Mengenai Saya

Foto saya
Semua orang bisa menjadi Guru dan semua orang bisa menjadi Murid.

Selasa, 06 Juni 2023

Praktik Baik: Pembelajaran Diferensiansi




Keadaan Sebelum Intervensi/Pendampingan Implementasi Pembelajaran Berdiferisiansi:

Pembelajaran  hanya berpusat pada guru, tanpa memperhatikan minat, profil, dan gaya belajar siswa, cenderung menjadi pendekatan pembelajaran yang kurang efektif dan kurang inklusif. Dalam pendekatan seperti ini, fokus utama adalah pada guru sebagai sumber pengetahuan dan pengajar yang mengatur seluruh kegiatan pembelajaran.

Ciri-Ciri  dari pembelajaran yang hanya berpusat pada guru dan tidak memperhatikan keberagaman siswa meliputi:
  1. Pendekatan satu ukuran untuk semua: Guru menggunakan metode pengajaran yang seragam dan menyampaikan materi secara umum kepada seluruh kelas tanpa memperhatikan perbedaan individual antara siswa. Metode ini sering kali tidak mempertimbangkan minat, keahlian, atau gaya belajar yang berbeda-beda di antara siswa.
  2. Kurangnya interaksi dan partisipasi siswa: Siswa berperan sebagai penerima informasi pasif dan jarang terlibat dalam proses pembelajaran. Mereka cenderung menjadi pendengar yang pasif dan tidak diajak berpartisipasi secara aktif dalam aktivitas pembelajaran.
  3. Kurangnya pilihan dan fleksibilitas: Pembelajaran hanya berfokus pada kurikulum dan materi yang ditentukan secara kaku. Siswa memiliki sedikit pilihan untuk mengeksplorasi minat mereka sendiri atau belajar sesuai dengan profil dan gaya belajar masing-masing.
  4. Minimnya penyesuaian: Guru jarang menyesuaikan metode pengajaran atau materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan individu siswa. Hal ini dapat menyebabkan beberapa siswa menjadi terlalu terbebani atau merasa tidak tertantang, sementara siswa lain mungkin mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran.

Akibat dari pembelajaran yang hanya berpusat pada guru adalah adanya kesenjangan dalam pembelajaran dan keberagaman siswa tidak diakomodasi dengan baik. Beberapa siswa mungkin merasa bosan, tidak termotivasi, atau kesulitan memahami materi, sementara siswa lain mungkin memiliki potensi yang tidak tergali secara maksimal.

Pendampingan/Intervensi yang Dilakukan 
  1. Fasilitator PSP: Memberikan pemahaman tentang pembelajaran diferensiasimellaui kegiatan PMO tingkat sekolah.
  2. Kepala Sekolah: Pendampingan atau intervensi yang dilakukan oleh kepala sekolah kepada guru dalam implementasi pembelajaran diferensiasi membantu guru mengembangkan dan meningkatkan praktik pembelajaran yang berfokus pada kebutuhan individu siswa. Beberapa pendampingan atau intervensi yang  dilakukan oleh kepala sekolah kepada guru:
    • Pelatihan dan Pengembangan Profesional: Kepala sekolah menyediakan pelatihan dan pengembangan profesional yang terkait dengan pembelajaran diferensiasi. Hal ini dapat meliputi workshop, IHT atau kegiatan kolaboratif di mana guru dapat mempelajari strategi dan teknik diferensiasi yang efektif.
    • Observasi dan Umpan Balik: Kepala sekolah  melakukan observasi kelas secara rutin untuk melihat langsung penerapan pembelajaran diferensiasi oleh guru. Setelah observasi, kepala sekolah memberikan umpan balik yang konstruktif kepada guru, mengidentifikasi kekuatan dan area perbaikan dalam penerapan pembelajaran diferensiasi.
    • Kolaborasi dan Diskusi Berkala: Kepala sekolahmengadakan pertemuan atau diskusi berkala dengan guru untuk membahas dan berbagi praktik baik dalam pembelajaran diferensiasi. Ini menciptakan ruang untuk berbagi pengalaman, ide, dan tantangan yang dihadapi oleh guru dalam mengimplementasikan pendekatan tersebut.
    • Sumber Daya dan Bahan Pendukung: Kepala sekolah menyediakan sumber daya dan bahan pendukung yang mendukung penerapan pembelajaran diferensiasi. Ini termasuk bahan ajar, buku referensi, teknologi pendidikan, atau sumber daya lainnya yang relevan dengan kebutuhan guru dalam diferensiasi pembelajaran.
    • Tim Kolaboratif di Komunitas Praktisi : Kepala sekolah dapat membentuk tim kolaboratif Komunitas Praktisi "CERIA"di sekolah yang terdiri dari guru-guru yang memiliki keahlian dan minat dalam pembelajaran diferensiasi. Tim ini dapat bertukar pengetahuan, berkolaborasi dalam merancang materi pembelajaran, dan memberikan dukungan satu sama lain dalam penerapan pembelajaran diferensiasi.
    • Pembinaan dan Mentoring: Kepala sekolah memberikan pembinaan dan mentoring kepada guru yang membutuhkan dukungan tambahan dalam mengimplementasikan pembelajaran diferensiasi. Pembinaan ini dapat dilakukan secara individu atau dalam kelompok kecil, di mana kepala sekolah membantu guru merencanakan strategi, memecahkan masalah, dan meningkatkan keterampilan dalam diferensiasi pembelajaran.
    • Penyediaan Ruang untuk Inovasi: Kepala sekolah dapat menciptakan ruang untuk inovasi dalam pembelajaran diferensiasi dengan mendorong guru untuk mencoba pendekatan baru, eksperimen dengan metode pengajaran, dan berbagi melalui medsos sekolah seperti: youtobe, instagram, facebook, tiktok dan lainnya.

Setelah dilaksanakan Pembelajaran Berdiferesiansi

Praktik baik di sekolah dasar dengan implementasi pembelajaran diferensiasi dapat membantu memenuhi kebutuhan belajar siswa secara individual. Berikut adalah contoh praktik baik sebelum dan sesudah dilaksanakan pembelajaran diferensiasi di sekolah dasar:

Sebelum Pelaksanaan  Pembelajaran Diferensiasi:
  1. Evaluasi kebutuhan siswa: Lakukan evaluasi awal untuk memahami kebutuhan belajar setiap siswa. Ini dapat meliputi penilaian keterampilan, minat, gaya belajar, dan kebutuhan khusus lainnya.
  2. Pengelompokan: Kelompokkan siswa berdasarkan tingkat kemampuan mereka dalam mata pelajaran tertentu. Misalnya, siswa yang memiliki kemampuan lebih tinggi dalam matematika dapat ditempatkan dalam kelompok yang lebih menantang, sedangkan siswa dengan keterampilan yang lebih rendah dapat ditempatkan dalam kelompok yang lebih mendukung.
  3. Penyediaan sumber daya: Sediakan beragam sumber daya dan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan setiap kelompok siswa. Ini dapat mencakup buku teks dengan tingkat kesulitan yang berbeda, materi tambahan, atau permainan pendidikan yang dapat membantu siswa memahami konsep yang diajarkan.
  4. Pendekatan pengajaran yang berbeda: Gunakan berbagai pendekatan pengajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa dalam setiap kelompok. Misalnya, siswa dengan gaya belajar kinestetik mungkin membutuhkan kegiatan fisik yang melibatkan gerakan, sedangkan siswa dengan gaya belajar auditori mungkin lebih responsif terhadap penjelasan lisan atau ceramah.

Setelah dilaksanakan pembelajaran diferensiasi:
Pembelajaran diferesiansi memiliki dampak positif yang signifikan baik bagi guru maupun siswa. Berikut adalah beberapa dampak positif yang dapat terjadi:
Dampak Positif bagi Guru:
  1. Kepuasan dan motivasi: Pembelajaran diferesiansi memberi kesempatan kepada guru untuk merancang dan mengajar dengan pendekatan yang lebih kreatif dan relevan. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan dan motivasi guru dalam mengajar karena mereka dapat melihat dampak positif dari upaya mereka dalam mengakomodasi kebutuhan dan minat siswa.
  2. Pengembangan profesional: Melalui implementasi pembelajaran diferesiansi, guru akan terlibat dalam pemahaman yang lebih mendalam tentang keberagaman siswa dan cara mengakomodasinya. Ini membantu guru mengembangkan keterampilan pengajaran yang lebih inklusif dan memperluas repertoar metode pembelajaran yang efektif.
  3. Personalisasi pembelajaran: Dalam pembelajaran diferesiansi, guru dapat lebih memahami dan menghargai perbedaan individual siswa, termasuk minat, profil, dan gaya belajar mereka. Hal ini memungkinkan guru untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal dan relevan bagi setiap siswa.
  4. Kolaborasi dan pembelajaran berkelanjutan: Implementasi pembelajaran diferesiansi mendorong kolaborasi antar guru, sharing best practice, dan refleksi terhadap praktik pengajaran. Guru dapat belajar satu sama lain, bertukar ide, dan terus meningkatkan keterampilan mereka dalam mengakomodasi keberagaman siswa.
Dampak Positif bagi Siswa:
  1. Pengalaman belajar yang relevan: Dengan pendekatan pembelajaran diferesiansi, siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih relevan dengan kebutuhan, minat, dan gaya belajar mereka. Mereka dapat terlibat secara aktif, mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan nyata, dan mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam atas materi pelajaran.
  2. Meningkatkan motivasi dan partisipasi: Pembelajaran diferesiansi mengakomodasi minat dan preferensi siswa, yang dapat meningkatkan motivasi dan partisipasi mereka dalam proses pembelajaran. Siswa merasa lebih terlibat, lebih antusias, dan lebih termotivasi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
  3. Peningkatan keterampilan dan pemahaman: Dengan memperhatikan keberagaman siswa, pembelajaran diferesiansi membantu siswa mengembangkan keterampilan dan pemahaman mereka secara optimal. Setiap siswa dapat belajar pada tingkat mereka sendiri, mendapatkan dukungan yang dibutuhkan, dan mencapai hasil yang lebih baik sesuai dengan kemampuan individu mereka.
  4. Penghargaan terhadap keberagaman: Pembelajaran diferesiansi membantu siswa memahami dan menghargai keberagaman dalam kelas. Mereka belajar untuk menghormati perbedaan individual, mengembangkan empati, dan bekerja secara kolaboratif dengan teman-teman mereka yang memiliki latar belakang atau kebutuhan yang berbeda.
Dengan adanya pembelajaran diferesiansi, guru dan siswa dapat mengalami perubahan positif dalam proses pembelajaran. Guru menjadi lebih terampil dan termotivasi, sementara siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih relevan dan mendukung perkembangan pribadi mereka secara keseluruhan.





Dokumentasi

























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Visitasi Akreditasi Hari Pertama di SDN Mirat II

          SDN Mirat II Kecamatan Leuwimunding menjadi pusat perhatian Tim Asesor BAN PDM Provinsi Jawa Barat dengan dilaksanakannya visitasi...