Mengenai Saya

Foto saya
Semua orang bisa menjadi Guru dan semua orang bisa menjadi Murid.

Senin, 27 Maret 2023

Tips Mengajar Matematika Menyenangkan

 



Mata pelajaran Matematika oleh sebagian siswa menjadi mata pelajaran yang membosankan bahkan menakutkan. Guru harus pandai meramu pelajaran Matematika itu sehingga menarik mereka termotivasi untuk belajar matematika.

Ada beberapa cara yang dapat membantu dalam mengajar matematika agar terasa lebih menyenangkan bagi siswa , di antaranya:

  1. Berdiskusi atau mengobrol santai : Buatlah suasana yang nyaman dan santai saat mengajar. Anda dapat memulainya dengan mengajak diskusi ringan sebelum memulai pembelajaran.
  2. Menghubungkan matematika dengan hobi : Cobalah untuk mengaitkan pelajaran matematika dengan kegiatan atau hobi yang disukai siswa. Misalnya, jika siswa menyukai olahraga bola basket, Anda dapat memberikan contoh soal yang berkaitan dengan perhitungan dalam olahraga tersebut.
  3. Membuat personalisasi: Perhatikan siswa secara individu dan cari tahu minat atau kebiasaan mereka. Anda dapat membuat soal matematika yang berkaitan dengan minat tersebut, sehingga siswa merasa lebih termotivasi dalam belajar.
  4. Membuat sandiwara sesuai dengan kehidupan nyata : Cobalah untuk membuat cerita atau sandiwara agar siswa dapat mengaitkan matematika dengan kehidupan nyata.
  5. Menggunakan teknologi: Gunakan teknologi seperti game atau aplikasi interaktif dalam pembelajaran matematika. Ini dapat membantu membuat pembelajaran matematika lebih menyenangkan dan interaktif.
  6. Melakukan eksperimen atau percobaan: Lakukan eksperimen atau percobaan sederhana yang berkaitan dengan matematika agar siswa dapat memahami konsep matematika secara visual dan praktis.


Dalam intinya, membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan dan relevan dengan kehidupan sehari-hari dapat membantu meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar matematika.


Sabtu, 25 Maret 2023

Peran Panitia Pemungutan Suara (PPS) dalam Mewujudkan Pemilu yang Luber dan Jurdil

Tantangan Menjadi Sekolah Penggerak

 



Sekolah penggerak adalah sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik. Upaya ini dilakukan dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, mencakup kompetensi dan karakter SDM terbaik. Hal ini dijelaskan pada konten resmi milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berjudul Program Sekolah Penggerak. Program Sekolah Penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya. Program Sekolah Penggerak akan mengakselerasi sekolah negeri/swasta di seluruh kondisi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju dengan melaksanakan kurikulum merdeka.

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Kurikulum ini juga mengacu pada pendekatan bakat dan minat siswa, di mana siswa dapat memilih pelajaran apa saja yang ingin dipelajari sesuai dengan bakat dan minatnya, dengan sistem pembelajaran berbasis pada proyek tertentu (Project Based Learning).

Manfaat dari kurikulum merdeka belajar adalah sekolah dapat menentukan sesuai dengan kebutuhan masing-masing, bagaimana cara untuk melaksanakan kurikulum merdeka, dan menyiapkan pelatihan kepada guru-guru, dengan keseluruhan proses pembelajaran berfokus pada kebutuhan, kemampuan, dan kemauan siswa1. Selain itu, terobosan kurikulum merdeka juga berdampak pada siswa yang sejatinya menitikberatkan pada minat dan bakat siswa

Menjadi bagian dari Sekolah Penggerak adalah suatu kehormatan dan kesempatan yang sangat berharga bagi saya sebagai seorang individu yang memiliki komitmen tinggi terhadap pendidikan di Indonesia. Saya sangat yakin bahwa pendidikan merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam pembangunan negara, karena melalui pendidikan, generasi muda dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang dibutuhkan untuk menjadi warga negara yang berkualitas dan berkontribusi positif bagi masyarakat.

Saya menjadi bagian dari Sekolah Penggerak karena saya percaya bahwa program ini memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan yang signifikan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Saya yakin bahwa dengan mengembangkan kurikulum merdeka yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan memperkuat kompetensi guru, siswa dapat memperoleh pendidikan yang berkualitas dan bermanfaat bagi masa depan mereka.

Selain itu, menjadi bagian dari Sekolah Penggerak juga memberikan kesempatan bagi saya untuk berkontribusi secara langsung dalam memperbaiki kondisi pendidikan di Indonesia. Saya dapat memberikan dukungan kepada guru dan siswa di sekolah-sekolah di daerah, serta berpartisipasi dalam program pengembangan profesional guru dan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengajaran di Indonesia.

Secara keseluruhan, minat untuk menjadi bagian dari Sekolah Penggerak karena saya percaya bahwa program ini memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan yang signifikan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Saya siap untuk memberikan kontribusi terbaik saya untuk mencapai tujuan-tujuan program ini, dan saya yakin bahwa dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi pendidikan di Indonesia.

Satu tahun saya menjalani sebagai kepala sekolah penggerak, ternayta tidak semudah membalikkan telapak tangan ada hambatan dan tantangan dalam melaksanakan program sekolah penggerak.


Hambatan dan Tantangan Melaksanakan Program Sekolah Penggerak

Seperti halnya program-program lainnya, Sekolah Penggerak juga memiliki tantangan dan hambatan dalam pelaksanaannya. Berikut adalah beberapa tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan program Sekolah Penggerak

1. Keterbatasan Sumber Daya

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh program Sekolah Penggerak adalah keterbatasan sumber daya seperti tenaga pengajar, dana, infrastruktur, dan peralatan. Terutama di daerah-daerah terpencil atau wilayah yang sulit dijangkau, akan lebih sulit untuk mendapatkan sumber daya yang cukup untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

2. Tantangan dalam Implementasi Kurikulum

Pengembangan kurikulum yang relevan dan efektif adalah hal yang penting dalam   meningkatkan kualitas pendidikan. Namun, implementasi kurikulum yang baru seringkali   mengalami tantangan dalam hal penyesuaian dengan kebutuhan lokal dan kurangnya pemahaman guru tentang kurikulum baru. Sekolah Penggerak bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan memperkuat kapasitas guru dan sekolah. Namun, dalam pelaksanaannya, program ini mungkin dihadapkan pada tantangan yang berasal dari zona nyaman sebagian guru.

3Tingkat Pendidikan yang Rendah

Masih banyak masyarakat di Indonesia yang kurang memiliki akses atau kesempatan untuk               mendapatkan pendidikan yang memadai. Hal ini dapat menjadi hambatan dalam   melaksanakan program Sekolah Penggerak, terutama jika siswa dan orang tua tidak         memahami pentingnya pendidikan dan tidak mempunyai motivasi yang cukup.

4 Pengawasan dan Evaluasi yang Kurang

Kurangnya pengawasan dan evaluasi yang memadai dari pihak terkait dapat menyebabkan kelemahan dan kekurangan dalam program Sekolah Penggerak. Oleh karena itu, perlu adanya sistem pengawasan dan evaluasi yang baik agar program ini dapat berjalan efektif dan efisien.

5. Dukungan Komite, Orang tua dan Masyarakat

Daya dukung orang tua dan masyarakat sangat diperlukan, akan tetapi membutuhkan waktu sehingga kesulitan mengejar target yang diingankan terutama pemenuhan sarana dan prasarana yang diperlukan. 


Untuk mengatasi tantangan dan hambatan tersebut, perlu adanya dukungan dan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, guru, dan lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan program Sekolah Penggerak. Pemerintah perlu meningkatkan akses dan ketersediaan sumber daya pendidikan, sementara masyarakat perlu memahami dan mendukung program ini serta ikut terlibat dalam pelaksanaannya. Guru dan lembaga pendidikan perlu meningkatkan kompetensi dan motivasi dalam mengajar, dan perlu adanya pengawasan dan evaluasi yang baik untuk menjamin keberhasilan program.


Kamis, 23 Maret 2023

Pentingnya Membangun Budaya Positif Calon Guru Penggerak di Sekolah

 






Sebagai calon guru penggerak, penting untuk membangun budaya positif di kelas dan lingkungan sekolah. Guru penggerak dapat menumbuhkan budaya positif kebersamaan di kelas menjadi budaya positif sekolah dan menjadi visi sekolah. Penerapan aksi nyata budaya positif dapat menjadi motivasi bagi calon guru penggerak. Peran guru penggerak adalah menjadi pemimpin dalam pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, dan menjadi coach bagi guru. Dalam membangun budaya positif, guru penggerak harus memiliki keyakinan kelas yang kuat. Dengan membangun budaya positif, diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi akademik siswa.

 

Budaya positif dan mengapa penting diterapkan di sekolah

Budaya positif adalah suatu pembiasaan yang bernilai positif yang mampu menumbuhkan karakter siswa. Budaya positif perlu dibangun dalam suatu kelas dan lingkungan sekolah. Budaya sekolah merupakan nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan yang dibangun dalam jangka waktu lama yang tercermin pada sikap keseharian seluruh komponen. Membangun budaya positif di sekolah sangat penting karena dapat menumbuhkan karakter siswa, meningkatkan motivasi belajar dan prestasi akademik siswa, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa, serta menciptakan lingkungan sekolah yang humanis dan bermartabat. Sebagai calon guru penggerak, penting untuk membangun budaya positif di kelas dan lingkungan sekolah. Guru penggerak dapat menumbuhkan budaya positif kebersamaan di kelas menjadi budaya positif sekolah dan menjadi visi sekolah. 

Budaya sekolah yang positif adalah lingkungan yang kondusif yang mendorong kepuasan profesional, moral, dan keefektifan bagi guru dan siswa. Ini inklusif, berfokus pada siswa, dan terbuka untuk pembelajaran. Budaya sekolah yang positif memungkinkan keterlibatan siswa yang tinggi, memperkuat moral staf, dan meningkatkan pembelajaran siswa. Ini adalah budaya yang dibangun di atas landasan asumsi normatif, nilai-nilai, dan impian kolektif komunitas sekolah. Budaya positif di sekolah bukan hanya tentang menciptakan lingkungan belajar yang baik tetapi juga tentang menciptakan lingkungan pengajaran yang baik. Merupakan budaya yang dibangun dari kebiasaan-kebiasaan positif yang kecil, sederhana, dan berkelanjutan yang dapat dipraktikkan secara kolektif oleh warga sekolah. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang humanistik dan bermartabat yang mempromosikan pembentukan karakter dan keunggulan akademik.

Contoh Praktik Budaya Sekolah yang Positif

Ada beberapa contoh praktik budaya sekolah positif yang dapat diterapkan di sekolah. Pertama, membangun budaya inklusivitas, di mana semua siswa merasa dihargai dan dihormati, dapat membantu menciptakan budaya sekolah yang positif. Kedua, mencontohkan perilaku dan pemikiran positif dapat membantu menciptakan efek riak yang mereplikasi sifat tindakan untuk semua orang yang mengamatinya. Ketiga, menetapkan tujuan yang meningkatkan harapan sekolah dapat membantu menciptakan budaya keunggulan dan prestasi. Keempat, mempromosikan budaya kolaborasi dan kerja tim dapat membantu menciptakan rasa kebersamaan dan memiliki di antara siswa dan staf. Kelima, menekankan pembangunan karakter dan pendidikan nilai dapat membantu menciptakan budaya hormat, tanggung jawab, dan integritas. Akhirnya, menciptakan budaya inovasi dan kreativitas dapat membantu menumbuhkan kecintaan belajar dan semangat eksplorasi di kalangan siswa. Praktik-praktik ini dapat membantu menciptakan budaya sekolah yang positif yang mendorong pembelajaran siswa, moral staf, dan kepuasan profesional.

 

Praktik Inklusif dalam Budaya Sekolah yang Positif

Praktik inklusif dalam budaya sekolah yang positif dapat mengambil banyak bentuk. Salah satu contohnya adalah menciptakan lingkungan kelas yang ramah dan menerima semua siswa, tanpa memandang latar belakang atau kemampuannya. Guru juga dapat menggunakan strategi pengajaran inklusif yang melayani gaya dan kemampuan belajar yang berbeda. Contoh lain adalah mempromosikan keragaman dan kesadaran budaya melalui kurikulum dan kegiatan sekolah. Ini dapat mencakup merayakan hari libur budaya yang berbeda, mengundang pembicara tamu dari berbagai latar belakang, dan memasukkan beragam literatur ke dalam kurikulum. Praktik inklusif juga dapat melibatkan penciptaan peluang untuk suara dan partisipasi siswa, seperti konferensi yang dipimpin siswa atau organisasi kesiswaan. Selain itu, menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi siswa menjadi aspek penting dari praktik inklusif. Secara keseluruhan, praktik inklusif dalam budaya sekolah yang positif melibatkan penciptaan lingkungan di mana semua siswa merasa dihargai, dihormati, dan didukung dalam pembelajaran dan pertumbuhan pribadi mereka.

 

Guru dapat Mencontohkan Perilaku Positif di Dalam Kelas

Guru dapat mencontohkan perilaku positif di kelas dengan beberapa cara. Pertama, mereka dapat mencontohkan perilaku dan pemikiran yang positif dan memotivasi dengan melepaskan diri dari pola pikir negatif dan mencari kebaikan dalam diri orang dan situasi. Kedua, mereka dapat menciptakan lingkungan kelas yang ramah dan menerima semua siswa, terlepas dari latar belakang atau kemampuannya. Ketiga, mereka dapat menggunakan strategi pengajaran inklusif yang melayani gaya dan kemampuan belajar yang berbeda. Keempat, mereka dapat menetapkan tujuan yang bermakna yang meningkatkan harapan semua orang, termasuk staf, siswa, dan orang tua. Kelima, mereka dapat mempromosikan pembentukan karakter dan pendidikan nilai dengan memasukkannya ke dalam kurikulum dan mencontohkannya dalam perilaku mereka sendiri. Terakhir, mereka dapat menciptakan peluang untuk suara dan partisipasi siswa, seperti konferensi yang dipimpin siswa atau pemerintahan siswa, untuk mempromosikan rasa kebersamaan dan rasa memiliki di antara siswa. Dengan mencontohkan perilaku positif, guru dapat menciptakan budaya kelas yang positif yang mendorong pembelajaran siswa, moral staf, dan kepuasan profesional.

 

Tindakan Khusus yang Dapat Dilakukan Guru untuk Mencontohkan Perilaku Positif

Guru dapat mengambil beberapa tindakan khusus untuk mencontohkan perilaku positif di kelas. Pertama, mereka dapat mencontohkan perilaku dan pemikiran yang positif dan memotivasi dengan melepaskan diri dari pola pikir negatif dan mencari kebaikan dalam diri orang dan situasi. Kedua, mereka dapat menciptakan lingkungan kelas yang ramah dan menerima semua siswa, terlepas dari latar belakang atau kemampuannya. Ketiga, mereka dapat menggunakan strategi pengajaran inklusif yang melayani gaya dan kemampuan belajar yang berbeda. Keempat, mereka dapat menetapkan tujuan yang bermakna yang meningkatkan harapan semua orang, termasuk staf, siswa, dan orang tua. Kelima, mereka dapat mempromosikan pembentukan karakter dan pendidikan nilai dengan memasukkannya ke dalam kurikulum dan mencontohkannya dalam perilaku mereka sendiri. Keenam, mereka dapat menciptakan peluang untuk suara dan partisipasi siswa, seperti konferensi yang dipimpin siswa atau pemerintahan siswa, untuk mempromosikan rasa kebersamaan dan rasa memiliki di antara siswa. Terakhir, mereka dapat menggunakan penguatan positif untuk mendorong dan memotivasi siswa, seperti memuji perilaku dan usaha yang baik, dan memberikan umpan balik yang konstruktif. Dengan melakukan tindakan khusus ini, guru dapat mencontohkan perilaku positif dan menciptakan budaya kelas yang positif yang mendorong pembelajaran siswa, moral staf, dan kepuasan profesional.

 

Guru dapat Mendorong Siswa untuk Mengadopsi Perilaku Positif

Guru dapat mendorong siswa untuk mengadopsi perilaku positif dalam beberapa cara. Pertama, mereka dapat mencontohkan perilaku dan pemikiran positif dengan melepaskan diri dari pola pikir negatif dan mencari kebaikan dalam diri orang dan situasi. Kedua, mereka dapat menciptakan lingkungan kelas yang ramah dan menerima semua siswa, terlepas dari latar belakang atau kemampuannya. Ketiga, mereka dapat menggunakan strategi pengajaran inklusif yang melayani gaya dan kemampuan belajar yang berbeda. Keempat, mereka dapat menetapkan tujuan yang bermakna yang meningkatkan harapan semua orang, termasuk staf, siswa, dan orang tua. Kelima, mereka dapat mempromosikan pembentukan karakter dan pendidikan nilai dengan memasukkannya ke dalam kurikulum dan mencontohkannya dalam perilaku mereka sendiri. Keenam, mereka dapat menciptakan peluang untuk suara dan partisipasi siswa, seperti konferensi yang dipimpin siswa atau pemerintahan siswa, untuk mempromosikan rasa kebersamaan dan rasa memiliki di antara siswa. Terakhir, mereka dapat menggunakan penguatan positif untuk mendorong dan memotivasi siswa, seperti memuji perilaku dan usaha yang baik, dan memberikan umpan balik yang konstruktif. Dengan mengambil tindakan ini, guru dapat mendorong siswa untuk mengadopsi perilaku positif dan menciptakan budaya kelas yang positif yang mendorong pembelajaran siswa, moral staf, dan kepuasan profesional.

 

Dalam penerapan budaya positif, calon guru penggerak perlu mengedepankan sikap optimis, sabar, dan penuh semangat. Selain itu, calon guru penggerak juga perlu memiliki kemampuan untuk memotivasi peserta didik agar termotivasi dalam belajar dan memiliki sikap yang positif dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menerapkan budaya positif dalam kehidupan sehari-hari, calon guru penggerak dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan peserta didik.

 

Senin, 13 Maret 2023

Menciptakan Sekolah Ramah Anak

 





 



Menciptakan sekolah yang ramah anak adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan guna memberikan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi anak-anak. Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menciptakan sekolah yang ramah anak:


  1. Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman: Sekolah yang ramah anak harus memberikan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-anak. Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan suasana belajar yang positif, memastikan keamanan fisik dan psikologis, serta mencegah tindakan kekerasan dan diskriminasi.
  2. Menjalin hubungan yang positif: Sekolah yang ramah anak harus mampu menjalin hubungan yang positif antara siswa dan guru serta antar siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan kegiatan yang membangun kerjasama dan kebersamaan, memberikan penghargaan dan apresiasi terhadap prestasi siswa, dan menerapkan sistem disiplin yang adil.
  3. Menerapkan pendekatan pembelajaran yang menyenangkan: Sekolah yang ramah anak sebaiknya menerapkan pendekatan pembelajaran yang menyenangkan dan kreatif. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan kegiatan belajar yang interaktif, melibatkan siswa dalam pembelajaran, serta menerapkan teknologi dalam pembelajaran.
  4. Menyediakan fasilitas dan sarana prasarana yang memadai: Sekolah yang ramah anak harus menyediakan fasilitas dan sarana prasarana yang memadai, seperti ruang kelas yang nyaman dan berpencahayaan baik, perpustakaan, laboratorium, dan fasilitas olahraga. Hal ini akan membuat siswa merasa nyaman dan lebih terbantu dalam proses belajar mengajar.
  5. Mengajarkan nilai-nilai sosial dan moral: Sekolah yang ramah anak sebaiknya mengajarkan nilai-nilai sosial dan moral yang baik kepada siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkenalkan nilai-nilai seperti toleransi, kerjasama, disiplin, tanggung jawab, serta mengajarkan cara berinteraksi yang baik dengan sesama.


Dengan menciptakan sekolah yang ramah anak, diharapkan anak-anak dapat merasa lebih aman dan nyaman dalam belajar, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Hal ini juga dapat membantu meningkatkan prestasi belajar dan menghasilkan generasi yang lebih baik di masa depan.


Membangun budaya kerja yang positif dan kolaboratif

 





Membangun budaya kerja yang positif dan kolaboratif merupakan hal yang sangat penting bagi kepala sekolah penggerak. Dalam sebuah institusi pendidikan, hubungan kerja yang harmonis dan produktif dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa dan anggota sekolah lainnya. Oleh karena itu, dalam karya tulis ini akan dibahas mengenai pentingnya membina budaya kerja yang positif dan kolaboratif, serta langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah penggerak untuk mencapainya.

 

Pentingnya Membina Budaya Kerja yang Positif dan Kolaboratif

Membina budaya kerja yang positif dan kolaboratif merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Hal ini karena dengan adanya budaya kerja yang positif dan kolaboratif, semua anggota sekolah akan saling mendukung, membangun kerja sama yang baik, dan menghasilkan kinerja yang lebih produktif.

Selain itu, kehadiran budaya kerja yang positif dan kolaboratif juga akan meningkatkan semangat kerja para anggota sekolah. Ketika suasana kerja yang harmonis tercipta, maka motivasi dan semangat kerja akan meningkat. Dalam hal ini, kepala sekolah penggerak berperan penting dalam membina dan memelihara budaya kerja yang positif dan kolaboratif di sekolah.

 

Langkah-langkah Membina Budaya Kerja yang Positif dan Kolaboratif

Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah penggerak untuk membina budaya kerja yang positif dan kolaboratif di sekolah:

Menyusun visi, misi, dan nilai-nilai sekolah

Langkah awal yang harus dilakukan oleh kepala sekolah penggerak adalah menyusun visi, misi, dan nilai-nilai sekolah yang jelas dan terukur. Visi, misi, dan nilai-nilai sekolah ini harus dijadikan sebagai acuan dalam membentuk budaya kerja yang positif dan kolaboratif.

 Membangun komunikasi yang terbuka dan transparan

Kepala sekolah penggerak harus membangun komunikasi yang terbuka dan transparan dengan semua anggota sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengadakan rapat rutin, mengirimkan informasi secara berkala, dan membuka saluran komunikasi yang mudah dijangkau oleh semua anggota sekolah.

 

Memberikan motivasi dan dukungan

Kepala sekolah penggerak harus memberikan motivasi dan dukungan kepada semua anggota sekolah, terutama para guru. Motivasi dan dukungan ini dapat diberikan melalui apresiasi atas kinerja yang baik, pelatihan dan pengembangan keterampilan, serta memberikan reward atau insentif.

 

Membentuk tim yang solid dan produktif

Kepala sekolah penggerak harus mampu membentuk tim yang solid dan produktif di sekolah. Tim tersebut terdiri dari para guru dan karyawan yang memiliki keterampilan dan kompetensi yang beragam. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan dan pengembangan keterampilan kepada anggota tim, serta memberikan apresiasi atas kinerja yang baik

Tips Sukses Menjadi Kepala Sekolah Penggerak

 


Endung, S. Pd.
Kepala SDN Mirat II Sekolah Penggerak Angkatan 2 Kab. Majalengka


Pendahuluan

Kepala Sekolah sebagai pemimpin utama di sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Kepala Sekolah penggerak adalah kepala sekolah yang mampu memimpin dan menggerakkan semua elemen di sekolah untuk mencapai tujuan bersama dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam makalah ini, akan diuraikan mengenai cara menjadi kepala sekolah penggerak yang efektif.


Memiliki Visi yang Jelas

Seorang kepala sekolah penggerak harus memiliki visi yang jelas mengenai apa yang ingin dicapai oleh sekolah dalam jangka panjang. Visi ini harus dituangkan dalam bentuk misi dan tujuan yang spesifik, serta dapat diukur pencapaiannya. Visi yang jelas akan membantu kepala sekolah dalam merumuskan strategi dan langkah-langkah yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.


Menyusun Rencana Strategis

Setelah memiliki visi yang jelas, kepala sekolah penggerak harus menyusun rencana strategis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Rencana strategis ini harus meliputi langkah-langkah yang konkret, jangka waktu yang spesifik, serta sumber daya yang dibutuhkan. Rencana strategis ini harus dipahami dan diikuti oleh seluruh elemen di sekolah, sehingga tujuan dapat dicapai dengan efektif.


Mengelola Sumber Daya dengan Efektif

Seorang kepala sekolah penggerak harus mampu mengelola sumber daya yang ada di sekolah dengan efektif. Sumber daya yang dimaksud meliputi sumber daya manusia, keuangan, dan sarana prasarana. Kepala sekolah harus mampu mengalokasikan sumber daya tersebut secara tepat, sehingga dapat mendukung tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.


Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Seorang kepala sekolah penggerak harus mampu meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengembangkan kurikulum yang inovatif, meningkatkan kualitas pembelajaran, dan memotivasi guru dan siswa untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Kepala sekolah juga harus mampu melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap proses pembelajaran di sekolah, sehingga dapat terus meningkatkan kualitas pendidikan.


Memperkuat Komunikasi dan Kerjasama

Kepala sekolah penggerak harus mampu memperkuat komunikasi dan kerjasama antara seluruh elemen di sekolah, termasuk antara guru, siswa, orang tua, dan masyarakat sekitar. Komunikasi yang efektif dan kerjasama yang solid akan membantu tercapainya tujuan yang telah ditetapkan dengan lebih cepat dan efektif. Kepala sekolah harus mampu membangun budaya kerja yang positif dan saling mendukung di sekolah.


Kesimpulan

Seorang kepala sekolah penggerak harus memiliki Visi yang jelas, Menyusun rencana strategis, Mengelola Sumber Daya dengan Efektif, Meningkatkan Kualitas Pendidikan, dan   Memperkuat Komunikasi dan Kerjasama

Visitasi Akreditasi Hari Pertama di SDN Mirat II

          SDN Mirat II Kecamatan Leuwimunding menjadi pusat perhatian Tim Asesor BAN PDM Provinsi Jawa Barat dengan dilaksanakannya visitasi...