Mengenai Saya

Foto saya
Semua orang bisa menjadi Guru dan semua orang bisa menjadi Murid.

Minggu, 02 Juli 2023

Hakikat Kurban




Allah menciptakan hidup di dunia ini, sebagai anugerah yang harus kita syukuri. Namun, hakikat kurban mengajarkan kita pentingnya mengorbankan sesuatu yang kita cintai untuk mencapai ketiadaan atau total penyerahan diri kepada Sang Pencipta.

Dalam Hari Raya Idul Adha, kita diajak untuk mengingat Nabi Ibrahim as., yang dengan tekad teguh siap mengorbankan putranya Ismail. Inilah cerminan kesediaan dan kepasrahan yang patut kita teladani.

Melalui peristiwa ini, Allah menguji dan mengajarkan kepada kita bahwa cinta kepada-Nya harus melebihi segalanya, bahkan jika itu berarti mengorbankan hal-hal yang kita anggap paling berharga.

Hakikat kurban mengajarkan kita untuk mengesampingkan nafsu dan kecintaan duniawi serta meningkatkan kualitas keimanan kita. Menempatkan rasa cinta kepada Allah dan ketundukan kepada-Nya di atas segalanya merupakan bukti ketaatan yang sejati.

Kurban juga bertujuan untuk membantu umat manusia yang kurang beruntung dan membutuhkan. Dengan berbagi daging kurban kepada mereka yang membutuhkan, itu adalah bentuk konkret dari empati dan rasa kemanusiaan.

Hari Raya Idul Adha mengajarkan kita bahwa mengorbankan untuk Allah melampaui hanya mengorbankan hewan semata, tetapi juga melibatkan pengorbanan hati dan akal sehat. 

Mari kita jadikan Hari Raya Idul Adha sebagai momentum untuk merefleksikan nilai-nilai kurban dalam kehidupan kita sehari-hari. Menjadi hamba yang taat dan penuh cinta kepada Allah, serta memiliki semangat berkorban dan berbuat kebaikan kepada sesama.

Hakikat Kurban: Suatu keikhlasan di mana cinta dan pengabdian kepada Allah terletak, serta memberikan manfaat kepada mereka yang kurang beruntung. Semoga hakikat kurban ini selalu membimbing dan menjadi sumber inspirasi dalam hidup kita.


Salam dan Bahagia!

EduA

Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) Kurikulum Merdeka



Kurikulum operasional di satuan pendidikan memuat seluruh rencana proses belajar yang diselenggarakan di satuan pendidikan, sebagai pedoman seluruh penyelenggaraan pembelajaran. untuk menjadikannya bermakna, kurikulum operasional satuan pendidikan dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik dan satuan pendidikan.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU Sisdiknas/2003). Pemerintah pusat menetapkan kerangka dasar dan struktur kurikulum yang menjadi acuan untuk pengembangan kurikulum operasional satuan pendidikan.

Komponen dalam kurikulum operasional ini disusun untuk membantu proses berpikir dan pengembangan pembelajaran di satuan pendidikan. Dalam pengembangannya, dokumen ini juga merupakan hasil refleksi semua unsur pendidik di satuan pendidikan yang kemudian ditinjau secara berkala guna disesuaikan dengan dinamika perubahan dan kebutuhan peserta didik.

Prinsip pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan

  1. Berpusat pada peserta didik, yaitu pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi, kebutuhan perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan peserta didik. Profil Pelajar Pancasila selalu menjadi rujukan pada semua tahapan dalam penyusunan kurikulum operasional sekolah
  2. Kontekstual, menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, konteks sosial budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan industri (khusus SMK), dan menunjukkan karakteristik atau kekhususan peserta didik berkebutuhan khusus (khusus SLB)
  3. Esensial, yaitu memuat semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan dan digunakan di satuan pendidikan. bahasa yang digunakan lugas, ringkas, dan mudah dipahami
  4. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual
  5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pengembangan kurikulum satuan pendidikan melibatkan komite satuan pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan antara lain orang tua, organisasi, berbagai sentra, serta industri dan dunia kerja untuk SMK, di bawah koordinasi dan supervisi dinas Pendidikan atau kantor kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama sesuai dengan kewenangannya.

Profil Pelajar Pancasila

Profil pelajar Pancasila dirancang untuk menjawab satu pertanyaan besar, yaitu “Pelajar dengan profil (kompetensi) seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia?”

“Pelajar lndonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila“

Pernyataan ini berkaitan dengan dua hal, yaitu kompetensi untuk menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan untuk menjadi manusia unggul dan produktif di Abad ke-21. Dalam hal ini, peserta didik Indonesia diharapkan dapat berpartisipasi dalam pembangunan global yang berkelanjutan serta tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan.

Profil Pelajar Pancasila memiliki enam kompetensi yang dirumuskan sebagai dimensi kunci. Keenamnya saling berkaitan dan menguatkan sehingga upaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang utuh membutuhkan berkembangnya keenam dimensi tersebut secara bersamaan, tidak parsial.

Keenam dimensi tersebut adalah:

  1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.
  2. Berkebinekaan global.
  3. Bergotong-royong.
  4. Mandiri.
  5. Bernalar kritis.
  6. Kreatif.

Dimensi-dimensi tersebut menunjukkan bahwa profil Pelajar Pancasila tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri sebagai bangsa lndonesia sekaligus warga dunia.

Penjelasan di atas menggambarkan posisi dan fungsi Profil Pelajar Pancasila dalam kurikulum sekolah, yaitu sebagai:

  1. Tujuan jangka panjang segala proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah
  2. Kompetensi dan karakter yang perlu dikembangkan oleh setiap warga sekolah
  3. Benang merah yang menyatukan segala praktik yang dijalankan di sekolah


Komponen Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan

Komponen ini menjadi komponen utama yang ditinjau setiap 4-5 tahun. 

Untuk SMK, Karakteristik Satuan Pendidikan, Visi, dan Misi disusun untuk satuan pendidikan, sedangkan komponen Tujuan, Pengorganisasian pembelajaran, Rencana Pembelajaran, Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional disusun untuk setiap program keahlian pada satu dokumen yang sama.


Karakteristik Satuan Pendidikan

Dari analisis konteks, dirumuskan karakteristik sekolah yang menggambarkan keunikan sekolah dalam hal peserta didik, sosial, budaya, guru, dan tenaga kependidikan. Untuk SMK, karakteristik melingkupi satuan pendidikan dan program keahliannya. 


Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan

Visi

  1. menggambarkan bagaimana peserta didik menjadi subjek dalam tujuan jangka panjang sekolah dan nilai-nilai yang dituju
  2. nilai-nilai yang mendasari penyelenggaraan pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai Profil Pelajar Pancasila

Misi

  1. misi menjawab bagaimana sekolah mencapai visi
  2. Nilai-nilai yang penting untuk dipegang selama menjalankan misi
  3. tujuan akhir dari kurikulum sekolah yang berdampak kepada peserta didik
  4. tujuan menggambarkan tahapan-tahapan (milestone) penting dan selaras dengan misi
  5. strategi sekolah untuk mencapai tujuan pendidikannya
  6. Kompetensi/karakteristik yang menjadi kekhasan lulusan sekolah tersebut dan selaras dengan profil Pelajar Pancasila.

Untuk SMK visi dan misi disusun untuk lingkup sekolah, sedangkan tujuan disusun untuk lingkup program keahlian berdasarkan analisis kebutuhan dunia kerja.


Komponen Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan

Komponen ini menjadi komponen utama yang ditinjau setiap tahun

Pengorganiasasian Pembelajaran

Cara sekolah mengatur muatan kurikulum dalam satu rentang waktu, dan beban belajar, cara sekolah mengelola pembelajarannya untuk mendukung pencapaian cP dan Profil Pelajar Pancasila (mis: mingguan, sistem blok, atau cara pengorganisasian lainnya).

  1. lntrakurikuler, berisi muatan/mata pelajaran dan muatan tambahan lainnya jika ada (mulok). Untuk SMK, mata pelajaran dan/atau konsentrasi disusun oleh satuan pendidikan bersama dunia kerja.
  2. Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila, menjelaskan pengelolaan projek yang mengacu pada profil Pelajar Pancasila pada tahun ajaran tersebut. Untuk PAUD, projek penguatan profil pelajar Pancasila disatukan dalam kegiatan pembelajaran, tidak terpisah dengan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Untuk SMK, projek ini ditambah dengan tema Kebekerjaan dan Budaya kerja sehingga namanya menjadi projek penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja.
  3. Praktik Kerja Lapangan (PKL, untuk SMK). Menyiapkan peserta didik agar memiliki pengalaman dan kompetensi di dunia kerja 
  4. Ekstrakurikuler. Gambaran ekstrakurikuler dalam bentuk matriks/tabel

Rencana Pembelajaran

Rencana pembelajaran, terdiri dari

  1. rencana pembelajaran untuk ruang lingkup satuan pendidikan seperti silabus atau alur pembelajaran/unit mapping lengkap dengan gambaran besar asesmen dan sumber belajar yang mencakup kegiatan intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila, serta program prioritas satuan pendidikan
  2. rencana pembelajaran untuk ruang lingkup kelas seperti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)/modul ajar (MA) atau rencana kegiatan lainnya. Untuk dokumentasi rencana pembelajaran ini, satuan pendidikan cukup melampirkan beberapa contoh RPP/MA atau bentuk rencana kegiatan yang mewakili inti dari rangkaian pembelajaran pada bagian Lampiran.

Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan Profesional

Kerangka bentuk pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional yang dilakukan untuk peningkatan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan di satuan pendidikan. Pelaksanaan ini dilakukan oleh para pemimpin satuan pendidikan secara internal dan bertahap sesuai dengan kemampuan satuan pendidikan.

Lampiran
  • Contoh-contoh rencana pembelajaran ruang lingkup kelas
  • Contoh rencana kegiatan projek penguatan Profil Pelajar Pancasila
  • Referensi landasan hukum atau landasan lain yang kontekstual dengan karakteristik sekolah





Rabu, 28 Juni 2023

Refleksi Idul Kurban dengan Semangat Kepramukaan


Pada Hari Raya Idul Kurban, umat muslim merayakan momentum penting dalam agama mereka yang melibatkan pengorbanan. Ketika merenungkan makna yang diusung oleh Hari Raya Idul Kurban, ada beberapa aspek yang dapat direfleksikan dengan nilai-nilai kepramukaan yang dianut oleh Gerakan Pramuka. Berikut ini adalah beberapa refleksi tersebut:

1. Pengorbanan dan Kepedulian: Hari Raya Idul Kurban mengajarkan pentingnya mengorbankan sesuatu yang kita miliki demi kepentingan yang lebih besar. Dalam kepramukaan, nilai pengorbanan tercermin dalam moto "Rela menolong dan tabah". Pramuka diajarkan untuk peduli dan membantu sesama tanpa mengharapkan apapun sebagai balasannya. Semangat hari raya Idul Kurban menjadi pengingat agar kita selalu memiliki sikap kepedulian dan siap untuk berkorban untuk kebaikan bersama.



2. Solidaritas: Pada Idul Kurban, domba yang dikorbankan untuk berbagi dagingnya dengan mereka yang membutuhkan, mengajarkan pentingnya solidaritas. Solidaritas adalah salah satu nilai dasar Gerakan Pramuka yang memadukan rasa memiliki dan gotong royong demi terciptanya kerukunan dan kebersamaan. Dalam semangat hari raya Idul Kurban, kita bisa merenungkan tentang pentingnya saling membantu dan berbagi untuk memperkuat ikatan sosial.


3. Kejujuran dan Keteladanan: Dalam kepramukan, nilai kejujuran dan keteladanan sangat ditekankan. Membangun kepercayaan dan menjadi teladan yang baik bagi orang lain merupakan hal yang sangat penting. Pada Hari Raya Idul Kurban, kita bisa mencermin sikap kejujuran ketika menyembelih hewan qurban, menjual daging, dan berbagi dengan tepat dan adil kepada yang membutuhkan. Semangat ini juga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, di mana Pramuka diajarkan untuk selalu jujur dan menjadi teladan bagi orang lain.


4. Kemandirian dan Keterampilan: Menjadi Pramuka berarti menjadi individu yang mandiri dan memiliki berbagai keterampilan. Pada Hari Raya Idul Kurban, seseorang yang berkurban dilibatkan langsung dalam proses pemotongan dan membagi daging qurban kepada yang membutuhkan. Hal ini mengajarkan pentingnya kemandirian dan keterampilan dalam menghadapi tugas dan tanggung jawab. Semangat ini menjadi nilai yang dapat diterapkan dalam Kepramukaan, di mana anggota diajarkan untuk mandiri dan memiliki berbagai keterampilan yang diperlukan untuk membantu orang lain.


Refleksi nilai kepramukaan dengan semangat Hari Raya Idul Kurban, kita bisa belajar banyak tentang pentingnya pengorbanan, solidaritas, kejujuran, keteladanan, kemandirian, dan keterampilan. Semangat ini akan mendorong perkembangan diri dan menginspirasi untuk menjadi Pramuka yang lebih baik dalam melayani masyarakat dan berkontribusi pada kebaikan bersama mencetak generasi muda yang berkarakter Profil Pelajar Pancasila.

Salam Pramuka, Tetap Semangat Memandu!

Selasa, 27 Juni 2023

Prosesi Api Unggun


Prosesi Api Ungun di kegiatan KeprĂ mukaan merupakan acara yang ditunggu-tunggu seorang Pramuka. Acara penyulutan api unggun dalam suasana keheningan malam, menambah syahdu dan rasa syukur kepada Sang Pencipta.

Kegiatan KMD di Kwarran Leuwimunding juga melaksanakan api unggun. Prosesi diawali laporan Pemimpin api unggun kepada Pembina  Api Ungun dilanjutkan oleh 10 orang yang mewakili masing -masing desa yang ada di Leuwimunding  mengucapkan Dasa Dharma Pramuka, setelah itu api disulut diiringi lagu syukur menambah sakralnya kegiatan tersebut.

Api unggun, yang juga dikenal sebagai api perkemahan atau api tempurung kelapa, adalah sebuah tumpukan kayu atau bahan bakar lain yang dibakar di luar ruangan sebagai cara untuk memberikan cahaya, kehangatan, dan sebagai tempat berkumpul dengan teman-teman atau keluarga di malam hari.

Sebagai salah satu aktivitas luar ruangan yang paling populer, api unggun telah menjadi bagian integral dari budaya perkemahan dan kegiatan luar ruangan. Teman-teman dan keluarga sering berkumpul di sekitar api unggun untuk menghangatkan diri, bermain gitar, atau bahkan memasak makanan di atasnya.

Namun, penting untuk diingat bahwa menghidupkan api unggun juga dapat membawa risiko. Oleh karena itu, perlu diambil langkah-langkah untuk memastikan keamanan saat membuat api unggun. Berikut ini beberapa tips untuk membuat api unggun yang aman:

1. Pilih lokasi yang tepat
Pastikan lokasi di mana api unggun akan dibuat bebas dari bahan-bahan yang mudah terbakar, seperti dedaunan atau bahan bangunan kering. Pilih tempat yang jauh dari pepohonan atau dedaunan kering yang dapat membakar api. Pastikan bahwa api unggun ditempatkan pada permukaan yang rata dan tidak mudah terbakar, seperti batu atau batu bata.

2. Gunakan bahan bakar yang tepat
Pilih bahan bakar yang aman dan mudah dikendalikan. Kayu bakar adalah pilihan yang paling umum digunakan, namun pastikan untuk menggunakan kayu yang kering dan tidak sedang dalam keadaan basah. Bahan bakar lain, seperti batu bara atau bahan bakar cair, harus digunakan dengan hati-hati karena dapat menyebabkan api unggun tidak terkendali.

3. Hindari ukuran yang terlalu besar
Pastikan bahwa tumpukan kayu tidak terlalu besar dan tidak lebih tinggi dari 50 cm. Ukuran yang terlalu besar dapat membuat api unggun sulit dikendalikan dan menyebabkan api bola.

4. Jaga api unggun terkendali
Selalu siapkan air atau pasir di sekitar api unggun untuk memadamkan api jika terjadi keadaan darurat. Jangan meninggalkan api unggun tanpa pengawasan.

5. Bersihkan bekas api dengan benar
Pastikan bekas api sudah padam sebelum dibersihkan. Jangan membuang abu bekas api langsung ke dalam tempat sampah karena masih bisa terbakar. Pastikan abu bekas api sudah dibiarkan dingin selama setidaknya 24 jam sebelum dibersihkan.

Membuat api unggun dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan dan berkesan, namun perlu diingat bahwa keamanan harus menjadi prioritas utama saat melakukannya. Ikuti tips-tips yang disebutkan di atas untuk memastikan kegiatan Anda aman dan nyaman.

Selamat menikmati api unggun!

Nilai-Nilai Membuat Masakan Rimba di Kepramukaan







Kepramukaan adalah gerakan pendidikan nonformal yang bertujuan untuk membentuk karakter dan keterampilan anak muda. Salah satu kegiatan yang sering dilakukan dalam kepramukaan adalah memasak di alam terbuka atau yang biasa disebut dengan masakan rimba. Aktivitas ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga memiliki nilai-nilai penting yang dapat membantu peserta didik dalam pembentukan karakter dan keterampilan mereka. Pada Kegiatan Kursus Mahir Dasar (KMD) di Kwarran Leuwimunding para peserta yang notabenenya Calon Pembina Pramuka melaksanakan kegiatan tersebut.  ANilai-nilai yang terkait dengan membuat masakan rimba di kepramukaan, yaitu:

  1. Membangun Keterampilan: Membuat masakan rimba melibatkan serangkaian keterampilan praktis, seperti membangun api unggun, mengatur alat-alat masak, memasak dengan sumber daya terbatas, dan mengelola bahan makanan dengan efisien. Peserta didik akan belajar tentang teknik memasak yang aman, pengaturan peralatan, dan bagaimana menggunakan sumber daya alam secara bertanggung jawab. Keterampilan ini tidak hanya bermanfaat saat berada di alam, tetapi juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti memasak di rumah atau saat berkemah bersama keluarga.
  2. Kerjasama dan Timwork: Membuat masakan rimba melibatkan kerjasama dan timwork antar peserta didik. Dalam kepramukaan, peserta didik dibagi ke dalam kelompok kecil yang bertanggung jawab untuk merencanakan, mempersiapkan, dan memasak hidangan mereka. Ini memerlukan kerjasama yang baik antar anggota tim, komunikasi yang efektif, dan pengaturan tugas yang tepat. Dalam prosesnya, peserta didik belajar untuk mendengarkan pendapat orang lain, menghormati perbedaan, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Keterampilan kerjasama ini sangat berharga dalam kehidupan sosial dan profesional di masa depan.
  3. Penghargaan Alam: Membuat masakan rimba di kepramukaan juga membantu peserta didik untuk menghargai alam. Dalam proses memasak di alam terbuka, mereka akan belajar tentang keanekaragaman alam, cara memanfaatkan sumber daya alam dengan bijaksana, dan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Peserta didik akan diajarkan untuk tidak meninggalkan jejak, membersihkan tempat setelah selesai memasak, dan menggunakan sumber daya alam secara bertanggung jawab. Ini akan membantu mereka mengembangkan sikap yang peduli terhadap lingkungan sekitar dan memahami pentingnya pelestarian alam untuk generasi mendatang.


Membuat masakan rimba di kepramukaan memiliki nilai-nilai penting dalam pembentukan karakter dan keterampilan peserta didik. Selain membangun keterampilan praktis dalam memasak dan bertahan di alam terbuka, kegiatan ini juga mengajarkan nilai-nilai kerjasama, kerja tim, dan penghargaan terhadap alam. Peserta didik akan belajar tentang keterampilan sosial, pengelolaan sumber daya, dan pentingnya menjaga lingkungan. Oleh karena itu, kegiatan memasak rimba di kepramukaan merupakan pengalaman yang berharga yang dapat membantu peserta didik tumbuh menjadi individu yang tangguh, bertanggung jawab, dan peduli terhadap lingkungan sekitar.

Selamat untuk Calon Pembina Pramuka Kwarran Leuwimunding yang sedang melaksanakan KMD asebagai prasyarat menjadi Pembina Pramuka di Pangkalannya .

Tetap semangat Memandu!








Minggu, 25 Juni 2023

Sudah Siapkah Sekolah Menyambut Tahun Ajaran Baru?

 



Tahun ajaran baru selalu menjadi momen penting bagi sekolah untuk memastikan kesiapan mereka dalam menyambut siswa baru dan memastikan kondisi yang optimal untuk proses pembelajaran. Dalam rangka menyambut tahun ajaran baru 2023/2024, beberapa hal yang harus disiapkan oleh sekolah, khususnya dalam hal kesiapan kompetensi guru, sarana prasarana, dan aspek lainnya yang relevan.


  1. Pembaruan Kurikulum dan Pengembangan Kompetensi Guru: Dalam menyambut tahun ajaran baru, sekolah perlu mengevaluasi kurikulum yang ada dan melakukan pembaruan yang diperlukan. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga relevansi kurikulum dengan tuntutan perkembangan zaman. Selain itu, sekolah juga harus fokus pada pengembangan kompetensi guru. Program pelatihan dan pengembangan profesional harus diselenggarakan agar guru memiliki pemahaman yang baik tentang kurikulum baru, metode pengajaran yang efektif, dan penerapan teknologi dalam pembelajaran misalnya melalui In House Training (IHT, workshop dan lainnya.
  2. Perbaikan Sarana dan Prasarana: Pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana sekolah sangat penting dalam memastikan lingkungan pembelajaran yang aman dan nyaman. Sekolah perlu memeriksa kondisi ruang kelas, peralatan pembelajaran, laboratorium, perpustakaan, dan fasilitas olahraga. Jika ada kerusakan atau kekurangan, perbaikan atau penggantian harus dilakukan sebelum tahun ajaran dimulai. Selain itu, aspek kebersihan sekolah, seperti sanitasi dan kebersihan lingkungan, juga harus diperhatikan.
  3. Penyediaan Sumber Belajar yang Memadai: Sekolah perlu memastikan ketersediaan sumber belajar yang memadai bagi guru dan siswa. Ini termasuk buku teks, referensi, media pembelajaran, perangkat lunak komputer, dan akses internet yang stabil. Mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran juga penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mempersiapkan siswa menghadapi tuntutan era digital.
  4. Penyusunan Rencana Pembelajaran dan Evaluasi: Sebelum tahun ajaran dimulai, sekolah harus menyusun rencana pembelajaran yang terperinci, mencakup pengaturan waktu, strategi pengajaran, dan metode evaluasi. Rencana ini harus mencerminkan kebutuhan siswa dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Selain itu, sekolah perlu mengembangkan sistem evaluasi yang adil dan transparan untuk mengukur kemajuan siswa dan efektivitas pengajaran.
  5. Pengelolaan Kelas dan Pembinaan Siswa: Sekolah harus mempersiapkan strategi pengelolaan kelas yang efektif untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Guru-guru perlu dilengkapi dengan keterampilan dalam mengelola tingkah laku siswa, mengatasi konflik, dan memotivasi siswa. Selain itu, program pembinaan siswa juga penting untuk membantu siswa mengembangkan potensi mereka secara holistik.
  6. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah  (MPLS): MPLS kegiatan yang sangat penting untuk pengenalan Sekolah kepada siswa baru sehingga mereka merasa aman dan nyaman dalam kegiatan di sekolah.


Menyambut tahun ajaran baru 2023/2024, sekolah harus siap menghadapi tantangan kesiapan kompetensi guru, sarana prasarana, dan aspek lainnya yang relevan. Dengan melakukan pembaruan kurikulum, pengembangan kompetensi guru, perbaikan sarana dan prasarana, penyediaan sumber belajar yang memadai, penyusunan rencana pembelajaran dan evaluasi, serta pengelolaan kelas dan pembinaan siswa yang baik, sekolah dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang optimal bagi siswa.

 Demikian, semoga bermanfaat!




Sabtu, 24 Juni 2023

Nilai Positif Perjalanan Malam di Kepramukaan


Perjalanan malam kepramukaan adalah salah satu kegiatan yang sangat dinantikan oleh para anggota pramuka. Selain dapat mengasah keterampilan dan keberanian, kegiatan ini juga dapat memberikan banyak nilai-nilai positif bagi para peserta. Berikut adalah beberapa nilai-nilai perjalanan malam kepramukaan yang dapat diambil:

  1. Keberanian: Perjalanan malam kepramukaan dapat menguji keberanian para peserta. Dalam kegiatan ini, para peserta harus berjalan di malam hari dengan kondisi minim penerangan. Hal ini dapat membuat para peserta merasa takut dan khawatir. Namun, dengan adanya semangat kepramukaan, para peserta dapat mengatasi rasa takut dan menghadapi tantangan dengan penuh keberanian.
  2. Kerjasama: Perjalanan malam kepramukaan juga dapat mengajarkan nilai kerjasama. Dalam kegiatan ini, para peserta harus bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Mereka harus saling membantu dan mendukung satu sama lain agar dapat melewati rintangan dan tantangan yang ada.
  3. Kemandirian: Perjalanan malam kepramukaan juga dapat mengajarkan nilai kemandirian. Para peserta harus dapat mengatur diri sendiri dan mengambil keputusan yang tepat dalam situasi yang sulit. Mereka juga harus dapat mengatasi masalah yang muncul dengan cara yang mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.
  4. Disiplin:Perjalanan malam kepramukaan juga dapat mengajarkan nilai disiplin. Para peserta harus mematuhi aturan dan jadwal yang telah ditetapkan. Mereka harus dapat mengatur waktu dengan baik dan tidak terlambat dalam setiap kegiatan yang ada.
  5. Tanggung jawab:Perjalanan malam kepramukaan juga dapat mengajarkan nilai tanggung jawab. Para peserta harus bertanggung jawab atas diri sendiri dan atas kelompoknya. Mereka harus dapat menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan sekitar serta tidak merusak fasilitas yang ada.

Dalam perjalanan malam kepramukaan, para peserta dapat belajar banyak nilai-nilai positif yang dapat membentuk karakter mereka. Oleh karena itu, kegiatan ini sangat penting untuk dilakukan sebagai bagian dari pembinaan karakter para anggota pramuka.

Visitasi Akreditasi hari Kedua (Terakhir)

  Hari/Tanggal:  Sabtu, 14 September 2024 Kegiatan: Observasi Pembelajaran di Kelas 5 dan Kelas 3 A. Pendahuluan Laporan ini disusun sebaga...