Mengenai Saya

Foto saya
Semua orang bisa menjadi Guru dan semua orang bisa menjadi Murid.

Selasa, 25 November 2025

Mencari Kesempurnaan dalam Ketidaksempurnaan

 


Hari Guru Nasional kembali menyapa. Di tengah sorak-sorai dan ucapan selamat, saya berdiri di depan cermin, bukan mencari pantulan sosok pahlawan tanpa tanda jasa yang diagungkan, melainkan seorang individu yang masih bergumul dengan label "guru yang  hebat."

Mungkin, idealnya, seorang guru adalah mercusuar yang sinarnya tak pernah goyah, gudang ilmu yang tak pernah kering, atau figur bijaksana yang selalu memiliki jawaban sempurna. Namun, di Hari Guru tahun 2025 ini, saya harus jujur: saya belum sempurna.

Kekurangan yang Menjadi Pengingat

  1. Setiap tatapan mata polos yang menanti penjelasan, setiap tangan kecil yang terangkat meminta bimbingan, seolah-olah memperjelas celah-celah dalam diri saya.
  2. Saya bukan ensiklopedia berjalan. Ada kalanya saya harus jeda, mengakui, "Mari kita cari jawabannya bersama,"Pengakuan yang terasa seperti kegagalan di tengah tuntutan untuk tahu segalanya.
  3. Saya masih belajar tentang empati yang sesungguhnya. Terkadang, kelelahan membuat nada suara saya meninggi, ketidaksabaran menyeruak saat harus mengulang materi untuk kesekian kalinya, dan saya khawatir itu melukai semangat belajar mereka.
  4. Rencana pelajaran saya tidak selalu berhasil. Beberapa eksperimen gagal menciptakan percikan "Aha!" yang saya harapkan. Beberapa diskusi menjadi kering, dan saya menyalahkan diri sendiri karena belum menemukan kunci ajaib untuk setiap jenis pikiran.
Setiap ketidaksempurnaan ini bukan hanya kekurangan, melainkan sebuah pengingat yang menyakitkan bahwa perjalanan menjadi guru adalah sebuah proses, bukan tujuan yang telah tercapai. Rasa syukur bercampur dengan rasa rendah hati yang dalam.


Sebuah Permohonan yang Tulus

Di hari menjadi perayaan ini, doa saya adalah sebuah permohonan yang tulus, ditujukan kepada mereka yang menjadi alasan saya berdiri di sini: para murid saya.

Wahai anak-anakku tersayang!

Saya harap, di tengah kekurangan saya, kalian bisa menemukan inti dari apa yang coba saya berikan. Saya harap kalian dapat menerima saya sebagai pendidik yang otentik, yang juga manusia biasa, yang masih berjuang untuk menjadi versi terbaik dirinya.

Terimalah pelajaran yang saya berikan dengan segala keterbatasannya. Ambillah ilmu yang relevan, tinggalkan cara penyampaian yang kurang pas. Lihatlah pada upaya yang tulus, bukan pada kesempurnaan performa.


Harapan yang Melampaui Ruang Kelas

Pada akhirnya, refleksi ini bermuara pada satu harapan tunggal yang melampaui segala capaian kurikulum atau angka rapor:

Saya berharap kalian memiliki kehidupan yang lebih baik.

Saya tidak berambisi untuk menciptakan miniatur dari diri saya; saya ingin kalian menjadi versi yang lebih besar, lebih berani, dan lebih bahagia dari apa pun yang pernah saya bayangkan.

  1. Semoga kalian menemukan kekuatan untuk mengejar impian tanpa ragu.
  2. Semoga kalian memiliki kebijaksanaan untuk membedakan antara yang benar dan yang mudah.
  3. Semoga kalian menemukan kedamaian di hati dan kehangatan di rumah kalian.
  4. Semoga kalian sukses tidak hanya dalam karir, tetapi dalam kualitas hidup, dalam cinta, dan dalam kemanusiaan.

Jika suatu saat nanti, kalian mengingat guru yang belum sempurna ini, saya harap kenangan itu adalah kenangan tentang seseorang yang, meskipun sering tersandung, selalu berdiri kembali untuk menunjukkan bahwa belajar dan berkembang adalah perjalanan seumur hidup, sebuah perjalanan yang tak pernah berakhir, bahkan bagi seorang guru.

Selamat Hari Guru Nasional 2025. Semoga semangat belajar kita, baik murid maupun guru, tak pernah padam.


Twibbonze HGN dan HUT PGRI 80

Senin, 10 November 2025

Diklat Fungsional GTK dalam Rangka HUT PGRI Ke-80 dan HGN Tahun 2025

 




Membangkitkan Generasi Emas: Kisah Transformasi Guru di Leuwimunding

Tahun 2025 menjadi penanda penting bagi dunia pendidikan Indonesia. Di tengah gemuruh perayaan HUT PGRI Ke-80 dan Hari Guru Nasional (HGN) 2025 , PGRI Cabang Kecamatan Leuwimunding menyadari satu kebenaran yang mendesak: untuk mencapai visi "Guru Bermutu Indonesia Maju", para pendidik harus bertransformasi.

Latar belakangnya begitu nyata dan menantang: data PISA 2022 menunjukkan bahwa 99% murid Indonesia masih berkutat pada tingkat berpikir rendah (LOTS), sementara hanya 1% yang mencapai kecakapan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Inilah panggilan darurat untuk melakukan pergeseran pedagogi guna mempersiapkan Visi Indonesia 2045.

Menjawab tantangan tersebut, PGRI Cabang Kecamatan Leuwimunding meluncurkan sebuah inisiatif strategis: Diklat Fungsional Guru Pembelajaran Mendalam. Ini bukanlah sekadar agenda rutin, melainkan investasi strategis dalam membangun fondasi pendidikan masa depan.

Pelaksanaan dan Target 

Diklat ini dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, 17 hingga 19 November 2026 , bertempat di SDN Ciparay I. Seluruh Guru dan Tenaga Kependidikan dari jenjang Kober hingga SMA/SMK/MA di wilayah Leuwimunding, dengan target estimasi 150-200 orang, diundang untuk ambil bagian dalam transformasi ini.

Tujuan utamanya:

  • Meningkatkan pemahaman guru tentang konsep Pembelajaran Mendalam (PM), sebuah pendekatan holistik yang memuliakan dan menekankan proses belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, hati, rasa, dan raga.
  • Menguatkan kemampuan guru dalam menerapkan tiga prinsip dasar PM.
  • Menguasai Kerangka Pembelajaran PM, yang meliputi Praktik Pedagogis, Kemitraan Pembelajaran, Lingkungan Pembelajaran, dan Pemanfaatan Digital.

Target capaian (Output) dari diklat ini adalah setiap peserta mampu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau Modul Ajar yang mengintegrasikan prinsip-prinsip PM dan berfokus pada pengembangan Delapan Dimensi Profil Lulusan (Keimanan, Kewargaan, Kreativitas, Penalaran Kritis, Kolaborasi, Kemandirian, Kesehatan, Komunikasi).

Tokoh di Balik Transformasi

Di balik kegiatan monumental ini berdiri tim pelaksana yang diketuai oleh Jamat Agus Suganda, S.Pd., M.M.Pd., yang juga merupakan Ketua PGRI Cabang. Sementara itu, Endung, S.Pd. berperan ganda sebagai Steering Committee (SC) pengarah substansi dan program, serta sebagai Sekretaris Pelaksana.

Para peserta akan dibimbing oleh narasumber utama, termasuk Dr. Diah Gusrayani, M.Pd. dari UPI Kampus Sumedang, seorang pakar yang akan mendalami Konsep, Kerangka, dan Prinsip PM dan Hanikah, M.Pd (Dosen UMC). Peserta  juga akan mendapatkan arahan kebijakan dari Kepala Dinas Pendidikan dan Pengurus PGRI Kabupaten Majalengka.

keberhasilan diklat ini akan menjadi tolok ukur komitmen PGRI Cabang Kecamatan Leuwimunding dalam mengemban amanah profesionalisme guru. Harapannya, para guru dapat bertransformasi menjadi Aktivator, Kolaborator, dan Pengembang Budaya Belajar yang suportif.

Ini adalah ikhtiar kolektif yang didukung penuh oleh berbagai pihak , dengan satu cita-cita tunggal: mengantarkan Indonesia MAJU melalui guru-guru yang BERMUTU. Dengan semangat Pembelajaran Mendalam, Leuwimunding bergerak maju, menanamkan benih-benih kecakapan abad ke-21 di setiap ruang kelas.

Perayaan HUT PGRI Ke-80 dan HGN Tahun 2025 Kecamatan Leuwimundimg




Tahun 2025 menjadi tahun yang sangat istimewa. Tepat pada tanggal 25 November, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) akan genap berusia 80 tahun. Momen monumental ini, beriringan dengan peringatan Hari Guru Nasional (HGN), adalah kesempatan emas bagi kita semua, khususnya anggota PGRI Cabang Kecamatan Leuwimunding, untuk tidak sekadar merayakan, namun juga untuk menegaskan kembali peran strategis guru sebagai pencetak masa depan bangsa.

Latar Belakang: Dari Apresiasi ke Konsolidasi Organisasi

Peringatan HUT PGRI ke-80 dan HGN 2025 bukanlah sekadar rutinitas seremonial. Ini adalah wujud penghargaan tertinggi kepada para guru atas dedikasi tanpa batas dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Jamat Agus Suganda, S.Pd., M.MPd., Ketua PGRI Cabang Kecamatan Leuwimunding, menegaskan bahwa peringatan ini memiliki makna yang lebih dalam. "HUT PGRI Ke-80 dan Hari Guru Nasional 2025," ujar beliau, "diharapkan menjadi sarana konsolidasi organisasi untuk memperkuat barisan PGRI, sekaligus menjadi wujud apresiasi tertinggi bagi seluruh anggota atas kontribusi dan dedikasinya."

Dengan mengusung tema nasional yang kuat, "Guru Bermutu Indonesia Maju", dan diperkuat oleh semangat kedaerahan yang membanggakan, "Majalengka Langkung Sae", PGRI Leuwimunding terpanggil untuk bertindak nyata. Tujuan utama dari serangkaian kegiatan ini adalah menciptakan guru yang lebih kompeten, berdaya saing, dan solid demi kemajuan daerah dan bangsa.


 Fokus Kegiatan: Kompetensi, Solidaritas, dan Kebugaran

Rangkaian perayaan ini dirancang secara komprehensif, memadukan peningkatan profesionalisme dan penguatan kekompakan:

  1. Peningkatan Kompetensi (Diklat Fungsional GTK): Untuk mencetak guru yang berdaya saing, kami menyelenggarakan Diklat Fungsional berupa pelatihan dan workshop bagi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) pada 17-19 November 2025. Ini adalah investasi substansial dalam mutu pendidikan di Kecamatan Leuwimunding.
  2. Solidaritas dan Sportivitas (Olah Raga dan Kirab): Semangat kekeluargaan dan kebugaran akan dipupuk melalui:

  • Pertandingan Olahraga (Bulutangkis, Tenis Meja) yang menumbuhkan sportivitas dan kesehatan jasmani.
  • Jalan Santai bersama seluruh anggota PGRI Kabupaten Majalengka pada 15 November 2025.
  • Kirab PGRI (Pawai/Defile) pada 19 November 2025, yang akan menjadi manifestasi visual dari kekompakan dan eksistensi PGRI kepada masyarakat luas.

3. Puncak Penghormatan: Rangkaian acara akan ditutup dengan Upacara HUT PGRI dan HGN Tingkat Kabupaten pada 25 November 2025 di GGM dan Nasional tanggal 29 November 2025.

 

Peringatan HUT PGRI ke-80 dan Hari Guru Nasional tahun 2025 ini adalah penegasan kembali atas janji kita sebagai pendidik bangsa. Guru yang bermutu adalah fondasi utama bagi terwujudnya Majalengka yang lebih baik (Sae) dan Indonesia yang lebih maju.


Minggu, 27 Juli 2025

Laporan Kegiatan Kursus Mahir Dasar (KMD) Kwarcab Majalengka di Leuwimunding


Pendahuluan

Kursus Mahir Dasar (KMD) adalah program pelatihan fundamental dalam Gerakan Pramuka yang bertujuan untuk membekali calon atau pembina pramuka aktif dengan pengetahuan esensial dan keterampilan praktis yang diperlukan untuk membimbing dan melatih pramuka muda secara efektif. Laporan ini merangkum pelaksanaan KMD yang diselenggarakan oleh Kwarcab Majalengka di Kwarran Leuwimunding dari tanggal 26 Juni hingga 2 Juli 2025.

  1. Lokasi: SDN Ciparay I Kwarran Leuwimunding 
  2. Tanggal: 26 Juni 2025 – 2 Juli 2025
  3. Jumlah Peserta: 49 orang:(PNS,P3K dan honorer)
  4.  Pemimpin Kursus (Pinsus): Kak Iin Laela Parid, M.Pd.i, MG

Tujuan dan Sasaran

Tujuan

Tujuan utama KMD ini adalah untuk Tujuan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar, disingkat KMD, adalah untuk memberi bekal pengetahuan dan pengalaman praktis membina Pramuka

Sasaran

Setelah mengikuti Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar, peserta mampu:

  1. Memahami, menghayati dan melaksanakan AD & ART Gerakan Pramuka.
  2. Menjelaskan tentang Kepramukaan serta perkembangannya.
  3. Menerapkan kepramukaan secara efektif dan efisien dalam membina Pramuka sesuai dengan golongannya.
  4. Membina dan mengembangkan mental, fisik, intelektual, emosional dan sosial sesuai dengan golongannya sehingga dia mampu berperan positif dalam masyarakat lingkungannya.
  5. Menerapkan kepemimpinan yang dijiwai dan bersumber pada Prinsip Dasar Kepramukaan dan Kode Kehormatan Pramuka.
  6. Mengelola Program Kegiatan Peserta Didik (Prodik) sesuai dengan golongannya dan mengelola satuannya.

Peserta

Kursus ini diikuti oleh 49 peserta, yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) dan honorer, Latar belakang mereka yang beragam turut memperkaya lingkungan belajar dan memfasilitasi pertukaran pengalaman.


Metode

Materi KMD disajikan dengan pendekatan andragogi, berfokus pada pembelajaran diri interaktif progresif dengan melibatkan peserta secara langsung dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode, diantaranya:
  1. Dinamika Kelompok
  2. Diskusi kelompok
  3. Curah gagasan
  4. Metta Plan (Country Fair)
  5. Studi kasus
  6. Kerja kelompok
  7. Demonstrasi
  8. Bermain peran
  9. Presentasi
  10. Simulasi
  11. Base Method
  12. Berbagai kegiatan praktek (kesiagaan, kepenggalangan, kepenegakan, kepandegaan, scouting skill, dan permainan)
  13. Open Forum
  14. Rencana Tindak Lanjut (RTL)/Action Plan

Pelaksanaan Kursus

Di bawah bimbingan Kak Iin Laela Farid, M.Pd.i, MG sebagai Pimpinan Kursus (Pinsus), KMD dilaksanakan melalui kombinasi sesi teori, latihan praktis, diskusi, dan simulasi. Kurikulum mencakup:

  1. Upacara Pembukaan Kursus
  2. Orientasi Kursus
  3. Tes Awal
  4. Dinamika Kelompok dan P
  5. UU RI No. 12 Tahun 2010, AD dan ART Gerakan Pramuka
  6. Kepramukaan, Sejarah, dan Pendidikan Kepramukaan
  7. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan
  8. Kode Kehormatan, Kiasan Dasar, dan Motto
  9. Program Kegiatan Peserta Didik (Prodik)
  10. Program Kegiatan Peserta Didik (Prodik) Siaga
  11. Program Kegiatan Peserta Didik (Prodik) Penggalang
  12. Program Kegiatan Peserta Didik (Prodik) Penegak dan Pandega
  13. Memahami Peserta Didik dan Kebutuhannya
  14. Menciptakan Kegiatan yang Menarik, Menantang dan Mengandung Pendidikan
  15. Struktur Organisasi dan Majelis Pembimbing Gerakan Pramuka
  16. Satuan Karya Pramuka
  17. Organisasi dan Administrasi Gugus Depan Pramuka
  18. Dewan Satuan dan Forum S, G, T, D
  19. SKU/TKU, SKK/TKK, SPG/TPG
  20. Cara Menguji SKU/TKU, SKK/TKK, SPG/TPG
  21. Upacara dan Permainan Sebagai Alat Pendidikan
  22. Keterampilan Kepramukaan
  23. Keterampilan Kepramukaan Pramuka Siaga.
  24. Keterampilan Kepramukaan Pramuka Penggalang
  25. Keterampilan Kepramukaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
  26. Penjelajahan
  27. Api Unggun Malam Apresiasi Budaya
  28. Forum Terbuka
  29. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
  30. Tes Akhir dan Evaluasi
  31. Upacara Penutupan Kursus

Jadwal harian disusun untuk menyeimbangkan pembelajaran intensif dengan aplikasi praktis, memastikan peserta memperoleh pengalaman langsung dalam berbagai kegiatan kepramukaan. Penugasan kelompok dan proyek kolaboratif ditekankan untuk mendorong kerja sama tim dan keterampilan pemecahan masalah.


Tantangan dan Keberhasilan

Meskipun kursus berjalan lancar secara keseluruhan, beberapa tantangan logistik kecil berhasil dikelola dengan efektif oleh panitia penyelenggara. Tingginya antusiasme dan partisipasi aktif dari seluruh 49 peserta merupakan keberhasilan yang signifikan, menunjukkan komitmen mereka untuk menjadi pembina pramuka yang efektif. Dedikasi Pelatih, yang dipimpin oleh Kak Iin Laela Farid, M.Pd.i, MG, juga berperan penting dalam keberhasilan penyampaian kurikulum yang komprehensif.


Kesimpulan dan Rekomendasi

Kursus Mahir Dasar (KMD) yang diselenggarakan di Kwarran Leuwimunding dari tanggal 26 Juni hingga 2 Juli 2025 berhasil mencapai tujuannya dalam mempersiapkan 49 peserta untuk menjadi pembina pramuka yang kompeten sehingga bisa melaksanakan pengembangan di pangkalannya masing-masing sesuai dengan RTL yang disusun peserta. Keterlibatan aktif peserta dan kepemimpinan efektif dari Pimpinan Kursus memastikan pengalaman pelatihan yang produktif dan berdampak.

Direkomendasikan agar Kwarcab Majalengka terus menyelenggarakan program pelatihan penting semacam ini secara teratur untuk memastikan pasokan pembina pramuka yang berkualitas dan berdedikasi terus-menerus, sehingga memperkuat Gerakan Pramuka di wilayah Leuwimunding khusunya. Selain itu, kegiatan tindak lanjut atau pelatihan lanjutan (KML) dapat dipertimbangkan untuk para peserta ini guna lebih mengasah keterampilan dan kemampuan kepemimpinan mereka. 


Dokumen Kegiatan silahkan Klik Lengkapnya Dokumentasi

Pembekalan Peserta 
















Selasa, 24 Juni 2025

Jam Malam Bagi Peserta Didik Jabar

 



Gubernur Jawa Barat telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 51/PA.03/DISDIK tentang Penerapan Jam Malam Bagi Peserta Didik untuk Mewujudkan Generasi Panca Waluya Jawa Barat Istimewa. Kebijakan ini bertujuan untuk mewujudkan peserta didik yang memiliki karakter Panca Waluya, yaitu Cageur (Sehat), Bageur (Baik), Bener (Jujur), Pinter (Cerdas), dan Singer (Cekatan).

Melalui surat tersebut , peserta didik dibatasi untuk tidak melakukan kegiatan di luar rumah pada malam hari, yaitu mulai pukul 21.00 WIB hingga 04.00 WIB. Namun, terdapat beberapa pengecualian, yakni jika peserta didik:

  1. Mengikuti kegiatan sekolah atau lembaga pendidikan resmi.
  2. Mengikuti kegiatan keagamaan atau sosial di lingkungan tempat tinggal dengan sepengetahuan orang tua/wali.
  3. Sedang berada di luar rumah bersama orang tua/wali.
  4. Dalam kondisi darurat atau bencana.
  5. Dalam kondisi tertentu dengan sepengetahuan orang tua/wali.

Dengan penerapan jam malam, peserta didik diharapkan dapat memiliki waktu yang lebih efektif untuk belajar dan mengembangkan diri. Mereka dapat menggunakan waktu malam untuk membaca, berolahraga, atau melakukan aktivitas lain yang positif. Dengan demikian, peserta didik dapat meningkatkan kemampuan akademis dan non-akademis mereka.

Penerapan jam malam juga diharapkan dapat membantu peserta didik mengembangkan karakter yang baik dan positif. Mereka dapat belajar untuk mengatur waktu, meningkatkan disiplin, dan mengembangkan kemandirian. Dengan demikian, peserta didik dapat menjadi generasi yang lebih baik dan dapat mewujudkan cita-cita mereka.

Gubernur Jawa Barat berharap bahwa kebijakan ini dapat membantu mewujudkan generasi Panca Waluya yang cerdas, berkarakter, dan berprestasi. Dengan kerja sama antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat, diharapkan peserta didik dapat mencapai potensi mereka dan menjadi generasi yang dapat memajukan Jawa Barat.




Surat edaran ini berlaku mulai tanggal ditetapkan dan diharapkan menjadi pedoman bersama bagi semua pihak dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi tumbuh kembang peserta didik.

Unduh SE Gubernur Jabar tentang Penerapan Jam Malam Bagi Peserta Didik dengan Klik SE Gub Jam Malam PD

Selasa, 17 Juni 2025

HIMPAUDI Leuwimunding Regristrasi Menjadi Anggota PGRI



Pada hari Selasa, 17 Juni 2025 di Kober SPS Lame  telah dilaksanakan kegiatan sosialisasi KTA Digital PGRI yang diikuti oleh para guru PAUD yang tergabung dalam Himpunan Pendidik Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) Kecamatan Leuwimunding. Kegiatan ini berlangsung dengan penuh antusias dan semangat kebersamaan, mencerminkan tingginya kesadaran akan pentingnya bergabung dalam organisasi profesi guru, yaitu PGRI.

Kegiatan diawali dengan sambutan hangat dari Ketua HIMPAUDI Kecamatan Leuwimunding Ibu Edah Fuadah, S. Pd, dalam sambutannya, Beliau menyampaikan keinginan besar seluruh anggota HIMPAUDI untuk secara resmi menjadi bagian dari keluarga besar PGRI. Hal ini dianggap sebagai langkah strategis agar guru-guru PAUD dapat memperoleh perlindungan, penguatan kapasitas, dan pengakuan profesional yang lebih baik di dunia pendidikan.

Ketua PGRI Cabang Leuwimunding Bapak Jamat Agus Suganda, S.Pd., M.MPd. memberikan sambutan yang mengapresiasi semangat para guru HIMPAUDI. Beliau menyampaikan bahwa keterlibatan guru PAUD dalam PGRI adalah wujud nyata dari komitmen bersama untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme pendidik sejak jenjang paling dasar. Ia juga menekankan bahwa PGRI terbuka bagi semua guru yang ingin bersama-sama memajukan pendidikan Indonesia.

Sebagai inti kegiatan, narasumber Endung, S.Pd., memberikan penjelasan yang komprehensif mengenai alur registrasi KTA Digital PGRI. Dengan paparan yang jelas dan mudah dipahami, peserta dikenalkan pada langkah-langkah teknis mulai proses pendaftaran, hingga verifikasi keanggotaan dan pengunduhan KTA Digital. Penjelasan tersebut disambut antusias dan banyak peserta mengajukan pertanyaan demi memperjelas proses yang harus dijalani.

Suasana kegiatan berlangsung dengan penuh semangat dan interaksi yang aktif. Para peserta merasa terbantu dan lebih percaya diri untuk segera melakukan pendaftaran sebagai anggota resmi PGRI. Sosialisasi ini menjadi momen penting dalam sejarah kolaborasi antara HIMPAUDI dan PGRI  Kecamatan Leuwimunding, sebagai tonggak awal lahirnya sinergi yang lebih erat antar guru dari berbagai jenjang pendidikan.

Ibu Tia salah seorang guru menyatakan senangnya bisa menjadi anggota PGRI secara resmi. Guru PAUD dari dulu sering mengikuti kegiatan-kegiatan PGRI seperti; perayaan peringatan HUT PGRI, seminar dan lainnya. Dengan menjadi  anggota merasa bangga dan tak malu jika  memakai baju PGRI.

Para guru PAUD  lainnya menyampaikan harapan besar agar ke depannya perhatian terhadap kesejahteraan guru PAUD semakin nyata. Sebagai pendidik di usia emas anak, peran mereka sangat strategis dalam membentuk fondasi karakter dan kecerdasan anak bangsa. Namun hingga kini, kesejahteraan guru PAUD masih jauh dari kata layak. Melalui sinergi dengan PGRI, para guru berharap suara mereka bisa lebih terdengar dan diperjuangkan, baik dalam hal peningkatan pendapatan, status kepegawaian yang jelas, maupun perlindungan profesi yang diharapkan.

Demikian semoga bermanfaat.


HIMPAUDI Leuwimunding... Jaya  Jaya Jaya! 
HIMPAUDI Majalengka ...Berkah Berkah Berkah!
PGRI .... Melayani, Mencerdaskan dan Mensejahterakan!

Silahkan diunduh Materi PPT KTA Digital PGRI

Dokumentasi











Kamis, 12 Juni 2025

Pentingkah menjadi Anggota PGRI?

 




Pentingkah menjadi anggota PGRI? Itulah pertanyaan seorang teman ketika mau registrasi KTA digital PGRI. Pertanyaan tersebut tidak serta merta langsung saya jawab, tetapi dikembalikan lagi:"Menurutmu penting tidak menjadi anggota PGRI?" Dia menjawab sambil tersenyum: " Ah tak penting kalau dilihat sekarang ini menjadi anggota PGRI tidak masuk item penilaian di angka kredit, padahal lumayan menjadi anggota saja kreditnya 0,75." Itulah sepenggal cerita tentang menjadi anggota PGRI, untuk itu izinkan saya memberikan penjelasan pentingnya menjadi anggota PGRI.

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam sistem pendidikan di Indonesia. Mereka tidak hanya bertanggung jawab untuk mengajar, tetapi juga berperan dalam membentuk karakter dan kepribadian siswa. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk menjadi anggota organisasi profesi seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

1. Meningkatkan Profesionalisme Guru

Dengan menjadi anggota PGRI, guru dapat meningkatkan profesionalisme mereka melalui pelatihan, workshop, dan seminar yang diselenggarakan oleh organisasi. Hal ini dapat membantu guru untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan mengikuti perkembangan terbaru dalam bidang pendidikan.

2. Meningkatkan Kesejahteraan Guru

PGRI telah berjuang keras untuk meningkatkan kesejahteraan guru melalui program sertifikasi guru. Berikut beberapa data empiris yang menunjukkan keberhasilan PGRI dalam perjuangannya:

  • Tunjangan Sertifikasi Guru: PGRI berhasil memperjuangkan program sertifikasi guru yang memberikan tunjangan profesi kepada guru-guru di Indonesia. Hal ini berdampak pada peningkatan kesejahteraan guru dan memungkinkan mereka untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
  • Peningkatan Kesejahteraan Guru: Dengan adanya tunjangan sertifikasi, guru-guru dapat merasakan manfaatnya dalam bentuk peningkatan kesejahteraan. Mereka dapat menggunakan tunjangan tersebut untuk meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan kemampuan profesional mereka.
  • Perjuangan PGRI: PGRI tidak pernah berhenti berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan guru. Mereka terus memperjuangkan hak-hak guru dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Perjuangan PGRI telah membawa perubahan yang signifikan bagi para guru, menjadikan mereka terlihat segar, makmur, sehat, serta membawa kesejahteraan bagi keluarga mereka. PGRI juga di garda terdepan agar honorer diangkat menjadi PPPK dan itu berhasil, mungkian ada diantara kita salah satunya yang merasakan.
  • Lahirnya UU Guru dan Dosen: PGRI juga berhasil memperjuangkan lahirnya Undang-Undang Guru dan Dosen yang mengatur adanya tunjangan profesi bagi guru. Hal ini merupakan salah satu contoh keberhasilan PGRI dalam memperjuangkan hak-hak guru dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

3. Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Dengan adanya organisasi profesi seperti PGRI, kualitas pendidikan di Indonesia dapat meningkat. Guru yang tergabung dalam PGRI dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman, sehingga dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan pendidikan secara keseluruhan.

4. Memperjuangankan Guru-Guru yang terkena kasus hukum: PGRI memiliki peran penting dalam memperjuangkan hak-hak guru, termasuk guru yang terkena kasus hukum. Berikut beberapa bukti empiris tentang perjuangan PGRI:

  • Perlindungan Hukum: PGRI memperjuangkan perlindungan hukum bagi guru-guru yang menghadapi kasus hukum. Mereka berupaya untuk memberikan bantuan hukum dan dukungan kepada guru-guru yang membutuhkan.
  • Kasus Guru yang Membutuhkan Perlindungan Hukum: salah satunya yang menjadi kaus nasional PGRI Kabupaten Majalengka memberikan pembelaan ketika salah seorang guru terkena kasus hukum akibat mencukur rambut siswanya sampai bebas berkekuatan hukum yang tetap.

Dengan demikian, menjadi anggota organisasi profesi seperti PGRI sangat penting bagi guru untuk meningkatkan profesionalisme, kesejahteraan, perlindungan dan kualitas pendidikan di Indonesia. Masihkah kita ragu atau tak merasakan peran PGRI sehingga  sampai saat ini kita menikmati tunjangan profesi dan lainnya?

Mencari Kesempurnaan dalam Ketidaksempurnaan

  Hari Guru Nasional kembali menyapa. Di tengah sorak-sorai dan ucapan selamat, saya berdiri di depan cermin, bukan mencari pantulan sosok p...