarkan hasil analisis kebutuhan satuan pendidikan
  6. Refleksi Terbimbing: Merefleksikan mengenai tantangan yang mungkin terjadi pada sesi ruang kolaborasi
  7. Koneksi Antar Materi: Berdiskusi dan membuat kesimpulan terkait pembelajaran yang telah diperoleh.
  8. (Rencana) Aksi Nyata: Membuat rencana aksi nyata perencanaan keberlanjutan komunitas belajar 

Selama lokakarya, peserta aktif bertanya dan berdiskusi mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam pembentukan Komunitas Belajar. Ibu Erna Labudasari, M.Pd. memberikan solusi-solusi praktis dan tips-tips untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut. 

Sekilah tentang Pembentukan Komunitas Belajar

Komunitas Belajar adalah Sekelompok pendidik dan tenaga kependidikan dalam satu sekolah yang belajar bersama-sama dan berkolaborasi secara rutin dengan tujuan yang jelas dan terukur untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar peserta didik.

Tujuan Komunitas Belajar

Meningkatkan kompetensi pendidik dan membangun budaya belajar bersama yang berkelanjutan

Ada 3 Jenis komunitas belajar yaitu:

  1. Komunitas belajar dalam sekolah: Anggota dari komunitas belajar dalam sekolah ini adalah guru dan kepala sekolah dalam satu sekolah yang sama.
  2. Komunitas belajar antar sekolah: Anggota dari komunitas belajar antar sekolah ini terdiri dari guru, kepala sekolah, pengawas sekolah dalam satu gugus, dalam satu Kabupaten/kota yang sama, seperti: Komunitas Guru Belajar Nusantara, PKG (dan gugus PAUD), MGMP/KKG, MKKS/KKKS, dan komunitas Guru Penggerak.
  3. Komunitas belajar daring: Anggota dari komunitas belajar daring ini terdiri dari guru, kepala sekolah, pengawas sekolah yang belajar bersama dalam sebuah platfom daring tertentu misalnya PMM atau melalui: Facebook group, WhatsApp group, Telegram dan sebagainya.

Perpindahan Komunitas Praktisi ke Komunitas Belajar

Komunitas Praktisi:

  1. Komunitas praktisi belum bisa mewadahi konsep komunitas belajar dalam sekolah.
  2. Ruang lingkup komunitas praktisi hanya pada peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan.
  3. Contoh komunitas praktisi adalah komunitas belajar antar sekolah ataupun daring (dalam PMM).

Komunitas belajar

  1. Istilah komunitas belajar memiliki ruang lingkup yang lebih luas sehingga dapat memayungi tiga komunitas belajar, khususnya komunitas belajar dalam sekolah.
  2. Komunitas belajar menjadi wadah untuk merealisasikan terjadinya kolaborasi antar pendidik, meminimalisir ketimpangan kompetensi antar pendidik.
  3. Komunitas belajar berdampak pada pada peningkatan kualitas pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.

Peran Komunitas Belajar

  1. Memfasilitasi belajar bersama tentang Kurikulum Merdeka
  2. Memfasilitasi diskusi untuk memecahkan masalah seputar Kurikulum Merdeka
  3. Memfasilitasi proses berbagi praktik baik dengan rekan sejawat tentang implementasi Kurikulum Merdeka
  4. Memfasilitasi refleksi pembelajaran rekan sejawat

Tujuan Utama Membangun Komunitas Belajar:

  1. Mengedukasi: Anggota komunitas dengan mengumpulkan dan berbagi informasi terkait pertanyaan dan masalah terkait praktik
  2. Memfasilitasi: Interaksi dan kolaborasi antara anggota komunitas untuk mulai belajar dan belajar secara berkelanjutan
  3. Mendorong: Anggota meningkatkan kompetensi diri anggota melalui saling berbagi dan diskusi
  4. Mengintegrasikan Pembelajaran: Didapatkan melalui komunitas dalam pekerjaan sehari-hari.
Tiga Ide Besar Pengelolaan Komunitas Belajar

Ada Tiga (3) Ide Besar Dalam Kemunitas Belajar (Kombel) yaitu:

  1. Fokus pada pembelajaran.
  2. membudayakan kolaborasi dan tanggung jawab kolektif.
  3. berorientasi pada hasil (pembelajaran murid).

 Fokus pada pembelajaran:

  1. Pendidik dalam komunitas belajar dalam sekolah memiliki kewajiban untuk menunjukkan kinerja terbaiknya dalam mendampingi peserta didik agar dapat menguasai dan memperoleh hasil terbaik dari hal yang dipelajari.
  2. Pendidik dituntut untuk terus belajar sebagai upaya pencapaian tertinggi bagi kemampuan peserta didik

Empat pertanyaan kunci bagi pendidik dalam memberikan pembelajaran yang berkualitas:

  1. Apa yang harus dipelajari peserta didik? Apakah tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta didik?
  2. Bagaimana mengetahui bahwa peserta didik telah belajar? Bagaimana cara memantau pembelajaran peserta didik?
  3. Apa yang harus dilakukan pendidik jika beberapa peserta didik tidak belajar? Dukungan seperti apa yang diberikan kepada mereka?
  4. Apa yang harus dilakukan pendidik jika beberapa peserta didik telah belajar? Pengayaan seperti apa yang akan diberikan kepada mereka?

Membudayakan Kolaborasi dan Tanggung Jawab Kolektif

  1. Kegiatan pembelajaran di satuan pendidikan akan lebih optimal jika PTK dapat berkolaborasi dengan PTK lainnya.
  2. Kolaborasi diciptakan untuk menghadirkan suasana belajar bersama, yang di dalamnya ada rasa saling tergantung satu sama lain, serta kesadaran bahwa proses pembelajaran dan keberhasilan peserta didik merupakan tanggung jawab bagi semua pendidik.
  3. Tanggungjawab pendidik tidak hanya pada peserta didik di dalam kelasnya saja.
  4. Satuan pendidikan perlu melakukan monitoring secara sistematis mengenai proses belajar peserta didiknya, sehingga dapat menggunakan hasil monitoring tersebut untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Hal ini akan mendukung terjadinya perbaikan yang berkelanjutan.
  5. Bukti peningkatan hasil belajar peserta didik menjadi strategi bagi komunitas belajar dalam mengevaluasi efektivitas kegiatan belajar mengajar, aturan satuan pendidikan, serta prosedur di satuan pendidikan.
  6. Setiap keputusan diambil berdasar pada hasil perbaikan yang ditunjukkan oleh peserta didik-peserta didiknya.

Peran Pengawas, Kepala Sekolah dan Pendidik dalam Komunitas Belajar

Peran Pengawas dalam Komunitas Belajar, yaitu:

  1. Mendampingi kepala sekolah dalam melakukan analisis kebutuhan belajar sebagai pemimpin pembelajaran.
  2. Menyusun, melakukan, dan mengembangkan analisis kebutuhan kepala sekolah dalam memfasilitasi kebutuhan belajar kepala sekolah dan berbagi praktik baik guru.
  3. Melakukan coaching kepada kepala sekolah untuk memotivasi terbentuk dan aktifnya Komunitas Belajar di satuan pendidikan.
  4. Turut berperan aktif dalam belajar dan berbagi praktik baik di Komunitas Belajar

Peran Kepala Sekolah dalam Komunitas Belajar

  1. Kepala sekolah dapat mendampingi guru dalam penerapan pembelajaran terdiferensiasi dan sesuai kebutuhan peserta didik.
  2. Kepala sekolah dapat merefleksikan, mengevaluasi, dan menyusun perbaikan penerapan kurikulum Merdeka.
  3. Kepala sekolah mengembangkan komunitas belajar secara aktif dan reguler.
  4. Kepala sekolah mengelola sumber daya sekolah dengan menggunakan aplikasi secara efektif dan efisien.

Peranan Pendidik dalam Komunitas Belajar

  1. Pendidik mengembangkan lingkungan kelas yang memfasilitasi peserta didik belajar secara aman dan nyaman.
  2. Pendidik mengimplementasikan penerapan pembelajaran terdiferensiasi dan sesuai kebutuhan peserta didik.
  3. Pendidik aktif dan mengembangkan diri dalam komunitas belajar.
Mengelola Komunitas Belajar dalam Sekolah 

Gambaran Komunitas Belajar Secara Luring Dalam Sekolah:

  1. Membuat tim kecil
  2. Telaah data hasil belajar murid
  3. Melakukan sosialisasi dan penguatan tentang pentingnya komunitas belajar kepada seluruh warga sekolah, membuat komitmen bersama, dan menyepakati tata nilai
  4. Memasukkan jam efektif guru di sekolah
  5. Merealisasikan Belajar Bersama dan Berbagi Praktik dan Menciptakan lingkungan belajar yang ramah guru
  6. Siklus belajar dalam komunitas belajar menunjukkan bahwa kegiatan belajar di komunitas merupakan proses utuh dan berkelanjutan mulai dari refleksi awal sampai kembali lagi ke refleksi awal.

Komunitas Belajar di Luar Sekolah

Komunitas Belajar Antar Sekolah adalah Sekelompok GTK dari berbagai sekolah yang belajar dan berkolaborasi untuk meningkatkan hasil belajar murid. Wujud komunitas ini dapat berupa PKG (dan gugus di PAUD), MGMP, MGBK, KKG, MKKS, KKS, MKPS, komunitas belajar organik, dan lainnya.. Berikut adalah beberapa tahapan yang dapat membantu dalam mengelola komunitas belajar antar sekolah:
  1. Membentuk Tim Kecil: Langkah pertama adalah membentuk tim kecil yang terdiri dari manajemen sekolah dan guru.
  2. Tim ini harus memiliki tiga potensi: kemampuan untuk menggerakkan rekan sesama guru, komitmen tinggi, dan keterampilan dalam memfasilitasi kegiatan komunitas belajar.
  3. Telaah Data Hasil Belajar Murid: Kepala sekolah bersama dengan tim kecil melakukan telaah data hasil belajar peserta didik. Data ini mencakup hasil belajar, rapor pendidikan, dan hasil asesmen nasional berbasis komputer (ANBK). Tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi belajar peserta didik dan menentukan fokus serta prioritas belajar guru di satuan pendidikan.
  4. Sosialisasi Pentingnya Komunitas Belajar: Kepala sekolah melakukan sosialisasi dan penguatan tentang pentingnya komunitas belajar kepada seluruh warga sekolah. Komitmen bersama dan tata nilai juga disepakati pada tahap ini.
  5. Memasukkan Jam Efektif Guru: Kepala sekolah mengeluarkan kebijakan agar kegiatan komunitas belajar menjadi bagian dari jam kerja guru di sekolah. Hal ini membantu mengintegrasikan belajar bersama ke dalam tugas seorang guru.
  6. Pengembangan Konten dan Kegiatan: Komunitas belajar perlu mengembangkan konten dan kegiatan yang relevan dengan kebutuhan peserta didik. Ini bisa berupa diskusi, lokakarya, atau kegiatan lain yang memperkaya pembelajaran di luar kelas.
Ingatlah bahwa komunitas belajar di luar sekolah bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan berdampak pada hasil belajar peserta didik. Semoga informasi ini membantu

Gambaran Komunitas Belajar Daring

Komunitas Belajar Daring adalah Komunitas yang terdata secara virtual yang ada di menu Komunitas di Platform Merdeka Mengajar (PMM), dapat mewadahi komunitas belajar antarsekolah untuk saling berjejaring dan berbagi informasi tanpa batasan jarak di Platform Merdeka Mengajar.

Pelaksanaan Pembelajaran pada Komunitas Belajar

  1. Tim bekerja secara kolaboratif dan mengambil peran dan tanggung jawab bersama.
  2. Menerapkan kurikulum pada setiap tahapannya.
  3. Memantau pembelajaran siswa dengan proses penilaian berkelanjutan.
  4. Menggunakan hasil penilaian umum untuk melatih anggota komunitas, membangun kapasitas tim komunitas, memperluas pembelajaran dengan memfokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa.
  5. Memberikan intervensi dan pengayaan yang sistematis.

 

Setelah rangkaian presentasi dan diskusi, lokakarya ditutup  peserta diajak menyelesaikan membuat rencana pembentukan Komunitas Belajar di sekolah masing-masing berdasarkan panduan yang telah diberikan yaitu, visi, misi, nilai dan  tujuan komunitas belajar.

Diharapkan dengan adanya lokakarya ini, para peserta dapat memahami pentingnya pembentukan Komunitas Belajar di sekolah penggerak dan dapat mengimplementasikannya di lingkungan sekolah masing-masing. Komunitas Belajar diharapkan dapat menjadi wadah kolaboratif untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah penggerak.

Demian semoga bermanfaat!


Dokumen Publikasi:

Youtobe

Tiktok Loka Kombel 1 PSP

Instagram


Sumber: Panduan Optimalisasi Komunitas belajar 

Dowload

Panduan Komunitas Belajar



Senin, 17 Juli 2023

Materi MPLS: 3 Kata Ajaib

 


Penguatan karakter siswa melalui pengamalan tiga kata ajaib yang dasyat, yaitu "Maaf", "Tolong", dan "Terimakasih" di lingkungan sekolah memiliki potensi yang sangat positif. Mengajarkan siswa untuk memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai ini dapat membantu mereka menjadi individu yang lebih empatik, bertanggung jawab, dan berempati terhadap orang lain. Berikut adalah beberapa cara di mana pengamalan kata-kata ini dapat menguatkan karakter siswa di lingkungan sekolah:


Maaf:

Mengajarkan siswa untuk meminta maaf ketika mereka melakukan kesalahan, baik itu terhadap teman sekelas, guru, atau staf sekolah lainnya. Ini melibatkan mengakui kesalahan, merasakan penyesalan, dan berkomitmen untuk tidak mengulangi kesalahan tersebut.

Mendorong siswa untuk memberikan maaf kepada mereka yang telah melakukan kesalahan. Ini melibatkan pengembangan sikap empati dan pengertian terhadap kekurangan orang lain.


Tolong:

Mendorong siswa untuk membantu teman sekelas yang membutuhkan bantuan, baik dalam hal akademik maupun non-akademik. Ini melibatkan berbagi pengetahuan, keterampilan, atau sumber daya yang dimiliki dengan orang lain.

Mengajarkan siswa untuk meminta bantuan ketika mereka menghadapi kesulitan. Ini melibatkan pembangunan sikap rendah hati dan pemahaman bahwa ada kekuatan dalam saling membantu.

Terimakasih:

Mendorong siswa untuk mengucapkan terima kasih kepada mereka yang memberikan bantuan, baik teman sekelas, guru, atau staf sekolah. Ini melibatkan menghargai kontribusi orang lain dan mengungkapkan rasa terima kasih secara tulus.

Mengajarkan siswa untuk menghargai apa yang mereka miliki dan untuk tidak menganggap hal-hal kecil sebagai hal yang biasa. Ini melibatkan sikap rendah hati dan penghargaan terhadap segala bentuk kebaikan.

Dengan menguatkan pengamalan tiga kata ajaib ini, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang lebih positif dan mendukung pertumbuhan karakter siswa. Penting untuk mengintegrasikan nilai-nilai ini dalam kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler, dan interaksi sehari-hari di sekolah. Selain itu, peran guru dan staf sekolah dalam menjadi contoh teladan sangatlah penting, karena siswa akan belajar dari perilaku yang mereka amati.

Rabu, 12 Juli 2023

Refksi Hari Ke-2 Pengimbasan IKM

 





Pengimbasan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) pada hari kedua terlihat sangat menggembirakan dengan antusiasme yang ditunjukkan oleh para peserta. Mereka tampak begitu bersemangat mengikuti materi yang berkaitan dengan pemahaman Capaian Pembelajaran (CP), penyusunan Tujuan Pembelajaran (TP), penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) dan Platform Merdeka mengajar (PMM).

Pemateri  Pembelajaran (CP), penyusunan Tujuan Pembelajaran (TP), dan penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) Lia Pratiwi, S. Pd. anggota Komite Pembelajaran (KP) SDN Mirat II juga Guru Penggerak Angkatan 2 menyajikan materi dengan lugas dan jelas selain menguunakan power point, pemateri juga menggunakan media game quizizz dan padlet.

Partisipasi peserta dalam mempelajari konsep-konsep ini mencerminkan ketertarikan dan keseriusan mereka dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Mereka terlihat penuh semangat untuk memahami konsep-konsep tersebut dan menerapkannya dalam konteks pengajaran mereka.

Namun, ada sebagian peserta yang mengalami kebingungan karena belum memiliki akun di platform belajar.id. Meskipun demikian, hal ini tidak mengurangi semangat dan antusiasme mereka dalam mengikuti materi. Peserta tetap berusaha aktif berpartisipasi dan belajar melalui saluran komunikasi yang tersedia. Pemateri Endung, S. Pd. melakukan reset akun belajar.id peserta yang tidak bisa login dan berharap bagi peserta yang belum tahu akun belajar.id untuk meminta ke operator sekolahnya untuk diaktivasi.

Secara keseluruhan, kegiatan pengimbasan IKM pada hari kedua hari rabu tanggal 12 Juli 2023 bertempat di SDN Mirat II terasa seru dan menggugah semangat. Peserta menunjukkan minat yang tinggi dalam mempelajari strategi-strategi baru untuk meningkatkan pembelajaran. Keinginan mereka untuk memahami dan menerapkan konsep-konsep tersebut menunjukkan komitmen mereka terhadap pengembangan profesionalisme dalam mengajar.

Diharapkan bahwa semangat dan antusiasme yang ditunjukkan oleh peserta dalam pengimbasan IKM ini akan terus membara hingga akhir program, dan mereka akan dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru yang mereka peroleh dalam praktik pengajaran sehari-hari.


Dokumentasi


 








Laporan Pengimbasan IKM Hari Pertama di SDN Mirat II





Pada hari Selasa, tanggal 11 Juli 2023, SDN Mirat II melaksanakan pengimbasan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) ke Sekolah Imbas di KKG Ki Hajar Dewantara Kecamatan Leuwimunding. Kegiatan ini dilakukan untuk berbagi praktik baik pelaksanaan Kurikulum Merdeka antara sekolah yang telah terlebih dahulu menerapkan dan sekolah yang masih perlu mendapatkan pemahaman lebih lanjut mengenai kurikulum ini. 

Kegiatan pengimbasan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) Hari pertama Selasa tanggal 11 Juli 2023 dimulai pukul 07.00-12.00. Berikut adalah rincian kegiatan yang dilakukan:

A. Pembukaan
  1. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya dipimpin Ibu yati Jumiati, S. Pd.
  2. Berdo'a bersama dipimpin Bapak Endrik, S. Pd.
  3. Laporan dari Kepala Sekolah SDN Mirat II; Menguacapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat untuk mensukseskan kegiatan pengimbasan SDN Mirat II sebagai Sekolah Penggerak Angkatan II untuk berbagi praktik baik. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan kepada sekolah imbas yang terdiri dari: SDN Mirat I, SDN Mirat III, SDN Leuwimunding III, SDN Leuwimunding IV, SDN Parungjaya I, SDN Parungjaya II, dan SDN Ciparay II dengan peserta: kepala Sekolah, Guru Kelas I, Guru kelas IV, Guru penjaskes dan Guru PAI. Materi pengimbasan berkaitan dengan Kurikulum Merdeka sesuai dengan kebutuhan sekolah  tahun ini akan melaksanskan Implementasi Kurikulum Merdeka Mandiri Berubah. Kepala Sekolah berharap kegiatan ini akan menjadi pemantik bagi sekolah imbas untuk lebih mendalami lagi Kurikulum Merdekan.
  4. Sambutan Yth. Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Leuwimunding Bapak Dede Ruhiana, S. Pd. Beliau mengucapkan terimakasih kepada SDN Mirat II yang melaksanakan kegiatan pengimbasan IKM, dan berharap kegiatan ini diikuti dengan baik sebagai bekal dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran baru 2023/2024 yang secara serentak di Kecamatan Leuwimunding. Beliau juga memotivasi agar guru-guru tetap semangat untuk meningkatkan kompetensi terutama di era digital ini.
  5. Arahan dari Yth. Pengawas Pembina Ibu Uum Jumiati, S. Pd., M.A.P Beliau berharap menjadi guru untuk senatiasa belajar, manfaatkan waktu dan kesempatan untuk belajar hal-hal baru karena dunia pendidikan terus berkembang sesuai zamannnya. Begitu juga dengan pergantian Kurikulum ini dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Pengawas Pembina juga membuka secara resmi kegiatan. Pengawas pembina juga  berharap agar kegiatan ini dapat diikuti dengan baik dan memberikan manfaat yang maksimal kepada peserta sekolah imbas. Pengawas pembina berharap agar peserta dapat aktif bertanya, berbagi pengalaman, dan menjalin kerjasama untuk meningkatkan pelaksanaan Kurikulum Merdeka di masing-masing sekolah. Selain itu, pengawas pembina juga berharap agar peserta dapat mengimplementasikan praktik baik yang diperoleh dari pengimbasan ini dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah masing-masing.
  6. Pembukaan ditutup dengan bersama-sama mengucapkan hamdallah dipimpin MC Ibu Lia Pratiwi, S. Pd. sekaligus Beliau sebagai Komite Pembelajaran di SDN Mirat II dan dilaksanakan pula foto bersama.

Sebelumnya Peserta Pengimbasan dibuatkan grup whatsapp sebagai media Komunikasi, belajar dan berbagi bersama  dengan nama IKM KKG Kihajar Dewantara. Peserta juga  diberikan kuisioner untuk mengetahui kesiapan Implementasi Kurikulum Merdeka di sekolahnya.


B. Kegiatan Pengimbasan 
Kegiatan Pengimbasan dengan materi Paradigma Pembelajarabn Baru oleh Endung, S. Pd. diawali dengan Pretest Kurikulm Merdeka dengan game Quizizz, semua peserta mengikuti pre test tersebut dengan mempergunakan perangkat android masing-masing dengan ceria, ada juga yang teriak ketika jawaban yang diberikan salah. Dari hasil Pretes tertinggi di raih Ibu Icha dari SDN Leuwimunding IV, kedua Ibu yati Jumiati dari SDN Mirat II, dan ketiga Ibu Ida F dari SDN Parungjaya I. 

Pada materi pembelajaran Paradigma Pembelajaran Baru, pemateri menyampaikan tujuan diklat yaitu: Menjelaskan perubahan/penyesuaian kurikulum untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam konteks satuan pendidikan, Menjelaskan alasan penting kurikulum perlu diadaptasi di satuan pendidikan masing-masing, dan Memahami struktur kurikulum merdeka dan rencana mempelajarinya lebih detil. pendekatan pembelajaran andragogi, curah pendapat, tanya jawab dan diskusi.

Materi selanjutnya yaitu Penyusuanan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KSOP) peserta diberikan penjelasan tentang Struktur Kurikulum Merdeka yang terdiri dari: Intra Kurikuler, Kokurikuler damalam Projek Penguatan Profil pelajar Pancasila (P5) dan Ekstrakurikuler. Peerta juga dibimbing untuk menyususn Visi, Misi, dan Tujuan sekolah serta melakukan analisis karakteristik sekolah. Dibahas juga tentang draft KSOP sesuai juknis dari Dinas Pendidikan Kabvuapten Majalengka. 


C. Penutup
Dengan selesainya kegiatan pengimbasan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) hari pertama di SDN Mirat II ke Sekolah Imbas di KKG Kihajar Dewantara Kecamatan Leuwimunding, diharapkan peserta dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai pelaksanaan Kurikulum Merdeka serta dapat menjalankannya dengan efektif di lingkungan sekolah masing-masing. Semoga kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia menuju pendidikan yang merata dan berkualitas. Terima kasih atas partisipasi dan kerjasama yang telah diberikan.


Dokumentasi






















Selasa, 13 Juni 2023

Kegiatan Refleksi Akhir Tahun Sekolah Penggerak Angkatan 2 Kabupaten Majalengka

 


Kegiatan Refleksi Akhir Tahun Sekolah Penggerak Angkatan 2 Kabupaten Majalengka Kelas C telah sukses diselenggarakan pada hari Selasa tanggal 13 Juni 2023 di SMPN 4 Majalengka. Penyelenggara Kegiatan adalah BBGP Jawa Barat dengan panitia lokal Dinas pendidikan Kabupaten Majalengka. Kegiatan ini dihadiri oleh Fasilitator Ibu Erna Labudasari, M. Pd. yang tugas kesehariannya sebagai Dosen Universitas Muhamadiyah Cirebon (UMC) Prodi PGSD, para guru sebagai Komite Pembelajar, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah Penggerak Angkatan 2. Pada kesempatan ini, kami merenungkan apa yang sudah dilakukan sekolah terkait dengan pelaksanaan Kurikulum Merdeka, mencermati praktik baik yang dilakukan oleh berbagai pihak, mengidentifikasi potensi yang dimiliki sekolah sebagai faktor pendukung keberhasilan, melihat perubahan positif yang terjadi, menghadapi tantangan yang dihadapi, dan menganalisis faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam implementasi Kurikulum Merdeka.


I. Pelaksanaan Kurikulum Merdeka

Pada tahun ini, sekolah telah melakukan berbagai upaya dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain:

  1. Mengembangkan dan menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan siswa secara mandiri.
  2. Menyusun rencana pembelajaran yang fleksibel dan responsif terhadap perkembangan siswa.
  3. Memperkuat program pembelajaran berbasis proyek dan pengalaman nyata.
  4. Meningkatkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.

II. Praktik Baik yang Dilakukan

Selama pelaksanaan Kurikulum Merdeka, terdapat beberapa praktik baik yang dilakukan oleh berbagai pihak, antara lain:

Guru:

  1. Menerapkan pendekatan pembelajaran deferesiansi yang aktif yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
  2. Menggunakan berbagai metode pembelajaran yang menarik dan interaktif.
  3. Melakukan penilaian autentik yang mencakup beragam aspek kemampuan siswa.

Kepala Sekolah:

  1. Memberikan dukungan dan fasilitas yang memadai untuk pelaksanaan Kurikulum Merdeka.
  2. Mendorong kolaborasi dan koordinasi antar guru dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran.

Pengawas:

  1. Melakukan pembinaan dan monitoring secara berkala terhadap pelaksanaan Kurikulum Merdeka.
  2. Memberikan umpan balik konstruktif kepada guru dan kepala sekolah.

Orang Tua:

  1. Mendukung dan terlibat aktif dalam pembelajaran anak di rumah.
  2. Berkomunikasi secara terbuka dengan guru dan sekolah untuk mendukung perkembangan anak.

III. Potensi yang Dimiliki Sekolah sebagai Faktor Pendukung Keberhasilan

Sekolah memiliki beberapa potensi yang menjadi faktor pendukung keberhasilan dalam implementasi Kurikulum Merdeka, yaitu:

  1. Keterlibatan guru yang kompeten dan berdedikasi.
  2. Sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung pembelajaran.
  3. Dukungan orang tua dan masyarakat dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.
  4. Keterampilan siswa yang beragam yang dapat dikembangkan melalui Kurikulum Merdeka.

IV. Perubahan Positif yang Terjadi

Pelaksanaan Kurikulum Merdeka telah memberikan dampak positif dalam beberapa aspek, seperti:

  1. Meningkatnya minat dan motivasi belajar siswa.
  2. Peningkatan keterampilan berpikir kritis dan kreativitas siswa.
  3. Pengembangan kepribadian dan soft skill siswa.
  4. Kolaborasi yang lebih baik antara guru, siswa, dan orang tua.
  5. Pemahaman yang lebih baik tentang potensi dan minat siswa.

V. Tantangan yang Dihadapi

Dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, sekolah juga menghadapi beberapa tantangan, antara lain:

  1. Kesiapan sumber daya manusia dalam memahami dan menerapkan Kurikulum Merdeka.
  2. Keterbatasan anggaran untuk pengembangan kurikulum dan pembelajaran.
  3. Penyesuaian dan pemahaman yang beragam dari berbagai pihak terkait dengan Kurikulum Merdeka.

VI. Faktor yang Menjadi Penghambat dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

Beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam implementasi Kurikulum Merdeka meliputi:

  1. Kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang Kurikulum Merdeka.
  2. Keterbatasan infrastruktur dan sarana pembelajaran yang memadai.
  3. Kendala dalam pelaksanaan penilaian autentik yang memerlukan pendekatan dan instrumen penilaian yang baru.

Kegiatan Refleksi Akhir Tahun Sekolah Penggerak Angkatan 2 Kabupaten Majalengka, Kelas C memberikan wawasan yang berharga terkait dengan pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Dalam pelaksanaannya, sekolah telah melakukan berbagai upaya, menerapkan praktik baik, mengoptimalkan potensi yang dimiliki, dan melihat perubahan positif yang terjadi. Meskipun menghadapi tantangan dan penghambatan, sekolah tetap berkomitmen untuk terus mengembangkan Kurikulum Merdeka demi peningkatan kualitas pendidikan yang lebih baik.



































Visitasi Akreditasi hari Kedua (Terakhir)

  Hari/Tanggal:  Sabtu, 14 September 2024 Kegiatan: Observasi Pembelajaran di Kelas 5 dan Kelas 3 A. Pendahuluan Laporan ini disusun sebaga...