A. Pendahuluan
Pendidikan
merupakan kunci utama dalam pembangunan suatu daerah. Oleh karena itu,
pemerintah daerah dan seluruh stakeholder pendidikan harus bekerja sama untuk
menciptakan kabupaten atau kota yang berfokus pada pendidikan berkualitas. Di
Kabupaten Majalengka, terdapat program Guru Penggerak yang bertujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kualitas guru. Guru Penggerak
sendiri merupakan guru yang lulus mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak
di Kabupaten Majalengka dan diberikan tugas khusus Kemendikbudristek sebagai
transformer Pendidikan untuk memperbaiki mutu pendidikan di sekolah-sekolah khususnya
di Kabupaten Majalengka. Namun, seberapa besar kontribusi Guru Penggerak dalam
mewujudkan Majalengka sebagai kabupaten pendidikan yang berkualitas?
Artikel
ini akan membahas peran penting Guru Penggerak dalam meningkatkan kualitas
pendidikan di Majalengka dan kontribusinya dalam mewujudkan Kabupaten
Majalengka sebagai kabupaten pendidikan.
B. Pembahasan
a. Peran
Guru Penggerak
Guru
penggerak adalah seorang guru yang memiliki peran penting dalam menggerakkan
komunitas belajar untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik. Guru
penggerak memiliki kemampuan untuk memunculkan motivasi dalam dirinya sendiri
untuk membuat perubahan baik untuk lingkungan sekitarnya. Program guru
penggerak dibuat oleh pemerintah dengan tujuan; menjadi pemimpin pembelajaran, meningkatkan
kompetensi guru dan menggerakkan komunitas belajar.
Dalam
program guru penggerak, para guru akan mendapatkan pelatihan dan pembinaan
untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam mengajar dan memimpin perubahan
dalam dunia pendidikan. Dengan demikian, guru penggerak dapat menjadi agen
perubahan dalam dunia pendidikan dan membantu meningkatkan kualitas pendidikan
di lingkungan sekitarnya. Peranan Guru Penggerak sangat strategis antara lain:
1. Meningkatkan
kualitas pengajaran
Guru
Penggerak memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pengajaran di
sekolah. Mereka diharapkan dapat membantu rekan-rekan guru lainnya untuk meningkatkan
keterampilan mengajar dan mengembangkan metode pembelajaran yang inovatif dan
efektif, mengubah paradigma pelaksanaan pembelajaran menjadi berpihak pada
murid.
2. Meningkatkan
profesionalisme guru
Guru
Penggerak juga bertanggung jawab untuk meningkatkan profesionalisme guru di
sekolah. Mereka dapat memberikan pelatihan dan pengembangan diri kepada
rekan-rekan guru lainnya sehingga kualitas pengajaran dan pembelajaran di
sekolah menjadi lebih baik.
3. Mengidentifikasi
masalah dan solusi
Guru
Penggerak juga diharapkan dapat mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh
sekolah dan memberikan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Hal
ini dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Majalengka secara
keseluruhan.
4. Meningkatkan
partisipasi masyarakat
Guru
Penggerak dapat menjadi mediator antara sekolah dan masyarakat. Mereka dapat
mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan sekolah, seperti
menghadiri pertemuan orang tua murid, mengikuti program pembelajaran, atau membantu
dalam pembangunan infrastruktur sekolah.
Dengan
peran penting yang dimiliki oleh Guru Penggerak dalam meningkatkan kualitas
pendidikan di Majalengka, diharapkan dapat membawa perubahan yang signifikan
dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Majalengka, dan mewujudkan
Majalengka Raharja sebagai kabupaten pendidikan yang berkualitas.
b. Masalah
yang Dihadapi Guru Penggerak dalam Perannya Untuk Berkontribusi Mewujudkan
Majalengka Sebagai Kabupaten Pendidikan
Guru
Penggerak memiliki peran penting dalam mewujudkan Majalengka sebagai kabupaten
pendidikan yang berkualitas. Namun, mereka juga menghadapi beberapa masalah
dalam menjalankan tugasnya. Beberapa masalah yang dihadapi Guru Penggerak dalam
mewujudkan Majalengka sebagai kabupaten pendidikan yang berkualitas antara
lain:
1. Kurangnya
dukungan dan fasilitas yang memadai
Guru
Penggerak memerlukan dukungan dan fasilitas yang memadai untuk menjalankan
tugasnya secara efektif. Kurangnya dukungan dan fasilitas yang memadai seperti
kurangnya dana untuk pelatihan, peralatan dan teknologi yang diperlukan, serta
kurangnya sarana dan prasarana yang memadai di sekolah-sekolah seringkali
menjadi kendala dalam menjalankan tugasnya.
2. Keterbatasan
waktu
Guru
Penggerak harus membagi waktu antara tugas mengajar dan tugas lainnya sebagai
Guru Penggerak. Hal ini seringkali menjadi kendala dalam menjalankan tugasnya
dengan efektif.
3. Tantangan
dalam mengubah mindset dan budaya sekolah
Guru
Penggerak seringkali menghadapi tantangan dalam mengubah mindset dan budaya
sekolah yang sudah mapan. Hal ini seringkali membutuhkan waktu dan kesabaran
untuk meyakinkan semua pihak bahwa perubahan itu perlu dilakukan
4. Keterbatasan
pengakuan dan motivasi
Guru
Penggerak seringkali kurang mendapatkan pengakuan dan motivasi dari pihak-pihak
terkait, seperti pihak sekolah, pemerintah daerah, atau masyarakat. Kurangnya
pengakuan dan motivasi ini dapat menurunkan semangat Guru Penggerak dalam
menjalankan tugasnya.
5. Tantangan
dalam beradaptasi dengan perubahan
Guru
Penggerak harus mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di bidang
pendidikan, seperti kurikulum baru, teknologi baru, dan metode pembelajaran
baru. Hal ini seringkali membutuhkan waktu dan usaha ekstra dari Guru
Penggerak.
c. Upaya
Mengatasi Masalah
Masalah
guru penggerak dalam melaksanakan perannya untuk berkontribusi mewujudkan
Majalengka sebagai kabupaten pendidikan dapat diatasi dengan beberapa upaya, di
antaranya:
1. Peningkatan
fasilitas
Kurangnya
dukungan dan fasilitas yang memadai bagi guru penggerak dalam mewujudkan
Majalengka sebagai kabupaten pendidikan yang berkualitas dapat diatasi dengan
beberapa upaya, di antaranya:
1) Peningkatan
alokasi anggaran
Pemerintah dapat meningkatkan
alokasi anggaran untuk pendidikan, khususnya untuk memperbaiki fasilitas
pendidikan yang ada di Kabupaten Majalengka. Hal ini termasuk memperbaiki
kondisi ruang kelas, memperbaiki fasilitas olahraga, dan memberikan fasilitas
lain yang dibutuhkan oleh guru penggerak.
2) Kerjasama
dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM)
Pihak terkait dapat
berkerjasama dengan LSM untuk meningkatkan dukungan terhadap guru penggerak
dalam memberikan bantuan fasilitas pendidikan dan bahan ajar yang dibutuhkan.
3) Peningkatan
keterlibatan masyarakat
Masyarakat dapat ikut berperan
dalam memfasilitasi guru penggerak dengan memberikan dukungan, seperti
menggalang dana atau memberikan kontribusi dalam bentuk sukarela.
4) Penggunaan
teknologi informasi
Pemanfaatan teknologi
informasi, seperti penggunaan aplikasi pembelajaran online dan media sosial
dapat membantu guru penggerak dalam memfasilitasi kegiatan pembelajaran dan
memberikan bahan ajar kepada siswa.
5) Peningkatan
supervisi dan evaluasi
Pihak terkait perlu melakukan
supervisi dan evaluasi yang lebih intensif untuk memastikan bahwa guru
penggerak sudah memiliki fasilitas pendidikan yang memadai dan mendapatkan
dukungan yang cukup dalam melaksanakan tugasnya.
2. Keterbatasan
waktu
Kurangnya
waktu yang dimiliki oleh guru penggerak dalam mewujudkan Majalengka sebagai
kabupaten pendidikan yang berkualitas dapat diatasi dengan beberapa upaya, di
antaranya:
1) Peningkatan
efektivitas waktu
Guru penggerak dapat
meningkatkan efektivitas waktu dengan memanfaatkan waktu yang tersedia dengan
sebaik-baiknya. Misalnya, dengan mengoptimalkan waktu saat di sekolah, mengatur
jadwal belajar mengajar dengan efektif, dan memanfaatkan teknologi untuk
memudahkan pekerjaannya.
2) Peningkatan
kualitas pengajaran
Guru penggerak dapat
meningkatkan kualitas pengajaran dengan cara mempersiapkan materi ajar dengan
baik, menyesuaikan metode pembelajaran yang tepat dengan karakteristik siswa,
dan memanfaatkan sumber belajar yang tepat sehingga dapat meningkatkan efektivitas
waktu yang dimiliki.
3) Peningkatan
kerjasama dengan guru lain dan komunitas praktisi
Guru penggerak dapat
berkolaborasi dengan guru-guru lainnya, dan komunitas praktisi dalam melakukan
tugas-tugasnya. Misalnya, dengan membentuk tim pengajar yang solid dan saling
mendukung sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara lebih efektif.
4) Peningkatan
dukungan dari pihak terkait
Pihak terkait dapat memberikan
dukungan yang lebih kepada guru penggerak dalam melaksanakan tugasnya sehingga
dapat mempercepat penyelesaian pekerjaan yang dihadapinya.
5) Peningkatan
supervisi dan evaluasi
Pihak terkait perlu melakukan
supervisi dan evaluasi yang lebih intensif untuk memastikan bahwa guru penggerak
dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dalam waktu yang telah ditetapkan.
Dengan
adanya upaya-upaya di atas, diharapkan kurangnya waktu yang dimiliki oleh guru
penggerak dalam mewujudkan Majalengka sebagai kabupaten pendidikan yang
berkualitas dapat diatasi, sehingga guru penggerak dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dengan baik dan menciptakan lingkungan pendidikan yang
berkualitas di Kabupaten Majalengka.
3. Tantangan
dalam mengubah mindset dan budaya sekolah
Tantangan
dalam mengubah mindset dan budaya sekolah guru penggerak dalam mewujudkan
Majalengka sebagai kabupaten pendidikan yang berkualitas dapat diatasi dengan
beberapa upaya, di antaranya:
1) Pelatihan
dan pembekalan
Guru penggerak dapat diberikan
pelatihan dan pembekalan yang berkaitan dengan pengembangan mindset dan budaya
sekolah. Dalam pelatihan ini, guru dapat diajarkan cara membangun mindset dan
budaya yang berkualitas dalam lingkungan sekolah, serta strategi-strategi untuk
mengubah mindset dan budaya yang sudah ada.
2) Pembentukan
tim pengembang
Tim pengembang dapat dibentuk
untuk mengembangkan ide-ide dan program-program baru yang berkaitan dengan
pengembangan mindset dan budaya sekolah. Tim ini dapat terdiri dari guru
penggerak dan guru-guru lain yang memiliki visi dan misi yang sama dalam
mengembangkan lingkungan pendidikan yang berkualitas di Majalengka.
3) Penghargaan
dan apresiasi
Penghargaan
dan apresiasi dapat diberikan kepada guru penggerak dan sekolah yang berhasil
mengembangkan mindset dan budaya yang positif dan berkualitas dalam lingkungan
sekolah. Penghargaan dan apresiasi ini dapat memotivasi guru dan sekolah
lainnya untuk mengikuti jejak dan melakukan hal yang sama.
5) Komunikasi
dan kolaborasi
Komunikasi dan kolaborasi yang
baik antara guru penggerak dan pihak terkait lainnya, seperti kepala sekolah,
pengawas sekolah, dan orang tua siswa, dapat memudahkan pengembangan mindset
dan budaya yang positif dalam lingkungan sekolah. Dalam hal ini, guru penggerak
dapat memfasilitasi dialog dan kolaborasi antara pihak terkait untuk mencapai
tujuan bersama.
6) Peningkatan
akuntabilitas
Guru penggerak dapat
dipertanggungjawabkan atas upaya mereka dalam mengembangkan mindset dan budaya
sekolah yang berkualitas. Hal ini dapat dilakukan melalui monitoring dan
evaluasi yang berkala dari pihak terkait, serta pengukuran kinerja guru
penggerak dalam mencapai tujuan pengembangan mindset dan budaya yang positif di
lingkungan sekolah.
4. Keterbatasan
pengakuan dan motivasi
Keterbatasan
pengakuan dan motivasi guru penggerak dalam mewujudkan Majalengka sebagai
kabupaten pendidikan yang berkualitas dapat diatasi dengan beberapa upaya, di
antaranya:
1) Pengakuan
dan apresiasi
Guru penggerak dapat diberikan
pengakuan dan apresiasi atas kontribusinya dalam mengembangkan pendidikan di
Majalengka. Pengakuan dan apresiasi ini dapat berupa penghargaan, sertifikat,
atau promosi jabatan, yang dapat memotivasi guru penggerak untuk terus
berprestasi dan mengembangkan diri.
2) Pembentukan
komunitas
Komunitas guru penggerak dapat
dibentuk untuk saling mendukung dan memotivasi satu sama lain dalam
mengembangkan lingkungan pendidikan yang berkualitas. Komunitas ini dapat
menjadi wadah untuk berbagi pengalaman, pengetahuan, dan strategi dalam
mengatasi berbagai tantangan di lapangan.
3) Pelatihan
dan pengembangan diri
Guru penggerak dapat diberikan
pelatihan dan pengembangan diri yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan.
Pelatihan ini dapat berupa workshop, seminar, atau kursus, yang dapat
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan guru penggerak dalam mengembangkan
lingkungan pendidikan yang berkualitas.
4) Pengawasan
dan evaluasi yang adil
Pengawasan dan evaluasi yang
adil dapat memotivasi guru penggerak untuk terus berprestasi dalam
mengembangkan lingkungan pendidikan yang berkualitas. Pengawasan dan evaluasi
ini dapat dilakukan secara objektif dan transparan, serta melibatkan guru
penggerak dalam proses evaluasi.
5) Program
insentif
Program insentif dapat
diberikan kepada guru penggerak yang berhasil mencapai target-target yang telah
ditetapkan dalam mengembangkan lingkungan pendidikan yang berkualitas. Insentif
ini dapat berupa bonus atau tunjangan khusus, yang dapat meningkatkan motivasi
guru penggerak untuk terus berprestasi.
Dengan adanya upaya-upaya di atas, diharapkan keterbatasan
pengakuan dan motivasi guru penggerak dalam mewujudkan Majalengka sebagai
kabupaten pendidikan yang berkualitas dapat diatasi, sehingga guru penggerak
dapat lebih termotivasi dan berprestasi dalam mengembangkan lingkungan
pendidikan yang berkualitas di Majalengka.
5. Tantangan
dalam beradaptasi dengan perubahan
Tantangan
dalam beradaptasi dengan perubahan dapat diatasi dengan beberapa upaya, di
antaranya:
1) Peningkatan
kesadaran
Guru penggerak dapat diberikan
pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya beradaptasi dengan perubahan dalam
lingkungan pendidikan. Hal ini dapat dilakukan melalui pelatihan, seminar, atau
diskusi kelompok yang membahas tentang pentingnya beradaptasi dengan perubahan.
2) Peningkatan
keterampilan
Guru penggerak dapat diberikan
pelatihan dan pembinaan untuk meningkatkan keterampilan dalam beradaptasi
dengan perubahan. Keterampilan ini dapat berupa keterampilan komunikasi,
keterampilan manajemen waktu, keterampilan kolaborasi, dan keterampilan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
3) Pembentukan
tim kerja
Pembentukan tim kerja yang
terdiri dari guru penggerak dapat membantu dalam memudahkan beradaptasi dengan
perubahan. Tim kerja ini dapat menjadi wadah untuk berbagi informasi, strategi,
dan pengalaman dalam menghadapi perubahan di lingkungan pendidikan.
4) Pengembangan
jaringan
Guru penggerak dapat
mengembangkan jaringan dengan pihak-pihak terkait di lingkungan pendidikan,
seperti pemerintah daerah, sekolah lain, dan masyarakat. Jaringan ini dapat
membantu guru penggerak dalam mendapatkan dukungan dan informasi terkait dengan
perubahan yang terjadi.
5) Evaluasi
dan pemantauan
Evaluasi dan pemantauan secara berkala
dapat membantu guru penggerak dalam mengukur sejauh mana kemampuan mereka dalam
beradaptasi dengan perubahan. Hal ini dapat membantu guru penggerak untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya dan memperbaiki kinerja ke
depannya.
Dengan
adanya upaya-upaya di atas, diharapkan masalah guru Penggerak dalam melaksanakan
perannya untuk berkontribusi mewujudkan Majalengka sebagai kabupaten pendidikan
dapat diatasi dan tercipta lingkungan pendidikan yang berkualitas di kabupaten
Majalengka.
C. Kesimpulan
Dari
pemaparan di atas dapat disimpulkan Peran Guru Penggerak dalam Mewujudkan
Majalengka Sebagai Kabupaten Pendidikan yang Berkualitas:
1. Guru Penggerak
memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten
Majalengka.
2. Guru Penggerak
harus memiliki kompetensi, motivasi, kerjasama, dan fasilitas pendidikan yang
memadai agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.
3. Gerak
bersama yang seirama antara Guru penggerak dan komponen pendidikan lainnya.
4. Pihak
terkait perlu melakukan supervisi dan evaluasi secara teratur untuk memastikan
bahwa guru penggerak sudah melaksanakan tugasnya dengan baik dan memenuhi
standar kinerja yang diharapkan.
Dengan
adanya peran guru penggerak yang efektif dan dukungan dari pihak terkait,
diharapkan tercipta dunia pendidikan
yang berkualitas di Kabupaten Majalengka sebagai perwujudan harapan dari Bupati
Majalengka Bapak Dr. H. Karna Subahi, M.M.Pd
menjadikan program guru penggerak sebagai inovasi kolaborasi di
Majalengka dengan tekad ingin menjadikan Majalengka sebagai Kabupaten Pendidikan.