Mengenai Saya

Foto saya
Semua orang bisa menjadi Guru dan semua orang bisa menjadi Murid.

Rabu, 19 Juli 2023

Pendidikan Feodal Versus Pendidikan Modern

Pendidikan Feodal versus Pendidikan Modern

Pendidikan adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menghadapi tantangan kehidupan. Namun, pendidikan tidak selalu sama di setiap zaman. Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan antara pendidikan feodal dan pendidikan modern.

Pendidikan Feodal

Pendidikan feodal merujuk pada sistem pendidikan yang ada pada zaman feodal atau abad pertengahan. Pada masa ini, pendidikan lebih terfokus pada kelompok elit, seperti bangsawan dan rohaniwan. Pendidikan feodal didasarkan pada sistem kasta, di mana hanya mereka yang berasal dari keluarga bangsawan atau rohaniwan yang memiliki akses ke pendidikan.

Pendidikan feodal lebih berfokus pada pembentukan karakter dan moral daripada pengetahuan akademik. Tujuan utama pendidikan feodal adalah untuk melatih para siswa menjadi pelayan yang setia dan taat kepada penguasa atau tuan mereka. Kurikulum pendidikan feodal terdiri dari pembelajaran agama, etiket, seni perang, dan keterampilan bertani.

Pendidikan Modern

Pendidikan modern, di sisi lain, adalah sistem pendidikan yang ada pada zaman sekarang. Pendidikan modern lebih inklusif dan terbuka untuk semua orang, tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi. Pendidikan modern bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi dunia yang terus berkembang.

Pendidikan modern lebih berfokus pada pengembangan potensi individu dan pemberdayaan siswa. Kurikulum pendidikan modern mencakup berbagai mata pelajaran, seperti matematika, ilmu pengetahuan, bahasa, seni, dan olahraga. Selain itu, pendidikan modern juga menekankan pada pengembangan keterampilan sosial, kritis, dan kreatif.

Perbedaan

Ada beberapa perbedaan antara pendidikan feodal dan pendidikan modern. Pertama, pendidikan feodal lebih eksklusif dan hanya terbuka untuk kelompok elit, sedangkan pendidikan modern lebih inklusif dan terbuka untuk semua orang. Kedua, pendidikan feodal lebih berfokus pada pembentukan karakter dan moral, sedangkan pendidikan modern lebih berfokus pada pengembangan potensi individu. Ketiga, kurikulum pendidikan feodal lebih terbatas pada pembelajaran agama, etiket, seni perang, dan keterampilan bertani, sedangkan kurikulum pendidikan modern lebih luas dan mencakup berbagai mata pelajaran.

Kesimpulan

Pendidikan feodal dan pendidikan modern memiliki perbedaan yang signifikan. Pendidikan feodal lebih eksklusif, berfokus pada pembentukan karakter dan moral, dan memiliki kurikulum yang terbatas. Di sisi lain, pendidikan modern lebih inklusif, berfokus pada pengembangan potensi individu, dan memiliki kurikulum yang lebih luas. Pendidikan modern memberikan kesempatan yang lebih besar bagi semua orang untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi dunia yang terus berkembang.

Refleksi Memperingati Tahun Baru Islam


Tahun baru Islam, juga dikenal sebagai 1 Muharram, adalah waktu yang baik untuk merenungkan dan merenungkan tentang hidup kita. Ini adalah kesempatan untuk melihat kembali tahun yang telah berlalu dan membuat perubahan yang diperlukan untuk tahun yang akan datang. Berikut adalah beberapa refleksi yang dapat dilakukan pada tahun baru Islam:

1. Bersyukur: Mengingat dan menghargai semua berkah yang telah diberikan kepada kita selama tahun yang telah berlalu. Menghargai kesehatan, keluarga, pekerjaan, dan segala hal yang telah membuat hidup kita lebih baik.

2. Memaafkan: Memaafkan orang lain yang mungkin telah menyakiti atau melukai kita selama tahun yang telah berlalu. Memaafkan adalah langkah penting untuk memulai tahun baru dengan hati yang bersih dan pikiran yang tenang.

3. Menetapkan tujuan: Menetapkan tujuan dan aspirasi untuk tahun yang akan datang. Tujuan ini dapat berkaitan dengan kehidupan pribadi, karier, pendidikan, atau spiritualitas. Menetapkan tujuan yang realistis dan mencapainya dengan langkah-langkah yang terukur.

4. Meningkatkan hubungan dengan Allah: Menggunakan tahun baru Islam sebagai kesempatan untuk memperkuat hubungan dengan Allah. Melakukan ibadah yang lebih baik, membaca Al-Quran secara teratur, dan berdoa dengan lebih khusyuk.

5. Membantu orang lain: Membuat komitmen untuk membantu orang lain dan berkontribusi pada masyarakat. Mengambil bagian dalam kegiatan amal, menyumbangkan waktu atau sumber daya untuk membantu mereka yang membutuhkan.

6. Menjaga kesehatan: Mengambil langkah-langkah untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Melakukan olahraga secara teratur, makan makanan sehat, dan mengatur waktu istirahat yang cukup.

7. Menghindari dosa: Merefleksikan perbuatan buruk yang telah dilakukan selama tahun yang telah berlalu dan berkomitmen untuk menghindari dosa di masa depan. Mencoba untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih baik dalam menjalankan ajaran agama.

8. Menghargai waktu: Menghargai waktu yang diberikan kepada kita dan menggunakan waktu dengan bijak. Menghindari pemborosan waktu dan fokus pada hal-hal yang penting dan bermanfaat.

9. Menjaga hubungan sosial: Membangun dan memperkuat hubungan dengan keluarga, teman, dan orang-orang terdekat. Menghabiskan waktu bersama mereka dan memberikan perhatian yang cukup kepada mereka.

10. Membaca dan belajar: Membaca buku-buku yang bermanfaat dan belajar hal-hal baru. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang agama, dunia, dan kehidupan secara umum.

Semoga refleksi ini dapat membantu kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih baik di tahun baru Islam. Selamat tahun baru Islam!

Selasa, 18 Juli 2023

Makna Memperingati Hari Tahun Baru Islam

 



Mempertingati Tahun Baru Islam memiliki makna dan arti yang penting bagi umat Muslim. Tahun Baru Islam, yang dikenal juga dengan sebutan "Hijriyah" atau "Hijrah," merujuk pada peristiwa penting dalam sejarah Islam, yaitu Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari kota Mekah ke Madinah pada tahun 622 Masehi.

Pentingnya memperingati Tahun Baru Islam dapat dilihat dari beberapa aspek berikut:

  1. Sejarah dan peristiwa penting: Tahun Baru Islam merupakan momen untuk mengenang peristiwa Hijrah, yang memiliki makna historis dan religius bagi umat Muslim. Hijrah bukan hanya merupakan perpindahan fisik Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya, tetapi juga awal mula terbentuknya masyarakat Islam yang komprehensif di Madinah. Memperingati Tahun Baru Islam mengingatkan umat Muslim akan perjuangan dan ketabahan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan ajaran Islam.
  2. Penegasan identitas: Memperingati Tahun Baru Islam membantu umat Muslim dalam memperkuat dan mempertegas identitas keislamannya. Hal ini menjadi momen refleksi dan introspeksi pribadi serta sebagai umat Muslim dalam mengukur sejauh mana kita telah menjalankan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Renewal spiritual: Tahun Baru Islam dapat dijadikan kesempatan untuk merenungkan pencapaian spiritual selama setahun sebelumnya dan mengidentifikasi bidang yang perlu ditingkatkan. Perayaan ini mengajak umat Muslim untuk berintrospeksi, memperbaiki diri, dan berkomitmen untuk meningkatkan hubungan mereka dengan Allah SWT serta menjalankan ajaran Islam dengan lebih baik.
  4. Solidaritas dan persaudaraan: Memperingati Tahun Baru Islam juga merupakan momen untuk mempererat tali persaudaraan di antara umat Muslim. Di berbagai komunitas Muslim, sering diadakan acara dan kegiatan sosial, seperti saling berkunjung, berbagi makanan, serta memperkuat hubungan keluarga dan kerabat. Hal ini membantu menciptakan rasa persatuan, solidaritas, dan kebersamaan di antara umat Muslim.
  5. Pembaharuan komitmen: Tahun Baru Islam memberikan kesempatan untuk membuat resolusi dan membangun komitmen baru dalam menjalankan ajaran Islam. Individu dapat mengevaluasi perbuatan mereka dan menetapkan tujuan yang lebih baik dalam hidup mereka secara spiritual, sosial, dan moral.

Memperingati Tahun Baru Islam memiliki makna yang mendalam dan penting bagi umat Muslim. Perayaan ini mengingatkan mereka pada sejarah Islam yang kaya serta mengajak mereka untuk memperbaiki diri, memperkuat identitas keislaman, dan meningkatkan hubungan mereka dengan Allah SWT serta sesama muslim.







Senin, 17 Juli 2023

Materi MPLS: 3 Kata Ajaib

 


Penguatan karakter siswa melalui pengamalan tiga kata ajaib yang dasyat, yaitu "Maaf", "Tolong", dan "Terimakasih" di lingkungan sekolah memiliki potensi yang sangat positif. Mengajarkan siswa untuk memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai ini dapat membantu mereka menjadi individu yang lebih empatik, bertanggung jawab, dan berempati terhadap orang lain. Berikut adalah beberapa cara di mana pengamalan kata-kata ini dapat menguatkan karakter siswa di lingkungan sekolah:


Maaf:

Mengajarkan siswa untuk meminta maaf ketika mereka melakukan kesalahan, baik itu terhadap teman sekelas, guru, atau staf sekolah lainnya. Ini melibatkan mengakui kesalahan, merasakan penyesalan, dan berkomitmen untuk tidak mengulangi kesalahan tersebut.

Mendorong siswa untuk memberikan maaf kepada mereka yang telah melakukan kesalahan. Ini melibatkan pengembangan sikap empati dan pengertian terhadap kekurangan orang lain.


Tolong:

Mendorong siswa untuk membantu teman sekelas yang membutuhkan bantuan, baik dalam hal akademik maupun non-akademik. Ini melibatkan berbagi pengetahuan, keterampilan, atau sumber daya yang dimiliki dengan orang lain.

Mengajarkan siswa untuk meminta bantuan ketika mereka menghadapi kesulitan. Ini melibatkan pembangunan sikap rendah hati dan pemahaman bahwa ada kekuatan dalam saling membantu.

Terimakasih:

Mendorong siswa untuk mengucapkan terima kasih kepada mereka yang memberikan bantuan, baik teman sekelas, guru, atau staf sekolah. Ini melibatkan menghargai kontribusi orang lain dan mengungkapkan rasa terima kasih secara tulus.

Mengajarkan siswa untuk menghargai apa yang mereka miliki dan untuk tidak menganggap hal-hal kecil sebagai hal yang biasa. Ini melibatkan sikap rendah hati dan penghargaan terhadap segala bentuk kebaikan.

Dengan menguatkan pengamalan tiga kata ajaib ini, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang lebih positif dan mendukung pertumbuhan karakter siswa. Penting untuk mengintegrasikan nilai-nilai ini dalam kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler, dan interaksi sehari-hari di sekolah. Selain itu, peran guru dan staf sekolah dalam menjadi contoh teladan sangatlah penting, karena siswa akan belajar dari perilaku yang mereka amati.

Materi MPLS: Pembiasaan S5

 





Pembentukan karakter yang baik pada peserta didik adalah salah satu tujuan utama pendidikan. Selain mengembangkan kecerdasan akademik, sekolah juga memiliki tanggung jawab untuk membentuk kepribadian yang positif dan bermartabat. Salah satu cara yang efektif untuk mencapai hal tersebut adalah dengan membangun kebiasaan Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun (S5) di lingkungan sekolah.

  1. Senyum: Kebiasaan senyum adalah salah satu bentuk ungkapan yang paling sederhana namun berdampak besar. Senyum mampu menciptakan iklim positif di dalam lingkungan sekolah, mengurangi tegangan, serta membangun hubungan yang harmonis antara guru dan siswa, dan antara sesama siswa. Dengan mendorong peserta didik untuk senyum dalam interaksi sehari-hari, sekolah mendorong mereka untuk menjadi pribadi yang ramah, terbuka, dan menyenangkan.
  2. Salam: Salam adalah ungkapan penghormatan dan pengakuan terhadap keberadaan orang lain. Melalui kebiasaan memberikan salam, peserta didik diajarkan untuk menghargai orang lain dan mengakui kehadiran mereka. Kegiatan ini dapat melibatkan siswa dalam interaksi yang positif dengan guru, rekan sekelas, atau bahkan pegawai sekolah. Dengan mengajarkan salam sebagai kebiasaan, sekolah membantu membentuk karakter yang rendah hati, sopan, dan penuh perhatian terhadap lingkungan sekitar.
  3. Sapa: Mengajarkan kebiasaan menyapa atau memberikan salam kepada orang lain merupakan bagian penting dari membangun karakter peserta didik. Sapaan yang sopan dan ramah dapat membangun ikatan sosial yang kuat dan menciptakan lingkungan yang inklusif. Melalui pembiasaan ini, peserta didik diajarkan untuk memperhatikan kehadiran orang lain dan menunjukkan rasa hormat dan perhatian. Hal ini dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial dan memupuk hubungan yang baik antar individu.
  4. Sopan: Sopan memiliki makna  perilaku yang mencerminkan kebaikan dan keramahan kepada orang lain, terutama orang yang lebih tua umurnya dari kita. Sopan merupakan nilai-nilai yang menjadi dasar etika dan tata krama dalam interaksi sosial. Sekolah harus berperan dalam mengajarkan kebiasaan sopan kepada peserta didik, termasuk dalam mengucapkan terima kasih, meminta maaf, memberi hormat, dan memperlakukan orang lain dengan baik. Ketika peserta didik secara konsisten menerapkan perilaku sopan  dalam kehidupan sehari-hari, mereka akan menjadi individu yang lebih peka terhadap perasaan orang lain dan terbiasa dengan norma dan nilai-nilai yang positif.
  5. Santun: Pembiasaan perilaku santun merupakan langkah penting dalam membangun karakter peserta didik. Sikap santun meliputi sikap menghormati, mengendalikan emosi, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan berbicara dengan kata-kata yang baik dan bijak. Dengan memperkuat kebiasaan ini, peserta didik akan memiliki kualitas kepemimpinan yang kuat, mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama, serta menghadapi tantangan dengan bijaksana.

Melalui pembiasaan senyum, salam, sapa, sopan, dan santun di lingkungan sekolah, peserta didik tidak hanya akan memiliki pengetahuan akademik yang baik, tetapi juga karakter yang kuat. Kebiasaan S5 ini membantu menciptakan lingkungan yang ramah, saling menghargai, dan menyenangkan di dalam sekolah. Pembiasaan ini harus dilakukan secara konsisten oleh guru dan staf sekolah, serta didukung oleh orang tua dan masyarakat untuk mencapai hasil yang maksimal.

Pendidikan karakter adalah tanggung jawab bersama, dan membangun karakter peserta didik melalui kebiasaan senyum, salam, sapa, sopan, dan santun merupakan langkah awal yang penting. Dengan memperkuat kebiasaan positif ini, sekolah menciptakan peserta didik yang lebih baik dalam hal pribadi, kemampuan sosial, dan kesuksesan masa depan mereka.







Sabtu, 15 Juli 2023

Celotehku



Pagi

"Setiap pagi adalah kesempatan baru untuk meraih impian dan mencapai keberhasilan. Bangunlah dengan semangat dan berikan yang terbaik dalam setiap langkahmu. Jangan biarkan kegagalan kemarin menghalangi langkahmu hari ini. Jadikan pagi ini sebagai awal yang indah untuk mewujudkan semua yang kamu impikan. Semangat pagi!"

Menjadi Guru

"Menjadi guru itu syurga jika benar, karena dalam setiap momen mengajar, kita memiliki kesempatan untuk membentuk dan menginspirasi generasi penerus bangsa. Dalam setiap senyuman dan kebahagiaan yang terpancar dari wajah anak-anak, kita merasakan kepuasan yang tiada tara. Jadilah guru yang berdedikasi, bersemangat, dan penuh cinta, karena dengan itu, kita sedang membangun masa depan yang lebih baik."


Malam sunyi

Di malam yang indah, hadirkanlah kesadaran diri
Dalam keheningan, renungkanlah diri yang sejati
Dalam gelapnya malam, temukanlah cahaya hati
Dalam kehampaan, isi dengan makna yang abadi

Malam hadir sebagai pengingat akan kehampaan
Namun juga sebagai peluang untuk introspeksi diri
Dalam kegelapan, terbuka pintu menuju pencerahan
Kesadaran diri tumbuh, mengubah hidup menjadi lebih bermakna

Di malam yang sunyi, dengarkanlah bisikan hati
Rasakanlah kehadiran diri yang sejati
Lepaskanlah beban-beban yang menghimpit
Dan biarkanlah kesadaran diri mengalir dengan bebas

Malam hadirkanlah kesadaran diri yang sejati
Bersama bintang-bintang yang bersinar terang
Dalam keheningan, temukanlah kebahagiaan yang hakiki
Dan biarkanlah malam membawa kita pada kebenaran yang abadi.


Jumat, 14 Juli 2023

Kearifan Lokal "Magandan"



Kearifan lokal di Majalengka merupakan warisan budaya yang telah ada sejak zaman dahulu. Di dalamnya terkandung nilai-nilai luhur yang mengajarkan tentang saling bantu dan gotong royong dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh kearifan lokal yang masih terjaga hingga saat ini Magandan di Desa Parakan Kab. Majalengka  yang merupakan tradisi saling membantu ketika ada seseorang yang mengadakan hajatan, baik itu pernikahan atau menyunat anak tetangga.
Dalam situasi pergeseran budaya kekinian, di mana banyak orang lebih cenderung individualis dan terpengaruh oleh gaya hidup modern, kearifan lokal ini perlu ditempuh dan dikembangkan agar tidak tergerus oleh arus globalisasi. Mengapa hal ini penting? Karena kearifan lokal mengajarkan kita untuk saling peduli dan membantu sesama, sehingga dapat memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat.

Saat seseorang mengadakan hajatan, seperti pernikahan atau menyunat anak, kearifan lokal ini terlihat dalam bentuk gotong royong. Tetangga, saudara, dan teman-teman sekitar akan saling membantu dalam persiapan acara tersebut. Mereka akan bergotong royong dalam membersihkan rumah, memasak makanan, dan mengatur dekorasi. Tidak hanya itu, mereka juga akan saling memberikan dukungan moral dan materi kepada yang mengadakan hajatan.

Kearifan lokal ini memiliki banyak manfaat, baik bagi yang mengadakan hajatan maupun bagi yang membantu. Bagi yang mengadakan hajatan, mereka akan merasa terbantu dan didukung oleh lingkungan sekitar. Hal ini akan mengurangi beban dan stress yang biasanya terjadi saat persiapan acara. Selain itu, kearifan lokal ini juga dapat mempererat hubungan antar tetangga dan masyarakat sekitar.

Bagi yang membantu, mereka akan merasakan kepuasan batin karena telah berkontribusi dalam membantu sesama. Mereka juga akan merasakan kehangatan dan kebersamaan dalam proses gotong royong tersebut. Selain itu, kearifan lokal ini juga dapat menjadi ajang untuk saling berbagi pengetahuan dan keterampilan antar generasi.

Namun, dalam situasi pergeseran budaya kekinian, kearifan lokal ini perlu ditempuh dan dikembangkan agar tetap relevan dan tidak tergerus oleh gaya hidup modern. Salah satu cara untuk mengembangkan kearifan lokal ini adalah dengan mengajarkannya kepada generasi muda. Melalui pendidikan dan pengenalan nilai-nilai kearifan lokal sejak dini, generasi muda akan lebih menghargai dan mempraktikkan kearifan lokal ini di masa depan.

Selain itu, pemerintah dan masyarakat juga perlu berperan aktif dalam melestarikan kearifan lokal ini. Pemerintah dapat memberikan dukungan dan fasilitas yang memadai untuk mengembangkan kearifan lokal, seperti penyediaan tempat untuk pertemuan masyarakat atau pelatihan keterampilan tradisional. Sedangkan masyarakat dapat mengadakan acara atau kegiatan yang melibatkan kearifan lokal, seperti festival budaya atau pasar tradisional.

Dengan mengembangkan kearifan lokal dalam situasi pergeseran budaya kekinian, kita dapat memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat. Saling bantu dan gotong royong akan menjadi nilai yang terus dijunjung tinggi, sehingga masyarakat akan lebih harmonis dan solid dalam menghadapi perubahan zaman.
Semoga bermanfaat.


Visitasi Akreditasi hari Kedua (Terakhir)

  Hari/Tanggal:  Sabtu, 14 September 2024 Kegiatan: Observasi Pembelajaran di Kelas 5 dan Kelas 3 A. Pendahuluan Laporan ini disusun sebaga...