Mengenai Saya

Foto saya
Semua orang bisa menjadi Guru dan semua orang bisa menjadi Murid.

Selasa, 18 April 2023

Diskusi Pemetaan Aset/Modal Calon Guru Penggerak Ankatan 6

 

Pendidikan guru penggerak adalah program pendidikan khusus untuk para guru yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan mereka dalam mengembangkan dan memimpin program-program pembelajaran yang inovatif dan efektif di sekolah.

Guru penggerak biasanya memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan di suatu daerah atau wilayah, dengan mengembangkan dan memimpin program-program pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk belajar secara aktif dan kreatif.

Program pendidikan guru penggerak biasanya melibatkan pelatihan dan pengembangan keterampilan kepemimpinan, inovasi dan kreativitas, manajemen program pembelajaran, dan teknologi pendidikan. Selain itu, program ini juga dapat memberikan pelatihan dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran berbasis proyek.

Dalam konteks Indonesia, program pendidikan guru penggerak  diharapkan dapat menjadi agen perubahan di sekolah dan mendorong terciptanya budaya pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Program ini diharapkan dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

SDN Mirat II memiliki 2 orang calon Guru Penggerak yaitu; Ibu Lia Pratiwi, S. Pd, dan ibi Yati Jumiati, S. Pd. di Angakatan 6. Saat ini telah melaksanakan Pendampingan Individu ke-5. Pasca dari pendampingan tersebut mendapatkan tugas untuk diskusi Pemetaan Aset/Modal Sekolah dengan Kepala Sekolah, rekan sejawat, Komite,  orang tua murid dan murid. Diskusi dilaksankan pada hari Jum'at tanggal 17 Maret 2023 pukul 09.00-11.00 WIB di ruang kelas 4. diskusdi berlangsung dengan semanagat dan seru. 


Hasil Diskusi Pemetaan Aset/modal di SDN Mirat II

Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya adalah seseorang yang mampu memimpin dan mengelola sumber daya yang tersedia dengan baik dan efektif. Sumber daya yang dimaksud meliputi berbagai aspek, seperti sumber daya manusia, keuangan, materiil, dan non-materil.

Seorang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya harus mampu mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh organisasi atau lembaga dengan optimal, agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif dan efisien. Selain itu, seorang pemimpin pengelolaan sumber daya juga harus mampu melakukan perencanaan, penganggaran, pemantauan, dan evaluasi terhadap sumber daya yang dikelolanya.

Selain kemampuan mengelola sumber daya, seorang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya juga harus mampu menjadi penggerak atau motivator bagi seluruh anggota organisasi untuk berpartisipasi aktif dalam mengelola sumber daya. Pemimpin pengelolaan sumber daya harus mampu membangun budaya kerja yang baik dan memotivasi setiap anggota untuk bekerja sama, berinovasi, dan berkembang.

Dalam konteks pendidikan, seorang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya dapat merujuk pada kepala sekolah atau pengelola lembaga pendidikan yang mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan baik dan efektif, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi peserta didik dan seluruh anggota komunitas pendidikan. 

Pemimpin agar mampu mengelola sumber daya untuk itu diperlukan kemampuan pemetaaan aset dalam sebuah komunitas. Menurut Green dan Haines (2002), terdapat tujuh aset utama dalam sebuah komunitas yang perlu diperhatikan untuk membangun pemetaan aset yang disebut modal utama. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai ketujuh modal/aset tersebut:

1. Modal Manusia

Modal manusia mencakup keterampilan, bakat, kecerdasan, kreativitas, dan pengetahuan yang dimiliki oleh individu di dalam komunitas.

2. Modal Sosial

Aset sosial mencakup jaringan hubungan sosial, kepercayaan, norma dan nilai budaya, partisipasi dan keterlibatan dalam organisasi dan kegiatan komunitas.

3. Modal Fisik

Aset fisik mencakup tanah, bangunan, fasilitas umum, dan infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan sistem air dan sanitasi.

Terdiri atas dua kelompok utama, yaitu:

a) Bangunan yang bisa digunakan untuk kelas atau lokasi melakukan proses pembelajaran, laboratorium, pertemuan, ataupun pelatihan.

b) Infrastruktur atau sarana prasarana, mulai dari saluran pembuangan, sistem air, mesin, jalan, jalur komunikasi, sarana pendukung pembelajaran, alat transportasi, dan lain-lain.

4. Modal Lingkungan/Alam

Aset lingkungan mencakup sumber daya alam, lingkungan fisik, dan keberlanjutan lingkungan:

a) Bisa berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dalam upaya pelestarian alam dan juga kenyamanan hidup. Modal lingkungan terdiri dari bumi, udara yang bersih, laut, taman, danau, sungai, tumbuhan, hewan, dan sebagainya.

b) Tanah untuk berkebun, danau atau empang untuk berternak, semua hasil dari pohon seperti kayu, buah, bambu, atau material bangunan yang bisa digunakan kembali untuk menenun, dan sebagainya.

5. Modal Finansial

a) Dukungan keuangan yang dimiliki oleh sebuah komunitas yang dapat digunakan untuk membiayai proses pembangunan dan kegiatan sebuah komunitas.

b) Modal finansial termasuk tabungan, hutan, investasi, pengurangan dan pendapatan pajak, hibah, gaji, serta sumber pendapatan internal dan eksternal.

c) Modal finansial juga termasuk pengetahuan tentang bagaimana menanam dan menjual sayur di pasar, bagaimana menghasilkan uang dan membuat produk-produk yang bisa dijual, bagaimana menjalankan usaha kecil, bagaimana memperbaiki cara penjualan menjadi lebih baik, dan juga bagaimana melakukan pembukuan.

6. Modal Politik

a) Modal politik adalah ukuran keterlibatan sosial. Semua lapisan atau kelompok memiliki peluang atau kesempatan yang sama dalam kepemimpinan, serta memiliki suara dalam masalah umum yang terjadi dalam komunitas.

b) Lembaga pemerintah atau perwakilannya yang memiliki hubungan dengan komunitas, seperti komunitas sekolah, komite pelayan kesehatan, pelayanan listrik atau air.

7. Modal Agama dan Budaya

a) Upaya pemberian bantuan empati dan perhatian, kasih sayang, dan unsur dari kebijakan praktis (dorongan utama pada kegiatan pelayanan). Termasuk juga kepercayaan, nilai, sejarah, makanan, warisan budaya, seni, dan lain-lain.

b) Kebudayaan yang unik di setiap daerah masing-masing merupakan serangkaian ide, gagasan, norma, perlakuan, serta benda yang merupakan hasil karya manusia yang hidup berkembang dalam sebuah ruang geografis.

c) Agama merupakan suatu sistem berperilaku yang mendasar, dan berfungsi untuk mengintegrasikan perilaku individu di dalam sebuah komunitas, baik perilaku lahiriah maupun simbolik. Agama menuntut terbentuknya moral sosial yang bukan hanya kepercayaan, tetapi juga perilaku atau amalan.

d) Identifikasi dan pemetaan modal budaya agama merupakan langkah yang sangat penting untuk melihat keberadaan kegiatan dan ritual kebudayaan dan keagamaan dalam suatu komunitas, termasuk kelembagaan dan tokoh-tokoh penting yang berperan langsung atau tidak langsung di dalamnya.

e) Sangat penting kita mengetahui sejauh mana keberadaan ritual keagamaan dan kebudayaan yang ada di masyarakat serta pola relasi yang tercipta di antaranya dan selanjutnya bisa dimanfaatkan sebagai peluang untuk menunjang pengembangan perencanaan dan kegiatan bersama.

Pemetaan aset di SD Negeri Mirat II kecamatan Leuwimunding Kecamatan Leuwimunding ssebagai berikut.

1. Modal Manusia

1) Kepala Sekolah: PNS dan berpendidikan S1

2) Seluruh guru kelas sudah ASN ( 2 PNS, dan 3 PPPK)

3) Seluruh guru sudah S1 sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.

4) Terdapat 5 (lima) orang yang sudah memiliki sertifikat pendidik (1 kepala sekolah, 3 guru kelas PNS, dan 1 guru P3K)

5) Kepala sekolah menjadi Pengurus PGRI Ranting Leuwimunding

6) Kepala Sekolah sebagai Kepala Sekolah Penggerak

7) Kepala Sekolah pernah menjadi Pengajar Praktik CGP Angkatan 2

8) Terdapat 2 (Dua) Calon Guru Penggerak yaitu ( Lia Pratiwi, S. Pd. dan Yati Jumiati, S. Pd.) dan rekan-rekan guru lainnya yang semangat dan aktif mengikuti kegiatan pengembangan diri (workshop, pelatihan, bimtek, diklat, seminar)

9) Jumlah murid cukup banyak 246 orang

10) Eksistensi komite sekolah/oyang tua wali, dan masyarakat sekitar

11) Terdapat seorang guru yang berdomisili dekat sekolah yaitu Yati jumiati, S. Pd. sehingga selalu siap sedia serta berusaha memberikan pelayanan terbaik untuk murid dan wali murid.

12) Terdapat 1 orang Tenaga kependidikan sebagai Operator Sekolah yaitu Eeng Heryana

13) Terdapat 1 orang guru yang menjadi Operator BOS yaitu Arif 

14) Terdapat 1 orang Penjaga Sekolah yaitu Aceng.

15) Terdapat 1 orang guru penjaskes

16) Terdapat 1 orang  guru honorer PAI

17) Terdapat 1 orang guru kelas honorer yang berlatar belakang Bahasa Inggris


2. Modal Sosial

1) Sekolah menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar

2) Mematuhi norma dan aturan masyarakat

3) Masih kuatnya semangat gotong royong 

4) Sekolah menjalin MOU dengan:

a. UPI sebagai mitra sekolah PPL PPG Prajabatan

b. Puskesmas dalam pembinaan kesehatan murid

c. Polsek leuwimunding dalam edukasi Perlindungan anak

5) Perkumpulan senam Ibu-ibu

6) Karang Taruna

7) Pepeling (Perkumpulan Pemuda Pecinta Lingkungan)

8) Mayoritas Penduduk berjualan Cuing sehingga bisa dijadikan sumber belajar


3. Modal Fisik

1) Terdapat 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah

2) Terdapat 1 ruang perpustakaan

3) Terdapat 1 rumah dinas guru

4) Terdapat 2 ruang WC

5) Terdapat 1 musholla

6) Terdapat 1 gudang

7) Terdapat tempat parkir motor 

8) Terdapat tempat jualan makanan dan minuman untuk murid

9) Jumlah laptop, chrom book dan LCD projector yang memadai untuk menunjang kegiatan pembelajaran

10) Tersedianya akses internet 40 Mbs

11) Terdapat halaman yang bisa digunakan untuk upacara, olahraga, dan bermain saat jam istirahat

12) Sarana olahraga memadai seperti; lapang voli, badminton, tenis meja dan senam

13) Mempunyai alat kesenian kosidahan

14)  Lahan kosong untuk proyek P5


4. Modal Lingkungan/Alam

1) Terletak di daerah dataran pegunungan sehingga udaranya sejuk dan lingkungannya asri

2) Terletak di pinggir kota kecamatan sehingga lokasinya mudah diakses

3) Lingkungan sekitar bisa dijadikan sumber belajar (sawah, sungai, pegunungan).

4) Luas tanah yang bisa dipergunakan untuk kebutuhan lain seperti ruang kelas baru, tempat pentas seni dan budaya cukup luas.

5) Tempat Pembuangan Sampah “Makam Gede”

6) Mempunyai Gunung Shanghyangdora 

7) Mempunyai Objek Wisata Cadas Gantung

8) Dekat Objek Wisata Pagar Toya


5. Modal Finansial

1) BOS : BOS Reguler dan BOS kinerja 

2) Tabungan piknik yang dikelola orang tua murid

3) Dana dari pihak ketiga: komite/wali murid

4) Infaq/shodqoh untuk murid yang sakit

5) Koperasi Guru Leuwimunding



6. Modal Politik

1) Komite, wali murid atau paguyuban wali murid

2) Pemerintah Desa

3) PGRI, Kwarran Gerakan Pramuka Kecamatan Leuwimunding Kelompok Kerja Guru Kihajar Dewantara, Gugus II, Koperasi Guru leuwimunding dan Komunitas praktisi di Sekolah CERIA.

4) TK, Madrasah Diniyah, POS PAUD, FMPP

5) Forum Operator Sekolah

6) Ikatan Alumni

7) Tokoh masyarakat

8) Aspirasi DPR

7. Modal Agama dan Budaya

1) Dekat masjid/mushola

2) Kegiatan PHBI

3) Terdapat Madrasah Diniyah dan TK/TPA di sekitar sekolah

4) Budaya positif di sekolah melalui kegiatan pembiasaan

5) Budaya “Munjung Dan Munah”

6) Tempat Ziarah BANADA 

7) Grup Qasidah

8) Kesenian Kuda Renggong



Dokumentasi kegiatan





























Pembelajaran Interaktif

 


Endung dan Rekan dalam Kegiatan salah satu Workshop


Dalam era digital saat ini, pembelajaran interaktif menjadi semakin penting dalam dunia pendidikan. Pembelajaran interaktif adalah metode pembelajaran yang melibatkan interaksi dua arah antara guru dan siswa, atau antara siswa dan sesama siswa, dalam proses belajar-mengajar. Dalam pembelajaran interaktif, siswa didorong untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran melalui diskusi, kolaborasi, pemecahan masalah, atau presentasi. Pembelajaran interaktif memungkinkan siswa untuk membangun pemahaman yang lebih baik tentang konsep-konsep yang dipelajari, serta memperkuat keterampilan sosial, keterampilan berpikir kritis, dan keterampilan pemecahan masalah. Pembelajaran interaktif seringkali menggunakan teknologi dan media yang interaktif, seperti video, audio, animasi, simulasi, atau platform pembelajaran online, untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan mengoptimalkan proses pembelajaran.

Dalam kurikulum merdeka, pembelajaran interaktif memiliki peran yang sangat penting. Kurikulum merdeka adalah pendekatan yang lebih fleksibel dan terbuka dalam memenuhi kebutuhan pendidikan siswa, yang memungkinkan sekolah untuk mengembangkan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal, potensi siswa, dan kondisi lingkungan.


Manfaat Pembelajatran Interaktif

Pembelajaran interaktif memiliki beberapa manfaat yang dapat membantu siswa dalam memahami dan mengembangkan keterampilan mereka. Beberapa manfaat utama dari pembelajaran interaktif antara lain:

  1. Meningkatkan Partisipasi Siswa: Pembelajaran interaktif mendorong partisipasi aktif siswa dalam proses belajar-mengajar. Dalam pembelajaran interaktif, siswa didorong untuk berbicara, berdiskusi, berkolaborasi, dan mempresentasikan gagasan mereka, sehingga meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
  2. Meningkatkan Pemahaman Konsep: Pembelajaran interaktif memungkinkan siswa untuk mengambil peran aktif dalam membangun pemahaman mereka tentang konsep-konsep yang dipelajari. Melalui diskusi, kolaborasi, dan pemecahan masalah, siswa dapat memperkuat pemahaman mereka tentang konsep-konsep tersebut.
  3. Mendorong Pemecahan Masalah: Pembelajaran interaktif memperkuat keterampilan pemecahan masalah siswa. Dalam pembelajaran interaktif, siswa didorong untuk berpikir kritis, menganalisis masalah, dan mencari solusi alternatif.
  4. Meningkatkan Keterampilan Sosial: Pembelajaran interaktif memperkuat keterampilan sosial siswa, seperti keterampilan berkomunikasi, bekerja sama, dan memimpin. Siswa juga dapat belajar menghargai perbedaan pendapat dan mencari solusi yang menguntungkan semua pihak.
  5. Meningkatkan Retensi Informasi: Pembelajaran interaktif dapat membantu siswa untuk mengingat informasi dengan lebih baik. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan interaksi dengan rekan-rekan mereka dapat membantu mereka untuk mengingat informasi yang dipelajari.
  6. Meningkatkan Motivasi Belajar: Pembelajaran interaktif dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Dalam pembelajaran interaktif, siswa merasa lebih terlibat dalam proses pembelajaran dan merasa lebih dihargai, sehingga meningkatkan motivasi mereka untuk belajar.


Straregi Pembelajaran Interaktif

Berikut adalah beberapa strategi pembelajaran interaktif yang dapat diterapkan dalam kelas:

  1. Diskusi Kelompok: Siswa dikelompokkan dan diminta untuk berdiskusi tentang topik tertentu. Diskusi kelompok ini dapat membantu siswa untuk berkolaborasi, bertukar ide, dan memperkuat pemahaman mereka tentang konsep yang dipelajari.
  2. Brainstorming: Guru memberikan topik atau masalah tertentu dan siswa diminta untuk menghasilkan ide atau solusi secara individu atau dalam kelompok. Brainstorming dapat membantu siswa untuk memperkuat keterampilan berpikir kreatif dan pemecahan masalah.
  3. Permainan Edukatif: Siswa diminta untuk berpartisipasi dalam permainan yang dirancang untuk mengajarkan konsep tertentu. Permainan edukatif dapat membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan memperkuat keterampilan sosial siswa.
  4. Presentasi Siswa: Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil belajar mereka kepada kelas atau kelompok. Presentasi siswa dapat membantu siswa memperkuat keterampilan berbicara di depan umum dan meningkatkan rasa percaya diri mereka.
  5. Simulasi: Guru menggunakan simulasi untuk mengajarkan konsep tertentu dengan membuat situasi atau skenario yang realistis. Simulasi dapat membantu siswa untuk memperkuat keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
  6. Pembelajaran Berbasis Proyek: Siswa diberi proyek untuk diselesaikan secara individu atau dalam kelompok, yang melibatkan penelitian, pemecahan masalah, dan presentasi hasilnya. Pembelajaran berbasis proyek dapat membantu siswa untuk memperkuat keterampilan berpikir kritis dan memperdalam pemahaman mereka tentang konsep-konsep yang dipelajari.
  7. Kolaborasi Online: Siswa menggunakan platform pembelajaran online untuk berkolaborasi dalam membuat dokumen atau proyek, atau melakukan diskusi online. Kolaborasi online dapat membantu siswa untuk memperkuat keterampilan berkolaborasi dan keterampilan teknologi.


Tantangan Pembelajaran Interaktif 

Berikut adalah beberapa tantangan yang mungkin dihadapi dalam penerapan pembelajaran interaktif:

  1. Infrastruktur dan Teknologi: Penerapan pembelajaran interaktif membutuhkan infrastruktur yang memadai dan teknologi yang memadai. Ini bisa menjadi tantangan bagi sekolah atau institusi yang tidak memiliki anggaran atau sumber daya untuk membeli atau mempertahankan perangkat keras dan lunak yang diperlukan.
  2. Persiapan Guru: Guru perlu mempersiapkan diri dan meningkatkan keterampilan mereka dalam penerapan pembelajaran interaktif. Mereka harus memahami teknologi dan media pembelajaran yang tersedia dan mempelajari strategi dan metode pembelajaran interaktif yang tepat untuk memenuhi kebutuhan siswa.
  3. Keterbatasan Fisik: Tidak semua siswa memiliki akses ke perangkat keras dan lunak yang diperlukan untuk pembelajaran interaktif. Misalnya, siswa yang tinggal di daerah yang terpencil atau memiliki akses internet yang terbatas mungkin menghadapi kesulitan untuk terlibat dalam pembelajaran interaktif.
  4. Ketergantungan pada Teknologi: Pembelajaran interaktif yang sepenuhnya bergantung pada teknologi dapat menghadirkan risiko ketika terjadi masalah teknis atau gangguan jaringan. Ini dapat mengganggu proses pembelajaran dan mempengaruhi pengalaman belajar siswa.
  5. Kurangnya Interaksi Sosial: Pembelajaran interaktif yang hanya melibatkan interaksi melalui perangkat elektronik dapat mengurangi interaksi sosial langsung antara siswa dan guru atau antara siswa dan siswa. Ini dapat mempengaruhi perkembangan sosial dan emosional siswa.
  6. Kesulitan Evaluasi: Evaluasi dan penilaian pembelajaran interaktif dapat menjadi sulit karena mungkin memerlukan jenis instrumen penilaian yang berbeda dan metode pengukuran keberhasilan yang lebih berbeda dari metode tradisional. Hal ini dapat memerlukan lebih banyak waktu dan persiapan bagi guru dan mungkin tidak selalu mudah untuk mengukur keberhasilan siswa dengan cara yang obyektif dan konsisten.

Solusi Menghadapi Tantangan pembelajaran Interaktif

Berikut adalah beberapa solusi untuk mengatasi tantangan pembelajaran interaktif:

  1. Infrastruktur dan Teknologi: Sekolah dan institusi pendidikan dapat mencari dukungan dari pemerintah atau organisasi nirlaba untuk memperoleh perangkat keras dan lunak yang diperlukan untuk pembelajaran interaktif. Mereka juga dapat mempertimbangkan untuk memanfaatkan sumber daya open source atau teknologi yang lebih murah untuk memenuhi kebutuhan mereka.
  2. Persiapan Guru: Guru dapat mengambil pelatihan dan sertifikasi dalam teknologi dan media pembelajaran interaktif. Mereka juga dapat mencari dukungan dari rekan mereka dalam membangun strategi dan metode pembelajaran interaktif yang efektif dan bermanfaat.
  3. Keterbatasan Fisik: Sekolah dan institusi pendidikan dapat mempertimbangkan alternatif seperti pembelajaran offline atau menggunakan perangkat yang lebih sederhana dan murah yang dapat diakses oleh siswa. Mereka juga dapat mempertimbangkan solusi jaringan alternatif atau akses internet seperti jaringan satelit atau hotspot seluler.
  4. Ketergantungan pada Teknologi: Sekolah dan institusi pendidikan dapat mempersiapkan rencana darurat untuk mengatasi masalah teknis atau gangguan jaringan. Mereka juga dapat mempertimbangkan solusi alternatif seperti menggabungkan pembelajaran online dan offline untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi.
  5. Kurangnya Interaksi Sosial: Sekolah dan institusi pendidikan dapat mempertimbangkan cara-cara untuk mengintegrasikan pembelajaran interaktif dengan kegiatan sosial dan kegiatan di luar kelas untuk memperkuat interaksi sosial antara siswa dan guru atau antara siswa dan siswa.
  6. Kesulitan Evaluasi: Guru dapat mencari dukungan dari sumber daya luar seperti perangkat lunak pengukuran dan evaluasi atau dapat mempertimbangkan metode alternatif seperti pengukuran yang berbasis kinerja atau penilaian sejawat. Mereka juga dapat memanfaatkan teknologi yang ada untuk mengumpulkan dan menganalisis data evaluasi secara otomatis.


Simpulan 

  1. Pembelajaran interaktif adalah pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran melalui penggunaan teknologi dan media interaktif. Ada beberapa manfaat dalam penerapan pembelajaran interaktif, seperti meningkatkan motivasi siswa, meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, dan meningkatkan kualitas dan efektivitas pembelajaran.
  2. Tantangan yang mungkin dihadapi dalam penerapan pembelajaran interaktif, seperti infrastruktur dan teknologi yang memadai, keterbatasan fisik, ketergantungan pada teknologi, kurangnya interaksi sosial, dan kesulitan evaluasi. Untuk mengatasi tantangan ini, dibutuhkan solusi kreatif dan fleksibel yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lokal.
  3. Dalam era digital saat ini, pembelajaran interaktif menjadi semakin penting dalam menyiapkan siswa untuk masa depan yang semakin bergantung pada teknologi. Pembelajaran interaktif dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan dunia digital, dan membantu mereka menjadi lebih siap untuk menghadapi tantangan yang dihadapi di era digital ini. Oleh karena itu, penting bagi sekolah dan institusi pendidikan untuk terus mengembangkan dan memperbaiki pembelajaran interaktif mereka untuk memastikan bahwa siswa mendapatkan manfaat maksimal dari pendekatan pembelajaran yang inovatif ini.


Senin, 17 April 2023

Cerpen: Oh Indahnya Cinta

 



Pada suatu senja, di tengah ladang hijau yang subur, aku bertemu dengan Engkau. Di hadapanku, Engkau terlihat begitu cantik dengan senyum ramah yang menghiasi wajahmu. Aku tak bisa menahan hatiku untuk tidak jatuh cinta padamu.

Tiap kali aku melihatmu bekerja di sawah, dengan punggung yang tegap dan mata yang bersinar ceria, hatiku semakin terpikat pada dirimu. Saking terpikatnya, aku berani untuk meminangmu untuk menjadi pasangan hidupku.

Namun, aku sadar bahwa Engkau adalah seorang petani yang hidup sederhana dan aku hanyalah seorang pekerja kantoran yang tidak pernah merasakan kehidupan di ladang. Aku khawatir Engkau tidak akan mau hidup bersamaku, karena perbedaan latar belakang dan kehidupan yang jauh berbeda.

Namun, saat aku mengungkapkan perasaanku padamu, kau dengan tulus membuka hatimu dan menerima cinta dari seorang pekerja kantoran yang biasa-biasa saja seperti aku. Kau bahkan tidak mempermasalahkan perbedaan latar belakang dan kehidupan kita. Hubungan ini, aku belajar banyak darimu, tentang kehidupan di pedesaan dan cara bertani dengan baik. Kau memperkenalkanku pada pola hidup yang lebih sederhana dan berkelimpahan, di mana kita tidak perlu bergantung pada teknologi atau kehidupan modern yang rumit.

Kita belajar saling menghargai dan menghormati, serta menerima perbedaan antara satu sama lain. Kita memiliki banyak kesamaan dan mencintai hal-hal yang sama, meskipun hidup kita berbeda secara sosial dan ekonomi.

Bersama-sama, kita membangun sebuah keluarga yang harmonis keluarga, kita juga belajar untuk saling mendukung dan memperkuat satu sama lain. Kita tidak hanya berbagi kebahagiaan, tapi juga berbagi kesedihan dan mengatasi masalah bersama.

Aku belajar banyak darimu, baik tentang kehidupan sehari-hari maupun tentang menghargai alam sekitar. Kau selalu mengajarkan aku teknik bertani yang baik dan memberi tahu aku tentang jenis tanaman yang cocok ditanam di daerah kita.

Kita belajar untuk memprioritaskan kebersihan dan menjaga kebersihan lingkungan kita, serta menjaga tanah dan sumber daya alam yang ada di sekitar kita. Kau menanamkan dalam diriku rasa cinta dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan alam.

Aku juga belajar tentang nilai-nilai keluarga yang penting, seperti menghargai orang tua, berkomunikasi dengan baik, serta selalu mencintai dan mendukung satu sama lain. Kita selalu berusaha untuk menjaga hubungan keluarga yang harmonis, meskipun tidak selalu mudah.

Terima kasih telah menjadi bagian dari keluargaku. Semoga kita selalu bisa bersama-sama dalam sukacita dan kesedihan, serta membantu satu sama lain dalam setiap fase kehidupan. Aku berharap bisa terus memberikan teladan yang baik bagi anak-anak kita, serta mengajarkan nilai-nilai positif yang akan kita bawa selamanya.

Aku bersyukur memiliki pasangan sepertimu, yang selalu hadir dalam suka dan duka. Semoga Allah senantiasa memberikan kebahagiaan dan kesehatan untuk kita sekeluarga. Aku cinta kamu!


Cerita ini terinspirasi dari Sahabatku Andi


Ruang Rindu, 17042023


Minggu, 16 April 2023

GEPUK di Festifal Panen Hasil Belajar CGP 6

 



Kegiatan Lokakarya 7 Festival Panen Hasil Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 Kab. Majalengka dengan tema “Guru Bergerak, Indonesia Maju” Kegiatan dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Majalengka melalui Dinas Pendidikan dibawah binaan Balai Guru Penggerak Provinsi Jawa Barat  (BGP Prov. Jawa Barat) yang berlangsung selama dua hari, tanggal 14 – 15 April 2023, yang puncaknya dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 15 April 2023 bertempat di Aula BKPSD Kabupaten Majalengka dihadiri unsur; Bupati, Dinas Pendidikan, BBGP Jawa Barat, Pengajar Praktik, CGP Angkatan 6 dan para tamu undangan dengan menampilkan berbagai karya tulis, karya seni , dan kelas berbagi. Festival panen hasil belajar guru penggerak ini merupakan semua aksi nyata, yang dilakukan selama 6 bulan oleh Calon Guru Penggerak berasal dari guru-guru TK, SD, SMP, dan SMA/ SMK se Kab. Majalengka.

Dalam sambutannya Yth. Bupati Majalengka  Bapak Dr. H. Karna Subahi, M.MPd. menyampaikan harapan meskipun perlu waktu, semoga para guru penggerak bisa menjadi pemimpin perubahan untuk peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Majalengka yang membutuhkan pemimpin yang inovatif dan handal. Lebih lanjut Beliau mengemukakan Komitmen Pemerintah Kabupaten Majalengka sesuai dengan Permendikbudristek Nomor 40 Tahun 2021 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah akan mengangkat Guru Penggerak sebagai kepala sekolah di lingkungan dinas pendidikan. Bupati juga berharap kepada Balai Guru Penggerak untuk dapat memonitoring para guru penggerak di Kab. Majalengka agar dapat meningkatkan jika ada kekurangan, sehingga saatnya nanti semua sekolah punya kepala sekolah dari guru penggerak.

Dalam kesempatan itu juga para calon guru penggerak angkatan 6 memberikan antologi buku yang di dalamnya memuat artikel, puisi serta pantun yang diinisiasi dan dikoordinir oleh salah satu Calon guru penggerak angkatan 6 Rina Sugiartinengsih guru SMAN 1 Sukahaji dan buku tsb  diserahkan oleh Ketua Pengajar Praktik Angkatan 6 yang juga kepala sekolah SMPN 1 Ligung Bapak Irwan Nugraha Riansyah. Buku Gerakan Penulis Guru Penggerak ( GEPUK ) merupakan aksi nyata yang telah dilakukan secara kolaborasi antara para calon guru penggerak dengan para pengajar praktik. Sebuah kreatifitas yang inovatif. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa para calon guru penggerak angkatan 6 memang telah dapat berkolaborasi, menghasilkan aksi nyata. Bergerak , tergerak dan menggerakkan merupakan sebuah proses menghasilkan produk.

Buku hasil karya para calon guru penggerak dan para pengajar praktik tersebut mendapatkan kata pengantar dari Ibu Kepala Dinas Pendidikan Kab. Majalengka Ibu Dr. Hj. Lilis Yuliasih, M.Pd. yang terus mendampingi perjalanan pendidikan calon guru penggerak ini selama 6 bulan.

Menurut tamu undangan Kepala SDN  Mirat II Kecamatan Leuwimunding Bapak Endung, S. Pd, Menyampaikan sangat mengapresiasi salah satu Praktik baik yang dilakukan Calon Guru Penggerak Angkatan 6 dan Pengajar Praktik pada Lokakarya 7 Festival Panen Hasil Belajar yaitu Gerakan Penulis Guru Penggerak (GEPUK) menunjukkan bahwa para calon guru penggerak bekerja sama dengan para pengajar praktik untuk menghasilkan buku-buku yang dapat menjadi referensi bagi siswa dan guru. Ini adalah langkah yang sangat positif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Bekerjasama dalam menghasilkan buku-buku ini menunjukkan bahwa para calon guru penggerak memiliki komitmen yang kuat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan cara ini, mereka dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam membantu para siswa dan guru untuk mencapai tujuan mereka dalam bidang pendidikan.

Tentunya, buku-buku yang dihasilkan oleh GEPUK harus memiliki kualitas yang baik dan relevan dengan kebutuhan siswa dan guru. Oleh karena itu, para calon guru penggerak dan pengajar praktik harus bekerja keras dan bersama-sama dalam menghasilkan buku-buku yang dapat memberikan manfaat yang nyata bagi siswa dan guru.

Saya berharap GEPUK dapat menjadi contoh bagi gerakan lainnya dengan bekerja sama dan berkolaborasi, kita dapat mempercepat transformasi pendidikan di Indonesia. Teruslah Bergerak dan Menggerakkan! Salam dan Bahagia ...


Foto Kegiatan


























Video Testimoni Undangan

 

Video Dokumentasi Lokakarya 7





Visitasi Akreditasi Hari Pertama di SDN Mirat II

          SDN Mirat II Kecamatan Leuwimunding menjadi pusat perhatian Tim Asesor BAN PDM Provinsi Jawa Barat dengan dilaksanakannya visitasi...