Blog tentang aktifitas seorang Guru Merdeka dalam menjalankan perannya baik di sekolah maupun di luar. Dan Ingatlah bahwa kesuksesan bukanlah tentang seberapa pintar atau seberapa berbakat kita. Kesuksesan adalah tentang kegigihan, kerja keras, dan tekad yang kuat. Selama kita memiliki semangat dan keyakinan pada diri sendiri, tidak ada yang tidak mungkin.
Mengenai Saya
![Foto saya](http://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggNPPtbctQt802rUrCYzVzfNw88A6kN5AECBZgllqBdBr286SqpSBIxTcB4Or3NUzQiC3yIZS0-ev5BjKHY7IDprkgP1VjQ17VWpCVpbswQ8u50WaHxH5nP3Gkyb07RxjYOSUlKAuWr7XtsAvAVcQj6tAG0598bb3HakEH7JbUSMco/s220/GURU%20MERDEKA%20(2).png)
- Endung EduApaadanya
- Semua orang bisa menjadi Guru dan semua orang bisa menjadi Murid.
Jumat, 28 Juli 2023
Makna Reuni Secara Historis dan Filosofis
Kamis, 27 Juli 2023
Untuk apa Reuni Akbar SPG Negeri Majalengka??
Minggu, 23 Juli 2023
Hari Anak Momentum Pendidikan Bermutu
Sabtu, 22 Juli 2023
Pentingnya Monev BOS
Belajar Dari SPBU
Kamis, 20 Juli 2023
Mewujudkan Sekolah yang Menyenangkan Bebas Bullying
- Menciptakan Lingkungan yang Aman dan Inklusif. Langkah pertama dalam mewujudkan sekolah yang menyenangkan dan bebas dari bullying adalah menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif. Sekolah harus menjadi tempat di mana setiap siswa merasa diterima dan dihargai tanpa memandang perbedaan mereka. Penting untuk mempromosikan nilai-nilai toleransi, empati, dan saling menghargai di antara siswa dan staf sekolah. Dengan menerapkan aturan-aturan yang ketat tentang bullying dan menghadapi pelaku dengan tegas, kita dapat membentuk lingkungan yang lebih aman bagi seluruh komunitas sekolah.
- Meningkatkan Kesadaran tentang Bullying: Kesadaran tentang bahaya dan dampak buruk dari bullying adalah langkah penting dalam mewujudkan sekolah yang bebas dari perundungan. Siswa, staf sekolah, dan orang tua harus dilibatkan dalam kampanye penyuluhan dan pendidikan mengenai bullying. Ini dapat dilakukan melalui program-program khusus, seminar, atau kegiatan-kegiatan lain yang mengedukasi semua pihak tentang bagaimana mengidentifikasi tanda-tanda bullying, cara mengatasi situasi tersebut, dan pentingnya melaporkan insiden bullying kepada pihak yang berwenang.
- Membangun Keterampilan Sosial dan Empati: Penting bagi sekolah untuk mengintegrasikan pembelajaran keterampilan sosial dan empati dalam kurikulum. Dengan membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial yang baik, seperti komunikasi yang efektif, bekerja sama, dan mengatasi konflik dengan bijaksana, mereka akan lebih mampu mengatasi situasi bullying. Selain itu, meningkatkan kemampuan empati akan membantu siswa memahami perasaan orang lain dan mencegah mereka melakukan perundungan.
- Melibatkan Orang Tua dan Wali Murid: Peran orang tua dan wali murid sangat penting dalam menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari bullying. Sekolah harus mengundang partisipasi orang tua dalam membantu mengawasi perilaku anak-anak mereka di luar lingkungan sekolah dan mendukung upaya sekolah untuk mengatasi bullying. Dengan saling mendukung antara sekolah dan orang tua, kita dapat menciptakan jaringan dukungan yang kuat bagi siswa.
- Mendukung Korban dan Pelaku Bullying: Tidak hanya korban bullying yang membutuhkan dukungan, tetapi pelaku bullying juga perlu mendapat perhatian. Dukungan dan bimbingan harus diberikan kepada pelaku untuk membantu mereka mengatasi masalah atau ketidaknyamanan yang mungkin menyebabkan perilaku negatif mereka. Pendekatan restoratif dan pelatihan kepemimpinan dapat membantu mengubah perilaku pelaku bullying menjadi lebih positif.
- Mengintegrasikan Program Anti-Bullying dalam Kurikulum: Program anti-bullying yang terintegrasi dalam kurikulum akan membantu mengajarkan siswa tentang pentingnya menghormati dan merawat sesama. Ini juga bisa menjadi kesempatan untuk memperkenalkan nilai-nilai seperti keadilan, persamaan, dan keberagaman. Selain itu, mencakup topik-topik seperti cyberbullying dan bagaimana berperilaku secara etis dalam lingkungan digital akan membantu siswa menjadi lebih bijaksana dalam menggunakan teknologi.
- Sikap Saling Menghargai dan Empati: Mengajarkan dan mempraktikkan sikap saling menghargai, toleransi, dan empati terhadap sesama. Mendorong siswa untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain, sehingga mereka dapat lebih peka terhadap dampak dari tindakan mereka.
- Komunikasi yang Terbuka: Menciptakan lingkungan di mana siswa merasa nyaman untuk berbicara tentang masalah atau kekhawatiran yang mereka hadapi. Mendorong staf sekolah untuk mendengarkan dengan empati dan memberikan dukungan kepada siswa yang memerlukan bantuan.
- Melaporkan Bullying: Mengajarkan siswa pentingnya melaporkan insiden bullying kepada guru atau staf sekolah yang dipercayai. Memastikan bahwa laporan bullying ditangani secara rahasia dan dengan cepat untuk mencegah lebih banyak kejadian.
- Pendidikan tentang Bullying: Mengintegrasikan pembelajaran tentang bullying dalam kurikulum sekolah, termasuk bahaya dan dampak buruknya.Mengadakan seminar dan kegiatan pendidikan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang bullying di antara siswa, staf, dan orang tua.
- Penguatan Keterampilan Sosial: Menyediakan pelatihan keterampilan sosial kepada siswa untuk membantu mereka berkomunikasi dengan baik, menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat, dan membangun hubungan yang positif.
- Timbulkan Rasa Kepedulian: Menggalang semangat solidaritas dan kepedulian antar siswa dan staf sekolah. Mendorong siswa untuk saling membantu dan menganggap diri mereka sebagai bagian dari komunitas yang peduli.
- Peran Positif Model: Guru dan staf sekolah harus menjadi contoh perilaku yang positif dan menghormati setiap individu dalam komunitas sekolah. Membangun relasi yang baik antara guru dan siswa untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif.
- Keterlibatan Orang Tua: Melibatkan orang tua secara aktif dalam program-program sekolah dan mengkomunikasikan pentingnya peran mereka dalam menciptakan sekolah yang bebas dari bullying. Menciptakan forum di mana orang tua dapat berdiskusi tentang isu-isu terkait bullying dan bagaimana mereka dapat membantu mencegahnya di luar lingkungan sekolah.
- Program Anti-Bullying: Menerapkan program anti-bullying yang terstruktur dan terintegrasi dalam kurikulum untuk membantu siswa memahami dan mengatasi bullying dengan cara yang positif.
- Pengawasan dan Pengawalan: Meningkatkan pengawasan di lingkungan sekolah, terutama di area yang rawan terjadinya bullying.Memberikan perhatian ekstra pada interaksi sosial siswa di lingkungan online (siber) untuk mencegah cyberbullying.
Dengan mengadopsi sikap, tindakan, dan perilaku yang mencerminkan kesadaran dan komitmen untuk menciptakan lingkungan sekolah yang ramah anak dan bebas dari bullying, kita dapat memberikan pengalaman belajar yang positif dan mendukung bagi semua siswa.
Peran peserta didik untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari bullying:
- Sikap Menghargai dan Empati: Bersikap menghargai dan menghormati setiap teman sekelas tanpa memandang perbedaan. Menunjukkan empati terhadap teman sekelas yang mengalami kesulitan atau masalah pribadi.
- Menolak Perundungan (Bullying):Menghindari ikut serta dalam kelompok atau tindakan yang merendahkan atau merugikan teman sekelas. Menolak untuk menyebarkan gosip atau rumor yang bisa menyakiti perasaan orang lain.
- Mendukung Teman Sebaya: Menjadi sahabat yang baik dan selalu mendukung teman sebaya. Melibatkan diri dalam kegiatan atau kelompok yang mengajarkan tentang persahabatan dan saling bantu.
- Melaporkan Insiden Bullying: Berani melaporkan insiden bullying yang terjadi kepada guru atau staf sekolah yang dipercayai. Tidak takut untuk berbicara ketika menyaksikan perundungan terjadi di sekitar mereka.
- Keterampilan Sosial yang Baik:Mengembangkan keterampilan komunikasi yang baik untuk menghindari konflik dan membangun hubungan yang positif dengan orang lain. Belajar mengatasi konflik secara bijaksana tanpa menggunakan tindakan kekerasan atau merendahkan.
- Berperan sebagai Pemimpin Positif: Menjadi contoh bagi teman sebaya dengan perilaku yang positif dan menginspirasi. Mendorong teman sekelas untuk berperilaku baik dan menghargai satu sama lain.
- Tidak Diam tentang Bullying: Tidak menjadi penonton apabila melihat ada bullying terjadi, tetapi berusaha untuk membantu atau melaporkan kejadian tersebut. Mendukung teman sekelas yang menjadi korban bullying, dengan memberikan dukungan moral dan membantu melaporkan insiden tersebut.
- Menghindari Perilaku Cyberbullying: Menjaga etika dalam bermedia sosial dan menghindari menyebarkan pesan atau konten yang merugikan orang lain. Berpikir sebelum mengirimkan pesan atau komentar yang dapat menyakiti perasaan orang lain di dunia maya.
- Belajar tentang Dampak Bullying: Berpartisipasi dalam program atau kegiatan yang membahas dampak dan cara mencegah bullying. Meningkatkan kesadaran diri tentang betapa pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan menyenangkan.
- Bersatu dan Membentuk Komunitas: Bersatu dengan teman sekelas untuk menciptakan lingkungan yang aman dan menyenangkan bagi semua orang. Melakukan proyek bersama yang mendukung nilai-nilai persatuan dan membantu membangun kebersamaan dalam komunitas sekolah.
Peserta didik memiliki peran penting dalam mewujudkan sekolah yang menyenangkan dan bebas dari bullying. Dengan sikap yang baik, tindakan yang positif, dan perilaku yang mendukung, mereka dapat membantu menciptakan lingkungan sekolah yang aman, inklusif, dan mendukung bagi semua anggota komunitas sekolah.
Rabu, 19 Juli 2023
Pendidikan Feodal Versus Pendidikan Modern
Refleksi Memperingati Tahun Baru Islam
Selasa, 18 Juli 2023
Makna Memperingati Hari Tahun Baru Islam
Mempertingati Tahun Baru Islam memiliki makna dan arti yang penting bagi umat Muslim. Tahun Baru Islam, yang dikenal juga dengan sebutan "Hijriyah" atau "Hijrah," merujuk pada peristiwa penting dalam sejarah Islam, yaitu Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari kota Mekah ke Madinah pada tahun 622 Masehi.
Pentingnya memperingati Tahun Baru Islam dapat dilihat dari beberapa aspek berikut:
- Sejarah dan peristiwa penting: Tahun Baru Islam merupakan momen untuk mengenang peristiwa Hijrah, yang memiliki makna historis dan religius bagi umat Muslim. Hijrah bukan hanya merupakan perpindahan fisik Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya, tetapi juga awal mula terbentuknya masyarakat Islam yang komprehensif di Madinah. Memperingati Tahun Baru Islam mengingatkan umat Muslim akan perjuangan dan ketabahan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan ajaran Islam.
- Penegasan identitas: Memperingati Tahun Baru Islam membantu umat Muslim dalam memperkuat dan mempertegas identitas keislamannya. Hal ini menjadi momen refleksi dan introspeksi pribadi serta sebagai umat Muslim dalam mengukur sejauh mana kita telah menjalankan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
- Renewal spiritual: Tahun Baru Islam dapat dijadikan kesempatan untuk merenungkan pencapaian spiritual selama setahun sebelumnya dan mengidentifikasi bidang yang perlu ditingkatkan. Perayaan ini mengajak umat Muslim untuk berintrospeksi, memperbaiki diri, dan berkomitmen untuk meningkatkan hubungan mereka dengan Allah SWT serta menjalankan ajaran Islam dengan lebih baik.
- Solidaritas dan persaudaraan: Memperingati Tahun Baru Islam juga merupakan momen untuk mempererat tali persaudaraan di antara umat Muslim. Di berbagai komunitas Muslim, sering diadakan acara dan kegiatan sosial, seperti saling berkunjung, berbagi makanan, serta memperkuat hubungan keluarga dan kerabat. Hal ini membantu menciptakan rasa persatuan, solidaritas, dan kebersamaan di antara umat Muslim.
- Pembaharuan komitmen: Tahun Baru Islam memberikan kesempatan untuk membuat resolusi dan membangun komitmen baru dalam menjalankan ajaran Islam. Individu dapat mengevaluasi perbuatan mereka dan menetapkan tujuan yang lebih baik dalam hidup mereka secara spiritual, sosial, dan moral.
Memperingati Tahun Baru Islam memiliki makna yang mendalam dan penting bagi umat Muslim. Perayaan ini mengingatkan mereka pada sejarah Islam yang kaya serta mengajak mereka untuk memperbaiki diri, memperkuat identitas keislaman, dan meningkatkan hubungan mereka dengan Allah SWT serta sesama muslim.
Senin, 17 Juli 2023
Materi MPLS: 3 Kata Ajaib
Penguatan karakter siswa melalui pengamalan tiga kata ajaib yang dasyat, yaitu "Maaf", "Tolong", dan "Terimakasih" di lingkungan sekolah memiliki potensi yang sangat positif. Mengajarkan siswa untuk memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai ini dapat membantu mereka menjadi individu yang lebih empatik, bertanggung jawab, dan berempati terhadap orang lain. Berikut adalah beberapa cara di mana pengamalan kata-kata ini dapat menguatkan karakter siswa di lingkungan sekolah:
Maaf:
Mengajarkan siswa untuk meminta maaf ketika mereka melakukan kesalahan, baik itu terhadap teman sekelas, guru, atau staf sekolah lainnya. Ini melibatkan mengakui kesalahan, merasakan penyesalan, dan berkomitmen untuk tidak mengulangi kesalahan tersebut.
Mendorong siswa untuk memberikan maaf kepada mereka yang telah melakukan kesalahan. Ini melibatkan pengembangan sikap empati dan pengertian terhadap kekurangan orang lain.
Tolong:
Mendorong siswa untuk membantu teman sekelas yang membutuhkan bantuan, baik dalam hal akademik maupun non-akademik. Ini melibatkan berbagi pengetahuan, keterampilan, atau sumber daya yang dimiliki dengan orang lain.
Mengajarkan siswa untuk meminta bantuan ketika mereka menghadapi kesulitan. Ini melibatkan pembangunan sikap rendah hati dan pemahaman bahwa ada kekuatan dalam saling membantu.
Terimakasih:
Mendorong siswa untuk mengucapkan terima kasih kepada mereka yang memberikan bantuan, baik teman sekelas, guru, atau staf sekolah. Ini melibatkan menghargai kontribusi orang lain dan mengungkapkan rasa terima kasih secara tulus.
Mengajarkan siswa untuk menghargai apa yang mereka miliki dan untuk tidak menganggap hal-hal kecil sebagai hal yang biasa. Ini melibatkan sikap rendah hati dan penghargaan terhadap segala bentuk kebaikan.
Dengan menguatkan pengamalan tiga kata ajaib ini, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang lebih positif dan mendukung pertumbuhan karakter siswa. Penting untuk mengintegrasikan nilai-nilai ini dalam kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler, dan interaksi sehari-hari di sekolah. Selain itu, peran guru dan staf sekolah dalam menjadi contoh teladan sangatlah penting, karena siswa akan belajar dari perilaku yang mereka amati.
Materi MPLS: Pembiasaan S5
Pembentukan karakter yang baik pada peserta didik adalah salah satu tujuan utama pendidikan. Selain mengembangkan kecerdasan akademik, sekolah juga memiliki tanggung jawab untuk membentuk kepribadian yang positif dan bermartabat. Salah satu cara yang efektif untuk mencapai hal tersebut adalah dengan membangun kebiasaan Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun (S5) di lingkungan sekolah.
- Senyum: Kebiasaan senyum adalah salah satu bentuk ungkapan yang paling sederhana namun berdampak besar. Senyum mampu menciptakan iklim positif di dalam lingkungan sekolah, mengurangi tegangan, serta membangun hubungan yang harmonis antara guru dan siswa, dan antara sesama siswa. Dengan mendorong peserta didik untuk senyum dalam interaksi sehari-hari, sekolah mendorong mereka untuk menjadi pribadi yang ramah, terbuka, dan menyenangkan.
- Salam: Salam adalah ungkapan penghormatan dan pengakuan terhadap keberadaan orang lain. Melalui kebiasaan memberikan salam, peserta didik diajarkan untuk menghargai orang lain dan mengakui kehadiran mereka. Kegiatan ini dapat melibatkan siswa dalam interaksi yang positif dengan guru, rekan sekelas, atau bahkan pegawai sekolah. Dengan mengajarkan salam sebagai kebiasaan, sekolah membantu membentuk karakter yang rendah hati, sopan, dan penuh perhatian terhadap lingkungan sekitar.
- Sapa: Mengajarkan kebiasaan menyapa atau memberikan salam kepada orang lain merupakan bagian penting dari membangun karakter peserta didik. Sapaan yang sopan dan ramah dapat membangun ikatan sosial yang kuat dan menciptakan lingkungan yang inklusif. Melalui pembiasaan ini, peserta didik diajarkan untuk memperhatikan kehadiran orang lain dan menunjukkan rasa hormat dan perhatian. Hal ini dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial dan memupuk hubungan yang baik antar individu.
- Sopan: Sopan memiliki makna perilaku yang mencerminkan kebaikan dan keramahan kepada orang lain, terutama orang yang lebih tua umurnya dari kita. Sopan merupakan nilai-nilai yang menjadi dasar etika dan tata krama dalam interaksi sosial. Sekolah harus berperan dalam mengajarkan kebiasaan sopan kepada peserta didik, termasuk dalam mengucapkan terima kasih, meminta maaf, memberi hormat, dan memperlakukan orang lain dengan baik. Ketika peserta didik secara konsisten menerapkan perilaku sopan dalam kehidupan sehari-hari, mereka akan menjadi individu yang lebih peka terhadap perasaan orang lain dan terbiasa dengan norma dan nilai-nilai yang positif.
- Santun: Pembiasaan perilaku santun merupakan langkah penting dalam membangun karakter peserta didik. Sikap santun meliputi sikap menghormati, mengendalikan emosi, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan berbicara dengan kata-kata yang baik dan bijak. Dengan memperkuat kebiasaan ini, peserta didik akan memiliki kualitas kepemimpinan yang kuat, mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama, serta menghadapi tantangan dengan bijaksana.
Melalui pembiasaan senyum, salam, sapa, sopan, dan santun di lingkungan sekolah, peserta didik tidak hanya akan memiliki pengetahuan akademik yang baik, tetapi juga karakter yang kuat. Kebiasaan S5 ini membantu menciptakan lingkungan yang ramah, saling menghargai, dan menyenangkan di dalam sekolah. Pembiasaan ini harus dilakukan secara konsisten oleh guru dan staf sekolah, serta didukung oleh orang tua dan masyarakat untuk mencapai hasil yang maksimal.
Pendidikan karakter adalah tanggung jawab bersama, dan membangun karakter peserta didik melalui kebiasaan senyum, salam, sapa, sopan, dan santun merupakan langkah awal yang penting. Dengan memperkuat kebiasaan positif ini, sekolah menciptakan peserta didik yang lebih baik dalam hal pribadi, kemampuan sosial, dan kesuksesan masa depan mereka.
Sabtu, 15 Juli 2023
Celotehku
Jumat, 14 Juli 2023
Kearifan Lokal "Magandan"
Hubungan Kepramukaan dan Politik
Cerita Tak Indah Bangun Pagi
Kamis, 13 Juli 2023
Laporan Pengimbasan IKM Hari Ke-3
Rabu, 12 Juli 2023
Refksi Hari Ke-2 Pengimbasan IKM
Pengimbasan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) pada hari kedua terlihat sangat menggembirakan dengan antusiasme yang ditunjukkan oleh para peserta. Mereka tampak begitu bersemangat mengikuti materi yang berkaitan dengan pemahaman Capaian Pembelajaran (CP), penyusunan Tujuan Pembelajaran (TP), penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) dan Platform Merdeka mengajar (PMM).
Pemateri Pembelajaran (CP), penyusunan Tujuan Pembelajaran (TP), dan penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) Lia Pratiwi, S. Pd. anggota Komite Pembelajaran (KP) SDN Mirat II juga Guru Penggerak Angkatan 2 menyajikan materi dengan lugas dan jelas selain menguunakan power point, pemateri juga menggunakan media game quizizz dan padlet.
Partisipasi peserta dalam mempelajari konsep-konsep ini mencerminkan ketertarikan dan keseriusan mereka dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Mereka terlihat penuh semangat untuk memahami konsep-konsep tersebut dan menerapkannya dalam konteks pengajaran mereka.
Namun, ada sebagian peserta yang mengalami kebingungan karena belum memiliki akun di platform belajar.id. Meskipun demikian, hal ini tidak mengurangi semangat dan antusiasme mereka dalam mengikuti materi. Peserta tetap berusaha aktif berpartisipasi dan belajar melalui saluran komunikasi yang tersedia. Pemateri Endung, S. Pd. melakukan reset akun belajar.id peserta yang tidak bisa login dan berharap bagi peserta yang belum tahu akun belajar.id untuk meminta ke operator sekolahnya untuk diaktivasi.
Secara keseluruhan, kegiatan pengimbasan IKM pada hari kedua hari rabu tanggal 12 Juli 2023 bertempat di SDN Mirat II terasa seru dan menggugah semangat. Peserta menunjukkan minat yang tinggi dalam mempelajari strategi-strategi baru untuk meningkatkan pembelajaran. Keinginan mereka untuk memahami dan menerapkan konsep-konsep tersebut menunjukkan komitmen mereka terhadap pengembangan profesionalisme dalam mengajar.
Diharapkan bahwa semangat dan antusiasme yang ditunjukkan oleh peserta dalam pengimbasan IKM ini akan terus membara hingga akhir program, dan mereka akan dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru yang mereka peroleh dalam praktik pengajaran sehari-hari.
Dokumentasi
Laporan Pengimbasan IKM Hari Pertama di SDN Mirat II
- Menyanyikan Lagu Indonesia Raya dipimpin Ibu yati Jumiati, S. Pd.
- Berdo'a bersama dipimpin Bapak Endrik, S. Pd.
- Laporan dari Kepala Sekolah SDN Mirat II; Menguacapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat untuk mensukseskan kegiatan pengimbasan SDN Mirat II sebagai Sekolah Penggerak Angkatan II untuk berbagi praktik baik. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan kepada sekolah imbas yang terdiri dari: SDN Mirat I, SDN Mirat III, SDN Leuwimunding III, SDN Leuwimunding IV, SDN Parungjaya I, SDN Parungjaya II, dan SDN Ciparay II dengan peserta: kepala Sekolah, Guru Kelas I, Guru kelas IV, Guru penjaskes dan Guru PAI. Materi pengimbasan berkaitan dengan Kurikulum Merdeka sesuai dengan kebutuhan sekolah tahun ini akan melaksanskan Implementasi Kurikulum Merdeka Mandiri Berubah. Kepala Sekolah berharap kegiatan ini akan menjadi pemantik bagi sekolah imbas untuk lebih mendalami lagi Kurikulum Merdekan.
- Sambutan Yth. Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Leuwimunding Bapak Dede Ruhiana, S. Pd. Beliau mengucapkan terimakasih kepada SDN Mirat II yang melaksanakan kegiatan pengimbasan IKM, dan berharap kegiatan ini diikuti dengan baik sebagai bekal dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran baru 2023/2024 yang secara serentak di Kecamatan Leuwimunding. Beliau juga memotivasi agar guru-guru tetap semangat untuk meningkatkan kompetensi terutama di era digital ini.
- Arahan dari Yth. Pengawas Pembina Ibu Uum Jumiati, S. Pd., M.A.P Beliau berharap menjadi guru untuk senatiasa belajar, manfaatkan waktu dan kesempatan untuk belajar hal-hal baru karena dunia pendidikan terus berkembang sesuai zamannnya. Begitu juga dengan pergantian Kurikulum ini dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Pengawas Pembina juga membuka secara resmi kegiatan. Pengawas pembina juga berharap agar kegiatan ini dapat diikuti dengan baik dan memberikan manfaat yang maksimal kepada peserta sekolah imbas. Pengawas pembina berharap agar peserta dapat aktif bertanya, berbagi pengalaman, dan menjalin kerjasama untuk meningkatkan pelaksanaan Kurikulum Merdeka di masing-masing sekolah. Selain itu, pengawas pembina juga berharap agar peserta dapat mengimplementasikan praktik baik yang diperoleh dari pengimbasan ini dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah masing-masing.
- Pembukaan ditutup dengan bersama-sama mengucapkan hamdallah dipimpin MC Ibu Lia Pratiwi, S. Pd. sekaligus Beliau sebagai Komite Pembelajaran di SDN Mirat II dan dilaksanakan pula foto bersama.
Visitasi Akreditasi hari Kedua (Terakhir)
Hari/Tanggal: Sabtu, 14 September 2024 Kegiatan: Observasi Pembelajaran di Kelas 5 dan Kelas 3 A. Pendahuluan Laporan ini disusun sebaga...
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmhQls5byQaoRD5fdXaYSbmBL6H6GjMMLjZNhpj4-WfBroXrvP3FvFwNm8ZdLnrZyUmyCxnSsJL8wxbdBcw0kHg4OYdjjwKgCHHOTJJFHxokrUcMiV0VTMU0HVwVTUNXQ_rVL5GOi8kKjsryLoUxJFFmSRix7ROc0GZnUKdJ8zgXR5XuZZHIoukO_LNPs/w640-h480/1.jpg)
-
Jam di rumah menunjukan pukul 06.30 WIB, sayapun bergegas mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah. Bercermin dulu ah he he siapa tahu ...
-
Sebagai narasumber di acara Komunitas Belajar (Kombel) Smile SMKN 1 Leuwimunding, saya ingin berbagi mengenai pentingnya menerap...
-
Pada hari Sabtu, 26 Februari 2024, Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Barat bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Majaleng...
-
Hari/Tanggal: Sabtu, 14 September 2024 Kegiatan: Observasi Pembelajaran di Kelas 5 dan Kelas 3 A. Pendahuluan Laporan ini disusun sebaga...
-
Uji Kompetensi Kenaikan Jenjang (UKKJ)pada Jabatan Fungsional Guru dan Pengawas Sekolah merupakan proses pengukuran dan pe...
-
Sebagai seorang guru pamong dalam Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Daljab Angkatan 3 di Universitas Majalengka di siklus ke-2, saya mer...
-
Kehidupan membawa kita melalui banyak perjalanan, dan dalam perjalanan itu, kita sering bertemu dengan sosok-sosok yang meninggalkan jejak t...