Mengenai Saya

Foto saya
Semua orang bisa menjadi Guru dan semua orang bisa menjadi Murid.

Jumat, 31 Maret 2023

Perbedaan Mengajar dan Mendidik

 


Mendidik dan mengajar memiliki peran penting dalam pendidikan. Mengajar membantu siswa untuk memahami materi dan meningkatkan wawasan keilmuan , sedangkan mendidik membantu siswa untuk berkembang secara holistik , termasuk dalam aspek moral dan karakter . Seorang guru harus tidak hanya mengajar , tetapi juga mendidik siswa dengan memperhatikan aspek moral dan karakter siswa. Pendidikan juga harus berorientasi pada anak, seperti yang ditekan oleh Ki Hajar Dewantara, dan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki komitmen untuk mendidik siswa dengan penuh  keikhlasan dan welas kasih, serta menerapkan sistem among dan asas kekeluargaan agar proses pembelajaran di kelas lebih akrab dan menyenangkan.


Perbedaan Antara Mengajar dan Mendidik

Perbedaan antara mengajar dan mendidik terletak pada fokus dan cakupan masing-masing. Mengajar lebih berkaitan dengan proses pencarian materi atau informasi kepada siswa , yang bertujuan untuk meningkatkan wawasan keilmuan dan keterampilan siswa. Sementara itu, mendidik memiliki makna yang lebih luas, mencakup aspek moral, karakter, dan kepribadian siswa. Mendidik berarti memperlihatkan makna dari setiap kompetensi yang dikuasai oleh murid, serta menggabungkan akhlak mulia, kecerdikan, dan kemampuan membangun komunikasi sosial yang baik. Seorang guru harus tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik, melatih, dan membimbing anak didiknya.


Akibat Guru Hanya Fokus Mengajar

Jika seorang guru hanya fokus pada pengajaran dan mengabaikan aspek mendidik , beberapa akibat yang mungkin terjadi antara lain:

  1. Siswa merasa bosan dan kurang berminat dalam pelajaran, sehingga hasil yang diperoleh siswa kurang efektif.
  2. Guru mungkin tidak cukup memperhatikan perkembangan karakter dan kepribadian siswa, karena terlalu sibuk memenuhi waktu tatap muka dan materi pengajaran.
  3. Pendidikan karakter dan nilai-nilai moral menjadi kurang terintegrasi dalam proses pembelajaran, sehingga siswa mungkin tidak berkembang secara holistik.
  4. Siswa mungkin tidak memiliki kesempatan untuk menjadi pelajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat belajar, karena pembelajaran hanya berfokus pada materi dan kurang memperdayakan potensi siswa.
  5. Siswa melakukan aktifitas yang tak produktif misal; tawuran, bully. kekerasan dan lainnya.

Tantangan guru Menyeimbangkan Mengajar dan Mendidik

Beberapa tantangan umum yang dihadapi oleh guru dalam mencapai keseimbangan antara mengajar dan mendidik antara lain:
  1. Menantang dalam menyesuaikan metode mengajar dengan kebutuhan dan karakteristik siswa, sehingga siswa merasa bosan dan kurang berminat dalam belajar.
  2. Kurangnya dukungan dari orang tua siswa, yang dapat mempengaruhi motivasi dan minat siswa dalam belajar.
  3. Keterbatasan waktu dan sumber daya, yang dapat menghambat guru dalam memberikan bimbingan dan konsultasi kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.
  4. Tuntutan untuk memenuhi standar akademik dan ujian nasional, yang dapat membuat guru terlalu fokus pada pengajaran dan mengabaikan aspek mendidik.
  5. Tantangan dalam membangun karakter dan moral siswa, memerlukan pendekatan yang lebih holistik dan berkelanjutan.


Menyeimbangkan antara Mengajar dan Mendidik

Untuk mencapai keseimbangan antara mengajar dan mendidik , seorang guru dapat melakukan beberapa hal , antara lain:
  1. Memperhatikan kebutuhan dan karakteristik siswa, sehingga dapat menyesuaikan metode pengajaran yang tepat dan menarik bagi siswa.
  2. Menerapkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, sehingga siswa lebih aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran.
  3. Memberikan bimbingan dan konsultasi kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar, sehingga dapat membantu siswa untuk berkembang secara holistik.
  4. Menjadi teladan bagi siswa dalam hal moral dan karakter, sehingga siswa dapat meniru dan mengembangkan nilai-nilai positif dari guru.
  5. Mengintegrasikan nilai-nilai moral dan karakter dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat belajar tidak hanya materi, tetapi juga nilai-nilai yang penting untuk kehidupan.
Dukungan Orang Tua dalam Mendidik Siswa
Orang tua dapat memberikan dukungan kepada guru dalam upaya mendidik siswa dengan cara-cara berikut:
  1. Terlibat aktif dalam pendidikan anak , seperti mengikuti perkembangan belajar anak, berkomunikasi dengan guru, dan memberikan dukungan moral dan motivasi kepada anak.
  2. Membantu anak memperoleh pengalaman belajar di luar sekolah , seperti membaca buku bersama, mengunjungi museum, atau melakukan kegiatan yang relevan dengan materi pelajaran.
  3. Mendorong anak untuk menghargai dan menghormati guru, serta mengikuti peraturan dan tata tertib di sekolah.
  4. Menjalin kerjasama yang baik dengan guru, seperti memberikan umpan balik dan saran yang konstruktif, serta menghargai peran guru dalam mendidik anak.
  5. Menjadi mitra dalam membangun karakter dan akhlak anak, dengan memberikan teladan dan nilai-nilai positif di rumah.

Keseimbangan antara mengajar dan mendidik siswa sangat penting karena:
  1. Membantu siswa untuk mengembangkan wawasan keilmuan dan keterampilan , serta membentuk sikap mental dan kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat dan bangsa.
  2. Mencegah merasa bosan dan kurang berminat dalam belajar, yang dapat mengakibatkan hasil belajar yang kurang efektif.
  3. Membantu siswa untuk memiliki perencanaan yang teratur dalam pembelajaran jadual, sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan secara optimal.
  4. Proses mengajar tidak hanya fokus pada materi pelajaran, tetapi juga pada pembentukan karakter dan moral siswa.
  5. Menciptakan lingkungan belajar yang baik dan kondusif, dimana siswa merasa diterima, dihargai, dan didukung dalam proses pembelajaran.
Dengan keseimbangan antara mengajar dan mendidik, siswa akan memiliki kesempatan yang lebih baik untuk tumbuh dan berkembang secara menyeluruh. Guru untuk tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik, melatih, dan membimbing siswa agar mereka dapat berkembang secara menyeluruh dan mencapai tujuan pendidikan yang lebih luas.



Kamis, 30 Maret 2023

Korelasi Tunjangan Profesi Guru dengan Peningkatan Kompetensi Guru



Pendidikan di Indonesia memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Guru sebagai garda terdepan dalam memberikan pendidikan yang berkualitas sangatlah penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan,  Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberikan berbagai macam tunjangan  bagi guru sebagai bentuk penghargaan terhadap kinerja mereka salah satunya yaitu tunjangan profesi guru.

Tunjangan profesi guru adalah bentuk penghargaan dari pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan guru. merupakan amanat Undang-Undang (UU) Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Tunjangan profesi  diberikan kepada guru yang memiliki sertifikat pendidik sebagai penghargaan atas profesionalitasnya.

Peningkatan kompetensi guru merupakan upaya yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Kompetensi guru yang baik akan berdampak pada peningkatan kualitas proses pembelajaran. Dalam hal ini, pemberian tunjangan profesi guru dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan kompetensi guru.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara pemberian tunjangan profesi guru dengan peningkatan kompetensi guru. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Daryanto (2017) menunjukkan bahwa guru yang menerima tunjangan profesi memiliki kompetensi yang lebih baik dibandingkan dengan guru yang tidak menerima tunjangan profesi. Hal ini dapat disebabkan oleh fakta bahwa tunjangan profesi yang diberikan dapat meningkatkan motivasi dan semangat kerja guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran.


Selain itu, pemberian tunjangan profesi guru juga dapat membantu guru untuk mengikuti pelatihan dan pengembangan diri yang diperlukan untuk meningkatkan kompetensi mereka. Dalam hal ini, pemberian tunjangan profesi dapat membantu guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam bidang pendidikan.

Namun, perlu diingat bahwa pemberian tunjangan profesi guru tidaklah cukup untuk meningkatkan kompetensi guru secara signifikan. Peningkatan kompetensi guru juga memerlukan dukungan yang komprehensif dari berbagai pihak, seperti pemberian pelatihan dan pengembangan diri yang berkualitas serta pengembangan kurikulum yang relevan dengan perkembangan zaman.


Dalam hal ini, pemerintah dan seluruh stakeholders di bidang pendidikan perlu bekerja sama untuk memberikan dukungan yang komprehensif bagi peningkatan kompetensi guru. Pemberian tunjangan profesi guru dapat menjadi salah satu bagian dari dukungan tersebut.

Peran Pemerintah dalam Memaksimalkan Peningkatan Kompetensi Guru melalui Tunjangan Profesi

Pemerintah memainkan peran penting dalam memaksimalkan peningkatan kompetensi guru melalui tunjangan profesi. Berikut ini adalah beberapa peran yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam memaksimalkan peningkatan kompetensi guru melalui tunjangan profesi:

  1. Menetapkan kebijakan yang jelas mengenai tunjangan profesi guru. Pemerintah perlu menetapkan kebijakan yang jelas mengenai tunjangan profesi guru, termasuk jenis tunjangan, kriteria penerima tunjangan, dan besarnya tunjangan yang diberikan. Kebijakan yang jelas akan membantu guru untuk memahami dan mempersiapkan diri agar memenuhi kriteria penerima tunjangan.
  2. Menyediakan dana yang cukup untuk tunjangan profesi guru. Pemerintah perlu menyediakan dana yang cukup untuk tunjangan profesi guru agar tunjangan tersebut dapat diberikan secara tepat waktu dan sesuai dengan besarnya yang ditetapkan dalam kebijakan. Pemerintah juga perlu memastikan bahwa proses pemberian tunjangan profesi guru berjalan dengan transparan dan akuntabel.
  3. Memperhatikan kualitas pelatihan dan pengembangan diri guru. Pemerintah perlu memperhatikan kualitas pelatihan dan pengembangan diri yang diberikan kepada guru untuk meningkatkan kompetensi mereka. Pelatihan dan pengembangan diri yang berkualitas akan membantu guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam bidang pendidikan.
  4. Memberikan insentif tambahan bagi guru yang mengikuti pelatihan dan pengembangan diri. Pemerintah dapat memberikan insentif tambahan bagi guru yang mengikuti pelatihan dan pengembangan diri untuk meningkatkan motivasi mereka dalam meningkatkan kompetensi. Insentif tambahan dapat berupa tunjangan khusus, penghargaan, atau promosi jabatan.
  5. Mengawasi penggunaan tunjangan profesi guru secara tepat dan efektif. Pemerintah perlu mengawasi penggunaan tunjangan profesi guru secara tepat dan efektif untuk memastikan bahwa tunjangan tersebut benar-benar meningkatkan kompetensi guru. Pemerintah juga perlu mengambil tindakan terhadap guru yang tidak memenuhi kriteria penerima tunjangan atau tidak menggunakan tunjangan tersebut sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.


Dalam melakukan peran-peran tersebut, pemerintah perlu berkoordinasi dengan berbagai stakeholder di bidang pendidikan, seperti lembaga pendidikan, organisasi profesi, dan masyarakat. Hal ini akan membantu memaksimalkan peningkatan kompetensi guru melalui tunjangan profesi dan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.


Kesimpulan

Pemberian tunjangan profesi guru dapat mempengaruhi peningkatan kompetensi guru. Namun, dukungan yang komprehensif dari berbagai pihak juga perlu dilakukan agar peningkatan kompetensi guru dapat tercapai secara signifikan. Oleh karena itu, pemberian tunjangan profesi guru perlu diimbangi dengan berbagai kebijakan dan program





Supervisi Akademik Guru dalam Pembelajaran

 




Dalam Kegiatan Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan di SDN Mirat II pada hari Kamis tanggal 30 Maret 2023 yang dilakukan oleh Pengawas Pembina Ibu Uum Jumiati, S. Pd., M.A.P salah satu hal penting yang disampaikan program Supervisi Akademik. Saya mencoba menguaraikan pentingnya supervisi akademik oleh kepala sekolah, mamfaat, tantangan dan solusinya. 

Supervisi Akademik Guru dalam Pembelajaran untuk  memastikan kualitas Pendidikan di Sekolah. Supervisi akademik guru merupakan suatu proses yang sangat penting dalam memastikan kualitas pendidikan di sekolah. Proses ini melibatkan pengawasan dan evaluasi dari para pengawas atau atasan terhadap kinerja para guru dalam mengajar. Tujuannya adalah untuk membantu guru dalam meningkatkan kinerja dan efektivitas mereka dalam membantu siswa meraih hasil belajar yang lebih baik.

Supervisi akademik guru tidak hanya memberikan manfaat bagi guru, tetapi juga untuk siswa, sekolah, dan masyarakat. Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai pentingnya supervisi akademik guru dalam pembelajaran:


  1. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. Supervisi akademik guru dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Dengan melakukan pengawasan dan evaluasi secara teratur, atasan dapat memberikan umpan balik yang konstruktif dan membantu guru untuk memperbaiki kinerja mereka. Ini dapat membantu guru untuk memahami kelemahan dan kekuatan mereka dalam mengajar dan mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih efektif.
  2. Memastikan Konsistensi Pembelajaran.Supervisi akademik guru juga membantu memastikan konsistensi pembelajaran di seluruh sekolah. Dalam proses supervisi, para pengawas dapat memastikan bahwa guru di seluruh sekolah mengikuti kurikulum dan standar yang telah ditetapkan. Hal ini dapat membantu memastikan bahwa setiap siswa menerima pendidikan yang sama dan setara.
  3. Meningkatkan Motivasi Guru.Supervisi akademik guru dapat meningkatkan motivasi guru dalam mengajar. Atasan dapat memberikan umpan balik yang positif dan konstruktif, yang dapat membantu guru merasa dihargai dan terdorong untuk melakukan lebih baik. Hal ini dapat meningkatkan semangat dan motivasi guru untuk memberikan pengajaran yang lebih baik dan meningkatkan hasil belajar siswa.
  4. Menumbuhkan Budaya Pembelajaran yang Kolaboratif. Proses supervisi akademik guru juga dapat membantu menumbuhkan budaya pembelajaran yang kolaboratif di sekolah. Dalam proses supervisi, para pengawas dapat bekerja sama dengan guru untuk memperbaiki kinerja mereka. Ini dapat membantu menciptakan atmosfer yang terbuka dan saling mendukung di antara para guru, yang dapat mendorong kolaborasi dan inovasi dalam pembelajaran.
  5. Meningkatkan Akuntabilitas Sekolah.Terakhir, supervisi akademik guru dapat meningkatkan akuntabilitas sekolah. Dalam proses supervisi, para pengawas dapat memastikan bahwa guru di seluruh sekolah memenuhi standar yang telah ditetapkan. Hal ini dapat membantu memastikan bahwa sekolah bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan yang berkualitas bagi siswa.

Supervisi akademik guru merupakan suatu proses yang sangat penting dalam memastikan kualitas pendidikan di sekolah. Proses ini membantu meningkatkan kualitas pembelajaran, memastikan konsistensi


Tantangan dalam pelaksanaan supervisi akademik guru oleh kepala sekolah

Supervisi akademik guru oleh kepala sekolah merupakan tugas yang penting dalam memastikan kualitas pembelajaran di sekolah. Namun, terdapat beberapa tantangan yang dapat dihadapi dalam pelaksanaannya. Berikut adalah beberapa tantangan yang mungkin dihadapi oleh kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik guru:


  1. Kurangnya Waktu. Salah satu tantangan yang sering dihadapi oleh kepala sekolah adalah kurangnya waktu yang tersedia untuk melakukan supervisi akademik guru. Kepala sekolah biasanya memiliki banyak tugas lain yang perlu dilakukan, seperti administrasi, manajemen, dan hubungan dengan orang tua siswa. Hal ini dapat membuat sulit bagi kepala sekolah untuk meluangkan waktu yang cukup untuk melakukan supervisi akademik guru secara teratur.
  2. Keterbatasan Sumber Daya. Selain waktu, kepala sekolah juga dapat mengalami keterbatasan sumber daya, seperti dana, fasilitas, dan tenaga ahli. Supervisi akademik guru yang efektif memerlukan sumber daya yang memadai, seperti alat pengukur dan evaluasi, pelatihan dan pengembangan, dan dukungan ahli. Jika sumber daya ini tidak tersedia, maka supervisi akademik guru tidak akan efektif. 
  3. Ketidaknyamanan.Tantangan lain yang dihadapi oleh kepala sekolah dalam melakukan supervisi akademik guru adalah ketidaknyamanan. Supervisi akademik guru dapat menjadi situasi yang kurang nyaman bagi guru karena mereka merasa diperiksa dan dievaluasi. Hal ini dapat menyebabkan ketegangan antara kepala sekolah dan guru. Oleh karena itu, kepala sekolah harus dapat membangun hubungan yang baik dengan guru dan memastikan bahwa supervisi dilakukan dengan cara yang menghargai dan mendukung guru.
  4. Tidak Ada Respon Positif.Supervisi akademik guru yang dilakukan tanpa umpan balik yang konstruktif dan positif dapat menjadi pengalaman yang buruk bagi guru. Tantangan lain yang mungkin dihadapi oleh kepala sekolah adalah ketidakmampuan memberikan umpan balik yang efektif atau tidak adanya respon positif dari guru. Hal ini dapat membuat guru merasa tidak dihargai dan tidak termotivasi untuk meningkatkan kinerja mereka.
  5. Keterbatasan Keterampilan Kepala Sekolah. Supervisi akademik guru memerlukan keterampilan khusus dalam pengukuran dan evaluasi kinerja guru. Kepala sekolah mungkin tidak memiliki keterampilan yang diperlukan atau pengalaman yang memadai dalam melakukan supervisi akademik guru. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu memperoleh pelatihan dan dukungan yang diperlukan untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam melakukan supervisi akademik guru.


Solusi Menghadapai Tantangan Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah

Meskipun terdapat beberapa tantangan dalam pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah, terdapat beberapa solusi yang dapat diambil untuk menghadapinya. Berikut adalah beberapa solusi yang dapat membantu kepala sekolah dalam melakukan supervisi akademik guru secara efektif:

  1. Perencanaan yang matang. Kepala sekolah harus membuat jadwal supervisi akademik guru yang matang dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia dan waktu yang tersedia. Perencanaan yang matang dapat membantu kepala sekolah untuk memprioritaskan supervisi akademik guru dan meluangkan waktu yang cukup untuk melakukannya.
  2. Pengembangan Sumber Daya. Kepala sekolah dapat mengembangkan sumber daya, seperti fasilitas, dana, dan tenaga ahli, untuk memastikan supervisi akademik guru dapat dilakukan secara efektif. Kepala sekolah juga dapat mengajukan proposal kepada lembaga atau organisasi tertentu untuk memperoleh sumber daya tambahan.
  3. Meningkatkan Komunikasi. Kepala sekolah harus membangun hubungan yang baik dengan guru dan mengkomunikasikan tujuan dan manfaat dari supervisi akademik guru secara terbuka dan jelas. Dengan demikian, guru dapat merasa lebih nyaman dan memahami tujuan supervisi akademik guru.
  4. Memberikan Umpan Balik Positif. Kepala sekolah harus memberikan umpan balik yang positif dan konstruktif kepada guru. Umpan balik yang positif dapat memberikan motivasi kepada guru untuk meningkatkan kinerja mereka. Selain itu, umpan balik yang konstruktif juga dapat membantu guru untuk memperbaiki kekurangan mereka.
  5. Pelatihan dan Pengembangan Kepala Sekolah. Kepala sekolah harus mengembangkan keterampilan dan pengalaman yang diperlukan untuk melakukan supervisi akademik guru dengan baik. Pelatihan dan pengembangan dapat membantu kepala sekolah untuk meningkatkan keterampilan dalam pengukuran dan evaluasi kinerja guru, sehingga supervisi akademik guru dapat dilakukan dengan efektif.


Kesimpulan

Supervisi akademik guru oleh kepala sekolah merupakan tugas yang penting dalam memastikan kualitas pembelajaran di sekolah. Terdapat beberapa tantangan yang dapat dihadapi dalam pelaksanaannya, tetapi dengan perencanaan yang matang, pengembangan sumber daya, meningkatkan komunikasi, memberikan umpan balik positif, dan pelatihan dan pengembangan kepala sekolah, supervisi akademik guru dapat dilakukan secara efektif dan berhasil meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.












Praktik Couching Sebagi Upaya Peningkatan Sumber Daya Guru




Praktik coaching adalah sebuah upaya untuk meningkatkan sumber daya guru melalui pendampingan dan pembinaan oleh seorang coach atau pembimbing. Tujuan dari praktik coaching adalah untuk membantu guru meningkatkan kinerja mereka dalam mengajar, mengembangkan keterampilan baru, meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri, serta meningkatkan efektivitas dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Proses coaching biasanya dimulai dengan identifikasi kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai oleh guru, kemudian dilanjutkan dengan pendampingan dan pembinaan secara langsung oleh coach dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Selama proses coaching, coach akan memberikan umpan balik secara terus-menerus kepada guru untuk membantu mereka meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Praktik coaching dapat dilakukan secara individu atau dalam kelompok kecil, tergantung pada kebutuhan dan situasi. Praktik coaching juga dapat dilakukan secara berkala untuk memberikan dukungan kontinu kepada guru dalam pengembangan keterampilan dan peningkatan kinerja.

Dengan praktik coaching, diharapkan guru dapat lebih percaya diri, terampil, dan efektif dalam mengajar, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa.

Proses Coaching

Proses coaching melibatkan beberapa tahap yang penting untuk mencapai tujuan coaching yang diinginkan. Berikut adalah uraian proses coaching:

  1. Identifikasi kebutuhan dan tujuan coaching: Langkah pertama dalam proses coaching adalah mengidentifikasi kebutuhan dan tujuan coaching yang ingin dicapai oleh guru. Coach dan guru harus bekerja sama untuk menetapkan tujuan yang spesifik dan dapat diukur.
  2. Observasi: Coach akan melakukan observasi terhadap kinerja guru dalam mengajar, baik itu secara langsung di kelas maupun melalui rekaman video. Observasi ini dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam kinerja guru.
  3. Umpan balik: Setelah melakukan observasi, coach akan memberikan umpan balik kepada guru tentang kinerja mereka. Umpan balik ini harus disampaikan dengan cara yang konstruktif dan membantu guru untuk meningkatkan kinerja mereka.
  4. Rencana tindakan: Berdasarkan hasil observasi dan umpan balik, coach dan guru akan bekerja sama untuk menetapkan rencana tindakan yang akan dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kinerja mereka.
  5. Praktik dan Refleksi: Guru akan menerapkan rencana tindakan tersebut di kelas dan coach akan melakukan pendampingan dan pembinaan secara langsung. Setelah praktik, guru dan coach akan melakukan refleksi untuk mengevaluasi kinerja dan melihat apakah rencana tindakan telah berhasil atau perlu disesuaikan.
  6. Evaluasi: Setelah sejumlah praktik dilakukan, coach dan guru akan melakukan evaluasi untuk melihat sejauh mana tujuan coaching telah tercapai dan apakah masih diperlukan praktik tambahan atau tindakan korektif lainnya.


Proses coaching harus dijalankan dengan cara yang terstruktur dan sistematis untuk mencapai tujuan coaching yang diinginkan dan memberikan manfaat maksimal bagi guru dan siswa.






 

Selasa, 28 Maret 2023

Upaya Pencegahan Tawuran dan Kekerasan Anak di Sekolah

 



Tawuran dan kekerasan anak di sekolah merupakan masalah yang serius dan dapat membahayakan keselamatan dan kesejahteraan siswa, serta membahayakan lingkungan sekolah secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan:


  1. Pendidikan tentang konflik dan penyelesaian konflik. Sekolah harus mengajarkan siswa tentang pentingnya penyelesaian konflik secara damai dan memberikan keterampilan untuk mengelola konflik secara efektif.
  2. Pembentukan komite anti-kekerasan. Sekolah dapat membentuk komite anti-kekerasan yang terdiri dari siswa, orang tua, guru, dan staf sekolah. Komite ini dapat bekerja sama untuk mengidentifikasi dan mencegah tindakan kekerasan dan tawuran.
  3. Peningkatan pengawasan dan keamanan di sekolah. Sekolah harus memperkuat keamanan dan pengawasan di sekolah, termasuk penempatan petugas keamanan, penggunaan kamera CCTV, dan peningkatan keamanan lingkungan sekolah.
  4. Pelatihan guru dan staf sekolah tentang tindakan preventif dan responsif. Guru dan staf sekolah harus dilatih untuk mengenali tanda-tanda kekerasan dan tawuran, dan mempunyai tindakan preventif dan responsif yang tepat.
  5. Keterlibatan orang tua dan komunitas. Orang tua dan komunitas harus terlibat dalam upaya pencegahan ini, baik melalui dukungan finansial atau keikutsertaan dalam program-program sekolah yang mendukung pencegahan kekerasan dan tawuran.\
  6. Penegakan disiplin yang konsisten. Sekolah harus menegakkan disiplin yang konsisten dan adil, termasuk sanksi tegas bagi siswa yang melakukan tindakan kekerasan dan tawuran.
  7. Program pendidikan dan rehabilitasi untuk siswa yang terlibat dalam tindakan kekerasan. Sekolah dapat menawarkan program pendidikan dan rehabilitasi untuk siswa yang terlibat dalam tindakan kekerasan, yang dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan dan perilaku yang lebih positif.


Dalam mengatasi masalah kekerasan dan tawuran di sekolah, upaya kolaboratif dan konsisten antara semua pihak terkait, termasuk sekolah, siswa, orang tua, dan komunitas sangat penting untuk memastikan keberhasilan pencegahan dan penanganannya.








Coaching untuk peningkatan sumber daya guru

 



Coaching adalah salah satu metode pengembangan diri yang sangat efektif dan populer. Coaching membantu individu dalam mengidentifikasi potensi diri dan mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam dunia pendidikan, coaching menjadi salah satu metode yang sangat bermanfaat dalam meningkatkan sumber daya guru. Coaching memberikan ruang bagi guru untuk mengembangkan dirinya secara profesional dan personal.


Pentingnya Coaching untuk Peningkatan Sumber Daya Guru

Guru adalah salah satu faktor penting dalam menciptakan pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Oleh karena itu, guru perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam melaksanakan tugasnya. Coaching dapat membantu guru dalam meningkatkan sumber dayanya, baik dari segi pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.

Melalui coaching, guru dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dirinya. Hal ini penting karena guru yang memahami kekuatan dan kelemahannya dapat memperbaiki kinerja dan mengembangkan diri dengan lebih baik. Coaching juga membantu guru dalam meningkatkan kemampuan dalam mengajar, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, serta mengembangkan kreativitas dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.


Manfaat Coaching untuk Peningkatan Sumber Daya Guru

Mengembangkan kemampuan mengajar

Coaching membantu guru dalam mengembangkan kemampuan mengajar yang efektif dan berkualitas. Guru akan diberikan masukan dan umpan balik yang konstruktif terhadap kinerja mereka dalam mengajar. Dengan begitu, guru dapat memperbaiki kinerja dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.


Meningkatkan pemahaman tentang pembelajaran

Melalui coaching, guru akan memahami konsep pembelajaran yang lebih baik. Hal ini penting karena pemahaman yang baik tentang pembelajaran dapat membantu guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran yang lebih efektif.


Mengembangkan keterampilan kepemimpinan

Guru juga perlu memiliki keterampilan kepemimpinan yang baik, terutama dalam mengelola kelas dan bekerja sama dengan rekan kerja. Coaching dapat membantu guru dalam mengembangkan keterampilan kepemimpinan yang baik dan meningkatkan kerjasama tim dalam lingkungan sekolah.


Meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri

Coaching membantu guru dalam meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri. Dengan memahami kekuatan dan kelemahan dirinya, guru dapat meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi dalam melaksanakan tugasnya. Guru juga akan diberikan dukungan dan umpan balik positif yang dapat meningkatkan motivasi dan semangat dalam bekerja.


Meningkatkan kreativitas

Coaching juga dapat membantu guru dalam meningkatkan kreativitas dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. Guru akan diberikan masukan dan ide-ide baru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.


Kesimpulan

Coaching menjadi salah satu metode yang sangat efektif dalam meningkatkan sumber daya guru. Coaching membantu guru dalam mengembangkan diri secara profesional.

Senin, 27 Maret 2023

Seni Berpikir Indah

 


Setiap orang pasti ingin tampil menarik bahkan beberapa orang rela mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk memperbaiki penampilan mereka tapi perlu diingat bahwa penampilan menarik saja ttidak cukup kalau kita tidak bisa membangun interaksi dan perbincangan yang juga menarik. Dalam bukunya Edward The Bono mengajarkan bagaimana cara berbicara mengungkapkan ide, mendengarkan merespon, dan mengungkapkan pertanyaan dalam sebuah perbincangan agar kita terlihat menarik, kita juga akan belajar tentang berpikir paralel dan bagaimana menerapkannya dalam sebuah diskusi. Cara mengungkapkan kesetujuan, ketidak setujuan dan perbedaan cara membangun dan menjaga diskusi agar tetap menarik perlunya menjadi pendengar yang baik, dan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga diskusi tetap menarik.  Berpikir lebih indah dengan berpikir paralel dalam sebuah diskusi. Metode argumen sudah menjadi metode yang umum digunakan argumen bersifat agresif dengan tujuan untuk membuktikan bahwa saya benar dan kamu salah. Sebagai alternatif dari metode argumen ini memperkenalkan metode berpikir paralel. Dalam metode berpikir paralel setiap orang dalam diskusi diberi kesempatan untuk punya sudut pandang yang berbeda tapi dengan tujuan yang sama, memperkenalkan metode six thinking head yang digambarkan dengan enam topi dengan warna yang berbeda untuk menjelaskan cara berpikir paralel, semua orang harus menggunakan topi yang sama pada waktu yang sama agar mereka melihat ke arah yang sama saat diskusi Topi putih melambangkan kertas dan berarti informasi saat menggunakan topi putih, Setiap orang dalam diskusi harus fokus pada pengumpulan informasi informasi ini bisa berupa fakta maupun rumor dan pengalaman pribadi kalau ada informasi yang bertolak belakang maka peserta akan fokus untuk mencari informasi yang benar. Topi merah melambangkan api dan kehangatan yang berarti emosi perasaan dan intuisi seringkali emosi dan intuisi tidak boleh dilibatkan dalam suatu diskusi dan keputusan tapi pada akhirnya kita justru mengalihkan emosi dan intuisimu menjadi logika karena itu sangat penting untuk mengakui emosi dalam suatu diskusi. Topi hitam melambangkan peringatan yang berarti pemikiran kritis dan penilaian risiko, saat menggunakan topi hitam peserta harus memikirkan bahaya kesalahan dan masalah penggunaan topi hitam ini bukan untuk menghalangi diskusi tapi untuk membangun ke hati-hatian. Topi kuning adalah kebalikan dari topi hitam dan berarti kepekaan nilai saat menggunakan topi kuning peserta harus secara positif, mencari nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah ide yang didiskusikan, nilai-nilai manfaat, dan cara menyelesaikan suatu masalah menjadi fokusnya. Topi hijau melambangkan pertumbuhan dan energi yang berarti produktif dan kreati. Saat menggunakan topi hijau peserta akan fokus untuk mencari ide alternatif kemungkinan dan desain. Sedangkan Topi biru melambangkan langit biru dengan cakrawalanya yang berarti pengendalian terhadap prose, topi biru ini punya peran mengorganisasi pemikiran pada awal diskusi topi biru digunakan untuk menetapkan tujuan ketika diskusi berjalan. Topi biru berfungsi untuk mengatur jalannya diskusi dan mengatur urutan topi yang akan digunakan agar metode berpikir paralel berhasil semua peserta Harus melihat secara paralel ke arah yang sama.


Menyampaikan pendapat bisa bersifat kesetujuan, ketidaksetujuan, dan pengungkapan perbedaan. Cara dalam memberikan respon-respon itu akan menentukan seberapa menarik diri kita, orang akan saling tertarik kalau punya kesamaan Kalau kita bisa menemukan titik ke persetujuan dengan lawan bicara maka kita akan lebih mudah menarik perhatiannya, tapi kita harus ingat juga bahwa kalau kita terlalu mudah setuju dengan lawan bicara maka diskusi menjadi tidak punya tujuan, di sisi lain kalau kita selalu tidak setuju maka kita jadi tidak menarik karena itu kita perlu mencari posisi yang tepat untuk bisa membangun ke tujuan, kita perlu memahami cara berpikir lawan bicara dan melihat alasan di balik pernyataannya, lihat pengalaman lawan bicara nilai-nilai yang dia percayai dan sudut pandang yang dia punya, setelah itu Ubahlah cara pandang kita ke sudut pandang lawan bicara ungkapkan persetujuan pada lawan bicara tapi ungkapkan juga bahwa kita punya cara pandang sendiri. Saat mengungkapkan ketidaksetujuan pastikan motivasi kita bukan hanya karena kita tidak ingin setuju atau karena kita ingin menunjukkan kepintaranmu. Sebelum mengungkapkan ketidaksetujuan bedakan antara punya pendapat yang berbeda dengan tidak setuju dengan sebuah pendapat untuk mengekspresikan ketidaksetujuan, kita bisa menunjukkan kesalahan fakta atau pernyataan yang ada kesalahan logika, sehingga kesimpulannya pun salah adanya persepsi selektif atau interpretasi kemungkinan adanya prasangka dan stereotipe dan pengalaman pribadi yang berbeda. Selain itu kita juga bisa menawarkan sebuah kemungkinan saat kita meragukan sebuah pernyataan perbedaan opini merupakan sesuatu yang berbeda dengan ktidak tujuan terhadap suatu opini. Perbedaan opini bisa terjadi karena adanya perbedaan penilaian perbedaan preferensi pribadi perbedaan sudut pandang perbedaan persepsi dan perbedaan pengalaman menjadi pembicara dan pendengar yang menarik ketertarikan bisa terbentuk dari cara kita memulai suatu percakapan, terdapat dua jenis: pendengar yang pertama adalah lawan bicara yang sama sekali tidak mengetahui topik yang kita ceritakan maka ketertarikannya akan tergantung pada seberapa menarik kita menceritakan topik tersebut.  Jenis kedua adalah lawan bicara yang mengetahui topik tersebut dan ingin mengetahui lebih lanjut maka ketertarikannya akan tergantung pada seberapa baik kita memancing pertanyaan dan menjawabnya setiap orang akan tertarik dengan sebuah topik atau informasi baru, kalau kita tidak punya informasi baru kita bisa menggunakan beberapa Teknik ini: pertama teknik Bagaimana jika dengan cara melemparkan pertanyaan yang mengandaikan Suatu kondisi Bagaimana kalau anjing bisa bicara atau bagaimana kalau para kepala eksekutif dilatih sejak usia muda adalah contoh pertanyaan yang bisa mendorongmu dan melawan bicaramu untuk berpikir dengan cara yang lucu dan ceria kita juga bisa menggunakan teknik mencari kemungkinan dan alternatif dengan bertanya apakah ada cara lain untuk menyelesaikan masalah ini pertanyaan semacam ini akan memperkaya sebuah diskusi teknik lain yang bisa digunakan adalah teknik koneksi yaitu menghubungkan beberapa kejadian dan informasi menjadi sesuatu yang menarik seperti halnya teori konspirasi yang selalu menjadi hal menarik untuk dibicarakan. Dalam diskusi menjadi pendengar yang baik sama pentingnya dengan menjadi pembicara yang baik mendengar bukan hanya menunggu giliran bicara tapi memahami apa yang dibicarakan oleh lawan bicaramu saat mendengar perhatikan apa yang disampaikan pembicara dan pahami nilai-nilai dari hal yang dibicarakan dengan menjadi pendengar yang baik kita mungkin akan mendapatkan informasi baru sudut pandang baru dan wawasan baru. Kita juga bisa memahami persepsi yang berbeda-beda mempelajari alasan Dibalik suatu pendapat dan memahami sifat dan perasaan pembicara

Dalam Diskusi ada beberapa faktor yang perlu kita perhatikan ketika melakukan diskusi faktor pertama adalah Pemahaman konsep konsep menjadi bagian penting dalam suatu diskusi saat diskusi kita perlu mencari memilih dan memahami konsep yang sedang dibicarakan untuk bisa menawarkan pemikiran yang menarik. Faktor kedua adalah adanya alternatif ini membuat kita tidak kaku dan tidak mudah puas terhadap diri sendiri persepsi alternatif adalah sudut pandang lain dalam melihat suatu hal penciptaan alternatif dimulai dengan menggali kemungkinan-kemungkinan dan mengarahkan kemungkinan-kemungkinan tersebut menjadi suatu alternatif yang lebih pasti,faktor berikutnya adalah emosi dan perasaan keduanya bisa mempengaruhi proses pemikiran pilihan yang logis juga bisa dihasilkan oleh perasaan sehingga kita tidak perlu ragu menunjukkan perasaan kita bisa menyampaikan perasaan di awal diskusi atau setelah mendengarkan pendapat orang lain tentunya disesuaikan dengan kondisi yang keempat adalah nilai-nilai ini adalah cara memandang suatu hal setiap orang punya nilai-nilai pribadi dan dalam sebuah diskusi nilai-nilai setiap peserta bisa berbeda terdapat beberapa jenis nilai diantaranya; nilai-nilai personal, organisasi, dan nasional. Kualitas inovasi ekologi dan persepsi faktor pengalihan dan perubahan tujuan yang bisa dilakukan untuk menjaga agar diskusi tetap menarik pengalihan bisa dilakukan selama tidak mengambil waktu lama, dan semua orang mau kembali ke topik utama. Pengalihan sebaiknya tidak dilakukan pada diskusi-diskusi yang serius, pengalihan yang umum dilakukan adalah dengan komedi informasi dan pengetahuan. Sebagai catatan kita tidak perlu mengetahui semua hal untuk bisa terlibat dalam diskusi, kalau kita punya informasi lebih sedikit dibandingkan dengan orang lain kita bisa mengaplikasikan strategi cermin yaitu menyerap semua informasi yang kita terima dan mengulangnya kembali dengan menambahkan informasi dan pengetahuan yang kita punya. Pendapat merupakan hasil dari informasi nilai perasaan dan pengalaman yang dimiliki seseorang Karena itulah pendapat bisa berubah karena adanya informasi baru atau penerimaan terhadap nilai-nilai baru, pikiran yang menarik akan selalu siap melakukan perubaha.  pendapat saat diberikan pendapat kita bisa mengungkapkan pendapat dari sudut pandang pribadi kita, tapi kita juga perlu mempersilahkan orang lain untuk mengutarakan pendapat mereka pendapat yang sangat kuat, bisa memprovokasi diskusi tapi perlu dilakukan dengan hati-hati, interupsi sikap, dan topik. Interupsi adalah tindakan untuk memotong pembicaraan orang lain. Pada dasarnya interupsi adalah tindakan tidak sopan yang tidak boleh dilakukan Kecuali Kita punya alasan yang kuat interupsi umumnya dilakukan kalau seseorang berbicara terus menerus dan tidak memberikan kesempatan untuk adanya interaksi dengan orang lain. Ada tiga macam interupsi: pertama interupsi yang didasari ego untuk menunjukkan kepintaran seseorang tentunya interupsi ini harus dihindari. Kedua interupsi yang bersifat menguatkan atau dukungan yaitu upaya untuk memperjelas poin-poin yang disampaikan. Dan ketiga interupsi yang menantang yaitu untuk mempertanyakan pendapat yang disampaikan, interupsi yang menantang bisa kita lakukan untuk menunjukkan pendapat yang salah. faktor selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah sikap sikap yang berbeda-beda dalam suatu diskusi menunjukkan citra diri seseorang. Ada beberapa jenis sikap yang lazim ditunjukkan peserta pada sebuah diskusi ada orang pandai yang ingin selalu terlihat benar mereka yang tergolong sebagai pelindung nilai akan memperlihatkan bahwa nilai-nilai sangat penting, ada juga orang yang berpura-pura bodoh beruntung akan menggunakan diskusi untuk menghina orang lain, penjilat memanfaatkan diskusi untuk mendekati orang yang berpengaruh, sedangkan inovator selalu menyarankan ide-ide kreatif ada juga petarung yang berusaha mendominasi lawan dan memenangkan diskusi pembelajar menangkap informasi dan mencari sesuatu yang baru konstruktif berusaha mencari hal positif dalam diskusi. Kita harus mulai mengubah topik kalau percakapan sudah membosankan tidak berkembang atau menimbulkan kemarahan.

Penerapan cara berpikir paralel bisa menghindari diskusi yang bersifat argumentatif dengan mendorong peserta untuk punya cara pandang berbeda tapi dengan arah diskusi yang sama, dalam sebuah diskusi umumnya akan terjadi 3 Kemungkinan persetujuan terhadap suatu pendapat , ketidaksetujuan terhadap suatu pendapat, dan pengakuan terhadap perbedaan pendapat yang ada untuk bisa menyampaikan kesetujuan, ketidaksetujuan, dan perbedaan secara menarik kita perlu memahami persepsi dan alasan orang lain. Beberapa teknik bisa digunakan untuk memulai suatu diskusi diantaranya teknik Bagaimana jika teknik kemungkinan atau alternatif dan koneksi menjadi pendengar yang baik.


Nilai-Nilai Kepramukaan dalam Implementasi Puasa Ramadhan

 




Puasa Ramadhan merupakan salah satu ibadah yang dilakukan oleh umat muslim di seluruh dunia sebagai bentuk penghormatan terhadap bulan suci Ramadan. Selain sebagai ibadah, puasa Ramadan juga memiliki nilai-nilai kepramukaan  yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam artikel ini, akan dibahas tentang nilai-nilai kepramukaan dalam implementasi puasa Ramadan.


  1. Disiplin, Berani dan Setia. Puasa Ramadan mengajarkan disiplin kepada umat muslim untuk menahan diri dari makan dan minum dari terbit hingga terbenamnya matahari. Hal ini membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan kedisiplinan yang tinggi. Nilai disiplin ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pekerjaan, belajar, maupun aktivitas lainnya. Berani seorang Pramuka berani menghadapi tantangan haus, lapar dan tindakan yang lainnya yang dapat membatalkan puasa. Seorang Pramuka akan Setia sampai akhirnya hayatnya menjadi hamba Rabb-Nya dengan disiplin menjalan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
  2. Tanggung jawab. Puasa Ramadan juga mengajarkan tanggung jawab kepada umat muslim untuk melaksanakan ibadah dengan sungguh-sungguh. Umat muslim harus memastikan bahwa mereka tidak mengganggu ibadah orang lain dan menjaga kebersihan serta kesehatan tubuh selama berpuasa. Nilai tanggung jawab ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pekerjaan, keluarga, maupun masyarakat.
  3. Kemandirian. Puasa Ramadan mengajarkan kemandirian kepada umat muslim untuk mengatur pola makan dan minum sendiri. Umat muslim harus memahami dan mengatur pola makan dan minum yang sehat serta sesuai dengan kebutuhan tubuh. Hal ini juga mengajarkan umat muslim untuk tidak bergantung pada orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Nilai kemandirian ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keuangan, kesehatan, maupun pendidikan.
  4. Kejujuran. Puasa Ramadan mengajarkan kejujuran kepada umat muslim untuk tidak berbohong dan berdusta. Umat muslim harus memastikan bahwa mereka tidak memalsukan puasanya atau menghindari kewajiban ibadah lainnya. Nilai kejujuran ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pekerjaan, keluarga, maupun masyarakat.
  5. Kerjasama. Puasa Ramadan mengajarkan kerja sama kepada umat muslim untuk mendukung dan membantu orang lain dalam melaksanakan ibadah. Umat muslim harus membantu orang yang membutuhkan, seperti orang sakit atau yang tidak mampu berpuasa. Hal ini juga mengajarkan umat muslim untuk saling membantu dalam kehidupan sehari-hari. Nilai kerja sama ini dapat diimplementasikan dalam keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekitar.


Demikianlah nilai-nilai kepramukaan dalam implementasi puasa Ramadhan. Dengan memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai ini, umat muslim dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan berguna bagi masyarakat.







Peran dan Fungsi PGRI dalam Meningkatkan Kompetensi Guru


 



Pendahuluan

PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) merupakan organisasi profesi guru yang berdiri pada 25 November 1945. Organisasi ini dibentuk dengan tujuan untuk memperjuangkan kesejahteraan dan meningkatkan kompetensi guru di Indonesia. Di dalam dunia pendidikan, peran dan fungsi PGRI sangatlah penting. Hal ini dikarenakan PGRI sebagai wadah bagi para guru untuk berkumpul, berdiskusi, dan bertukar informasi mengenai perkembangan dunia pendidikan. Selain itu, PGRI juga berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia melalui berbagai program yang dijalankannya.


Peran PGRI dalam Meningkatkan Kompetensi Guru

Peran PGRI dalam meningkatkan kompetensi guru di Indonesia dapat dijabarkan sebagai berikut:

  1. Menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan:PGRI menyelenggarakan berbagai pelatihan dan pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru. Pelatihan yang diselenggarakan oleh PGRI meliputi pelatihan tentang kurikulum, pembelajaran aktif, dan berbagai metode pembelajaran lainnya. PGRI juga menyelenggarakan program pelatihan tentang penggunaan teknologi dalam pembelajaran.
  2. Menyediakan bahan-bahan pembelajaran: PGRI menyediakan bahan-bahan pembelajaran yang dapat membantu guru dalam mengembangkan kompetensinya. Bahan-bahan pembelajaran yang disediakan oleh PGRI meliputi buku-buku, jurnal, dan artikel-artikel tentang pendidikan.
  3. Memberikan penghargaan: PGRI memberikan penghargaan kepada para guru yang telah berhasil meningkatkan kompetensinya. Penghargaan yang diberikan oleh PGRI meliputi sertifikat, piagam, dan penghargaan lainnya.
  4. Membangun jaringan kerjasama: PGRI membantu para guru dalam membangun jaringan kerjasama dengan guru-guru lainnya di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan guru tentang dunia pendidikan.

Fungsi PGRI dalam Meningkatkan Kompetensi Guru

Fungsi PGRI dalam meningkatkan kompetensi guru di Indonesia dapat dijabarkan sebagai berikut:

  1. Sebagai wadah bagi para guru: PGRI berfungsi sebagai wadah bagi para guru untuk berkumpul, berdiskusi, dan bertukar informasi tentang perkembangan dunia pendidikan. Hal ini membantu para guru dalam mengembangkan kompetensinya.
  2. Sebagai pengawas dan penjamin mutu pendidikan: PGRI berfungsi sebagai pengawas dan penjamin mutu pendidikan di Indonesia. PGRI dapat memberikan masukan dan saran kepada pemerintah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
  3. Sebagai pelopor perubahan dalam dunia pendidikan:  PGRI berfungsi sebagai pelopor perubahan dalam dunia pendidikan. PGRI dapat menginisiasi program-program pendidikan yang inovatif dan berdampak positif terhadap dunia pendidikan di Indonesia.
  4. Sebagai perwakilan guru di Indonesia: PGRI berfungsi sebagai perwakilan guru di Indonesia. PGRI dapat menjadi mediator memperjuangkan hak-hak guru.

Peran PGRI di Era Digital

Dalam era digital yang semakin berkembang pesat seperti saat ini, peran PGRI menjadi semakin penting untuk membantu meningkatkan kompetensi guru di Indonesia. Berikut adalah peran PGRI di masa kini sesuai tantangan zaman digital:
  1. Mendorong penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Memperjuangkan perlindungan hak-hak digital guru PGRI dapat memperjuangkan perlindungan hak-hak digital guru, termasuk hak cipta, hak privasi, dan hak atas informasi. Hal ini penting mengingat semakin banyaknya konten digital yang dihasilkan oleh guru dalam pembelajaran online.
  2. Mendorong kolaborasi antara guru dan lembaga pendidikan. PGRI dapat mendorong kolaborasi antara guru dan lembaga pendidikan, dan lainnya untuk pengembangan kompetensi TIK guru.
  3. PGRI berusaha untuk menghadapi tantangan yang ada dengan menyediakan layanan web pembelajaran dan memberikan pelatihan teknis pengelolaan dan penyusunan standar proses pembelajaran seperti Google Classroom, Google Drive, Google Doc, Google Sheet, Google Calendar dan lainnya1. 
  4. PGRI juga berperan dalam pendidikan karakter di era digital dengan mengajarkan siswa untuk menavigasi etika di era digita

Demikian betapa besarnya peranan dan fungsi PGRI sebagai organisasi profesi terbesar dalam meningkatkan kompetensi guru dan transformasi pendidikan Indonesia. PGRI Baik, Guru Maju , Solidaritas Tanpa Batas .... 








Tips Mengajar Matematika Menyenangkan

 



Mata pelajaran Matematika oleh sebagian siswa menjadi mata pelajaran yang membosankan bahkan menakutkan. Guru harus pandai meramu pelajaran Matematika itu sehingga menarik mereka termotivasi untuk belajar matematika.

Ada beberapa cara yang dapat membantu dalam mengajar matematika agar terasa lebih menyenangkan bagi siswa , di antaranya:

  1. Berdiskusi atau mengobrol santai : Buatlah suasana yang nyaman dan santai saat mengajar. Anda dapat memulainya dengan mengajak diskusi ringan sebelum memulai pembelajaran.
  2. Menghubungkan matematika dengan hobi : Cobalah untuk mengaitkan pelajaran matematika dengan kegiatan atau hobi yang disukai siswa. Misalnya, jika siswa menyukai olahraga bola basket, Anda dapat memberikan contoh soal yang berkaitan dengan perhitungan dalam olahraga tersebut.
  3. Membuat personalisasi: Perhatikan siswa secara individu dan cari tahu minat atau kebiasaan mereka. Anda dapat membuat soal matematika yang berkaitan dengan minat tersebut, sehingga siswa merasa lebih termotivasi dalam belajar.
  4. Membuat sandiwara sesuai dengan kehidupan nyata : Cobalah untuk membuat cerita atau sandiwara agar siswa dapat mengaitkan matematika dengan kehidupan nyata.
  5. Menggunakan teknologi: Gunakan teknologi seperti game atau aplikasi interaktif dalam pembelajaran matematika. Ini dapat membantu membuat pembelajaran matematika lebih menyenangkan dan interaktif.
  6. Melakukan eksperimen atau percobaan: Lakukan eksperimen atau percobaan sederhana yang berkaitan dengan matematika agar siswa dapat memahami konsep matematika secara visual dan praktis.


Dalam intinya, membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan dan relevan dengan kehidupan sehari-hari dapat membantu meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar matematika.


Sabtu, 25 Maret 2023

Peran Panitia Pemungutan Suara (PPS) dalam Mewujudkan Pemilu yang Luber dan Jurdil

Tantangan Menjadi Sekolah Penggerak

 



Sekolah penggerak adalah sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik. Upaya ini dilakukan dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, mencakup kompetensi dan karakter SDM terbaik. Hal ini dijelaskan pada konten resmi milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berjudul Program Sekolah Penggerak. Program Sekolah Penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya. Program Sekolah Penggerak akan mengakselerasi sekolah negeri/swasta di seluruh kondisi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju dengan melaksanakan kurikulum merdeka.

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Kurikulum ini juga mengacu pada pendekatan bakat dan minat siswa, di mana siswa dapat memilih pelajaran apa saja yang ingin dipelajari sesuai dengan bakat dan minatnya, dengan sistem pembelajaran berbasis pada proyek tertentu (Project Based Learning).

Manfaat dari kurikulum merdeka belajar adalah sekolah dapat menentukan sesuai dengan kebutuhan masing-masing, bagaimana cara untuk melaksanakan kurikulum merdeka, dan menyiapkan pelatihan kepada guru-guru, dengan keseluruhan proses pembelajaran berfokus pada kebutuhan, kemampuan, dan kemauan siswa1. Selain itu, terobosan kurikulum merdeka juga berdampak pada siswa yang sejatinya menitikberatkan pada minat dan bakat siswa

Menjadi bagian dari Sekolah Penggerak adalah suatu kehormatan dan kesempatan yang sangat berharga bagi saya sebagai seorang individu yang memiliki komitmen tinggi terhadap pendidikan di Indonesia. Saya sangat yakin bahwa pendidikan merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam pembangunan negara, karena melalui pendidikan, generasi muda dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang dibutuhkan untuk menjadi warga negara yang berkualitas dan berkontribusi positif bagi masyarakat.

Saya menjadi bagian dari Sekolah Penggerak karena saya percaya bahwa program ini memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan yang signifikan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Saya yakin bahwa dengan mengembangkan kurikulum merdeka yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan memperkuat kompetensi guru, siswa dapat memperoleh pendidikan yang berkualitas dan bermanfaat bagi masa depan mereka.

Selain itu, menjadi bagian dari Sekolah Penggerak juga memberikan kesempatan bagi saya untuk berkontribusi secara langsung dalam memperbaiki kondisi pendidikan di Indonesia. Saya dapat memberikan dukungan kepada guru dan siswa di sekolah-sekolah di daerah, serta berpartisipasi dalam program pengembangan profesional guru dan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengajaran di Indonesia.

Secara keseluruhan, minat untuk menjadi bagian dari Sekolah Penggerak karena saya percaya bahwa program ini memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan yang signifikan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Saya siap untuk memberikan kontribusi terbaik saya untuk mencapai tujuan-tujuan program ini, dan saya yakin bahwa dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi pendidikan di Indonesia.

Satu tahun saya menjalani sebagai kepala sekolah penggerak, ternayta tidak semudah membalikkan telapak tangan ada hambatan dan tantangan dalam melaksanakan program sekolah penggerak.


Hambatan dan Tantangan Melaksanakan Program Sekolah Penggerak

Seperti halnya program-program lainnya, Sekolah Penggerak juga memiliki tantangan dan hambatan dalam pelaksanaannya. Berikut adalah beberapa tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan program Sekolah Penggerak

1. Keterbatasan Sumber Daya

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh program Sekolah Penggerak adalah keterbatasan sumber daya seperti tenaga pengajar, dana, infrastruktur, dan peralatan. Terutama di daerah-daerah terpencil atau wilayah yang sulit dijangkau, akan lebih sulit untuk mendapatkan sumber daya yang cukup untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

2. Tantangan dalam Implementasi Kurikulum

Pengembangan kurikulum yang relevan dan efektif adalah hal yang penting dalam   meningkatkan kualitas pendidikan. Namun, implementasi kurikulum yang baru seringkali   mengalami tantangan dalam hal penyesuaian dengan kebutuhan lokal dan kurangnya pemahaman guru tentang kurikulum baru. Sekolah Penggerak bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan memperkuat kapasitas guru dan sekolah. Namun, dalam pelaksanaannya, program ini mungkin dihadapkan pada tantangan yang berasal dari zona nyaman sebagian guru.

3Tingkat Pendidikan yang Rendah

Masih banyak masyarakat di Indonesia yang kurang memiliki akses atau kesempatan untuk               mendapatkan pendidikan yang memadai. Hal ini dapat menjadi hambatan dalam   melaksanakan program Sekolah Penggerak, terutama jika siswa dan orang tua tidak         memahami pentingnya pendidikan dan tidak mempunyai motivasi yang cukup.

4 Pengawasan dan Evaluasi yang Kurang

Kurangnya pengawasan dan evaluasi yang memadai dari pihak terkait dapat menyebabkan kelemahan dan kekurangan dalam program Sekolah Penggerak. Oleh karena itu, perlu adanya sistem pengawasan dan evaluasi yang baik agar program ini dapat berjalan efektif dan efisien.

5. Dukungan Komite, Orang tua dan Masyarakat

Daya dukung orang tua dan masyarakat sangat diperlukan, akan tetapi membutuhkan waktu sehingga kesulitan mengejar target yang diingankan terutama pemenuhan sarana dan prasarana yang diperlukan. 


Untuk mengatasi tantangan dan hambatan tersebut, perlu adanya dukungan dan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, guru, dan lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan program Sekolah Penggerak. Pemerintah perlu meningkatkan akses dan ketersediaan sumber daya pendidikan, sementara masyarakat perlu memahami dan mendukung program ini serta ikut terlibat dalam pelaksanaannya. Guru dan lembaga pendidikan perlu meningkatkan kompetensi dan motivasi dalam mengajar, dan perlu adanya pengawasan dan evaluasi yang baik untuk menjamin keberhasilan program.


Kamis, 23 Maret 2023

Pentingnya Membangun Budaya Positif Calon Guru Penggerak di Sekolah

 






Sebagai calon guru penggerak, penting untuk membangun budaya positif di kelas dan lingkungan sekolah. Guru penggerak dapat menumbuhkan budaya positif kebersamaan di kelas menjadi budaya positif sekolah dan menjadi visi sekolah. Penerapan aksi nyata budaya positif dapat menjadi motivasi bagi calon guru penggerak. Peran guru penggerak adalah menjadi pemimpin dalam pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, dan menjadi coach bagi guru. Dalam membangun budaya positif, guru penggerak harus memiliki keyakinan kelas yang kuat. Dengan membangun budaya positif, diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi akademik siswa.

 

Budaya positif dan mengapa penting diterapkan di sekolah

Budaya positif adalah suatu pembiasaan yang bernilai positif yang mampu menumbuhkan karakter siswa. Budaya positif perlu dibangun dalam suatu kelas dan lingkungan sekolah. Budaya sekolah merupakan nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan yang dibangun dalam jangka waktu lama yang tercermin pada sikap keseharian seluruh komponen. Membangun budaya positif di sekolah sangat penting karena dapat menumbuhkan karakter siswa, meningkatkan motivasi belajar dan prestasi akademik siswa, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa, serta menciptakan lingkungan sekolah yang humanis dan bermartabat. Sebagai calon guru penggerak, penting untuk membangun budaya positif di kelas dan lingkungan sekolah. Guru penggerak dapat menumbuhkan budaya positif kebersamaan di kelas menjadi budaya positif sekolah dan menjadi visi sekolah. 

Budaya sekolah yang positif adalah lingkungan yang kondusif yang mendorong kepuasan profesional, moral, dan keefektifan bagi guru dan siswa. Ini inklusif, berfokus pada siswa, dan terbuka untuk pembelajaran. Budaya sekolah yang positif memungkinkan keterlibatan siswa yang tinggi, memperkuat moral staf, dan meningkatkan pembelajaran siswa. Ini adalah budaya yang dibangun di atas landasan asumsi normatif, nilai-nilai, dan impian kolektif komunitas sekolah. Budaya positif di sekolah bukan hanya tentang menciptakan lingkungan belajar yang baik tetapi juga tentang menciptakan lingkungan pengajaran yang baik. Merupakan budaya yang dibangun dari kebiasaan-kebiasaan positif yang kecil, sederhana, dan berkelanjutan yang dapat dipraktikkan secara kolektif oleh warga sekolah. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang humanistik dan bermartabat yang mempromosikan pembentukan karakter dan keunggulan akademik.

Contoh Praktik Budaya Sekolah yang Positif

Ada beberapa contoh praktik budaya sekolah positif yang dapat diterapkan di sekolah. Pertama, membangun budaya inklusivitas, di mana semua siswa merasa dihargai dan dihormati, dapat membantu menciptakan budaya sekolah yang positif. Kedua, mencontohkan perilaku dan pemikiran positif dapat membantu menciptakan efek riak yang mereplikasi sifat tindakan untuk semua orang yang mengamatinya. Ketiga, menetapkan tujuan yang meningkatkan harapan sekolah dapat membantu menciptakan budaya keunggulan dan prestasi. Keempat, mempromosikan budaya kolaborasi dan kerja tim dapat membantu menciptakan rasa kebersamaan dan memiliki di antara siswa dan staf. Kelima, menekankan pembangunan karakter dan pendidikan nilai dapat membantu menciptakan budaya hormat, tanggung jawab, dan integritas. Akhirnya, menciptakan budaya inovasi dan kreativitas dapat membantu menumbuhkan kecintaan belajar dan semangat eksplorasi di kalangan siswa. Praktik-praktik ini dapat membantu menciptakan budaya sekolah yang positif yang mendorong pembelajaran siswa, moral staf, dan kepuasan profesional.

 

Praktik Inklusif dalam Budaya Sekolah yang Positif

Praktik inklusif dalam budaya sekolah yang positif dapat mengambil banyak bentuk. Salah satu contohnya adalah menciptakan lingkungan kelas yang ramah dan menerima semua siswa, tanpa memandang latar belakang atau kemampuannya. Guru juga dapat menggunakan strategi pengajaran inklusif yang melayani gaya dan kemampuan belajar yang berbeda. Contoh lain adalah mempromosikan keragaman dan kesadaran budaya melalui kurikulum dan kegiatan sekolah. Ini dapat mencakup merayakan hari libur budaya yang berbeda, mengundang pembicara tamu dari berbagai latar belakang, dan memasukkan beragam literatur ke dalam kurikulum. Praktik inklusif juga dapat melibatkan penciptaan peluang untuk suara dan partisipasi siswa, seperti konferensi yang dipimpin siswa atau organisasi kesiswaan. Selain itu, menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi siswa menjadi aspek penting dari praktik inklusif. Secara keseluruhan, praktik inklusif dalam budaya sekolah yang positif melibatkan penciptaan lingkungan di mana semua siswa merasa dihargai, dihormati, dan didukung dalam pembelajaran dan pertumbuhan pribadi mereka.

 

Guru dapat Mencontohkan Perilaku Positif di Dalam Kelas

Guru dapat mencontohkan perilaku positif di kelas dengan beberapa cara. Pertama, mereka dapat mencontohkan perilaku dan pemikiran yang positif dan memotivasi dengan melepaskan diri dari pola pikir negatif dan mencari kebaikan dalam diri orang dan situasi. Kedua, mereka dapat menciptakan lingkungan kelas yang ramah dan menerima semua siswa, terlepas dari latar belakang atau kemampuannya. Ketiga, mereka dapat menggunakan strategi pengajaran inklusif yang melayani gaya dan kemampuan belajar yang berbeda. Keempat, mereka dapat menetapkan tujuan yang bermakna yang meningkatkan harapan semua orang, termasuk staf, siswa, dan orang tua. Kelima, mereka dapat mempromosikan pembentukan karakter dan pendidikan nilai dengan memasukkannya ke dalam kurikulum dan mencontohkannya dalam perilaku mereka sendiri. Terakhir, mereka dapat menciptakan peluang untuk suara dan partisipasi siswa, seperti konferensi yang dipimpin siswa atau pemerintahan siswa, untuk mempromosikan rasa kebersamaan dan rasa memiliki di antara siswa. Dengan mencontohkan perilaku positif, guru dapat menciptakan budaya kelas yang positif yang mendorong pembelajaran siswa, moral staf, dan kepuasan profesional.

 

Tindakan Khusus yang Dapat Dilakukan Guru untuk Mencontohkan Perilaku Positif

Guru dapat mengambil beberapa tindakan khusus untuk mencontohkan perilaku positif di kelas. Pertama, mereka dapat mencontohkan perilaku dan pemikiran yang positif dan memotivasi dengan melepaskan diri dari pola pikir negatif dan mencari kebaikan dalam diri orang dan situasi. Kedua, mereka dapat menciptakan lingkungan kelas yang ramah dan menerima semua siswa, terlepas dari latar belakang atau kemampuannya. Ketiga, mereka dapat menggunakan strategi pengajaran inklusif yang melayani gaya dan kemampuan belajar yang berbeda. Keempat, mereka dapat menetapkan tujuan yang bermakna yang meningkatkan harapan semua orang, termasuk staf, siswa, dan orang tua. Kelima, mereka dapat mempromosikan pembentukan karakter dan pendidikan nilai dengan memasukkannya ke dalam kurikulum dan mencontohkannya dalam perilaku mereka sendiri. Keenam, mereka dapat menciptakan peluang untuk suara dan partisipasi siswa, seperti konferensi yang dipimpin siswa atau pemerintahan siswa, untuk mempromosikan rasa kebersamaan dan rasa memiliki di antara siswa. Terakhir, mereka dapat menggunakan penguatan positif untuk mendorong dan memotivasi siswa, seperti memuji perilaku dan usaha yang baik, dan memberikan umpan balik yang konstruktif. Dengan melakukan tindakan khusus ini, guru dapat mencontohkan perilaku positif dan menciptakan budaya kelas yang positif yang mendorong pembelajaran siswa, moral staf, dan kepuasan profesional.

 

Guru dapat Mendorong Siswa untuk Mengadopsi Perilaku Positif

Guru dapat mendorong siswa untuk mengadopsi perilaku positif dalam beberapa cara. Pertama, mereka dapat mencontohkan perilaku dan pemikiran positif dengan melepaskan diri dari pola pikir negatif dan mencari kebaikan dalam diri orang dan situasi. Kedua, mereka dapat menciptakan lingkungan kelas yang ramah dan menerima semua siswa, terlepas dari latar belakang atau kemampuannya. Ketiga, mereka dapat menggunakan strategi pengajaran inklusif yang melayani gaya dan kemampuan belajar yang berbeda. Keempat, mereka dapat menetapkan tujuan yang bermakna yang meningkatkan harapan semua orang, termasuk staf, siswa, dan orang tua. Kelima, mereka dapat mempromosikan pembentukan karakter dan pendidikan nilai dengan memasukkannya ke dalam kurikulum dan mencontohkannya dalam perilaku mereka sendiri. Keenam, mereka dapat menciptakan peluang untuk suara dan partisipasi siswa, seperti konferensi yang dipimpin siswa atau pemerintahan siswa, untuk mempromosikan rasa kebersamaan dan rasa memiliki di antara siswa. Terakhir, mereka dapat menggunakan penguatan positif untuk mendorong dan memotivasi siswa, seperti memuji perilaku dan usaha yang baik, dan memberikan umpan balik yang konstruktif. Dengan mengambil tindakan ini, guru dapat mendorong siswa untuk mengadopsi perilaku positif dan menciptakan budaya kelas yang positif yang mendorong pembelajaran siswa, moral staf, dan kepuasan profesional.

 

Dalam penerapan budaya positif, calon guru penggerak perlu mengedepankan sikap optimis, sabar, dan penuh semangat. Selain itu, calon guru penggerak juga perlu memiliki kemampuan untuk memotivasi peserta didik agar termotivasi dalam belajar dan memiliki sikap yang positif dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menerapkan budaya positif dalam kehidupan sehari-hari, calon guru penggerak dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan peserta didik.

 

Senin, 13 Maret 2023

Menciptakan Sekolah Ramah Anak

 





 



Menciptakan sekolah yang ramah anak adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan guna memberikan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi anak-anak. Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menciptakan sekolah yang ramah anak:


  1. Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman: Sekolah yang ramah anak harus memberikan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-anak. Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan suasana belajar yang positif, memastikan keamanan fisik dan psikologis, serta mencegah tindakan kekerasan dan diskriminasi.
  2. Menjalin hubungan yang positif: Sekolah yang ramah anak harus mampu menjalin hubungan yang positif antara siswa dan guru serta antar siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan kegiatan yang membangun kerjasama dan kebersamaan, memberikan penghargaan dan apresiasi terhadap prestasi siswa, dan menerapkan sistem disiplin yang adil.
  3. Menerapkan pendekatan pembelajaran yang menyenangkan: Sekolah yang ramah anak sebaiknya menerapkan pendekatan pembelajaran yang menyenangkan dan kreatif. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan kegiatan belajar yang interaktif, melibatkan siswa dalam pembelajaran, serta menerapkan teknologi dalam pembelajaran.
  4. Menyediakan fasilitas dan sarana prasarana yang memadai: Sekolah yang ramah anak harus menyediakan fasilitas dan sarana prasarana yang memadai, seperti ruang kelas yang nyaman dan berpencahayaan baik, perpustakaan, laboratorium, dan fasilitas olahraga. Hal ini akan membuat siswa merasa nyaman dan lebih terbantu dalam proses belajar mengajar.
  5. Mengajarkan nilai-nilai sosial dan moral: Sekolah yang ramah anak sebaiknya mengajarkan nilai-nilai sosial dan moral yang baik kepada siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkenalkan nilai-nilai seperti toleransi, kerjasama, disiplin, tanggung jawab, serta mengajarkan cara berinteraksi yang baik dengan sesama.


Dengan menciptakan sekolah yang ramah anak, diharapkan anak-anak dapat merasa lebih aman dan nyaman dalam belajar, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Hal ini juga dapat membantu meningkatkan prestasi belajar dan menghasilkan generasi yang lebih baik di masa depan.


Membangun budaya kerja yang positif dan kolaboratif

 





Membangun budaya kerja yang positif dan kolaboratif merupakan hal yang sangat penting bagi kepala sekolah penggerak. Dalam sebuah institusi pendidikan, hubungan kerja yang harmonis dan produktif dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa dan anggota sekolah lainnya. Oleh karena itu, dalam karya tulis ini akan dibahas mengenai pentingnya membina budaya kerja yang positif dan kolaboratif, serta langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah penggerak untuk mencapainya.

 

Pentingnya Membina Budaya Kerja yang Positif dan Kolaboratif

Membina budaya kerja yang positif dan kolaboratif merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Hal ini karena dengan adanya budaya kerja yang positif dan kolaboratif, semua anggota sekolah akan saling mendukung, membangun kerja sama yang baik, dan menghasilkan kinerja yang lebih produktif.

Selain itu, kehadiran budaya kerja yang positif dan kolaboratif juga akan meningkatkan semangat kerja para anggota sekolah. Ketika suasana kerja yang harmonis tercipta, maka motivasi dan semangat kerja akan meningkat. Dalam hal ini, kepala sekolah penggerak berperan penting dalam membina dan memelihara budaya kerja yang positif dan kolaboratif di sekolah.

 

Langkah-langkah Membina Budaya Kerja yang Positif dan Kolaboratif

Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah penggerak untuk membina budaya kerja yang positif dan kolaboratif di sekolah:

Menyusun visi, misi, dan nilai-nilai sekolah

Langkah awal yang harus dilakukan oleh kepala sekolah penggerak adalah menyusun visi, misi, dan nilai-nilai sekolah yang jelas dan terukur. Visi, misi, dan nilai-nilai sekolah ini harus dijadikan sebagai acuan dalam membentuk budaya kerja yang positif dan kolaboratif.

 Membangun komunikasi yang terbuka dan transparan

Kepala sekolah penggerak harus membangun komunikasi yang terbuka dan transparan dengan semua anggota sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengadakan rapat rutin, mengirimkan informasi secara berkala, dan membuka saluran komunikasi yang mudah dijangkau oleh semua anggota sekolah.

 

Memberikan motivasi dan dukungan

Kepala sekolah penggerak harus memberikan motivasi dan dukungan kepada semua anggota sekolah, terutama para guru. Motivasi dan dukungan ini dapat diberikan melalui apresiasi atas kinerja yang baik, pelatihan dan pengembangan keterampilan, serta memberikan reward atau insentif.

 

Membentuk tim yang solid dan produktif

Kepala sekolah penggerak harus mampu membentuk tim yang solid dan produktif di sekolah. Tim tersebut terdiri dari para guru dan karyawan yang memiliki keterampilan dan kompetensi yang beragam. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan dan pengembangan keterampilan kepada anggota tim, serta memberikan apresiasi atas kinerja yang baik

Tips Sukses Menjadi Kepala Sekolah Penggerak

 


Endung, S. Pd.
Kepala SDN Mirat II Sekolah Penggerak Angkatan 2 Kab. Majalengka


Pendahuluan

Kepala Sekolah sebagai pemimpin utama di sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Kepala Sekolah penggerak adalah kepala sekolah yang mampu memimpin dan menggerakkan semua elemen di sekolah untuk mencapai tujuan bersama dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam makalah ini, akan diuraikan mengenai cara menjadi kepala sekolah penggerak yang efektif.


Memiliki Visi yang Jelas

Seorang kepala sekolah penggerak harus memiliki visi yang jelas mengenai apa yang ingin dicapai oleh sekolah dalam jangka panjang. Visi ini harus dituangkan dalam bentuk misi dan tujuan yang spesifik, serta dapat diukur pencapaiannya. Visi yang jelas akan membantu kepala sekolah dalam merumuskan strategi dan langkah-langkah yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.


Menyusun Rencana Strategis

Setelah memiliki visi yang jelas, kepala sekolah penggerak harus menyusun rencana strategis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Rencana strategis ini harus meliputi langkah-langkah yang konkret, jangka waktu yang spesifik, serta sumber daya yang dibutuhkan. Rencana strategis ini harus dipahami dan diikuti oleh seluruh elemen di sekolah, sehingga tujuan dapat dicapai dengan efektif.


Mengelola Sumber Daya dengan Efektif

Seorang kepala sekolah penggerak harus mampu mengelola sumber daya yang ada di sekolah dengan efektif. Sumber daya yang dimaksud meliputi sumber daya manusia, keuangan, dan sarana prasarana. Kepala sekolah harus mampu mengalokasikan sumber daya tersebut secara tepat, sehingga dapat mendukung tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.


Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Seorang kepala sekolah penggerak harus mampu meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengembangkan kurikulum yang inovatif, meningkatkan kualitas pembelajaran, dan memotivasi guru dan siswa untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Kepala sekolah juga harus mampu melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap proses pembelajaran di sekolah, sehingga dapat terus meningkatkan kualitas pendidikan.


Memperkuat Komunikasi dan Kerjasama

Kepala sekolah penggerak harus mampu memperkuat komunikasi dan kerjasama antara seluruh elemen di sekolah, termasuk antara guru, siswa, orang tua, dan masyarakat sekitar. Komunikasi yang efektif dan kerjasama yang solid akan membantu tercapainya tujuan yang telah ditetapkan dengan lebih cepat dan efektif. Kepala sekolah harus mampu membangun budaya kerja yang positif dan saling mendukung di sekolah.


Kesimpulan

Seorang kepala sekolah penggerak harus memiliki Visi yang jelas, Menyusun rencana strategis, Mengelola Sumber Daya dengan Efektif, Meningkatkan Kualitas Pendidikan, dan   Memperkuat Komunikasi dan Kerjasama

Visitasi Akreditasi hari Kedua (Terakhir)

  Hari/Tanggal:  Sabtu, 14 September 2024 Kegiatan: Observasi Pembelajaran di Kelas 5 dan Kelas 3 A. Pendahuluan Laporan ini disusun sebaga...