Mengenai Saya

Foto saya
Semua orang bisa menjadi Guru dan semua orang bisa menjadi Murid.

Jumat, 21 April 2023

Guru Penggerak dan Pengajar Praktik Layak Menjadi Pengawas Sekolah?


Artikel ini dimuat di Portal Berita Disdik Provinsi Jawa Barat


                                


I. Pendahuluan

A. Latar belakang guru penggerak dan pengajar praktik

        Pada saat ini di media sosial banyak menampilkan  video-video calon pengawas sekolah SMA, SMK dan SLB Dinas Pendidikan Jawa Barat tentang  inovasi dan prestasi yang pernah dilakukan dan dicapai dalam melaksanakan tugasnya; yang berisikan profil, visi, dan misinya untuk mendapatkan respon dukungan dari masyarakat tentunya para calon pengawas telah jujur dan terbuka memaparkan pencapaian prestasinya, karena kalau tidak akan ketahuan publik. Hal menarik lainnya adalah peserta ada yang berlatar belakang guru penggerak dan pengajar praktik yang tentunya memenuhi salah satu persyaratan bersertifikat guru penggerak. Guru penggerak dan pengajar praktik merupakan lulusan Pendidikan Guru penggerak.

        Guru penggerak  adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila. Program ini dikuti oleh guru yang mencakup pelatihan online (daring), lokakarya, konferensi, dan pendampingan sambil tetap mengajar sebagai guru sehari-hari, seperti dikutip dari laman Sekolah. Guru Penggerak dilatih mampu memimpin dan memberikan dukungan dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran. Guru penggerak bertugas untuk membantu sekolah dalam melaksanakan pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran yang lebih efektif dan inovatif.

        Sedangkan pengajar praktik adalah orang yang mendampingi (mentor/coach) peserta menjalankan perannya sebagai calon guru penggerak, khususnya pada saat pelatihan selama 6 bulan yang sekarang diefektifkan. Tugas pengajar praktik melakukan proses pendampingan secara tatap muka pada tahap lokakarya dan pendampingan individu. Pengajar Praktik memberikan pelatihan praktik, mengevalusi, serta memberikan saran dan masukan terhadap proses pendidikan guru penggerak di sekolah maupun di lokakarya. 

        Dari paparan di atas ada pertanyaan layakkah seorang guru penggerak dan pengajar praktik menjadi pemimpin pembelajaran yaitu Pengawas Sekolah?

        Saya adalah salah seorang Pengajar Praktik calon Guru Penggerak angkatan 2 yang membersamai calon guru penggerak disamping fasilitator, mereka ditempa untuk menjadi pemimpin pembelajaran, selama 9 bulan yang sekarang diefektifkan menjadi 6 bulan secara daring, luring dan pendampingan di sekolah dan lokakarya mencoba menjawab pertanyaan di atas.


B. Peran Pengawas Sekolah

        Berdasarkan permendikbud nomor 12 tahun 2007 tugas pokok dan fungsi pengawas dalam Pengawasan Manajerial: 

  1. Kegiatan supervisi manajerial meiiputi pembinaan dan pemantauan pelaksanaan manajemen sekolah merupakan kegiatan dimana terjadi interaksi langsung antara pengawas satuan pendidikan dengan kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya. Kegiatan ini dilaksanakan di sekolah binaan. Pelaksanaan pembinaan dengan menggunakan format dan instrumen yang ditentukan oleh dinas pendidikan di kabupaten/kota bersangkutan. Berdasarkan di atas, maka tugas pengawas mencakup : pengawasan (inspecting), menasehati (advising), memantau (monitoring), mengkoordinir (coordinating). (Ofsted, 2003). Tujuan supervisi manajerial adalah untuk membantu pengelola sekolah dan staf sekolah dalam meningkatkan kinerja sekolah secara efektif dan efisien. Salah satu fokus penting lainnya agar sekolah terakreditasi dengan baik dan dapat memenuhi standar nasional pendidikan. Manajemen berbasis sekolah (MBS), sebagai bentuk paradigma baru pengelolaan dari sentralisasi ke desentralisasi yang memberikan otonomi kepada pihak sekolah dan meningkatkan partisipasi masyarakat. Sehingga pengawas dituntut dapat menjelaskan sekaligus mengintroduksi model inovasi manajemen ini sesuai dengan konteks sosial budaya serta kondisi internal masing-masing sekolah. Supervisi manajerial atau pengawasan manajerial merupakan fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektifitas sekolah yang mencangkup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi sumber daya tenaga pendidik, dan kependidikan (Sudjana dkk, 2011:21). Sasaran supervisi manajerial adalah membantu kepala sekolah dan staf sekolah lainnya dalam mengelola administrasi pendidikan.
  2. Pengawasan manajerial, mencakup antara lain ;

  • Pembinaan Kepala sekolah
  • Pemantauan pelaksanaan standar nasional pendidikan yang terdiri atas : standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar sarana dan prasarana, serta standar pembiayaan.
  • Penilaian kinerja kepala sekolah

        Pengawasan manajerial merupakan fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan sekolah yang meliputi; perencanaan, koordinasi, pelasanaan penilaian, pengembangan kompetensi sumber daya tenaga kependidikan dan sumber daya lainnya.

        Pengawas sekolah bertanggung jawab untuk mengawasi dan memastikan bahwa sekolah menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Peran pengawas sekolah sangat penting dalam memastikan bahwa pendidikan di sekolah berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

        Berikut ini beberapa peran dan tanggung jawab dari seorang pengawas sekolah:

  1. Memastikan bahwa semua kegiatan di sekolah dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan standar yang ditetapkan oleh pemerintah.
  2. Melakukan evaluasi terhadap kinerja guru dan karyawan sekolah dalam melaksanakan tugas mereka.
  3. Memberikan bimbingan dan pelatihan kepada guru dan karyawan sekolah untuk meningkatkan kinerja mereka.
  4. Mengawasi dan mengevaluasi kinerja kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya.
  5. Memastikan bahwa semua kegiatan di sekolah aman dan kondusif bagi siswa dan staf sekolah.
  6. Menangani keluhan atau masalah dari orangtua siswa, guru atau karyawan sekolah.
  7. Melakukan inspeksi dan pengawasan terhadap fasilitas dan peralatan sekolah untuk memastikan bahwa semuanya berfungsi dengan baik dan dalam kondisi yang aman.

        Dalam menjalankan tugasnya, seorang pengawas sekolah harus memiliki kemampuan dan kompetensi yang memadai, serta mampu bekerja sama dengan semua pihak yang terkait dengan kegiatan pendidikan di sekolah. Seorang pengawas sekolah yang baik dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dan memberikan dukungan bagi siswa, guru, dan staf sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.

II. Kualifikasi Pengawas Sekolah

A. Persyaratan formal untuk menjadi pengawas sekolah

        Saya mencoba mencari tahu persyaratan menjadi kepala sekolah tersebut dengan membaca surat dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor 4854/KPG: 02.01.02/GTK tertanggal 3 April 2023 antara lain: (1) Usia maksimal 55 tahun pada bulan Desember 2023, (2) Memiliki data dan dokumen pada SIAp  Jabar lengkap dan terbaru, meliputi: Kualifikasi pendidikan (Ijazah) SMA/SMK: Memiliki kualifikasi akademik magister (S2) pendidikan dengan berbasis sarjana (S1) dalam rumpun mata pelajaran yang relevan pada perguruan tinggi terakreditasi, SLB; Memiliki kualifikasi akademik paling rendah Diploma empat (D-IV) atau Sarjana (S1) kependidikan dari perguruan tinggi terakreditasi (3) Sertifikat pendidik (4) SK kenaikan pangkat terakhir, Pangkat paling rendah Penata, golongan ruang III/C (5) Sasaran kinerja pegawai (SKP) (6) Sertifikat prestasi/penghargaan (jika ada) (7) . Melampirkan persyaratan lamaran sesuai dengan format yang disediakan sistem, terdiri dari: Surat Lamaran, Surat keterangan bersedia ditempatkan dimana saja, Pakta integritas, Melampirkan sertifikat guru penggerak/SK pengalaman KS paling rendah 4 tahun pada Januari 2023 / SK pengalaman guru paling rendah 8 tahun pada Januari 2023. Surat keterangan sehat jasmani, rohani dan bebas NAPZA dari RS Pemerintah,Tidak pernah dikenai hukuman disiplin sedang/berat dibuktikan dengan Surat Keterangn dari KCD, Berkelakuan baik dibuktikan dengan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), Melakukan pengisian daftar riwayat hidup yang disediakan system, Melampirkan alamat url youtube yang berisi video profil peserta seleksi calon pengawas sekolah, Video profil maksimal 1 menit dengan konten utama berupa inovasi dan prestasi yang pernah dilakukan dan dicapai, dan Keterampilan dan keahlian sesuai dengan bidang pengawasan.


B. Kemampuan dan kompetensi yang dibutuhkan sebagai pengawas sekolah

        Seorang pengawas sekolah harus memiliki kemampuan dan kompetensi yang memadai untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Berikut ini beberapa kemampuan dan kompetensi yang dibutuhkan sebagai pengawas sekolah:

  1. Memiliki pemahaman yang mendalam tentang standar dan kebijakan pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah.
  2. Memiliki kemampuan untuk melakukan evaluasi dan analisis data untuk memahami kinerja dan hasil pembelajaran di sekolah.
  3. Mampu memberikan bimbingan, pelatihan dan arahan kepada guru dan karyawan sekolah untuk meningkatkan kinerja mereka.
  4. Memiliki kemampuan untuk membuat dan mengimplementasikan kebijakan dan prosedur yang efektif untuk memastikan bahwa sekolah berjalan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
  5. Mampu berkomunikasi dengan baik dengan semua pihak yang terkait dengan kegiatan pendidikan di sekolah, termasuk orangtua siswa, staf sekolah, dan komunitas setempat.
  6. Mampu memotivasi, memimpin dan menginspirasi staf sekolah untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
  7. Memiliki kemampuan untuk menangani konflik dan masalah yang muncul di sekolah dengan cara yang profesional dan efektif.
  8. Memiliki pemahaman yang baik tentang teknologi dan kemampuan untuk mengimplementasikan teknologi dalam kegiatan pendidikan di sekolah.

        Selain itu, seorang pengawas sekolah juga harus memiliki integritas yang tinggi, sikap profesional, serta mampu bekerja dengan baik dalam tim. Dengan kemampuan dan kompetensi yang memadai, seorang pengawas sekolah dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dan membantu mencapai tujuan yang diinginkan.


III. Kompetensi Lulusan Guru Penggerak dan Pengajar Praktik

A. Kualifikasi dan pengalaman sebagai guru penggerak dan pengajar praktik

        Saya adalah salah seorang Pengajar Praktik calon Guru Penggerak disamping Instruktur Guru Penggerak, mereka yang ditempa untuk menjadi pemimpin pembelajaran, selama mendampingi proses belajar mereka selama 9 bulan secara daring, luring dan pendampingan di lapangan dengan mempelajari 3 modul, Modul 1: Paradigma dan Visi Guru Penggerak Topik Pembelajaran;a. Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia - Ki Hajar Dewantara,b. Nilai-nilai dan peran Guru Penggerak, c. Visi Guru Penggerak, d. Membangun budaya positif di sekolah. Modul 2: Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid, Topik Pembelajaran: a. Pembelajaran berdiferensiasi, b. Pembelajaran emosional dan sosial, c. Coaching dan Modul 3: Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah, Topik Pembelajaran: a. Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, b. Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, c. Pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid. Dengan mempelajari kemudian mempraktikannya dalam tugas kesehariannya di sekolah. Kualifikasi dan pengalaman itulah yang mereka dapatkan dalam pendidikan dan pelatihan berkolaborasi dengan komunitas praktisi.

        Seorang guru penggerak dan pengajar praktik memiliki kualifikasi dan pengalaman yang cukup untuk dapat menjadi pengawas sekolah. Berikut ini beberapa kualifikasi dan pengalaman kerja yang mungkin dimiliki oleh seorang guru penggerak dan pengajar praktik:

  1. Pendidikan yang memadai: Seorang guru penggerak dan pengajar praktik umumnya memiliki latar belakang pendidikan yang memadai di bidang pendidikan, seperti sarjana pendidikan atau magister pendidikan.
  2. Sertifikasi: Seorang guru penggerak dan pengajar praktik biasanya memiliki sertifikasi yang diberikan Kemendikbudristek.
  3. Pengalaman mengajar: Seorang guru penggerak dan pengajar praktik memiliki pengalaman mengajar yang cukup dan telah bekerja sebagai guru dalam jangka waktu yang lama. Pengalaman mengajar ini dapat memberikan pengalaman praktis dan pemahaman yang mendalam tentang sistem pendidikan.
  4. Kemampuan kepemimpinan: Seorang guru penggerak dan pengajar praktik biasanya memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik dan dapat memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
  5. Kemampuan analisis: Seorang guru penggerak dan pengajar praktik memiliki kemampuan analisis yang baik dalam mengevaluasi hasil belajar siswa dan kinerja guru.
  6. Kemampuan berkomunikasi: Seorang guru penggerak dan pengajar praktik memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dan dapat berinteraksi dengan berbagai pihak terkait dalam kegiatan pendidikan.
  7. Pengalaman dalam pengembangan kurikulum dan pelatihan: Seorang guru penggerak dan pengajar praktik memiliki pengalaman dalam mengembangkan kurikulum dan melatih guru untuk meningkatkan kinerja mereka.
  8. Dengan kualifikasi dan pengalaman yang dimilikinya, seorang guru penggerak dan pengajar praktik memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pengawas sekolah yang baik dan membantu meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.

B. Kemampuan dalam melaksanakan pengembangan kurikulum dan pembelajaran

        Sebagai guru penggerak dan pengajar praktik, kemampuan dalam melaksanakan pengembangan kurikulum dan pembelajaran adalah salah satu kompetensi yang sangat penting. Seorang guru penggerak dan pengajar praktik memiliki kemampuan untuk mengembangkan kurikulum yang inovatif dan responsif terhadap kebutuhan siswa dan lingkungan sekolah. Mereka mampu mengidentifikasi kebutuhan siswa dan merancang kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.

        Selain itu, guru penggerak dan pengajar praktik juga mampu mengembangkan metode pembelajaran yang kreatif dan efektif. Mereka mampu mengidentifikasi kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran, serta menyesuaikan metode pembelajaran dengan karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran. Guru penggerak dan pengajar praktik juga mampu menggunakan teknologi dan media pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

        Dalam melaksanakan pengembangan kurikulum dan pembelajaran, guru penggerak dan pengajar praktik juga memiliki kemampuan untuk melakukan evaluasi dan perbaikan. Mereka mampu mengukur keberhasilan kurikulum dan metode pembelajaran yang telah dirancang, serta melakukan perbaikan dan penyesuaian jika diperlukan.

        Kemampuan dalam melaksanakan pengembangan kurikulum dan pembelajaran ini sangat penting bagi seorang guru penggerak dan pengajar praktik yang ingin menjadi pengawas sekolah. Dengan memiliki kemampuan ini, mereka dapat membantu para guru di sekolah untuk merancang dan mengimplementasikan kurikulum yang berkualitas dan metode pembelajaran yang efektif, sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.


IV. Kompetensi Lulusan Guru Penggerak dan Pengajar Praktik

A. Kompetensi Lulusan Guru Penggerak dan Pengajar Praktik

        a. Guru Penggerak

1) Mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi dan kolaborasi secara mandiri

2) Memiliki kematangan moral, emosi dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik

3) Merencanakan, menjalankan, merefleksikan dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada murid dengan melibatkan orang tua

4) Berkolaborasi dengan orang tua dan komunitas untuk mengembangkan sekolah dan menumbuhkan kepemimpinan murid.

5) Mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar sekolah

b. Pengajar Praktik

1) Menguasai teknik dan keterampilan mentoring dan coaching

2) Menyusun rencana pendampingan

3) Membuat kesepakatan dengan calon guru penggerak

4) Membuat jadwal pendampingan

5) Memiliki komitmen untuk memenuhi tenggat waktu

6) Mengevaluasi dan memberi umpan balik calon guru penggerak

7) Berkomunikasi dengan efektif

8) Memiliki kemampuan andragogi


B. Kemampuan dan kompetensi  Guru Penggerak yang dibutuhkan sebagai pengawas sekolah

        Seorang Guru Penggerak yang ingin menjadi pengawas sekolah harus memiliki kemampuan dan kompetensi yang diperlukan untuk dapat melaksanakan tugas sebagai pengawas sekolah dengan baik. Berikut adalah beberapa kemampuan dan kompetensi yang dibutuhkan sebagai pengawas sekolah:

  1. Pemahaman tentang sistem pendidikan: Seorang Guru Penggerak yang ingin menjadi pengawas sekolah harus memiliki pemahaman yang baik tentang sistem pendidikan dan aturan-aturan yang terkait.
  2. Kemampuan analisis: Seorang pengawas sekolah harus dapat menganalisis data dan informasi yang relevan dengan kinerja sekolah dan mempergunakan informasi ini untuk memperbaiki kinerja sekolah.
  3. Kemampuan kepemimpinan: Seorang pengawas sekolah harus dapat memimpin staf sekolah dan membuat keputusan yang tepat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
  4. Kemampuan berkomunikasi: Seorang pengawas sekolah harus dapat berkomunikasi dengan baik dan memotivasi staf sekolah untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
  5. Kemampuan untuk memberikan pelatihan: Seorang pengawas sekolah harus dapat memberikan pelatihan dan bimbingan kepada staf sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dan kinerja sekolah.
  6. Pemahaman tentang kebijakan dan regulasi pendidikan: Seorang pengawas sekolah harus memiliki pemahaman yang baik tentang kebijakan dan regulasi pendidikan yang berlaku di negara tersebut.
  7. Kemampuan dalam pengembangan kurikulum: Seorang pengawas sekolah harus dapat mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan memastikan bahwa kurikulum tersebut diimplementasikan dengan baik.
  8. Kemampuan dalam evaluasi: Seorang pengawas sekolah harus dapat melakukan evaluasi berkala terhadap kinerja staf sekolah dan keberhasilan program-program pendidikan.
  9. Pemahaman tentang teknologi pendidikan: Seorang pengawas sekolah harus memiliki pemahaman yang baik tentang teknologi pendidikan dan mampu mengimplementasikannya untuk meningkatkan pembelajaran dan kinerja sekolah.

        Dengan kemampuan dan kompetensi ini, seorang Guru Penggerak dapat menjadi pengawas sekolah yang efektif dan membantu meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.


C. Pengalaman dalam memimpin dan mengelola tim guru penggerak dan pengajar praktik dalam tugas pengawasan sekolah 

        Seorang Guru Penggerak yang ingin menjadi pengawas sekolah harus memiliki pengalaman dalam memimpin dan mengelola tim guru penggerak dan pengajar praktik. Pengalaman ini akan membantu seorang Guru Penggerak dalam tugas-tugas pengawasan sekolah. Beberapa pengalaman yang penting dalam tugas pengawasan sekolah antara lain:

  1. Pemimpin tim pengembangan kurikulum: Seorang Guru Penggerak yang telah memiliki pengalaman memimpin tim pengembangan kurikulum akan memiliki pengalaman dalam mengembangkan dan mengimplementasikan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan standar pendidikan yang ditetapkan.
  2. Pengalaman dalam evaluasi kinerja: Seorang Guru Penggerak yang telah memiliki pengalaman dalam melakukan evaluasi kinerja guru dan siswa akan dapat mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi kinerja sekolah secara efektif.
  3. Pengalaman dalam pelatihan dan pengembangan staf: Seorang Guru Penggerak yang telah memiliki pengalaman dalam memberikan pelatihan dan pengembangan staf akan dapat membantu staf sekolah meningkatkan keterampilan dan kompetensi mereka.
  4. Pengalaman dalam penggunaan teknologi pendidikan: Seorang Guru Penggerak yang telah memiliki pengalaman dalam penggunaan teknologi pendidikan akan dapat membantu pengawasan sekolah dalam mengimplementasikan teknologi pendidikan yang efektif.
  5. Pengalaman dalam mengelola proyek pendidikan: Seorang Guru Penggerak yang telah memiliki pengalaman dalam mengelola proyek pendidikan akan dapat mengorganisir dan memimpin proyek pendidikan yang kompleks dengan baik.
  6. Pengalaman dalam menghadapi masalah: Seorang Guru Penggerak yang telah memiliki pengalaman dalam menghadapi masalah di sekolah akan dapat mengatasi masalah yang muncul saat melaksanakan tugas pengawasan sekolah.

        Dengan pengalaman-pengalaman tersebut, seorang Guru Penggerak akan memiliki keterampilan dan kompetensi yang diperlukan untuk menjadi pengawas sekolah yang efektif. Selain itu, pengalaman ini juga akan membantu seorang Guru Penggerak dalam memimpin dan mengelola staf sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.


V. Keuntungan Memiliki Pengawas Sekolah Lulusan Guru Penggerak dan Pengajar Praktik 

A. Pengalaman dan pemahaman yang luas mengenai pengembangan kurikulum dan pembelajaran

        Keuntungan memiliki pengawas sekolah lulusan Guru Penggerak dan Pengajar Praktik adalah pengalaman dan pemahaman yang luas mengenai pengembangan kurikulum dan pembelajaran. Seorang Guru Penggerak dan Pengajar Praktik telah berpengalaman dalam merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan kurikulum yang inovatif dan efektif. Mereka juga memiliki pemahaman yang kuat tentang strategi pembelajaran yang efektif dan metode pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

        Dengan pengalaman dan pemahaman yang luas ini, seorang pengawas sekolah lulusan Guru Penggerak dan Pengajar Praktik dapat membantu meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran di sekolah. Mereka dapat memberikan saran dan bimbingan kepada guru dalam mengembangkan kurikulum dan strategi pembelajaran yang inovatif dan efektif untuk meningkatkan prestasi siswa.

        Selain itu, dengan pengalaman dan pemahaman yang luas mengenai pengembangan kurikulum dan pembelajaran, seorang pengawas sekolah lulusan Guru Penggerak dan Pengajar Praktik dapat membantu sekolah dalam menilai dan mengevaluasi kurikulum dan strategi pembelajaran yang ada. Mereka dapat memberikan saran tentang perubahan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran di sekolah.

        Dengan demikian, keuntungan utama memiliki pengawas sekolah lulusan Guru Penggerak dan Pengajar Praktik adalah dapat membantu meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran di sekolah. Mereka memiliki pengalaman dan pemahaman yang luas mengenai pengembangan kurikulum dan pembelajaran, sehingga dapat memberikan saran dan bimbingan kepada guru dalam mengembangkan kurikulum dan strategi pembelajaran yang inovatif dan efektif untuk meningkatkan prestasi siswa. Selain itu, mereka juga dapat membantu sekolah dalam menilai dan mengevaluasi kurikulum dan strategi pembelajaran yang ada untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran di sekolah.

B. Kemampuan untuk memberikan dukungan dan bimbingan yang berarti kepada para guru

        Keuntungan lain dari memiliki pengawas sekolah lulusan Guru Penggerak dan Pengajar Praktik adalah kemampuan untuk memberikan dukungan dan bimbingan yang berarti kepada para guru. Seorang Guru Penggerak dan Pengajar Praktik memiliki pengalaman dan pemahaman yang luas mengenai strategi pengajaran dan pembelajaran yang efektif. Mereka juga memiliki kemampuan untuk memotivasi dan membimbing guru dalam mengembangkan kemampuan pengajaran mereka dengan praktik coaching.

        Seorang pengawas sekolah lulusan Guru Penggerak dan Pengajar Praktik dapat memberikan dukungan dan bimbingan kepada para guru dalam mengembangkan kemampuan pengajaran mereka. Mereka dapat membantu guru dalam merencanakan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi program pembelajaran yang efektif. Mereka juga dapat membantu guru dalam memilih strategi pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan memotivasi mereka untuk meningkatkan kualitas pengajaran mereka.

        Selain itu, pengawas sekolah lulusan Guru Penggerak dan Pengajar Praktik juga dapat membantu para guru dalam mengatasi tantangan dan masalah yang terkait dengan pengajaran dan pembelajaran. Mereka dapat memberikan saran dan bimbingan kepada para guru dalam menangani situasi yang sulit dalam kelas atau mengatasi masalah dengan siswa yang sulit.

        Dengan adanya dukungan dan bimbingan yang berarti dari pengawas sekolah lulusan Guru Penggerak dan Pengajar Praktik, para guru dapat merasa didukung dan termotivasi untuk mengembangkan kemampuan pengajaran mereka. Mereka dapat menghadapi tantangan dan masalah dengan lebih percaya diri dan mengimplementasikan program pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan prestasi siswa.

        Dengan demikian, keuntungan lain dari memiliki pengawas sekolah lulusan Guru Penggerak dan Pengajar Praktik adalah kemampuan untuk memberikan dukungan dan bimbingan yang berarti kepada para guru. Mereka dapat membantu guru dalam mengembangkan kemampuan pengajaran mereka, mengatasi tantangan dan masalah yang terkait dengan pengajaran dan pembelajaran, dan memotivasi mereka untuk meningkatkan kualitas pengajaran mereka.


C. Kemampuan untuk memahami tantangan dan masalah dalam kegiatan pengajaran dan pembelajaran di sekolah

        Seorang pengawas sekolah lulusan Guru Penggerak dan Pengajar Praktik juga memiliki kemampuan untuk memahami tantangan dan masalah dalam kegiatan pengajaran dan pembelajaran di sekolah. Mereka dapat membantu para guru dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang terkait dengan pengajaran dan pembelajaran dan memberikan solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

        Selain itu, guru penggerak dan pengajar praktik juga perlu mengikuti perkembangan terbaru dalam pendidikan, termasuk teknologi yang dapat digunakan untuk memperbaiki efektivitas pengajaran dan pembelajaran. Mereka juga harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan inovasi dalam pendidikan.

        Dengan memahami tantangan dan masalah dalam kegiatan pengajaran dan pembelajaran, guru penggerak dan pengajar praktik dapat mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Mereka dapat menciptakan strategi pengajaran yang lebih efektif, memilih metode dan teknologi yang tepat untuk membantu siswa belajar dengan lebih baik, serta memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.

        Dalam hal ini, keuntungan lain dari memiliki pengawas sekolah lulusan Guru Penggerak dan Pengajar Praktik adalah kemampuan untuk memberikan dukungan dan bimbingan yang berarti kepada para guru dalam memahami tantangan dan masalah dalam kegiatan pengajaran dan pembelajaran di sekolah. Mereka dapat membantu guru dalam mengidentifikasi masalah dan memberikan solusi untuk mengatasi masalah tersebut, serta membantu guru dalam memahami kebijakan dan peraturan terbaru dalam pendidikan.


VI. Tantangan dan Harapan

A. Tantangan yang dihadapi oleh lulusan guru penggerak dan pengajar praktik yang ingin menjadi pengawas sekolah

        Meskipun memiliki latar belakang sebagai lulusan Guru Penggerak dan Pengajar Praktik memberikan keuntungan, namun tetap ada tantangan yang dihadapi oleh lulusan Guru Penggerak dan Pengajar Praktik yang ingin menjadi pengawas sekolah. Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi antara lain:

  1. Persyaratan Kualifikasi yang Tinggi: Untuk menjadi pengawas sekolah, calon harus memenuhi persyaratan kualifikasi yang tinggi, termasuk memiliki gelar sarjana di bidang pendidikan atau bidang terkait dan pengalaman kerja sebagai guru atau kepala sekolah selama beberapa tahun. Hal ini mungkin menjadi tantangan bagi lulusan Guru Penggerak dan Pengajar Praktik yang belum memenuhi persyaratan kualifikasi yang diperlukan.
  2. Persaingan yang Ketat: Persaingan untuk mendapatkan posisi sebagai pengawas sekolah dapat sangat ketat, terutama jika hanya ada beberapa posisi yang tersedia. Lulusan Guru Penggerak dan Pengajar Praktik harus bersaing dengan kandidat lain yang memiliki latar belakang dan pengalaman yang sama atau lebih tinggi.
  3. Tuntutan Pekerjaan yang Tinggi: Pekerjaan sebagai pengawas sekolah memerlukan komitmen dan dedikasi yang tinggi. Seorang pengawas sekolah harus siap bekerja dalam waktu yang lama dan memiliki kemampuan multitasking yang baik. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi lulusan Guru Penggerak dan Pengajar Praktik yang mungkin belum terbiasa dengan tuntutan pekerjaan yang tinggi.
  4. Keterbatasan Waktu: Seorang pengawas sekolah harus memastikan bahwa semua aspek sekolah berjalan dengan baik, termasuk kegiatan pembelajaran, manajemen sekolah, dan hubungan dengan orang tua dan masyarakat. Dengan begitu banyak tugas yang harus dilakukan, waktu dapat menjadi tantangan bagi lulusan Guru Penggerak dan Pengajar Praktik yang ingin menjadi pengawas sekolah.
  5. Keterbatasan Pengalaman: Meskipun memiliki pengalaman sebagai guru dan kepala sekolah, pengalaman bekerja sebagai pengawas sekolah mungkin berbeda. Seorang pengawas sekolah harus dapat berkomunikasi dengan banyak orang dan mengambil keputusan yang berdampak pada banyak pihak. Keterbatasan pengalaman dapat menjadi tantangan bagi lulusan Guru Penggerak dan Pengajar Praktik yang ingin menjadi pengawas sekolah.

        Namun, dengan kemauan dan usaha yang keras, tantangan-tantangan ini dapat diatasi dan lulusan Guru Penggerak dan Pengajar Praktik dapat menjadi pengawas sekolah yang sukses dan efektif.

B. Harapan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan mengoptimalkan peran pengawas sekolah

        Mengoptimalkan peran pengawas sekolah dapat menjadi strategi penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dalam mengoptimalkan peran pengawas sekolah, dibutuhkan pengawas sekolah yang memiliki latar belakang pendidikan yang kuat dan pengalaman yang luas dalam bidang pendidikan.

        Lulusan Guru Penggerak dan Pengajar Praktik yang memiliki pengalaman dalam mengembangkan kurikulum dan pembelajaran, serta kemampuan untuk memberikan dukungan dan bimbingan yang berarti kepada para guru, dapat menjadi sumber daya yang berharga dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, pengawas sekolah dapat memberikan bimbingan dan arahan yang tepat kepada para guru dalam hal pengembangan kurikulum dan pembelajaran.

        Selain itu, pengawas sekolah yang efektif juga dapat membantu dalam meningkatkan manajemen sekolah, memfasilitasi pembelajaran yang berpusat pada siswa, dan meningkatkan partisipasi orang tua dalam pendidikan anak-anak mereka. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

        Dalam jangka panjang, meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dapat membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial di Indonesia. Oleh karena itu, pengoptimalan peran pengawas sekolah sebagai bagian dari sistem pendidikan dapat menjadi strategi penting dalam mencapai tujuan ini.


VII. Kesimpulan 

        Pengawas sekolah lulusan guru penggerak dan pengajar praktik dapat memberikan banyak keuntungan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Mereka memiliki pengalaman dan pemahaman yang luas mengenai pengembangan kurikulum dan pembelajaran, serta kemampuan untuk memberikan dukungan dan bimbingan yang berarti kepada para guru.

        Namun, tantangan juga dihadapi oleh lulusan guru penggerak dan pengajar praktik yang ingin menjadi pengawas sekolah. Beberapa tantangan meliputi persaingan dengan pengawas sekolah yang berasal dari latar belakang yang berbeda, serta perlu adanya dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait untuk mengakui kualifikasi mereka sebagai pengawas sekolah.

        Dengan mengoptimalkan peran pengawas sekolah, dapat diharapkan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Hal ini akan berdampak positif pada kualitas sumber daya manusia dan pembangunan sosial-ekonomi di Indonesia. Oleh karena itu, peran pengawas sekolah sebagai bagian dari sistem pendidikan harus diperhatikan dan ditingkatkan.

        Peran pengawas sekolah sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Sebagai pengawas sekolah, mereka memiliki peran yang sangat krusial dalam memastikan kualitas pembelajaran dan pengajaran di sekolah. Selain itu, pengawas sekolah juga dapat memberikan dukungan dan bimbingan yang berarti kepada para guru untuk meningkatkan kualitas pengajaran.

        Dalam konteks ini, memiliki pengawas sekolah lulusan guru penggerak dan pengajar praktik dapat memberikan banyak keuntungan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Mereka memiliki pengalaman dan pemahaman yang luas mengenai pengembangan kurikulum dan pembelajaran, serta kemampuan untuk memberikan dukungan dan bimbingan yang berarti kepada para guru.

        Namun, tantangan juga dihadapi oleh lulusan guru penggerak dan pengajar praktik yang ingin menjadi pengawas sekolah. Beberapa tantangan meliputi persaingan dengan pengawas sekolah yang berasal dari latar belakang yang berbeda, serta perlu adanya dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait untuk mengakui kualifikasi mereka sebagai pengawas sekolah.

        Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, peran pengawas sekolah sebagai bagian dari sistem pendidikan harus diperhatikan dan ditingkatkan. Hal ini akan berdampak positif pada kualitas sumber daya manusia dan pembangunan sosial-ekonomi di Indonesia. Oleh karena itu, peran pengawas sekolah perlu mendapat perhatian yang serius dari pemerintah dan lembaga terkait untuk mencapai tujuan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. 

Terakhir saya berpendapat Guru Penggerak dan Pengajar Praktik layak menjadi Pengawas Sekolah untuk menjawab tantangan dunia pendidikan yang semakin dinamis sesuai kodrat alam dan kodrat zaman, yang tentunya butuh kolaborasi, sinergitas dan dukungan dari berbagi pihak untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia “Terwujudnya system pendidikan sebagai pranata social yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.”

Selasa, 18 April 2023

Diskusi Pemetaan Aset/Modal Calon Guru Penggerak Ankatan 6

 

Pendidikan guru penggerak adalah program pendidikan khusus untuk para guru yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan mereka dalam mengembangkan dan memimpin program-program pembelajaran yang inovatif dan efektif di sekolah.

Guru penggerak biasanya memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan di suatu daerah atau wilayah, dengan mengembangkan dan memimpin program-program pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk belajar secara aktif dan kreatif.

Program pendidikan guru penggerak biasanya melibatkan pelatihan dan pengembangan keterampilan kepemimpinan, inovasi dan kreativitas, manajemen program pembelajaran, dan teknologi pendidikan. Selain itu, program ini juga dapat memberikan pelatihan dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran berbasis proyek.

Dalam konteks Indonesia, program pendidikan guru penggerak  diharapkan dapat menjadi agen perubahan di sekolah dan mendorong terciptanya budaya pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Program ini diharapkan dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

SDN Mirat II memiliki 2 orang calon Guru Penggerak yaitu; Ibu Lia Pratiwi, S. Pd, dan ibi Yati Jumiati, S. Pd. di Angakatan 6. Saat ini telah melaksanakan Pendampingan Individu ke-5. Pasca dari pendampingan tersebut mendapatkan tugas untuk diskusi Pemetaan Aset/Modal Sekolah dengan Kepala Sekolah, rekan sejawat, Komite,  orang tua murid dan murid. Diskusi dilaksankan pada hari Jum'at tanggal 17 Maret 2023 pukul 09.00-11.00 WIB di ruang kelas 4. diskusdi berlangsung dengan semanagat dan seru. 


Hasil Diskusi Pemetaan Aset/modal di SDN Mirat II

Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya adalah seseorang yang mampu memimpin dan mengelola sumber daya yang tersedia dengan baik dan efektif. Sumber daya yang dimaksud meliputi berbagai aspek, seperti sumber daya manusia, keuangan, materiil, dan non-materil.

Seorang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya harus mampu mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh organisasi atau lembaga dengan optimal, agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif dan efisien. Selain itu, seorang pemimpin pengelolaan sumber daya juga harus mampu melakukan perencanaan, penganggaran, pemantauan, dan evaluasi terhadap sumber daya yang dikelolanya.

Selain kemampuan mengelola sumber daya, seorang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya juga harus mampu menjadi penggerak atau motivator bagi seluruh anggota organisasi untuk berpartisipasi aktif dalam mengelola sumber daya. Pemimpin pengelolaan sumber daya harus mampu membangun budaya kerja yang baik dan memotivasi setiap anggota untuk bekerja sama, berinovasi, dan berkembang.

Dalam konteks pendidikan, seorang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya dapat merujuk pada kepala sekolah atau pengelola lembaga pendidikan yang mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan baik dan efektif, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi peserta didik dan seluruh anggota komunitas pendidikan. 

Pemimpin agar mampu mengelola sumber daya untuk itu diperlukan kemampuan pemetaaan aset dalam sebuah komunitas. Menurut Green dan Haines (2002), terdapat tujuh aset utama dalam sebuah komunitas yang perlu diperhatikan untuk membangun pemetaan aset yang disebut modal utama. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai ketujuh modal/aset tersebut:

1. Modal Manusia

Modal manusia mencakup keterampilan, bakat, kecerdasan, kreativitas, dan pengetahuan yang dimiliki oleh individu di dalam komunitas.

2. Modal Sosial

Aset sosial mencakup jaringan hubungan sosial, kepercayaan, norma dan nilai budaya, partisipasi dan keterlibatan dalam organisasi dan kegiatan komunitas.

3. Modal Fisik

Aset fisik mencakup tanah, bangunan, fasilitas umum, dan infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan sistem air dan sanitasi.

Terdiri atas dua kelompok utama, yaitu:

a) Bangunan yang bisa digunakan untuk kelas atau lokasi melakukan proses pembelajaran, laboratorium, pertemuan, ataupun pelatihan.

b) Infrastruktur atau sarana prasarana, mulai dari saluran pembuangan, sistem air, mesin, jalan, jalur komunikasi, sarana pendukung pembelajaran, alat transportasi, dan lain-lain.

4. Modal Lingkungan/Alam

Aset lingkungan mencakup sumber daya alam, lingkungan fisik, dan keberlanjutan lingkungan:

a) Bisa berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dalam upaya pelestarian alam dan juga kenyamanan hidup. Modal lingkungan terdiri dari bumi, udara yang bersih, laut, taman, danau, sungai, tumbuhan, hewan, dan sebagainya.

b) Tanah untuk berkebun, danau atau empang untuk berternak, semua hasil dari pohon seperti kayu, buah, bambu, atau material bangunan yang bisa digunakan kembali untuk menenun, dan sebagainya.

5. Modal Finansial

a) Dukungan keuangan yang dimiliki oleh sebuah komunitas yang dapat digunakan untuk membiayai proses pembangunan dan kegiatan sebuah komunitas.

b) Modal finansial termasuk tabungan, hutan, investasi, pengurangan dan pendapatan pajak, hibah, gaji, serta sumber pendapatan internal dan eksternal.

c) Modal finansial juga termasuk pengetahuan tentang bagaimana menanam dan menjual sayur di pasar, bagaimana menghasilkan uang dan membuat produk-produk yang bisa dijual, bagaimana menjalankan usaha kecil, bagaimana memperbaiki cara penjualan menjadi lebih baik, dan juga bagaimana melakukan pembukuan.

6. Modal Politik

a) Modal politik adalah ukuran keterlibatan sosial. Semua lapisan atau kelompok memiliki peluang atau kesempatan yang sama dalam kepemimpinan, serta memiliki suara dalam masalah umum yang terjadi dalam komunitas.

b) Lembaga pemerintah atau perwakilannya yang memiliki hubungan dengan komunitas, seperti komunitas sekolah, komite pelayan kesehatan, pelayanan listrik atau air.

7. Modal Agama dan Budaya

a) Upaya pemberian bantuan empati dan perhatian, kasih sayang, dan unsur dari kebijakan praktis (dorongan utama pada kegiatan pelayanan). Termasuk juga kepercayaan, nilai, sejarah, makanan, warisan budaya, seni, dan lain-lain.

b) Kebudayaan yang unik di setiap daerah masing-masing merupakan serangkaian ide, gagasan, norma, perlakuan, serta benda yang merupakan hasil karya manusia yang hidup berkembang dalam sebuah ruang geografis.

c) Agama merupakan suatu sistem berperilaku yang mendasar, dan berfungsi untuk mengintegrasikan perilaku individu di dalam sebuah komunitas, baik perilaku lahiriah maupun simbolik. Agama menuntut terbentuknya moral sosial yang bukan hanya kepercayaan, tetapi juga perilaku atau amalan.

d) Identifikasi dan pemetaan modal budaya agama merupakan langkah yang sangat penting untuk melihat keberadaan kegiatan dan ritual kebudayaan dan keagamaan dalam suatu komunitas, termasuk kelembagaan dan tokoh-tokoh penting yang berperan langsung atau tidak langsung di dalamnya.

e) Sangat penting kita mengetahui sejauh mana keberadaan ritual keagamaan dan kebudayaan yang ada di masyarakat serta pola relasi yang tercipta di antaranya dan selanjutnya bisa dimanfaatkan sebagai peluang untuk menunjang pengembangan perencanaan dan kegiatan bersama.

Pemetaan aset di SD Negeri Mirat II kecamatan Leuwimunding Kecamatan Leuwimunding ssebagai berikut.

1. Modal Manusia

1) Kepala Sekolah: PNS dan berpendidikan S1

2) Seluruh guru kelas sudah ASN ( 2 PNS, dan 3 PPPK)

3) Seluruh guru sudah S1 sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.

4) Terdapat 5 (lima) orang yang sudah memiliki sertifikat pendidik (1 kepala sekolah, 3 guru kelas PNS, dan 1 guru P3K)

5) Kepala sekolah menjadi Pengurus PGRI Ranting Leuwimunding

6) Kepala Sekolah sebagai Kepala Sekolah Penggerak

7) Kepala Sekolah pernah menjadi Pengajar Praktik CGP Angkatan 2

8) Terdapat 2 (Dua) Calon Guru Penggerak yaitu ( Lia Pratiwi, S. Pd. dan Yati Jumiati, S. Pd.) dan rekan-rekan guru lainnya yang semangat dan aktif mengikuti kegiatan pengembangan diri (workshop, pelatihan, bimtek, diklat, seminar)

9) Jumlah murid cukup banyak 246 orang

10) Eksistensi komite sekolah/oyang tua wali, dan masyarakat sekitar

11) Terdapat seorang guru yang berdomisili dekat sekolah yaitu Yati jumiati, S. Pd. sehingga selalu siap sedia serta berusaha memberikan pelayanan terbaik untuk murid dan wali murid.

12) Terdapat 1 orang Tenaga kependidikan sebagai Operator Sekolah yaitu Eeng Heryana

13) Terdapat 1 orang guru yang menjadi Operator BOS yaitu Arif 

14) Terdapat 1 orang Penjaga Sekolah yaitu Aceng.

15) Terdapat 1 orang guru penjaskes

16) Terdapat 1 orang  guru honorer PAI

17) Terdapat 1 orang guru kelas honorer yang berlatar belakang Bahasa Inggris


2. Modal Sosial

1) Sekolah menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar

2) Mematuhi norma dan aturan masyarakat

3) Masih kuatnya semangat gotong royong 

4) Sekolah menjalin MOU dengan:

a. UPI sebagai mitra sekolah PPL PPG Prajabatan

b. Puskesmas dalam pembinaan kesehatan murid

c. Polsek leuwimunding dalam edukasi Perlindungan anak

5) Perkumpulan senam Ibu-ibu

6) Karang Taruna

7) Pepeling (Perkumpulan Pemuda Pecinta Lingkungan)

8) Mayoritas Penduduk berjualan Cuing sehingga bisa dijadikan sumber belajar


3. Modal Fisik

1) Terdapat 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah

2) Terdapat 1 ruang perpustakaan

3) Terdapat 1 rumah dinas guru

4) Terdapat 2 ruang WC

5) Terdapat 1 musholla

6) Terdapat 1 gudang

7) Terdapat tempat parkir motor 

8) Terdapat tempat jualan makanan dan minuman untuk murid

9) Jumlah laptop, chrom book dan LCD projector yang memadai untuk menunjang kegiatan pembelajaran

10) Tersedianya akses internet 40 Mbs

11) Terdapat halaman yang bisa digunakan untuk upacara, olahraga, dan bermain saat jam istirahat

12) Sarana olahraga memadai seperti; lapang voli, badminton, tenis meja dan senam

13) Mempunyai alat kesenian kosidahan

14)  Lahan kosong untuk proyek P5


4. Modal Lingkungan/Alam

1) Terletak di daerah dataran pegunungan sehingga udaranya sejuk dan lingkungannya asri

2) Terletak di pinggir kota kecamatan sehingga lokasinya mudah diakses

3) Lingkungan sekitar bisa dijadikan sumber belajar (sawah, sungai, pegunungan).

4) Luas tanah yang bisa dipergunakan untuk kebutuhan lain seperti ruang kelas baru, tempat pentas seni dan budaya cukup luas.

5) Tempat Pembuangan Sampah “Makam Gede”

6) Mempunyai Gunung Shanghyangdora 

7) Mempunyai Objek Wisata Cadas Gantung

8) Dekat Objek Wisata Pagar Toya


5. Modal Finansial

1) BOS : BOS Reguler dan BOS kinerja 

2) Tabungan piknik yang dikelola orang tua murid

3) Dana dari pihak ketiga: komite/wali murid

4) Infaq/shodqoh untuk murid yang sakit

5) Koperasi Guru Leuwimunding



6. Modal Politik

1) Komite, wali murid atau paguyuban wali murid

2) Pemerintah Desa

3) PGRI, Kwarran Gerakan Pramuka Kecamatan Leuwimunding Kelompok Kerja Guru Kihajar Dewantara, Gugus II, Koperasi Guru leuwimunding dan Komunitas praktisi di Sekolah CERIA.

4) TK, Madrasah Diniyah, POS PAUD, FMPP

5) Forum Operator Sekolah

6) Ikatan Alumni

7) Tokoh masyarakat

8) Aspirasi DPR

7. Modal Agama dan Budaya

1) Dekat masjid/mushola

2) Kegiatan PHBI

3) Terdapat Madrasah Diniyah dan TK/TPA di sekitar sekolah

4) Budaya positif di sekolah melalui kegiatan pembiasaan

5) Budaya “Munjung Dan Munah”

6) Tempat Ziarah BANADA 

7) Grup Qasidah

8) Kesenian Kuda Renggong



Dokumentasi kegiatan





























Pembelajaran Interaktif

 


Endung dan Rekan dalam Kegiatan salah satu Workshop


Dalam era digital saat ini, pembelajaran interaktif menjadi semakin penting dalam dunia pendidikan. Pembelajaran interaktif adalah metode pembelajaran yang melibatkan interaksi dua arah antara guru dan siswa, atau antara siswa dan sesama siswa, dalam proses belajar-mengajar. Dalam pembelajaran interaktif, siswa didorong untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran melalui diskusi, kolaborasi, pemecahan masalah, atau presentasi. Pembelajaran interaktif memungkinkan siswa untuk membangun pemahaman yang lebih baik tentang konsep-konsep yang dipelajari, serta memperkuat keterampilan sosial, keterampilan berpikir kritis, dan keterampilan pemecahan masalah. Pembelajaran interaktif seringkali menggunakan teknologi dan media yang interaktif, seperti video, audio, animasi, simulasi, atau platform pembelajaran online, untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan mengoptimalkan proses pembelajaran.

Dalam kurikulum merdeka, pembelajaran interaktif memiliki peran yang sangat penting. Kurikulum merdeka adalah pendekatan yang lebih fleksibel dan terbuka dalam memenuhi kebutuhan pendidikan siswa, yang memungkinkan sekolah untuk mengembangkan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal, potensi siswa, dan kondisi lingkungan.


Manfaat Pembelajatran Interaktif

Pembelajaran interaktif memiliki beberapa manfaat yang dapat membantu siswa dalam memahami dan mengembangkan keterampilan mereka. Beberapa manfaat utama dari pembelajaran interaktif antara lain:

  1. Meningkatkan Partisipasi Siswa: Pembelajaran interaktif mendorong partisipasi aktif siswa dalam proses belajar-mengajar. Dalam pembelajaran interaktif, siswa didorong untuk berbicara, berdiskusi, berkolaborasi, dan mempresentasikan gagasan mereka, sehingga meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
  2. Meningkatkan Pemahaman Konsep: Pembelajaran interaktif memungkinkan siswa untuk mengambil peran aktif dalam membangun pemahaman mereka tentang konsep-konsep yang dipelajari. Melalui diskusi, kolaborasi, dan pemecahan masalah, siswa dapat memperkuat pemahaman mereka tentang konsep-konsep tersebut.
  3. Mendorong Pemecahan Masalah: Pembelajaran interaktif memperkuat keterampilan pemecahan masalah siswa. Dalam pembelajaran interaktif, siswa didorong untuk berpikir kritis, menganalisis masalah, dan mencari solusi alternatif.
  4. Meningkatkan Keterampilan Sosial: Pembelajaran interaktif memperkuat keterampilan sosial siswa, seperti keterampilan berkomunikasi, bekerja sama, dan memimpin. Siswa juga dapat belajar menghargai perbedaan pendapat dan mencari solusi yang menguntungkan semua pihak.
  5. Meningkatkan Retensi Informasi: Pembelajaran interaktif dapat membantu siswa untuk mengingat informasi dengan lebih baik. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan interaksi dengan rekan-rekan mereka dapat membantu mereka untuk mengingat informasi yang dipelajari.
  6. Meningkatkan Motivasi Belajar: Pembelajaran interaktif dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Dalam pembelajaran interaktif, siswa merasa lebih terlibat dalam proses pembelajaran dan merasa lebih dihargai, sehingga meningkatkan motivasi mereka untuk belajar.


Straregi Pembelajaran Interaktif

Berikut adalah beberapa strategi pembelajaran interaktif yang dapat diterapkan dalam kelas:

  1. Diskusi Kelompok: Siswa dikelompokkan dan diminta untuk berdiskusi tentang topik tertentu. Diskusi kelompok ini dapat membantu siswa untuk berkolaborasi, bertukar ide, dan memperkuat pemahaman mereka tentang konsep yang dipelajari.
  2. Brainstorming: Guru memberikan topik atau masalah tertentu dan siswa diminta untuk menghasilkan ide atau solusi secara individu atau dalam kelompok. Brainstorming dapat membantu siswa untuk memperkuat keterampilan berpikir kreatif dan pemecahan masalah.
  3. Permainan Edukatif: Siswa diminta untuk berpartisipasi dalam permainan yang dirancang untuk mengajarkan konsep tertentu. Permainan edukatif dapat membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan memperkuat keterampilan sosial siswa.
  4. Presentasi Siswa: Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil belajar mereka kepada kelas atau kelompok. Presentasi siswa dapat membantu siswa memperkuat keterampilan berbicara di depan umum dan meningkatkan rasa percaya diri mereka.
  5. Simulasi: Guru menggunakan simulasi untuk mengajarkan konsep tertentu dengan membuat situasi atau skenario yang realistis. Simulasi dapat membantu siswa untuk memperkuat keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
  6. Pembelajaran Berbasis Proyek: Siswa diberi proyek untuk diselesaikan secara individu atau dalam kelompok, yang melibatkan penelitian, pemecahan masalah, dan presentasi hasilnya. Pembelajaran berbasis proyek dapat membantu siswa untuk memperkuat keterampilan berpikir kritis dan memperdalam pemahaman mereka tentang konsep-konsep yang dipelajari.
  7. Kolaborasi Online: Siswa menggunakan platform pembelajaran online untuk berkolaborasi dalam membuat dokumen atau proyek, atau melakukan diskusi online. Kolaborasi online dapat membantu siswa untuk memperkuat keterampilan berkolaborasi dan keterampilan teknologi.


Tantangan Pembelajaran Interaktif 

Berikut adalah beberapa tantangan yang mungkin dihadapi dalam penerapan pembelajaran interaktif:

  1. Infrastruktur dan Teknologi: Penerapan pembelajaran interaktif membutuhkan infrastruktur yang memadai dan teknologi yang memadai. Ini bisa menjadi tantangan bagi sekolah atau institusi yang tidak memiliki anggaran atau sumber daya untuk membeli atau mempertahankan perangkat keras dan lunak yang diperlukan.
  2. Persiapan Guru: Guru perlu mempersiapkan diri dan meningkatkan keterampilan mereka dalam penerapan pembelajaran interaktif. Mereka harus memahami teknologi dan media pembelajaran yang tersedia dan mempelajari strategi dan metode pembelajaran interaktif yang tepat untuk memenuhi kebutuhan siswa.
  3. Keterbatasan Fisik: Tidak semua siswa memiliki akses ke perangkat keras dan lunak yang diperlukan untuk pembelajaran interaktif. Misalnya, siswa yang tinggal di daerah yang terpencil atau memiliki akses internet yang terbatas mungkin menghadapi kesulitan untuk terlibat dalam pembelajaran interaktif.
  4. Ketergantungan pada Teknologi: Pembelajaran interaktif yang sepenuhnya bergantung pada teknologi dapat menghadirkan risiko ketika terjadi masalah teknis atau gangguan jaringan. Ini dapat mengganggu proses pembelajaran dan mempengaruhi pengalaman belajar siswa.
  5. Kurangnya Interaksi Sosial: Pembelajaran interaktif yang hanya melibatkan interaksi melalui perangkat elektronik dapat mengurangi interaksi sosial langsung antara siswa dan guru atau antara siswa dan siswa. Ini dapat mempengaruhi perkembangan sosial dan emosional siswa.
  6. Kesulitan Evaluasi: Evaluasi dan penilaian pembelajaran interaktif dapat menjadi sulit karena mungkin memerlukan jenis instrumen penilaian yang berbeda dan metode pengukuran keberhasilan yang lebih berbeda dari metode tradisional. Hal ini dapat memerlukan lebih banyak waktu dan persiapan bagi guru dan mungkin tidak selalu mudah untuk mengukur keberhasilan siswa dengan cara yang obyektif dan konsisten.

Solusi Menghadapi Tantangan pembelajaran Interaktif

Berikut adalah beberapa solusi untuk mengatasi tantangan pembelajaran interaktif:

  1. Infrastruktur dan Teknologi: Sekolah dan institusi pendidikan dapat mencari dukungan dari pemerintah atau organisasi nirlaba untuk memperoleh perangkat keras dan lunak yang diperlukan untuk pembelajaran interaktif. Mereka juga dapat mempertimbangkan untuk memanfaatkan sumber daya open source atau teknologi yang lebih murah untuk memenuhi kebutuhan mereka.
  2. Persiapan Guru: Guru dapat mengambil pelatihan dan sertifikasi dalam teknologi dan media pembelajaran interaktif. Mereka juga dapat mencari dukungan dari rekan mereka dalam membangun strategi dan metode pembelajaran interaktif yang efektif dan bermanfaat.
  3. Keterbatasan Fisik: Sekolah dan institusi pendidikan dapat mempertimbangkan alternatif seperti pembelajaran offline atau menggunakan perangkat yang lebih sederhana dan murah yang dapat diakses oleh siswa. Mereka juga dapat mempertimbangkan solusi jaringan alternatif atau akses internet seperti jaringan satelit atau hotspot seluler.
  4. Ketergantungan pada Teknologi: Sekolah dan institusi pendidikan dapat mempersiapkan rencana darurat untuk mengatasi masalah teknis atau gangguan jaringan. Mereka juga dapat mempertimbangkan solusi alternatif seperti menggabungkan pembelajaran online dan offline untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi.
  5. Kurangnya Interaksi Sosial: Sekolah dan institusi pendidikan dapat mempertimbangkan cara-cara untuk mengintegrasikan pembelajaran interaktif dengan kegiatan sosial dan kegiatan di luar kelas untuk memperkuat interaksi sosial antara siswa dan guru atau antara siswa dan siswa.
  6. Kesulitan Evaluasi: Guru dapat mencari dukungan dari sumber daya luar seperti perangkat lunak pengukuran dan evaluasi atau dapat mempertimbangkan metode alternatif seperti pengukuran yang berbasis kinerja atau penilaian sejawat. Mereka juga dapat memanfaatkan teknologi yang ada untuk mengumpulkan dan menganalisis data evaluasi secara otomatis.


Simpulan 

  1. Pembelajaran interaktif adalah pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran melalui penggunaan teknologi dan media interaktif. Ada beberapa manfaat dalam penerapan pembelajaran interaktif, seperti meningkatkan motivasi siswa, meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, dan meningkatkan kualitas dan efektivitas pembelajaran.
  2. Tantangan yang mungkin dihadapi dalam penerapan pembelajaran interaktif, seperti infrastruktur dan teknologi yang memadai, keterbatasan fisik, ketergantungan pada teknologi, kurangnya interaksi sosial, dan kesulitan evaluasi. Untuk mengatasi tantangan ini, dibutuhkan solusi kreatif dan fleksibel yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lokal.
  3. Dalam era digital saat ini, pembelajaran interaktif menjadi semakin penting dalam menyiapkan siswa untuk masa depan yang semakin bergantung pada teknologi. Pembelajaran interaktif dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan dunia digital, dan membantu mereka menjadi lebih siap untuk menghadapi tantangan yang dihadapi di era digital ini. Oleh karena itu, penting bagi sekolah dan institusi pendidikan untuk terus mengembangkan dan memperbaiki pembelajaran interaktif mereka untuk memastikan bahwa siswa mendapatkan manfaat maksimal dari pendekatan pembelajaran yang inovatif ini.


Visitasi Akreditasi Hari Pertama di SDN Mirat II

          SDN Mirat II Kecamatan Leuwimunding menjadi pusat perhatian Tim Asesor BAN PDM Provinsi Jawa Barat dengan dilaksanakannya visitasi...