Suatu hari, terjadi perselisihan antara dua tetangga di desa itu. Mereka terlibat dalam pertengkaran yang memanas dan saling menyakiti hati. Berita tentang pertikaian itu cepat menyebar, dan akhirnya sampailah kabar tersebut kepada sang tua yang bijak.
Tanpa ragu, sang tua itu memanggil kedua tetangga tersebut ke rumahnya. Dengan penuh kelembutan, beliau berkata, "Anak-anakku, pertengkaran tidak akan membawa kebaikan bagi siapa pun. Maafkanlah satu sama lain tanpa syarat, ikhlas dalam hati kalian karena Allah yang Maha Pengampun. Hidup ini terlalu singkat untuk dihabiskan dengan rasa sakit dan kebencian."
Kedua tetangga itu terdiam mendengarkan kata-kata bijak sang tua. Merasa tersentuh, mereka saling memandang dan akhirnya bersujud di hadapan sang tua, meminta maaf satu sama lain tanpa syarat dan dengan ikhlas dalam hati.
Dari hari itu, kedua tetangga itu belajar untuk saling memaafkan dan hidup berdampingan dengan penuh kedamaian. Mereka menyadari bahwa kebaikan dan kemurahan hati adalah jalan terbaik untuk menjaga persahabatan dan kedamaian di antara sesama manusia.
Dan dari cerita itu, desa kecil itu menjadi contoh bagi banyak orang tentang pentingnya memaafkan tanpa syarat dan ikhlas karena Allah, sebagai bentuk kasih sayang dan kedamaian yang sejati di antara umat manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar