Mengenai Saya

Foto saya
Semua orang bisa menjadi Guru dan semua orang bisa menjadi Murid.

Kamis, 23 Maret 2023

Pentingnya Membangun Budaya Positif Calon Guru Penggerak di Sekolah

 






Sebagai calon guru penggerak, penting untuk membangun budaya positif di kelas dan lingkungan sekolah. Guru penggerak dapat menumbuhkan budaya positif kebersamaan di kelas menjadi budaya positif sekolah dan menjadi visi sekolah. Penerapan aksi nyata budaya positif dapat menjadi motivasi bagi calon guru penggerak. Peran guru penggerak adalah menjadi pemimpin dalam pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, dan menjadi coach bagi guru. Dalam membangun budaya positif, guru penggerak harus memiliki keyakinan kelas yang kuat. Dengan membangun budaya positif, diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi akademik siswa.

 

Budaya positif dan mengapa penting diterapkan di sekolah

Budaya positif adalah suatu pembiasaan yang bernilai positif yang mampu menumbuhkan karakter siswa. Budaya positif perlu dibangun dalam suatu kelas dan lingkungan sekolah. Budaya sekolah merupakan nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan yang dibangun dalam jangka waktu lama yang tercermin pada sikap keseharian seluruh komponen. Membangun budaya positif di sekolah sangat penting karena dapat menumbuhkan karakter siswa, meningkatkan motivasi belajar dan prestasi akademik siswa, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa, serta menciptakan lingkungan sekolah yang humanis dan bermartabat. Sebagai calon guru penggerak, penting untuk membangun budaya positif di kelas dan lingkungan sekolah. Guru penggerak dapat menumbuhkan budaya positif kebersamaan di kelas menjadi budaya positif sekolah dan menjadi visi sekolah. 

Budaya sekolah yang positif adalah lingkungan yang kondusif yang mendorong kepuasan profesional, moral, dan keefektifan bagi guru dan siswa. Ini inklusif, berfokus pada siswa, dan terbuka untuk pembelajaran. Budaya sekolah yang positif memungkinkan keterlibatan siswa yang tinggi, memperkuat moral staf, dan meningkatkan pembelajaran siswa. Ini adalah budaya yang dibangun di atas landasan asumsi normatif, nilai-nilai, dan impian kolektif komunitas sekolah. Budaya positif di sekolah bukan hanya tentang menciptakan lingkungan belajar yang baik tetapi juga tentang menciptakan lingkungan pengajaran yang baik. Merupakan budaya yang dibangun dari kebiasaan-kebiasaan positif yang kecil, sederhana, dan berkelanjutan yang dapat dipraktikkan secara kolektif oleh warga sekolah. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang humanistik dan bermartabat yang mempromosikan pembentukan karakter dan keunggulan akademik.

Contoh Praktik Budaya Sekolah yang Positif

Ada beberapa contoh praktik budaya sekolah positif yang dapat diterapkan di sekolah. Pertama, membangun budaya inklusivitas, di mana semua siswa merasa dihargai dan dihormati, dapat membantu menciptakan budaya sekolah yang positif. Kedua, mencontohkan perilaku dan pemikiran positif dapat membantu menciptakan efek riak yang mereplikasi sifat tindakan untuk semua orang yang mengamatinya. Ketiga, menetapkan tujuan yang meningkatkan harapan sekolah dapat membantu menciptakan budaya keunggulan dan prestasi. Keempat, mempromosikan budaya kolaborasi dan kerja tim dapat membantu menciptakan rasa kebersamaan dan memiliki di antara siswa dan staf. Kelima, menekankan pembangunan karakter dan pendidikan nilai dapat membantu menciptakan budaya hormat, tanggung jawab, dan integritas. Akhirnya, menciptakan budaya inovasi dan kreativitas dapat membantu menumbuhkan kecintaan belajar dan semangat eksplorasi di kalangan siswa. Praktik-praktik ini dapat membantu menciptakan budaya sekolah yang positif yang mendorong pembelajaran siswa, moral staf, dan kepuasan profesional.

 

Praktik Inklusif dalam Budaya Sekolah yang Positif

Praktik inklusif dalam budaya sekolah yang positif dapat mengambil banyak bentuk. Salah satu contohnya adalah menciptakan lingkungan kelas yang ramah dan menerima semua siswa, tanpa memandang latar belakang atau kemampuannya. Guru juga dapat menggunakan strategi pengajaran inklusif yang melayani gaya dan kemampuan belajar yang berbeda. Contoh lain adalah mempromosikan keragaman dan kesadaran budaya melalui kurikulum dan kegiatan sekolah. Ini dapat mencakup merayakan hari libur budaya yang berbeda, mengundang pembicara tamu dari berbagai latar belakang, dan memasukkan beragam literatur ke dalam kurikulum. Praktik inklusif juga dapat melibatkan penciptaan peluang untuk suara dan partisipasi siswa, seperti konferensi yang dipimpin siswa atau organisasi kesiswaan. Selain itu, menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi siswa menjadi aspek penting dari praktik inklusif. Secara keseluruhan, praktik inklusif dalam budaya sekolah yang positif melibatkan penciptaan lingkungan di mana semua siswa merasa dihargai, dihormati, dan didukung dalam pembelajaran dan pertumbuhan pribadi mereka.

 

Guru dapat Mencontohkan Perilaku Positif di Dalam Kelas

Guru dapat mencontohkan perilaku positif di kelas dengan beberapa cara. Pertama, mereka dapat mencontohkan perilaku dan pemikiran yang positif dan memotivasi dengan melepaskan diri dari pola pikir negatif dan mencari kebaikan dalam diri orang dan situasi. Kedua, mereka dapat menciptakan lingkungan kelas yang ramah dan menerima semua siswa, terlepas dari latar belakang atau kemampuannya. Ketiga, mereka dapat menggunakan strategi pengajaran inklusif yang melayani gaya dan kemampuan belajar yang berbeda. Keempat, mereka dapat menetapkan tujuan yang bermakna yang meningkatkan harapan semua orang, termasuk staf, siswa, dan orang tua. Kelima, mereka dapat mempromosikan pembentukan karakter dan pendidikan nilai dengan memasukkannya ke dalam kurikulum dan mencontohkannya dalam perilaku mereka sendiri. Terakhir, mereka dapat menciptakan peluang untuk suara dan partisipasi siswa, seperti konferensi yang dipimpin siswa atau pemerintahan siswa, untuk mempromosikan rasa kebersamaan dan rasa memiliki di antara siswa. Dengan mencontohkan perilaku positif, guru dapat menciptakan budaya kelas yang positif yang mendorong pembelajaran siswa, moral staf, dan kepuasan profesional.

 

Tindakan Khusus yang Dapat Dilakukan Guru untuk Mencontohkan Perilaku Positif

Guru dapat mengambil beberapa tindakan khusus untuk mencontohkan perilaku positif di kelas. Pertama, mereka dapat mencontohkan perilaku dan pemikiran yang positif dan memotivasi dengan melepaskan diri dari pola pikir negatif dan mencari kebaikan dalam diri orang dan situasi. Kedua, mereka dapat menciptakan lingkungan kelas yang ramah dan menerima semua siswa, terlepas dari latar belakang atau kemampuannya. Ketiga, mereka dapat menggunakan strategi pengajaran inklusif yang melayani gaya dan kemampuan belajar yang berbeda. Keempat, mereka dapat menetapkan tujuan yang bermakna yang meningkatkan harapan semua orang, termasuk staf, siswa, dan orang tua. Kelima, mereka dapat mempromosikan pembentukan karakter dan pendidikan nilai dengan memasukkannya ke dalam kurikulum dan mencontohkannya dalam perilaku mereka sendiri. Keenam, mereka dapat menciptakan peluang untuk suara dan partisipasi siswa, seperti konferensi yang dipimpin siswa atau pemerintahan siswa, untuk mempromosikan rasa kebersamaan dan rasa memiliki di antara siswa. Terakhir, mereka dapat menggunakan penguatan positif untuk mendorong dan memotivasi siswa, seperti memuji perilaku dan usaha yang baik, dan memberikan umpan balik yang konstruktif. Dengan melakukan tindakan khusus ini, guru dapat mencontohkan perilaku positif dan menciptakan budaya kelas yang positif yang mendorong pembelajaran siswa, moral staf, dan kepuasan profesional.

 

Guru dapat Mendorong Siswa untuk Mengadopsi Perilaku Positif

Guru dapat mendorong siswa untuk mengadopsi perilaku positif dalam beberapa cara. Pertama, mereka dapat mencontohkan perilaku dan pemikiran positif dengan melepaskan diri dari pola pikir negatif dan mencari kebaikan dalam diri orang dan situasi. Kedua, mereka dapat menciptakan lingkungan kelas yang ramah dan menerima semua siswa, terlepas dari latar belakang atau kemampuannya. Ketiga, mereka dapat menggunakan strategi pengajaran inklusif yang melayani gaya dan kemampuan belajar yang berbeda. Keempat, mereka dapat menetapkan tujuan yang bermakna yang meningkatkan harapan semua orang, termasuk staf, siswa, dan orang tua. Kelima, mereka dapat mempromosikan pembentukan karakter dan pendidikan nilai dengan memasukkannya ke dalam kurikulum dan mencontohkannya dalam perilaku mereka sendiri. Keenam, mereka dapat menciptakan peluang untuk suara dan partisipasi siswa, seperti konferensi yang dipimpin siswa atau pemerintahan siswa, untuk mempromosikan rasa kebersamaan dan rasa memiliki di antara siswa. Terakhir, mereka dapat menggunakan penguatan positif untuk mendorong dan memotivasi siswa, seperti memuji perilaku dan usaha yang baik, dan memberikan umpan balik yang konstruktif. Dengan mengambil tindakan ini, guru dapat mendorong siswa untuk mengadopsi perilaku positif dan menciptakan budaya kelas yang positif yang mendorong pembelajaran siswa, moral staf, dan kepuasan profesional.

 

Dalam penerapan budaya positif, calon guru penggerak perlu mengedepankan sikap optimis, sabar, dan penuh semangat. Selain itu, calon guru penggerak juga perlu memiliki kemampuan untuk memotivasi peserta didik agar termotivasi dalam belajar dan memiliki sikap yang positif dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menerapkan budaya positif dalam kehidupan sehari-hari, calon guru penggerak dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan peserta didik.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Visitasi Akreditasi Hari Pertama di SDN Mirat II

          SDN Mirat II Kecamatan Leuwimunding menjadi pusat perhatian Tim Asesor BAN PDM Provinsi Jawa Barat dengan dilaksanakannya visitasi...