Mengenai Saya

Foto saya
Semua orang bisa menjadi Guru dan semua orang bisa menjadi Murid.
Tampilkan postingan dengan label PGRI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PGRI. Tampilkan semua postingan

Selasa, 25 November 2025

Mencari Kesempurnaan dalam Ketidaksempurnaan

 


Hari Guru Nasional kembali menyapa. Di tengah sorak-sorai dan ucapan selamat, saya berdiri di depan cermin, bukan mencari pantulan sosok pahlawan tanpa tanda jasa yang diagungkan, melainkan seorang individu yang masih bergumul dengan label "guru yang  hebat."

Mungkin, idealnya, seorang guru adalah mercusuar yang sinarnya tak pernah goyah, gudang ilmu yang tak pernah kering, atau figur bijaksana yang selalu memiliki jawaban sempurna. Namun, di Hari Guru tahun 2025 ini, saya harus jujur: saya belum sempurna.

Kekurangan yang Menjadi Pengingat

  1. Setiap tatapan mata polos yang menanti penjelasan, setiap tangan kecil yang terangkat meminta bimbingan, seolah-olah memperjelas celah-celah dalam diri saya.
  2. Saya bukan ensiklopedia berjalan. Ada kalanya saya harus jeda, mengakui, "Mari kita cari jawabannya bersama,"Pengakuan yang terasa seperti kegagalan di tengah tuntutan untuk tahu segalanya.
  3. Saya masih belajar tentang empati yang sesungguhnya. Terkadang, kelelahan membuat nada suara saya meninggi, ketidaksabaran menyeruak saat harus mengulang materi untuk kesekian kalinya, dan saya khawatir itu melukai semangat belajar mereka.
  4. Rencana pelajaran saya tidak selalu berhasil. Beberapa eksperimen gagal menciptakan percikan "Aha!" yang saya harapkan. Beberapa diskusi menjadi kering, dan saya menyalahkan diri sendiri karena belum menemukan kunci ajaib untuk setiap jenis pikiran.
Setiap ketidaksempurnaan ini bukan hanya kekurangan, melainkan sebuah pengingat yang menyakitkan bahwa perjalanan menjadi guru adalah sebuah proses, bukan tujuan yang telah tercapai. Rasa syukur bercampur dengan rasa rendah hati yang dalam.


Sebuah Permohonan yang Tulus

Di hari menjadi perayaan ini, doa saya adalah sebuah permohonan yang tulus, ditujukan kepada mereka yang menjadi alasan saya berdiri di sini: para murid saya.

Wahai anak-anakku tersayang!

Saya harap, di tengah kekurangan saya, kalian bisa menemukan inti dari apa yang coba saya berikan. Saya harap kalian dapat menerima saya sebagai pendidik yang otentik, yang juga manusia biasa, yang masih berjuang untuk menjadi versi terbaik dirinya.

Terimalah pelajaran yang saya berikan dengan segala keterbatasannya. Ambillah ilmu yang relevan, tinggalkan cara penyampaian yang kurang pas. Lihatlah pada upaya yang tulus, bukan pada kesempurnaan performa.


Harapan yang Melampaui Ruang Kelas

Pada akhirnya, refleksi ini bermuara pada satu harapan tunggal yang melampaui segala capaian kurikulum atau angka rapor:

Saya berharap kalian memiliki kehidupan yang lebih baik.

Saya tidak berambisi untuk menciptakan miniatur dari diri saya; saya ingin kalian menjadi versi yang lebih besar, lebih berani, dan lebih bahagia dari apa pun yang pernah saya bayangkan.

  1. Semoga kalian menemukan kekuatan untuk mengejar impian tanpa ragu.
  2. Semoga kalian memiliki kebijaksanaan untuk membedakan antara yang benar dan yang mudah.
  3. Semoga kalian menemukan kedamaian di hati dan kehangatan di rumah kalian.
  4. Semoga kalian sukses tidak hanya dalam karir, tetapi dalam kualitas hidup, dalam cinta, dan dalam kemanusiaan.

Jika suatu saat nanti, kalian mengingat guru yang belum sempurna ini, saya harap kenangan itu adalah kenangan tentang seseorang yang, meskipun sering tersandung, selalu berdiri kembali untuk menunjukkan bahwa belajar dan berkembang adalah perjalanan seumur hidup, sebuah perjalanan yang tak pernah berakhir, bahkan bagi seorang guru.

Selamat Hari Guru Nasional 2025. Semoga semangat belajar kita, baik murid maupun guru, tak pernah padam.


Twibbonze HGN dan HUT PGRI 80

Senin, 10 November 2025

Diklat Fungsional GTK dalam Rangka HUT PGRI Ke-80 dan HGN Tahun 2025

 




Membangkitkan Generasi Emas: Kisah Transformasi Guru di Leuwimunding

Tahun 2025 menjadi penanda penting bagi dunia pendidikan Indonesia. Di tengah gemuruh perayaan HUT PGRI Ke-80 dan Hari Guru Nasional (HGN) 2025 , PGRI Cabang Kecamatan Leuwimunding menyadari satu kebenaran yang mendesak: untuk mencapai visi "Guru Bermutu Indonesia Maju", para pendidik harus bertransformasi.

Latar belakangnya begitu nyata dan menantang: data PISA 2022 menunjukkan bahwa 99% murid Indonesia masih berkutat pada tingkat berpikir rendah (LOTS), sementara hanya 1% yang mencapai kecakapan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Inilah panggilan darurat untuk melakukan pergeseran pedagogi guna mempersiapkan Visi Indonesia 2045.

Menjawab tantangan tersebut, PGRI Cabang Kecamatan Leuwimunding meluncurkan sebuah inisiatif strategis: Diklat Fungsional Guru Pembelajaran Mendalam. Ini bukanlah sekadar agenda rutin, melainkan investasi strategis dalam membangun fondasi pendidikan masa depan.

Pelaksanaan dan Target 

Diklat ini dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, 17 hingga 19 November 2026 , bertempat di SDN Ciparay I. Seluruh Guru dan Tenaga Kependidikan dari jenjang Kober hingga SMA/SMK/MA di wilayah Leuwimunding, dengan target estimasi 150-200 orang, diundang untuk ambil bagian dalam transformasi ini.

Tujuan utamanya:

  • Meningkatkan pemahaman guru tentang konsep Pembelajaran Mendalam (PM), sebuah pendekatan holistik yang memuliakan dan menekankan proses belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, hati, rasa, dan raga.
  • Menguatkan kemampuan guru dalam menerapkan tiga prinsip dasar PM.
  • Menguasai Kerangka Pembelajaran PM, yang meliputi Praktik Pedagogis, Kemitraan Pembelajaran, Lingkungan Pembelajaran, dan Pemanfaatan Digital.

Target capaian (Output) dari diklat ini adalah setiap peserta mampu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau Modul Ajar yang mengintegrasikan prinsip-prinsip PM dan berfokus pada pengembangan Delapan Dimensi Profil Lulusan (Keimanan, Kewargaan, Kreativitas, Penalaran Kritis, Kolaborasi, Kemandirian, Kesehatan, Komunikasi).

Tokoh di Balik Transformasi

Di balik kegiatan monumental ini berdiri tim pelaksana yang diketuai oleh Jamat Agus Suganda, S.Pd., M.M.Pd., yang juga merupakan Ketua PGRI Cabang. Sementara itu, Endung, S.Pd. berperan ganda sebagai Steering Committee (SC) pengarah substansi dan program, serta sebagai Sekretaris Pelaksana.

Para peserta akan dibimbing oleh narasumber utama, termasuk Dr. Diah Gusrayani, M.Pd. dari UPI Kampus Sumedang, seorang pakar yang akan mendalami Konsep, Kerangka, dan Prinsip PM dan Hanikah, M.Pd (Dosen UMC). Peserta  juga akan mendapatkan arahan kebijakan dari Kepala Dinas Pendidikan dan Pengurus PGRI Kabupaten Majalengka.

keberhasilan diklat ini akan menjadi tolok ukur komitmen PGRI Cabang Kecamatan Leuwimunding dalam mengemban amanah profesionalisme guru. Harapannya, para guru dapat bertransformasi menjadi Aktivator, Kolaborator, dan Pengembang Budaya Belajar yang suportif.

Ini adalah ikhtiar kolektif yang didukung penuh oleh berbagai pihak , dengan satu cita-cita tunggal: mengantarkan Indonesia MAJU melalui guru-guru yang BERMUTU. Dengan semangat Pembelajaran Mendalam, Leuwimunding bergerak maju, menanamkan benih-benih kecakapan abad ke-21 di setiap ruang kelas.

Selasa, 17 Juni 2025

HIMPAUDI Leuwimunding Regristrasi Menjadi Anggota PGRI



Pada hari Selasa, 17 Juni 2025 di Kober SPS Lame  telah dilaksanakan kegiatan sosialisasi KTA Digital PGRI yang diikuti oleh para guru PAUD yang tergabung dalam Himpunan Pendidik Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) Kecamatan Leuwimunding. Kegiatan ini berlangsung dengan penuh antusias dan semangat kebersamaan, mencerminkan tingginya kesadaran akan pentingnya bergabung dalam organisasi profesi guru, yaitu PGRI.

Kegiatan diawali dengan sambutan hangat dari Ketua HIMPAUDI Kecamatan Leuwimunding Ibu Edah Fuadah, S. Pd, dalam sambutannya, Beliau menyampaikan keinginan besar seluruh anggota HIMPAUDI untuk secara resmi menjadi bagian dari keluarga besar PGRI. Hal ini dianggap sebagai langkah strategis agar guru-guru PAUD dapat memperoleh perlindungan, penguatan kapasitas, dan pengakuan profesional yang lebih baik di dunia pendidikan.

Ketua PGRI Cabang Leuwimunding Bapak Jamat Agus Suganda, S.Pd., M.MPd. memberikan sambutan yang mengapresiasi semangat para guru HIMPAUDI. Beliau menyampaikan bahwa keterlibatan guru PAUD dalam PGRI adalah wujud nyata dari komitmen bersama untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme pendidik sejak jenjang paling dasar. Ia juga menekankan bahwa PGRI terbuka bagi semua guru yang ingin bersama-sama memajukan pendidikan Indonesia.

Sebagai inti kegiatan, narasumber Endung, S.Pd., memberikan penjelasan yang komprehensif mengenai alur registrasi KTA Digital PGRI. Dengan paparan yang jelas dan mudah dipahami, peserta dikenalkan pada langkah-langkah teknis mulai proses pendaftaran, hingga verifikasi keanggotaan dan pengunduhan KTA Digital. Penjelasan tersebut disambut antusias dan banyak peserta mengajukan pertanyaan demi memperjelas proses yang harus dijalani.

Suasana kegiatan berlangsung dengan penuh semangat dan interaksi yang aktif. Para peserta merasa terbantu dan lebih percaya diri untuk segera melakukan pendaftaran sebagai anggota resmi PGRI. Sosialisasi ini menjadi momen penting dalam sejarah kolaborasi antara HIMPAUDI dan PGRI  Kecamatan Leuwimunding, sebagai tonggak awal lahirnya sinergi yang lebih erat antar guru dari berbagai jenjang pendidikan.

Ibu Tia salah seorang guru menyatakan senangnya bisa menjadi anggota PGRI secara resmi. Guru PAUD dari dulu sering mengikuti kegiatan-kegiatan PGRI seperti; perayaan peringatan HUT PGRI, seminar dan lainnya. Dengan menjadi  anggota merasa bangga dan tak malu jika  memakai baju PGRI.

Para guru PAUD  lainnya menyampaikan harapan besar agar ke depannya perhatian terhadap kesejahteraan guru PAUD semakin nyata. Sebagai pendidik di usia emas anak, peran mereka sangat strategis dalam membentuk fondasi karakter dan kecerdasan anak bangsa. Namun hingga kini, kesejahteraan guru PAUD masih jauh dari kata layak. Melalui sinergi dengan PGRI, para guru berharap suara mereka bisa lebih terdengar dan diperjuangkan, baik dalam hal peningkatan pendapatan, status kepegawaian yang jelas, maupun perlindungan profesi yang diharapkan.

Demikian semoga bermanfaat.


HIMPAUDI Leuwimunding... Jaya  Jaya Jaya! 
HIMPAUDI Majalengka ...Berkah Berkah Berkah!
PGRI .... Melayani, Mencerdaskan dan Mensejahterakan!

Silahkan diunduh Materi PPT KTA Digital PGRI

Dokumentasi











Kamis, 12 Juni 2025

Pentingkah menjadi Anggota PGRI?

 




Pentingkah menjadi anggota PGRI? Itulah pertanyaan seorang teman ketika mau registrasi KTA digital PGRI. Pertanyaan tersebut tidak serta merta langsung saya jawab, tetapi dikembalikan lagi:"Menurutmu penting tidak menjadi anggota PGRI?" Dia menjawab sambil tersenyum: " Ah tak penting kalau dilihat sekarang ini menjadi anggota PGRI tidak masuk item penilaian di angka kredit, padahal lumayan menjadi anggota saja kreditnya 0,75." Itulah sepenggal cerita tentang menjadi anggota PGRI, untuk itu izinkan saya memberikan penjelasan pentingnya menjadi anggota PGRI.

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam sistem pendidikan di Indonesia. Mereka tidak hanya bertanggung jawab untuk mengajar, tetapi juga berperan dalam membentuk karakter dan kepribadian siswa. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk menjadi anggota organisasi profesi seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

1. Meningkatkan Profesionalisme Guru

Dengan menjadi anggota PGRI, guru dapat meningkatkan profesionalisme mereka melalui pelatihan, workshop, dan seminar yang diselenggarakan oleh organisasi. Hal ini dapat membantu guru untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan mengikuti perkembangan terbaru dalam bidang pendidikan.

2. Meningkatkan Kesejahteraan Guru

PGRI telah berjuang keras untuk meningkatkan kesejahteraan guru melalui program sertifikasi guru. Berikut beberapa data empiris yang menunjukkan keberhasilan PGRI dalam perjuangannya:

  • Tunjangan Sertifikasi Guru: PGRI berhasil memperjuangkan program sertifikasi guru yang memberikan tunjangan profesi kepada guru-guru di Indonesia. Hal ini berdampak pada peningkatan kesejahteraan guru dan memungkinkan mereka untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
  • Peningkatan Kesejahteraan Guru: Dengan adanya tunjangan sertifikasi, guru-guru dapat merasakan manfaatnya dalam bentuk peningkatan kesejahteraan. Mereka dapat menggunakan tunjangan tersebut untuk meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan kemampuan profesional mereka.
  • Perjuangan PGRI: PGRI tidak pernah berhenti berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan guru. Mereka terus memperjuangkan hak-hak guru dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Perjuangan PGRI telah membawa perubahan yang signifikan bagi para guru, menjadikan mereka terlihat segar, makmur, sehat, serta membawa kesejahteraan bagi keluarga mereka. PGRI juga di garda terdepan agar honorer diangkat menjadi PPPK dan itu berhasil, mungkian ada diantara kita salah satunya yang merasakan.
  • Lahirnya UU Guru dan Dosen: PGRI juga berhasil memperjuangkan lahirnya Undang-Undang Guru dan Dosen yang mengatur adanya tunjangan profesi bagi guru. Hal ini merupakan salah satu contoh keberhasilan PGRI dalam memperjuangkan hak-hak guru dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

3. Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Dengan adanya organisasi profesi seperti PGRI, kualitas pendidikan di Indonesia dapat meningkat. Guru yang tergabung dalam PGRI dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman, sehingga dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan pendidikan secara keseluruhan.

4. Memperjuangankan Guru-Guru yang terkena kasus hukum: PGRI memiliki peran penting dalam memperjuangkan hak-hak guru, termasuk guru yang terkena kasus hukum. Berikut beberapa bukti empiris tentang perjuangan PGRI:

  • Perlindungan Hukum: PGRI memperjuangkan perlindungan hukum bagi guru-guru yang menghadapi kasus hukum. Mereka berupaya untuk memberikan bantuan hukum dan dukungan kepada guru-guru yang membutuhkan.
  • Kasus Guru yang Membutuhkan Perlindungan Hukum: salah satunya yang menjadi kaus nasional PGRI Kabupaten Majalengka memberikan pembelaan ketika salah seorang guru terkena kasus hukum akibat mencukur rambut siswanya sampai bebas berkekuatan hukum yang tetap.

Dengan demikian, menjadi anggota organisasi profesi seperti PGRI sangat penting bagi guru untuk meningkatkan profesionalisme, kesejahteraan, perlindungan dan kualitas pendidikan di Indonesia. Masihkah kita ragu atau tak merasakan peran PGRI sehingga  sampai saat ini kita menikmati tunjangan profesi dan lainnya?

Selasa, 21 Mei 2024

Jangan Rendahkan Martabat Guru!

 

Gambar Ilustrasi EduA


Kecelakaan Studi Tour yang baru-baru ini terjadi  bus rombongan SMK Lingga Kencana yang terguling di kawasan Ciater, Subang, Jawa Barat  berasal dari  Kota Depok  menjadi tragedi yang menimpa semua pihak yang terlibat. Rasa duka dan simpati tentu dikirimkan kepada para korban dan keluarga mereka. Namun, di tengah tragedi ini, muncul pula suara-suara khususnya di media sosial yang menyalahkan dan merendahkan martabat para guru. Hal ini tentunya perlu diluruskan.

Penting untuk diingat bahwa guru adalah elemen anak bangsa yang berjasa mencerdaskan anak-anak bangsa. Mereka telah mengabdikan diri untuk mendidik dan membimbing generasi penerus bangsa. Dedikasi dan pengorbanan mereka patut diapresiasi, bukan direndahkan.

Kecelakaan Studi Tour dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti kondisi jalan yang tidak memadai, kelalaian pengemudi, atau faktor cuaca yang tidak terduga. Pihak sekolah dan guru tentu selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam memastikan keselamatan para siswa. Namun, seperti halnya dalam kehidupan, tidak ada yang dapat menjamin bahwa kecelakaan tidak akan pernah terjadi.

Menyalahkan dan merendahkan martabat guru hanya karena terjadinya kecelakaan Studi Tour tidak akan menyelesaikan masalah. Hal ini justru akan memperkeruh keadaan dan melukai hati para guru yang telah bekerja keras dan penuh dedikasi.

Sebaliknya, kita perlu saling memperkuat dan mendukung para guru dan keluarga korban. Kita perlu bekerja sama untuk mencari tahu penyebab kecelakaan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah tragedi serupa terjadi kembali.

Marilah kita jaga bermartabat Guru dan berikan mereka penghargaan yang layak atas dedikasi dan pengorbanan mereka. Guru adalah pilar penting dalam pendidikan bangsa dan kita harus selalu mendukung mereka dalam menjalankan tugas mulia mereka.

Berikut beberapa poin penting yang perlu diingat:

  1. Kecelakaan Studi Tour adalah tragedi yang menimpa dan semua pihak harus saling memperkuat dan mendukung.
  2. Menyalahkan dan merendahkan martabat guru tidak akan menyelesaikan masalah.
  3. Kita perlu bekerja sama untuk mencari tahu penyebab kecelakaan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah tragedi serupa terjadi kembali.
  4. Guru adalah elemen anak bangsa dan kita harus selalu mendukung mereka dalam menjalankan tugas mulia mereka.

Tugas Guru Sebagai Pendamping dalam Kegiatan Studi Tour

Guru memiliki peran penting dalam memastikan kelancaran dan keselamatan kegiatan Studi Tour. Berikut beberapa tugas utama guru sebagai pendamping:

Sebelum Keberangkatan:
  1. Membuat perencanaan: Guru terlibat dalam menyusun rencana Studi Tour, termasuk menentukan tujuan, rute perjalanan, akomodasi, transportasi, dan kegiatan yang akan dilaksanakan.
  2. Mempersiapkan dokumen: Guru membantu mengurus dokumen-dokumen yang diperlukan untuk Studi Tour, seperti surat izin orang tua, surat izin sekolah, dan dokumen lainnya.
  3. Memberikan pembekalan: Guru memberikan pembekalan kepada peserta Studi Tour tentang materi pembelajaran yang akan dipelajari, tata tertib selama perjalanan, dan tips keselamatan.
  4. Memeriksa kesehatan peserta: Guru berkoordinasi dengan pihak sekolah dan orang tua untuk memastikan kesehatan peserta Studi Tour dalam kondisi prima sebelum keberangkatan.
Selama Kegiatan:

  1. Membimbing peserta: Guru membimbing peserta Studi Tour dalam mengikuti seluruh kegiatan yang telah direncanakan, baik dalam hal pembelajaran maupun kegiatan non-formal.
  2. Mengawasi peserta: Guru mengawasi peserta Studi Tour untuk memastikan keamanan dan kenyamanan selama perjalanan dan di tempat tujuan.
  3. Memberikan pertolongan: Guru memberikan pertolongan pertama kepada peserta Studi Tour jika terjadi kecelakaan atau sakit selama perjalanan.
  4. Menjaga komunikasi: Guru menjaga komunikasi dengan pihak sekolah, orang tua, dan pihak-pihak terkait lainnya selama Studi Tour berlangsung.
Setelah Keberangkatan:

  1. Melakukan evaluasi: Guru melakukan evaluasi terhadap kegiatan Studi Tour untuk mengetahui kekurangan dan kelebihannya, sehingga dapat menjadi bahan perbaikan untuk kegiatan selanjutnya.
  2. Membuat laporan: Guru membuat laporan Studi Tour yang berisi ringkasan kegiatan, dokumentasi, dan evaluasi.
  3. Memberikan Arahan tindak lanjut: Guru memberikan Arahan tindak lanjut kepada peserta Studi Tour, seperti tugas atau proyek yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah dipelajari selama Studi Tour.
Selain tugas-tugas utama di atas, guru juga dapat memberikan dukungan moral dan motivasi kepada peserta Studi Tour agar mereka dapat mengikuti kegiatan dengan semangat dan antusiasme .Guru juga harus selalu menjaga profesionalisme dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur pendidikan selama kegiatan Studi Tour berlangsung.

Peran guru sebagai pendamping dalam Studi Tour sangatlah penting dan tidak dapat digantikan oleh pihak lain. Dengan dedikasi dan tanggung jawab yang tinggi, guru dapat membantu memastikan kelancaran, keselamatan, dan keberhasilan kegiatan Studi Tour.

Kecelakaan yang terjasi dalam Studi Tour merupakan peristiwa yang tragis dan harus menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Dengan melakukan evaluasi secara menyeluruh dan menerapkan rekomendasi tindakan pencegahan, diharapkan kejadian serupa dapat dicegah di masa depan. Keselamatan dan keamanan peserta Studi Tour harus selalu menjadi prioritas utama dalam penyelenggaraan kegiatan ini.

Marilah kita bersama-sama menjaga martabat guru dan membangun pendidikan yang lebih baik untuk generasi penerus bangsa.

Senin, 27 Maret 2023

Peran dan Fungsi PGRI dalam Meningkatkan Kompetensi Guru


 



Pendahuluan

PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) merupakan organisasi profesi guru yang berdiri pada 25 November 1945. Organisasi ini dibentuk dengan tujuan untuk memperjuangkan kesejahteraan dan meningkatkan kompetensi guru di Indonesia. Di dalam dunia pendidikan, peran dan fungsi PGRI sangatlah penting. Hal ini dikarenakan PGRI sebagai wadah bagi para guru untuk berkumpul, berdiskusi, dan bertukar informasi mengenai perkembangan dunia pendidikan. Selain itu, PGRI juga berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia melalui berbagai program yang dijalankannya.


Peran PGRI dalam Meningkatkan Kompetensi Guru

Peran PGRI dalam meningkatkan kompetensi guru di Indonesia dapat dijabarkan sebagai berikut:

  1. Menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan:PGRI menyelenggarakan berbagai pelatihan dan pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru. Pelatihan yang diselenggarakan oleh PGRI meliputi pelatihan tentang kurikulum, pembelajaran aktif, dan berbagai metode pembelajaran lainnya. PGRI juga menyelenggarakan program pelatihan tentang penggunaan teknologi dalam pembelajaran.
  2. Menyediakan bahan-bahan pembelajaran: PGRI menyediakan bahan-bahan pembelajaran yang dapat membantu guru dalam mengembangkan kompetensinya. Bahan-bahan pembelajaran yang disediakan oleh PGRI meliputi buku-buku, jurnal, dan artikel-artikel tentang pendidikan.
  3. Memberikan penghargaan: PGRI memberikan penghargaan kepada para guru yang telah berhasil meningkatkan kompetensinya. Penghargaan yang diberikan oleh PGRI meliputi sertifikat, piagam, dan penghargaan lainnya.
  4. Membangun jaringan kerjasama: PGRI membantu para guru dalam membangun jaringan kerjasama dengan guru-guru lainnya di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan guru tentang dunia pendidikan.

Fungsi PGRI dalam Meningkatkan Kompetensi Guru

Fungsi PGRI dalam meningkatkan kompetensi guru di Indonesia dapat dijabarkan sebagai berikut:

  1. Sebagai wadah bagi para guru: PGRI berfungsi sebagai wadah bagi para guru untuk berkumpul, berdiskusi, dan bertukar informasi tentang perkembangan dunia pendidikan. Hal ini membantu para guru dalam mengembangkan kompetensinya.
  2. Sebagai pengawas dan penjamin mutu pendidikan: PGRI berfungsi sebagai pengawas dan penjamin mutu pendidikan di Indonesia. PGRI dapat memberikan masukan dan saran kepada pemerintah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
  3. Sebagai pelopor perubahan dalam dunia pendidikan:  PGRI berfungsi sebagai pelopor perubahan dalam dunia pendidikan. PGRI dapat menginisiasi program-program pendidikan yang inovatif dan berdampak positif terhadap dunia pendidikan di Indonesia.
  4. Sebagai perwakilan guru di Indonesia: PGRI berfungsi sebagai perwakilan guru di Indonesia. PGRI dapat menjadi mediator memperjuangkan hak-hak guru.

Peran PGRI di Era Digital

Dalam era digital yang semakin berkembang pesat seperti saat ini, peran PGRI menjadi semakin penting untuk membantu meningkatkan kompetensi guru di Indonesia. Berikut adalah peran PGRI di masa kini sesuai tantangan zaman digital:
  1. Mendorong penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Memperjuangkan perlindungan hak-hak digital guru PGRI dapat memperjuangkan perlindungan hak-hak digital guru, termasuk hak cipta, hak privasi, dan hak atas informasi. Hal ini penting mengingat semakin banyaknya konten digital yang dihasilkan oleh guru dalam pembelajaran online.
  2. Mendorong kolaborasi antara guru dan lembaga pendidikan. PGRI dapat mendorong kolaborasi antara guru dan lembaga pendidikan, dan lainnya untuk pengembangan kompetensi TIK guru.
  3. PGRI berusaha untuk menghadapi tantangan yang ada dengan menyediakan layanan web pembelajaran dan memberikan pelatihan teknis pengelolaan dan penyusunan standar proses pembelajaran seperti Google Classroom, Google Drive, Google Doc, Google Sheet, Google Calendar dan lainnya1. 
  4. PGRI juga berperan dalam pendidikan karakter di era digital dengan mengajarkan siswa untuk menavigasi etika di era digita

Demikian betapa besarnya peranan dan fungsi PGRI sebagai organisasi profesi terbesar dalam meningkatkan kompetensi guru dan transformasi pendidikan Indonesia. PGRI Baik, Guru Maju , Solidaritas Tanpa Batas .... 








Mencari Kesempurnaan dalam Ketidaksempurnaan

  Hari Guru Nasional kembali menyapa. Di tengah sorak-sorai dan ucapan selamat, saya berdiri di depan cermin, bukan mencari pantulan sosok p...