Mengenai Saya

Foto saya
Semua orang bisa menjadi Guru dan semua orang bisa menjadi Murid.

Selasa, 25 November 2025

Mencari Kesempurnaan dalam Ketidaksempurnaan

 


Hari Guru Nasional kembali menyapa. Di tengah sorak-sorai dan ucapan selamat, saya berdiri di depan cermin, bukan mencari pantulan sosok pahlawan tanpa tanda jasa yang diagungkan, melainkan seorang individu yang masih bergumul dengan label "guru yang  hebat."

Mungkin, idealnya, seorang guru adalah mercusuar yang sinarnya tak pernah goyah, gudang ilmu yang tak pernah kering, atau figur bijaksana yang selalu memiliki jawaban sempurna. Namun, di Hari Guru tahun 2025 ini, saya harus jujur: saya belum sempurna.

Kekurangan yang Menjadi Pengingat

  1. Setiap tatapan mata polos yang menanti penjelasan, setiap tangan kecil yang terangkat meminta bimbingan, seolah-olah memperjelas celah-celah dalam diri saya.
  2. Saya bukan ensiklopedia berjalan. Ada kalanya saya harus jeda, mengakui, "Mari kita cari jawabannya bersama,"Pengakuan yang terasa seperti kegagalan di tengah tuntutan untuk tahu segalanya.
  3. Saya masih belajar tentang empati yang sesungguhnya. Terkadang, kelelahan membuat nada suara saya meninggi, ketidaksabaran menyeruak saat harus mengulang materi untuk kesekian kalinya, dan saya khawatir itu melukai semangat belajar mereka.
  4. Rencana pelajaran saya tidak selalu berhasil. Beberapa eksperimen gagal menciptakan percikan "Aha!" yang saya harapkan. Beberapa diskusi menjadi kering, dan saya menyalahkan diri sendiri karena belum menemukan kunci ajaib untuk setiap jenis pikiran.
Setiap ketidaksempurnaan ini bukan hanya kekurangan, melainkan sebuah pengingat yang menyakitkan bahwa perjalanan menjadi guru adalah sebuah proses, bukan tujuan yang telah tercapai. Rasa syukur bercampur dengan rasa rendah hati yang dalam.


Sebuah Permohonan yang Tulus

Di hari menjadi perayaan ini, doa saya adalah sebuah permohonan yang tulus, ditujukan kepada mereka yang menjadi alasan saya berdiri di sini: para murid saya.

Wahai anak-anakku tersayang!

Saya harap, di tengah kekurangan saya, kalian bisa menemukan inti dari apa yang coba saya berikan. Saya harap kalian dapat menerima saya sebagai pendidik yang otentik, yang juga manusia biasa, yang masih berjuang untuk menjadi versi terbaik dirinya.

Terimalah pelajaran yang saya berikan dengan segala keterbatasannya. Ambillah ilmu yang relevan, tinggalkan cara penyampaian yang kurang pas. Lihatlah pada upaya yang tulus, bukan pada kesempurnaan performa.


Harapan yang Melampaui Ruang Kelas

Pada akhirnya, refleksi ini bermuara pada satu harapan tunggal yang melampaui segala capaian kurikulum atau angka rapor:

Saya berharap kalian memiliki kehidupan yang lebih baik.

Saya tidak berambisi untuk menciptakan miniatur dari diri saya; saya ingin kalian menjadi versi yang lebih besar, lebih berani, dan lebih bahagia dari apa pun yang pernah saya bayangkan.

  1. Semoga kalian menemukan kekuatan untuk mengejar impian tanpa ragu.
  2. Semoga kalian memiliki kebijaksanaan untuk membedakan antara yang benar dan yang mudah.
  3. Semoga kalian menemukan kedamaian di hati dan kehangatan di rumah kalian.
  4. Semoga kalian sukses tidak hanya dalam karir, tetapi dalam kualitas hidup, dalam cinta, dan dalam kemanusiaan.

Jika suatu saat nanti, kalian mengingat guru yang belum sempurna ini, saya harap kenangan itu adalah kenangan tentang seseorang yang, meskipun sering tersandung, selalu berdiri kembali untuk menunjukkan bahwa belajar dan berkembang adalah perjalanan seumur hidup, sebuah perjalanan yang tak pernah berakhir, bahkan bagi seorang guru.

Selamat Hari Guru Nasional 2025. Semoga semangat belajar kita, baik murid maupun guru, tak pernah padam.


Twibbonze HGN dan HUT PGRI 80

Senin, 10 November 2025

Diklat Fungsional GTK dalam Rangka HUT PGRI Ke-80 dan HGN Tahun 2025

 




Membangkitkan Generasi Emas: Kisah Transformasi Guru di Leuwimunding

Tahun 2025 menjadi penanda penting bagi dunia pendidikan Indonesia. Di tengah gemuruh perayaan HUT PGRI Ke-80 dan Hari Guru Nasional (HGN) 2025 , PGRI Cabang Kecamatan Leuwimunding menyadari satu kebenaran yang mendesak: untuk mencapai visi "Guru Bermutu Indonesia Maju", para pendidik harus bertransformasi.

Latar belakangnya begitu nyata dan menantang: data PISA 2022 menunjukkan bahwa 99% murid Indonesia masih berkutat pada tingkat berpikir rendah (LOTS), sementara hanya 1% yang mencapai kecakapan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Inilah panggilan darurat untuk melakukan pergeseran pedagogi guna mempersiapkan Visi Indonesia 2045.

Menjawab tantangan tersebut, PGRI Cabang Kecamatan Leuwimunding meluncurkan sebuah inisiatif strategis: Diklat Fungsional Guru Pembelajaran Mendalam. Ini bukanlah sekadar agenda rutin, melainkan investasi strategis dalam membangun fondasi pendidikan masa depan.

Pelaksanaan dan Target 

Diklat ini dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, 17 hingga 19 November 2026 , bertempat di SDN Ciparay I. Seluruh Guru dan Tenaga Kependidikan dari jenjang Kober hingga SMA/SMK/MA di wilayah Leuwimunding, dengan target estimasi 150-200 orang, diundang untuk ambil bagian dalam transformasi ini.

Tujuan utamanya:

  • Meningkatkan pemahaman guru tentang konsep Pembelajaran Mendalam (PM), sebuah pendekatan holistik yang memuliakan dan menekankan proses belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, hati, rasa, dan raga.
  • Menguatkan kemampuan guru dalam menerapkan tiga prinsip dasar PM.
  • Menguasai Kerangka Pembelajaran PM, yang meliputi Praktik Pedagogis, Kemitraan Pembelajaran, Lingkungan Pembelajaran, dan Pemanfaatan Digital.

Target capaian (Output) dari diklat ini adalah setiap peserta mampu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau Modul Ajar yang mengintegrasikan prinsip-prinsip PM dan berfokus pada pengembangan Delapan Dimensi Profil Lulusan (Keimanan, Kewargaan, Kreativitas, Penalaran Kritis, Kolaborasi, Kemandirian, Kesehatan, Komunikasi).

Tokoh di Balik Transformasi

Di balik kegiatan monumental ini berdiri tim pelaksana yang diketuai oleh Jamat Agus Suganda, S.Pd., M.M.Pd., yang juga merupakan Ketua PGRI Cabang. Sementara itu, Endung, S.Pd. berperan ganda sebagai Steering Committee (SC) pengarah substansi dan program, serta sebagai Sekretaris Pelaksana.

Para peserta akan dibimbing oleh narasumber utama, termasuk Dr. Diah Gusrayani, M.Pd. dari UPI Kampus Sumedang, seorang pakar yang akan mendalami Konsep, Kerangka, dan Prinsip PM dan Hanikah, M.Pd (Dosen UMC). Peserta  juga akan mendapatkan arahan kebijakan dari Kepala Dinas Pendidikan dan Pengurus PGRI Kabupaten Majalengka.

keberhasilan diklat ini akan menjadi tolok ukur komitmen PGRI Cabang Kecamatan Leuwimunding dalam mengemban amanah profesionalisme guru. Harapannya, para guru dapat bertransformasi menjadi Aktivator, Kolaborator, dan Pengembang Budaya Belajar yang suportif.

Ini adalah ikhtiar kolektif yang didukung penuh oleh berbagai pihak , dengan satu cita-cita tunggal: mengantarkan Indonesia MAJU melalui guru-guru yang BERMUTU. Dengan semangat Pembelajaran Mendalam, Leuwimunding bergerak maju, menanamkan benih-benih kecakapan abad ke-21 di setiap ruang kelas.

Perayaan HUT PGRI Ke-80 dan HGN Tahun 2025 Kecamatan Leuwimundimg




Tahun 2025 menjadi tahun yang sangat istimewa. Tepat pada tanggal 25 November, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) akan genap berusia 80 tahun. Momen monumental ini, beriringan dengan peringatan Hari Guru Nasional (HGN), adalah kesempatan emas bagi kita semua, khususnya anggota PGRI Cabang Kecamatan Leuwimunding, untuk tidak sekadar merayakan, namun juga untuk menegaskan kembali peran strategis guru sebagai pencetak masa depan bangsa.

Latar Belakang: Dari Apresiasi ke Konsolidasi Organisasi

Peringatan HUT PGRI ke-80 dan HGN 2025 bukanlah sekadar rutinitas seremonial. Ini adalah wujud penghargaan tertinggi kepada para guru atas dedikasi tanpa batas dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Jamat Agus Suganda, S.Pd., M.MPd., Ketua PGRI Cabang Kecamatan Leuwimunding, menegaskan bahwa peringatan ini memiliki makna yang lebih dalam. "HUT PGRI Ke-80 dan Hari Guru Nasional 2025," ujar beliau, "diharapkan menjadi sarana konsolidasi organisasi untuk memperkuat barisan PGRI, sekaligus menjadi wujud apresiasi tertinggi bagi seluruh anggota atas kontribusi dan dedikasinya."

Dengan mengusung tema nasional yang kuat, "Guru Bermutu Indonesia Maju", dan diperkuat oleh semangat kedaerahan yang membanggakan, "Majalengka Langkung Sae", PGRI Leuwimunding terpanggil untuk bertindak nyata. Tujuan utama dari serangkaian kegiatan ini adalah menciptakan guru yang lebih kompeten, berdaya saing, dan solid demi kemajuan daerah dan bangsa.


 Fokus Kegiatan: Kompetensi, Solidaritas, dan Kebugaran

Rangkaian perayaan ini dirancang secara komprehensif, memadukan peningkatan profesionalisme dan penguatan kekompakan:

  1. Peningkatan Kompetensi (Diklat Fungsional GTK): Untuk mencetak guru yang berdaya saing, kami menyelenggarakan Diklat Fungsional berupa pelatihan dan workshop bagi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) pada 17-19 November 2025. Ini adalah investasi substansial dalam mutu pendidikan di Kecamatan Leuwimunding.
  2. Solidaritas dan Sportivitas (Olah Raga dan Kirab): Semangat kekeluargaan dan kebugaran akan dipupuk melalui:

  • Pertandingan Olahraga (Bulutangkis, Tenis Meja) yang menumbuhkan sportivitas dan kesehatan jasmani.
  • Jalan Santai bersama seluruh anggota PGRI Kabupaten Majalengka pada 15 November 2025.
  • Kirab PGRI (Pawai/Defile) pada 19 November 2025, yang akan menjadi manifestasi visual dari kekompakan dan eksistensi PGRI kepada masyarakat luas.

3. Puncak Penghormatan: Rangkaian acara akan ditutup dengan Upacara HUT PGRI dan HGN Tingkat Kabupaten pada 25 November 2025 di GGM dan Nasional tanggal 29 November 2025.

 

Peringatan HUT PGRI ke-80 dan Hari Guru Nasional tahun 2025 ini adalah penegasan kembali atas janji kita sebagai pendidik bangsa. Guru yang bermutu adalah fondasi utama bagi terwujudnya Majalengka yang lebih baik (Sae) dan Indonesia yang lebih maju.


Supervisi Berbasis Coaching

Salam dan Bahagia! Apa itu Supervisi berbasis Coaching untuk guru? Supervisi Guru berbasis   Coaching   adalah pendekatan yang menempatkan K...