Mengenai Saya

Foto saya
Semua orang bisa menjadi Guru dan semua orang bisa menjadi Murid.
Tampilkan postingan dengan label Kepala Sekolah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kepala Sekolah. Tampilkan semua postingan

Rabu, 02 Oktober 2024

Visitasi Akreditasi hari Kedua (Terakhir)

 


Hari/Tanggal: Sabtu, 14 September 2024

Kegiatan: Observasi Pembelajaran di Kelas 5 dan Kelas 3


A. Pendahuluan

Laporan ini disusun sebagai dokumentasi kegiatan visitasi akreditasi yang dilaksanakan oleh BAN PDM Provinsi Jawa Barat di SDN Mirat II pada hari kedua. Fokus utama observasi adalah pada proses pembelajaran yang berlangsung di kelas 5 dan kelas 3. Tujuan dari observasi ini adalah untuk menilai sejauh mana pelaksanaan pembelajaran di sekolah telah memenuhi standar yang ditetapkan.

B. Pelaksanaan Observasi

1. Persiapan

  • Tim observer dari BAN PDM Provinsi Jawa Barat telah melakukan koordinasi dengan pihak sekolah terkait jadwal dan ruang kelas yang akan diobservasi.
  • Observer telah mempersiapkan instrumen observasi yang akan digunakan untuk mengumpulkan data.
  • Kepala sekoloh sudah mempersiapkan guru untuk diobservasi.

2. Pelaksanaan Observasi

Kelas 5: 
Observer: Dr. Hj. Widayanti S. Pd. M. Pmat
Guru Kelas: Linda Yuliandini, S.Pd. 
Mata pelajaran: IPAS. 
Kegiatan pembelajaran yang diamati meliputi:  Kegiatan Awal, Kegiatan Inti, dan Kegiatan Penutup Pembelajaran 









Kelas 3:
Observer: Siti Asiyah, S.Pd., M.M
Guru Kelas:Tuti Ferawati, S.Pd. 
Mata pelajaran: Bahasa Inggris
Kegiatan pembelajaran yang diamati meliputi:  Kegiatan Awal, Kegiatan Inti, dan Kegiatan Penutup Pembelajaran 










C. Hasil Observasi

1. Aspek Positif

  • Kelas 5:
    • Guru telah mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan.
    • Penggunaan media pembelajaran yang variatif membantu siswa memahami konsep dengan lebih baik.
    • Adanya interaksi yang baik antara guru dan siswa selama proses pembelajaran.
  • Kelas 3:
    • Guru telah menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.
    • Penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh siswa.
    • Adanya kegiatan yang melibatkan seluruh siswa secara aktif.

2. Aspek yang Perlu Perbaikan

  • Kelas 5:
    • Lebih memperhatikan perilaku siswa agar lebih fokus belajar.
  • Kelas 3:
    • Pengelompokkan siswa terlalu besar, sebaiknya 1 kelompok terdiri dari 5 siswa agar aktivitas pembelajaran lebh efektif.
    • Penguatan Kesepakatan kelas agar dilakukan.

D. Kesimpulan

Secara umum, proses pembelajaran di kelas 5 dan kelas 3 SDN Mirat II telah menunjukkan perkembangan yang positif. Guru telah berupaya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang inovatif. Namun, masih terdapat beberapa aspek yang perlu ditingkatkan untuk mencapai kualitas pembelajaran yang lebih optimal.

E. Rekomendasi

Rekomendasi berdasarkan hasil observasi yaitu cara membuat kelompok belajar yang efektif di kelas. Membentuk kelompok belajar tidak hanya menyenangkan, tetapi juga bisa meningkatkan pemahaman materi dan mempererat hubungan antar teman.

Apresiasi dari Guru 

Tanggapan Guru yg diobervasi


F. Penutupan Visitasi Akreditasi

Kepala Sekolah mengucapkan terimakasihatas kehadiran Asesor yang merupakan suatu kehormatan . Hasil asesmen yang akan berikan akan menjadi evaluasi berharga bagi  untuk terus meningkatkan mutu pendidikan. berkomitmen untuk menjadikan sekolah sebagai tempat yang kondusif bagi tumbuh kembang siswa.

Ketua PGRI Cabang Kecamatan Leuwimunding Bapak Jamat Agus Suganda, S.Pd., M.MPd.  neyampaian: "Proses akreditasi ini tidak hanya menjadi momen penilaian, tetapi juga menjadi ajang untuk saling belajar dan berbagi pengalaman. Berharap melalui proses ini, dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sekolah, sehingga dapat menyusun program perbaikan yang lebih terarah.

Asesor yang diwakili oleh Ibu Dr. Hj. Widayanti S. Pd. M. Pmat menyampaikan beberapa catatan dari:

  1. Pembelajaran
  • Guru menyampaiakan pembelajaran sudah berpusat pada murid.
  • Sudah muncul karakter positif di murid.
  • Refleksi sudah dilakuakan
  • Pembiasaan sudah dilaksanakan dengan baik.
  • Keterampilan abad 21 sudah dilaksanakan.
  • Kolaborasi sudah dilaksanakan,
2. Kompetensi Kepala Sekolah
  • Supervisi sudah dilaksanakan dengan baik.
  • Kepsek memimpin pembelajaran yang kolaboratif.
  • Anggaran sudah transparan.
  • Sapras ada perbaikan secara mandiri.
  • Kebersihan sudah baik.
3. Iklim Sekolah
  • Kebhinekaaan sudah dilaksanakn.
  • Keamanan secara fisik dan Fsisikis sudah dilakukan kepada warga sekolah dengan pemberdayaan TPPPK.
  • Mitigasi bencana sudah dilakukan.
  • Kegiatan Senam pagi setiap hari Kamis dan kegiatan lainnya sudah dilakukan agar warga sekolah sehat.
4. Umum
  • Semua komponen akreditasi sudah terpenuhi.
  • Leadership kewirausahaan sudah dilakukan.
G. Penutup

Laporan ini disusun sebagai bahan evaluasi dan perbaikan bagi SDN Mirat II dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Diharapkan hasil observasi ini dapat menjadi masukan yang berharga untuk pengembangan pembelajaran yang lebih efektif.
Demikian laparan hari terakhir visitasi akrediasi di SDN Mirat II, semoga bermanfaat.





Selasa, 01 Oktober 2024

Upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di SDN Mirat II



Jam di rumah menunjukan pukul 06.30 WIB, sayapun bergegas mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah. Bercermin dulu ah he he siapa tahu tambah ganteng dengan pakaian Pakaian Sipil Lengkap (PSL) berdasi dan berjas. Hmmm wajahku lumayan masih ganteng Ariel Noal sih lewat he he... Odong-odong di keluarkan dari garasi dengan jalan perlahan tampak beberapa tetangga masih asik dengan kesibukannya berbelanja kebutuhannya terutama sarapan pagi. Tebar pesonapun dilakukan menyapa beberapa orang yang berpapasan karena kaca mobil dibiarkan terbuka, malu rasanya kalau tak menyapa mereka he he.

Tiba di sekolah, masih pagi yang cerah menyambut datangnya tanggal 1 Oktober 2024. Udara sejuk membelai wajah para siswa-siswi SDN Mirat II yang sudah bersiap diri untuk mengikuti upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Lapangan sekolah yang biasanya ramai waktu pagi bermain sepak bola, kini terlihat lebih khidmat dengan barisan siswa-siswi yang rapi.

Bendera Merah Putih berkibar dengan gagahnya di tiang bendera. Semua mata tertuju pada sang saka merah putih. Para guru yang bertugas sebagai petugas upacara terlihat begitu semangat. Pak Heri, guru kelas 3, menjadi Komandan upacara dengan suara lantang dan jelas. Anak-anak menyimak dengan seksama setiap aba-aba yang diberikan.

Saya sebagai kepala sekolah memandu mengheningkan cipta, Setelah pembacaan teks Pancasila, Pembukaan UUD 1945, Ikrar, dan do'a upacaranya selesai. Di sesi penutup saya memberikan penjelasan kepada peserta kenapa 1 Oktober 2024 diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila? Ingin tahu ya? Ini sedikit penjelasannya.

Hari Kesaktian Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Oktober untuk mengenang peristiwa bersejarah yang sangat penting bagi bangsa Indonesia, yaitu Gerakan 30 September (G30S) atau G30S/PKI. Peristiwa ini merupakan upaya kudeta yang dilakukan oleh sekelompok orang yang ingin mengubah ideologi negara Pancasila. Mengapa 1 Oktober?

Puncak Peristiwa  G30S terjadi pada tanggal 30 September hingga 1 Oktober 1965. Pada tanggal 1 Oktober, para pelaku kudeta berhasil dilumpuhkan dan situasi mulai terkendali.

Setelah peristiwa ini, Pancasila kembali ditegaskan sebagai dasar negara yang tidak boleh diganggu gugat. Hal ini menunjukkan bahwa Pancasila memiliki kekuatan yang mampu bertahan dari segala ancaman.

Makna Hari Kesaktian Pancasila

  1. Peringatan ini bertujuan agar kita tidak melupakan sejarah kelam bangsa dan menghargai perjuangan para pahlawan yang telah mempertahankan Pancasila.
  2. Kita diajak untuk kembali menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Peristiwa G30S mengajarkan kita pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Singkatnya, Hari Kesaktian Pancasila adalah momen untuk kita semua merefleksikan kembali makna Pancasila sebagai ideologi negara dan untuk menjaga persatuan serta kesatuan bangsa.

Suasana menjadi semakin meriah ketika sesi foto bersama dengan fotografer handal Pak Eeng. Saya, guru dan peserta didik menikmati sekali momen tersebut, semoga peserta didik generasi zaman now memahami makna dari kegiatan tersebut.

Acara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di SDN Mirat II tahun ini benar-benar menjadi hari yang tak terlupakan. Selain memperingati peristiwa bersejarah, acara ini juga berhasil menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan cinta tanah air pada diri siswa-siswi. Semoga semangat kebangsaan ini terus tumbuh dan berkembang di hati generasi muda Indonesia. Semoga bermanfaat!

Foto Kegiatan























Senin, 30 September 2024

Laporan Kegiatan Kunjungan Lapangan Fasil PSP Termin 1

 



I. Pendahuluan

Kegiatan kunjungan lapangan fasilitator Sekolah Penggerak ini termin 1 bertujuan untuk memberikan pendampingan dalam implementasi pembelajaran berdiferensiasi di sekolah. Fokus utama kunjungan adalah pada Modul dan Asesmen Pembelajaran berdiferensiasi yang menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran berdiferensiasi, sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik.

II. Kegiatan Kunjungan Lapangan

    1. Pembukaan
    2. Pemaparan tujuan kunjungan lapangan
    3. Pemaparan topik terpilih
    4. Pemaparan contoh Modul ajar/asesmen
    5. Pemaparan  Modul ajar/asesmen yang dimiliki guru
    6. Pembuatan RTL (akan ditagih pada kunjungan lapangan termin 2 bulan Debruari 2025)
    7. Penutupan

III. Tujuan Kegiatan

Tujuannnya untuk melakukan pemetaan, refleksi, penguatan, dan penyusunan tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk meningkatkan peningkatan kompetensi guru dan kepala sekolah

IV. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan pada:
Tanggal: 28 September 2024 
Tempat: SDN Mirat II
Pukul: 10.00 s.d 13.45 WIB

V. Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan terdiri dari: Pengawas Pembina, Kepala sekolah, Guru kelas, dan guru mata pelajaran.

VI. TopikPenguatan

Modul dan Asesmen Pembelajaran berdiferensiasi

VII. Rangkaian Kegiatan

  1. Pembukaan dan Pengarahan; Kegiatan diawali dengan sambutan dari kepala sekolah dan Pengawas Pembina. Pada sesi ini, dijelaskan pentingnya pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana penyusunan modul/RPP dapat memfasilitasi kebutuhan peserta didik yang beragam untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang berdampak pada peningkatan prestasi peserta didik.
  2. Penjelasan Teori Modul dan Asesmen Pembelajaran berdiferensiasi; Fasilitator melakukan tanya jawab dengan peserta tentang perangkat pembelajaran, Beberapa guru menjawab dengan antusias tentang perangkat Pembelajaran terdiri dari:

    • Modul Ajar
    • Bahan Ajar
    • Media Pembelajaran
    • LKPD
    • Kisi-kisi, Rubrik penilaian

Ibarat mau perang, guru harus memiliki alat perang yang lengkap sehingga semua perangkat pembelajaran di atas itu harus ada.

Fasilitator menjelaskan tentang Prinsip UBD (Understanding by Design)  yaitu rancangan pembelajaran akan berfokus pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, kemudian menentukan alat untuk mengukur ketercapaian pembelajaran, lalu menyusun langkah atau cara mengajarkannya. Itulah mengapa prinsip ini disebut juga sebagai perancangan mundur atau backward design.


Secara umum tujuan pembelajaran terdiri dari:

  • Kompetensi
  • Lingkup materi

Untuk menentukan tujuan pembelajaran fasilitator meminta kepada peserta untuk menelaah RPP/modul yang dibuatnya, apakah sudah sesuai dengan prinsip ABCD, yang merupakan singkatan dari:

    1. Audience (peserta)
    2. Behavior (perilaku)/kompetensi 
    3. Conditions (kondisi)/stimulus 
    4. Degree (tingkatan)/kriteria

Peserta mengidentifikasi tujuan pembelajaran di RPP/modul ajarnya. Untuk Kompetensi peserta diminta untuk menggunakan Kata Kerja Oprasional (KKO) Taksonomi Bloom merupakan alat yang sangat berguna dalam merancang pembelajaran yang efektif. Dengan menggunakan KKO yang sesuai, guru dapat memastikan bahwa siswa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dan mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan 6 level terdiri dari domain: kognitif, afektif dan psikomotor.

Selanjutnya peserta diminta seperti apa cara guru untuk menentukan asesmen yang diberikan kepada peserta didiknya? Kata kerja operasional yang tepat akan memudahkan guru dalam menyusun asesmen.

Macam-Macam Asesmen

Asesmen terdiri dari:

    • Asesmen Awal Pembelajaran: Asesmen diagnostik dilakukan sebelum guru menyusun kegiatan pembelajaran.
    • Asesmen Formatif: Asesmen formatif dapat dilakukan saat pembelajaran dan dijadikan sebagai dasar dalam melakukan refleksi terhadap keseluruhan proses belajar. 
    • Asesmen Sumatif: Asesmen sumatif menjadi bagian dari perhitungan penilaian di akhir bab, akhir semester, atau akhir tahun.

Peserta didik adalah individu yang unik. Setiap peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik ini mencakup pemahaman awal atau tingkat capaian pembelajaran. Artinya, tidak semua peserta didik memiliki kemampuan awal yang sama terhadap materi yang disampaikan guru. Kegiatan pembelajaran di dalam kelas harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. 

Aspek yang Dibedakan dalam Pembelajaran Berdiferensiasi

    • Konten: Materi pembelajaran dapat disesuaikan dengan tingkat kesulitan, kedalaman, atau kompleksitasnya sesuai dengan kemampuan siswa.
    • Proses: Cara penyampaian materi dapat bervariasi, misalnya melalui ceramah, diskusi, proyek, atau pembelajaran mandiri.
    • Produk: Tugas atau proyek yang diberikan kepada siswa dapat disesuaikan dengan minat dan gaya belajar mereka.

Siswa dapat dikelompokkan berdasarkan:

    • Kesiapan belajar
    • Gaya belajar
    • Minat, dll

Berikut contoh implementasi pembelajaran berdiferensiasi





Implementasi pembelajaran berdiferensiasi(KONTEN); tujuan pembelajaran tetap sama, misalnya “memahami konsep pecahan dan bangun ruang”. Namun, guru menyediakan beberapa aktivitas menjadi sentra sesuai dengan tingkat kesiapan siswa untuk memahami konsep pecahan dan bangun ruang.

Berikut contoh implementasi pembelajaran berdiferensiasi (KONTEN) berdasarkan kesiapan belajar: 
  • Kelompok 1  (MASIH PERLU BIMBINGAN) adalah siswa yang masih memerlukan penguatan materi dan diberikan oleh guru langsung. 
  • Kelompok 2 (MAHIR) adalah kelompok yang memahami konsep dasar dan dapat diberikan studi kasus dengan tingkat kompleksitas lebih tinggi. 
  • Kelompok 3 (SANGAT MAHIR) adalah kelompok dengan kompleksitas tertinggi karena melakukan praktik mandiri secara langsung dan melakukan analisa pecahan dan bangun ruang.

Berikut contoh implementasi pembelajaran berdiferensiasi (PROSES) berdasarkan kesiapan belajar:
  • Kelompok 1  (MASIH PERLU BIMBINGAN) adalah memberikan penjelasan yang lebih sederhana dan terstruktur. Siswa diberikan aktivitas yang lebih konkret dan visual untuk membantu mereka memahami konsep secara nyata, seperti menggunakan manipulatif atau materi bantu. Guru memberikan waktu tambahan dan dukungan individual kepada siswa yang membutuhkannya untuk memperkuat pemahaman mereka
  • Kelompok 2 (MAHIR) adalah memberikan penjelasan yang lebih rinci dan mendalam tentang konsep pecahan dan bangun ruang. Siswa diberikan kesempatan untuk berlatih melalui serangkaian latihan yang progresif, mulai dari yang lebih sederhana hingga lebih kompleks. 
  • Kelompok 3 (SANGAT MAHIR), Guru memberikan tugas yang lebih kompleks dan menantang yang melibatkan pemecahan masalah dengan menggunakan pecahan dan bangun ruang. Siswa diajak untuk menerapkan konsep yang dipelajari dalam konteks realistik, seperti dalam situasi kehidupan sehari-hari atau aplikasi praktis. 

Berikut contoh implementasi pembelajaran berdiferensiasi (PRODUK) berdasarkan kesiapan belajar:
  • Kelompok 1  (MASIH PERLU BIMBINGAN), Menyelesaikan latihan soal matematika yang difokuskan pada pemahaman dasar konsep pecahan dan bangun ruang.
  • Kelompok 2 (MAHIR), Menyelesaikan latihan soal matematika yang melibatkan pemecahan pecahan dan konsep bangun ruang yang lebih sederhana dan berulang. 
  • Kelompok 3 (SANGAT MAHIR), Menyelesaikan soal matematika yang melibatkan pemecahan pecahan yang lebih kompleks dan aplikasi konsep bangun ruang yang lebih sulit, serta membuat proyek atau presentasi.

VI. Hasil Kegiatan
  1. Guru lebih memahami Modul dan Asesmen Pembelajaran berdiferensiasi.
  2. Guru memiliki keterampilan untuk menyesuaikan strategi pembelajaran dengan kebutuhan peserta didik.

VII. Kesimpulan dan Rekomendasi

Kegiatan ini memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Diharapkan kegiatan serupa dapat terus dilakukan untuk mendukung guru dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi yang responsif terhadap keragaman siswa dengan penyusunan modul/RPP dan asesmen. Guru harus proaktif untuk meningkatkan kompetensinya.


Klik di bawah untuk lihat dokumentasi

 Dokummetasi kegiatan  

 

Sabtu, 28 September 2024

Pembelajaran Berdiferensiasi

 


Mahasiswa PPG Prajabatan Guru Kelas SD UPI Tahun 2021

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan pembelajaran yang mengakui bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan, minat, dan gaya belajar yang berbeda-beda. Dalam kelas yang beragam, tidak semua siswa akan belajar dengan cara yang sama atau pada kecepatan yang sama. Oleh karena itu, pembelajaran berdiferensiasi bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang fleksibel dan memungkinkan setiap siswa untuk mencapai potensi maksimalnya.

Mengapa Pembelajaran Berdiferensiasi Penting?

  • Mengenali Keunikan Setiap Siswa: Setiap siswa adalah individu yang unik. Dengan pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat lebih memahami dan menghargai perbedaan ini.
  • Meningkatkan Motivasi dan Partisipasi Siswa: Ketika siswa merasa bahwa pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan mereka, mereka akan lebih termotivasi untuk belajar dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
  • Meningkatkan Hasil Belajar: Pembelajaran yang disesuaikan dapat membantu siswa mencapai pemahaman yang lebih dalam dan menguasai materi dengan lebih baik.

Aspek yang Dibedakan dalam Pembelajaran Berdiferensiasi

  • Konten: Materi pembelajaran dapat disesuaikan dengan tingkat kesulitan, kedalaman, atau kompleksitasnya sesuai dengan kemampuan siswa.
  • Proses: Cara penyampaian materi dapat bervariasi, misalnya melalui ceramah, diskusi, proyek, atau pembelajaran mandiri.
  • Produk: Tugas atau proyek yang diberikan kepada siswa dapat disesuaikan dengan minat dan gaya belajar mereka.
  • Lingkungan Belajar: Guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung berbagai gaya belajar, misalnya dengan menyediakan berbagai sumber belajar atau mengatur ruang kelas yang fleksibel.

Contoh Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi

  • Membuat kelompok belajar yang heterogen: Siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda dapat saling membantu dan belajar satu sama lain.
  • Memberikan pilihan tugas: Siswa dapat memilih tugas yang sesuai dengan minat dan gaya belajar mereka.
  • Menggunakan berbagai media pembelajaran: Guru dapat menggunakan berbagai media seperti video, gambar, atau simulasi untuk menyampaikan materi.
  • Memberikan umpan balik yang individual: Guru dapat memberikan umpan balik yang spesifik dan konstruktif kepada setiap siswa.

Manfaat Pembelajaran Berdiferensiasi

  • Meningkatkan efektivitas pembelajaran: Setiap siswa dapat belajar dengan cara yang paling efektif bagi mereka.
  • Membuat pembelajaran lebih menyenangkan: Siswa merasa lebih terlibat dan tertantang dalam pembelajaran.
  • Mempersiapkan siswa untuk dunia nyata: Di dunia yang semakin kompleks, kemampuan untuk belajar secara mandiri dan beradaptasi dengan berbagai situasi sangat penting.

Tantangan dalam Menerapkan Pembelajaran Berdiferensiasi

  • Membutuhkan persiapan yang matang: Guru perlu merencanakan pembelajaran dengan cermat dan fleksibel.
  • Membutuhkan sumber daya yang cukup: Guru perlu memiliki akses ke berbagai sumber belajar dan teknologi.
  • Membutuhkan kolaborasi dengan sesama guru: Guru perlu bekerja sama dengan rekan sejawat untuk berbagi ide dan sumber daya.

Miskonsepsi Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pendekatan yang sangat baik untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa yang beragam. Namun, seringkali terdapat beberapa kesalahpahaman atau miskonsepsi yang menghambat penerapannya secara efektif. Berikut beberapa miskonsepsi yang umum ditemui:

  1. Pembelajaran Berdiferensiasi Berarti Memberikan Tugas yang Berbeda untuk Setiap Siswa:

    • Miskonsepsi: Banyak guru berpikir bahwa mereka harus membuat rencana pembelajaran yang sepenuhnya berbeda untuk setiap siswa.
    • Faktanya: Pembelajaran berdiferensiasi tidak selalu berarti memberikan tugas yang unik untuk setiap individu. Guru dapat mengelompokkan siswa berdasarkan kesamaan kebutuhan atau minat mereka, kemudian memberikan tugas yang bervariasi dalam kelompok tersebut.
  2. Pembelajaran Berdiferensiasi Hanya untuk Siswa Berkebutuhan Khusus:

    • Miskonsepsi: Pembelajaran berdiferensiasi sering dikaitkan dengan siswa yang memiliki kesulitan belajar.
    • Faktanya: Pembelajaran berdiferensiasi bermanfaat untuk semua siswa, termasuk mereka yang memiliki potensi tinggi. Tujuannya adalah untuk memberikan tantangan yang sesuai bagi setiap siswa agar mereka terus berkembang.
  3. Pembelajaran Berdiferensiasi Akan Menyebabkan Kekacauan di Kelas:

    • Miskonsepsi: Beberapa guru khawatir bahwa memberikan terlalu banyak pilihan atau fleksibilitas akan membuat kelas menjadi tidak terkendali.
    • Faktanya: Dengan perencanaan yang baik dan struktur kelas yang jelas, pembelajaran berdiferensiasi dapat berjalan dengan lancar. Guru perlu memberikan panduan yang jelas kepada siswa mengenai apa yang diharapkan dari mereka.
  4. Pembelajaran Berdiferensiasi Berarti Tidak Ada Standar yang Sama untuk Semua Siswa:

    • Miskonsepsi: Beberapa orang khawatir bahwa pembelajaran berdiferensiasi akan menurunkan standar pembelajaran.
    • Faktanya: Pembelajaran berdiferensiasi justru dapat meningkatkan pencapaian siswa karena mereka diberikan kesempatan untuk belajar dengan cara yang paling efektif bagi mereka. Semua siswa tetap memiliki tujuan pembelajaran yang sama, hanya saja cara mencapai tujuan tersebut yang berbeda-beda.
  5. Pembelajaran Berdiferensiasi Hanya Berfokus pada Gaya Belajar:

    • Miskonsepsi: Banyak guru yang mengklasifikasikan siswa berdasarkan gaya belajar (visual, auditori, kinestetik) dan kemudian memberikan tugas yang sesuai.
    • Faktanya: Gaya belajar hanyalah salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran berdiferensiasi. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa.

Mengapa Penting untuk Meluruskan Miskonsepsi Ini?

  • Penerapan yang Efektif: Dengan memahami konsep yang benar, guru dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi secara efektif di kelas.
  • Meningkatkan Motivasi Siswa: Ketika siswa merasa bahwa pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan mereka, mereka akan lebih termotivasi untuk belajar.
  • Meningkatkan Hasil Belajar: Pembelajaran yang disesuaikan dapat membantu siswa mencapai pemahaman yang lebih dalam dan menguasai materi dengan lebih baik.

Kesimpulan

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan yang sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan efektif. Dengan memahami kebutuhan dan perbedaan setiap siswa, guru dapat membantu semua siswa mencapai potensi maksimal mereka.

Kamis, 26 September 2024

Kata Kerja Operasional Taksonomi Bloom



Kata Kerja Operasional (KKO) adalah kata kerja yang digunakan untuk menjelaskan secara spesifik tindakan atau perilaku yang diharapkan dapat dilakukan oleh peserta didik setelah mengikuti suatu proses pembelajaran. KKO ini sangat penting dalam merumuskan tujuan pembelajaran yang jelas, terukur, dan dapat diamati. Kata Kerja Operasional (KKO) Taksonomi Bloom merupakan alat yang sangat berguna dalam merancang pembelajaran yang efektif. Dengan menggunakan KKO yang sesuai, guru dapat memastikan bahwa siswa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dan mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Taksonomi Bloom adalah kerangka kerja yang mengklasifikasikan tujuan pembelajaran ke dalam beberapa tingkatan kompleksitas, mulai dari yang paling dasar hingga yang paling tinggi. Setiap tingkatan ini dikaitkan dengan kata kerja operasional tertentu. Dengan menggunakan KKO yang sesuai dengan tingkatan Taksonomi Bloom, guru dapat merancang kegiatan pembelajaran yang efektif dan menilai pencapaian siswa secara tepat.

Tingkatan Taksonomi Bloom dan Contoh KKO

Taksonomi Bloom yang direvisi mengidentifikasi enam tingkatan kognitif, yaitu:

  1. Mengingat (Remembering): Mengambil kembali informasi yang telah dipelajari sebelumnya.
    • Contoh KKO: menyebutkan, mengulang, mengidentifikasi, mendefinisikan.
  2. Memahami (Understanding): Menerjemahkan, memberikan contoh, mengklasifikasikan, meringkas, menjelaskan.
  3. Menerapkan (Applying): Menggunakan informasi dalam situasi baru, memecahkan masalah.
    • Contoh KKO: menggunakan, menunjukkan, memilih, mengoperasikan, membuat.
  4. Menganalisis (Analyzing): Memecah informasi menjadi bagian-bagian, mengidentifikasi hubungan, membedakan.
    • Contoh KKO: membandingkan, mengkontraskan, mengategorikan, menganalisis, menyimpulkan.
  5. Mengevaluasi (Evaluating): Menilai informasi berdasarkan kriteria tertentu, membuat keputusan.
    • Contoh KKO: menilai, mengkritik, membenarkan, memilih, mendukung.
  6. Menciptakan (Creating): Menggabungkan informasi untuk membentuk sesuatu yang baru, merencanakan, menghasilkan.
    • Contoh KKO: merancang, membuat, mengembangkan, merumuskan, menyusun.

Manfaat Menggunakan KKO Taksonomi Bloom

  • Tujuan pembelajaran lebih jelas: KKO membantu guru merumuskan tujuan pembelajaran yang spesifik dan mudah dipahami.
  • Penilaian lebih objektif: Kriteria penilaian menjadi lebih jelas karena berfokus pada perilaku yang dapat diamati.
  • Pembelajaran lebih terarah: Guru dapat merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat berpikir siswa.
  • Pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi: Penggunaan KKO yang bervariasi mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan kreatif.

Contoh Penggunaan KKO dalam Merumuskan Tujuan Pembelajaran

  • Tujuan: Siswa dapat memahami konsep pecahan.
    • KKO Tingkat Memahami: Siswa dapat menjelaskan pengertian pecahan dengan menggunakan contoh konkret.
  • Tujuan: Siswa dapat menyelesaikan soal cerita tentang perkalian pecahan.
    • KKO Tingkat Menerapkan: Siswa dapat memilih operasi hitung yang tepat dan menyelesaikan soal cerita tentang perkalian pecahan.
Taksonomi untuk tujuan pendidikan adalah kategorisasi tujuan pendidikan yang digunakan untuk merumuskan tujuan kurikulum dan tujuan pembelajaran.

Taksonomi Bloom merujuk kepada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali dirancang oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Menurut Bloom, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain dan setiap ranah atau domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.

Tujuan pendidikan dibagi ke dalam 3 domain, yaitu:

  1. Kognitif, berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
  2. Afektif, berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
  3. Psikomotor, berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.

Tabel KKO Taksonomi Bloom

A. Kognitif
B. Afektif


C. Psikomotor



Demikian semoga bermanfaat.










Menyusun Tujuan Pembelajaran dengan Metode ABCD

 


Metode penyusunan tujuan pembelajaran ABCD adalah suatu kerangka kerja yang sangat berguna dalam merumuskan tujuan pembelajaran secara spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berjangka waktu (SMART). ABCD merupakan singkatan dari:

  1. Audience (Peserta): Siapa yang akan belajar? (siswa, mahasiswa, peserta pelatihan, dll.)
  2. Behavior (Perilaku): Apa yang diharapkan peserta dapat lakukan setelah pembelajaran? (mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, menciptakan)
  3. Condition (Kondisi): Dalam kondisi apa perilaku tersebut ditunjukkan? (dengan bantuan alat, dalam kelompok, secara individu, dll.)
  4. Degree (Derajat): Seberapa baik perilaku tersebut harus ditunjukkan? (dengan akurasi 80%, dalam waktu 10 menit, dll.)

Langkah-langkah Menyusun Tujuan Pembelajaran dengan Metode ABCD

  1. Identifikasi Capaian Pembelajaran:

    Tentukan kompetensi atau hasil belajar yang ingin dicapai siswa setelah proses pembelajaran. Pahami dengan jelas apa yang diharapkan siswa kuasai.
  2. Tentukan Audience: Siapa sasaran pembelajaran Anda? Siswa kelas berapa? Jurusan apa? Tingkat pendidikan apa?
  3. Rumuskan Perilaku: 

    Pilih kata kerja operasional yang jelas dan spesifik untuk menggambarkan perilaku yang diharapkan. Contoh kata kerja operasional: menyebutkan, menjelaskan, membandingkan, mengklasifikasikan, menyimpulkan, menciptakan.
  4. Tentukan Kondisi: 

    Dalam kondisi apa perilaku tersebut akan ditunjukkan?Misalnya, dengan menggunakan sumber belajar tertentu, dalam situasi masalah tertentu, atau dalam bentuk tugas tertentu.
  5. Tentukan Derajat: 

    Seberapa baik perilaku tersebut harus ditunjukkan Tetapkan kriteria keberhasilan yang jelas dan terukur. Misalnya, dengan tingkat akurasi tertentu, dalam waktu tertentu, atau dengan skor tertentu.

Contoh Penerapan Metode ABCD

Capaian Pembelajaran: Siswa dapat memahami konsep pecahan sederhana.

Tujuan Pembelajaran dengan Metode ABCD:

A: Siswa kelas 4 SD
B: Menjelaskan
C: Dengan menggunakan model konkret (misalnya, kue yang dipotong-potong)
D: Dengan benar minimal 80% dari soal yang diberikan

Tujuan Pembelajaran yang Terbentuk:

Setelah mengikuti pembelajaran, siswa kelas 4 SD dapat menjelaskan konsep pecahan sederhana dengan menggunakan model konkret dengan benar minimal 80% dari soal yang diberikan.

Manfaat Menggunakan Metode ABCD

  1. Tujuan lebih jelas dan spesifik: Membantu guru merancang kegiatan pembelajaran yang lebih terarah.
  2. Penilaian lebih objektif: Kriteria keberhasilan yang jelas memudahkan guru dalam menilai pencapaian siswa.
  3. Peningkatan kualitas pembelajaran: Dengan tujuan yang jelas, guru dapat memilih metode dan media pembelajaran yang tepat.

Hal lain yang harus diperhatikan:

  1. Libatkan siswa dalam merumuskan tujuan pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar.
  2. Gunakan beragam kata kerja operasional untuk menghindari kebosanan.
  3. Sesuaikan tingkat kesulitan tujuan pembelajaran dengan kemampuan siswa.
  4. Lakukan review dan revisi terhadap tujuan pembelajaran secara berkala.

Dengan menggunakan metode ABCD, kita dapat merancang tujuan pembelajaran yang lebih efektif dan memastikan bahwa siswa mencapai hasil belajar yang optimal.

Demikian semoga bermanfaat.



Kamis, 21 Maret 2024

Apa itu Disiplin Positif?


Sebagai narasumber di acara Komunitas Belajar (Kombel) Smile SMKN 1 Leuwimunding, saya ingin berbagi mengenai pentingnya menerapkan disiplin positif dalam kehidupan sehari-hari. Disiplin positif merupakan pendekatan yang mendorong perilaku positif dan membangun hubungan yang harmonis antara orangtua atau guru dengan anak-anak atau siswa.

Dalam menerapkan disiplin positif, penting bagi kita untuk memahami bahwa tujuan utamanya adalah untuk mengajarkan anak atau siswa tentang tanggung jawab, belajar dari kesalahan, dan mengembangkan keterampilan sosial serta menghormati orang lain. Dengan pendekatan ini, kita tidak hanya menghukum ketika anak atau siswa melakukan kesalahan, tapi juga memberikan pemahaman dan kesempatan untuk belajar dari kesalahan tersebut.


Selain itu, disiplin positif juga mengutamakan komunikasi yang baik antara orangtua atau guru dengan anak atau siswa. Melalui komunikasi yang efektif, kita dapat memahami perasaan dan kebutuhan anak atau siswa, sehingga dapat membantu mereka dalam mengatasi konflik dan mengembangkan pemahaman yang baik.

Dengan menerapkan disiplin positif, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak atau siswa secara positif. Dengan begitu, mereka akan belajar menghargai diri sendiri dan orang lain, serta mampu mengatasi tantangan hidup dengan bijak.

Oleh karena itu, mari kita bersama-sama menerapkan disiplin positif dalam kehidupan sehari-hari, agar kita dapat menciptakan generasi yang memiliki sikap positif, mandiri, dan bertanggung jawab. Terima kasih.


Silahkan di Dowload!





Senin, 11 Maret 2024

Uji Kompetensi Kenaikan Jenjang (UKKJ) pada Jabatan Fungsional Guru dan Pengawas Sekolah

 


Uji Kompetensi Kenaikan Jenjang (UKKJ)pada Jabatan Fungsional Guru dan Pengawas Sekolah merupakan proses pengukuran dan penilaian kompetensi teknis, manajerial, dan sosial-kultural. Tujuan dari UKKJ adalah untuk menentukan kelayakan individu naik ke jenjang satu tingkat lebih tinggi di atasnya.

Ruang lingkup UKKJ meliputi:

  1. Jabatan Fungsional Guru (JF Guru): Uji kompetensi kenaikan jenjang bagi guru yang ingin naik pangkat.
  2. Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah (JF Pengawas): Uji kompetensi kenaikan jenjang bagi pengawas sekolah yang ingin naik ke jenjang lebih tinggi.

Proses UKKJ melibatkan evaluasi kompetensi dalam berbagai aspek, termasuk:

  1. Kompetensi Teknis: Kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas teknis yang relevan dengan jabatan.
  2. Kompetensi Manajerial: Kemampuan dalam mengelola sumber daya, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan.
  3. Kompetensi Sosial-Kultural: Kemampuan berinteraksi dengan lingkungan kerja dan masyarakat sekitar.

Bagi para guru dan pengawas sekolah yang sedang mengikuti UKKJ, penting untuk memahami materi tes dan mempersiapkan berkas-berkas yang diperlukan. 

Untuk melengkapi Daftar/Undangan Uji Kompetensi Kenaikan Jenjang (UKKJ), berikut adalah langkah-langkah yang perlu Anda ikuti:

Bila Anda sudah terdaftar menjadi peserta,  masuk klik  Portal UKJJ   dengan SIMPKB atau Email Belajar.id



Setelah itu ada ucapan Selamat Datang 



 Ada pertanyaan apakah akan mengikuti atau tidak? Klik MENGIKUTI



Selanjutnya klik Lengkapi Biodata Diri dari Pengalaman Mengikuti Diklat 



Dokumen Upload

Persiapan Dokumen untuk diupload dalam bentuk PDF paling besar 500 kb:

  • Scan asli Ekinerja Tahun Terakhir.
  • Scan asli PAK Terakhir.
  • Scan asli SK Pangkat Terakhir.
  • Scan asli SK Jabatan Terakhir.
  • Scan asli Pakta Integritas bermaterai Rp. 10.000


    Setelah ada notifikasi warna centang hijau artinya semuanya selesai klik KIRIM


Setelah ada notifikasi terkirim berkas tinggal menunggu Verifikasi.

Langkah pendaftaran atau pengisian berkas SELESAI dan bila lulus Verifikasi selanjutnya  mempersiapkan diri untuk mengikuti Ujikom.

Semoga sukses dalam proses UKKJ! 



Penting Silahkan Klik untuk membukanya!

Info UJikom dan Linimasa Tahun 2024

Pedoman UKJJ

Kisi-Kisi dari Guru Muda Ke Madya

Berikut contoh soal UKKJ. 

Soal UKJJ 1

Soal UKJJ 2

Soal UKJJ 3




Visitasi Akreditasi hari Kedua (Terakhir)

  Hari/Tanggal:  Sabtu, 14 September 2024 Kegiatan: Observasi Pembelajaran di Kelas 5 dan Kelas 3 A. Pendahuluan Laporan ini disusun sebaga...