Mengenai Saya

Foto saya
Semua orang bisa menjadi Guru dan semua orang bisa menjadi Murid.

Senin, 11 Maret 2024

Refleksi Menjelang Bulan Ramadhan 1445 H.

Selamat datang di bulan Ramadan 1445 H! Bulan yang penuh berkah dan ampunan. Di bulan suci ini, mari kita renungkan diri dan melakukan refleksi agar kita dapat memperbaiki diri. Sama seperti bulan Ramadan adalah kesempatan untuk membersihkan hati dan jiwa, mari kita juga membersihkan diri dari kekurangan-kekurangan yang mungkin telah ada dalam diri kita.
Pertama, mari kita renungkan tentang kebaikan dan kejahatan yang telah kita lakukan. Kita semua memiliki kekurangan dan kelemahan, tapi dengan kesadaran akan keadaan ini, kita dapat lebih keras berusaha untuk memperbaiki diri. Kita dapat merenungkan apa yang sudah kita lakukan dengan baik dan bagaimana kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Kedua, berkomitmen untuk melakukan perubahan. Setelah refleksi, penting bagi kita untuk berkomitmen untuk melakukan perbaikan dan perubahan. Apakah itu dalam bentuk perbaikan hubungan dengan orang lain, perbaikan dalam ibadah, atau perbaikan dalam sikap dan perilaku kita sehari-hari.

Terakhir, mari kita jadikan bulan Ramadan sebagai momentum untuk berbenah diri. Jangan sampai kita melewatkan kesempatan emas ini untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Kita semua dapat memperbaiki diri kita masing-masing dan meningkatkan kualitas diri kita sebagai manusia yang taat dan bertanggung jawab.

Semoga dengan melakukan refleksi ini, kita dapat memasuki bulan Ramadan dengan hati yang lebih bersih dan siap untuk bertumbuh secara spiritual dan pribadi. Semoga bulan Ramadan membawa berkah dan maghfirah bagi kita semua. Amin.

Silahkan disemarakkan dengan kampanye di bawah ini!

Minggu, 10 Maret 2024

Lokakarya Komunitas Belajar 1 Program Sekolah Penggerak (PSP) 2 Kab. Majalengka

 


Pada hari Sabtu, 26 Februari 2024, Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Barat bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka menyelenggarakan Lokakarya Komunitas Belajar 1 Program Sekolah Penggerak (PSP) yang membahas tentang pembentukan Komunitas Belajar di sekolah penggerak. Lokakarya ini diikuti Pengawas, Kepala Sekolah dan Komite Pembelajar sekolah penggerak Angkatan 2 Kabupaten Majalengka dan beberapa dari luar seperti Kabupaten Kuningan. 

Acara dimulai pukul 08.00 WIB di SMPN 3 Majalengka. Lokakarya ini bertujuan Pengawas sekolah, kepala sekolah dan pendidik memiliki kompetensi dalam membangun budaya belajar bersama yang berkelanjutan melalui komunitas belajar, sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik.

Sambutan dari BBGP Jawa Barat menharapkan supaya sekolah bisa mewujudkan lingkungan yang aman dan nyaman untuk peserta didik dan diharapakan komunitas belajar menjadi media bagi pengembangan kompetensi guru secara kolaboratif. 

Sementara sambutan dari dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka diwakili oleh Kepala Bidang GTK sangat menarik, setelah berbalas pantun dengan perwakilan BBGP menyampaikan ilustrasi pemahaman peserta didik akan berbeda-beda sesuai dengan kemampuannya. Beliau juga berharap sekolah penggerak menjadi role model implementasi disiplin positif.

Fasilitator kelas H Ibu Erna Labudasari, M.Pd. yang merupakan Dosen pula di Universitas Muhamadiyah Cirebon (UMC) memberikan pemahamam Komunitas Belajar di sekolah penggerak. Ibu Erna Labudasari, M.Pd. memaparkan tentang konsep dan manfaat dari Komunitas Belajar, serta langkah-langkah praktis untuk memulai pembentukan Komunitas Belajar di sekolah.

Pembelajaran diawali dengan kesepakatan kelas yang disusun bersama-sama. Sebelum materi dimulai peserta diminta terlebih dahulu mengisi lembar refleksi komunitas belajar yang telah berjalan di sekolahnya. Proses pembelajaran  mengikuti alur Merdeka yaitu:

  1. Mulai dari diri: Peserta mengisi lembar kerja yang berisi pertanyaan reflektif berhubungan komunitas belajar di satuan pendidikan
  2. Eksplorasi Konsep: Mempelajari konsep kunci  Komunitas Belajar
  3. Ruang Kolabarasi; Mendiskusikan tentang pengembangan komunitas belajar berkelanjutan dalam satuan pendidikan
  4. Elaborasi Pemahaman: penguatan materi melalui berbagi hasil pembuatan rencana pengembangan komunitas belajar, berdiskusi dan memberikan
  5. Demonstrasi Kontekstual: Membuat rencana pengembangan komunitas belajar keberlanjutan berdasarkan hasil analisis kebutuhan satuan pendidikan
  6. Refleksi Terbimbing: Merefleksikan mengenai tantangan yang mungkin terjadi pada sesi ruang kolaborasi
  7. Koneksi Antar Materi: Berdiskusi dan membuat kesimpulan terkait pembelajaran yang telah diperoleh.
  8. (Rencana) Aksi Nyata: Membuat rencana aksi nyata perencanaan keberlanjutan komunitas belajar 

Selama lokakarya, peserta aktif bertanya dan berdiskusi mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam pembentukan Komunitas Belajar. Ibu Erna Labudasari, M.Pd. memberikan solusi-solusi praktis dan tips-tips untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut. 

Sekilah tentang Pembentukan Komunitas Belajar

Komunitas Belajar adalah Sekelompok pendidik dan tenaga kependidikan dalam satu sekolah yang belajar bersama-sama dan berkolaborasi secara rutin dengan tujuan yang jelas dan terukur untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar peserta didik.

Tujuan Komunitas Belajar

Meningkatkan kompetensi pendidik dan membangun budaya belajar bersama yang berkelanjutan

Ada 3 Jenis komunitas belajar yaitu:

  1. Komunitas belajar dalam sekolah: Anggota dari komunitas belajar dalam sekolah ini adalah guru dan kepala sekolah dalam satu sekolah yang sama.
  2. Komunitas belajar antar sekolah: Anggota dari komunitas belajar antar sekolah ini terdiri dari guru, kepala sekolah, pengawas sekolah dalam satu gugus, dalam satu Kabupaten/kota yang sama, seperti: Komunitas Guru Belajar Nusantara, PKG (dan gugus PAUD), MGMP/KKG, MKKS/KKKS, dan komunitas Guru Penggerak.
  3. Komunitas belajar daring: Anggota dari komunitas belajar daring ini terdiri dari guru, kepala sekolah, pengawas sekolah yang belajar bersama dalam sebuah platfom daring tertentu misalnya PMM atau melalui: Facebook group, WhatsApp group, Telegram dan sebagainya.

Perpindahan Komunitas Praktisi ke Komunitas Belajar

Komunitas Praktisi:

  1. Komunitas praktisi belum bisa mewadahi konsep komunitas belajar dalam sekolah.
  2. Ruang lingkup komunitas praktisi hanya pada peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan.
  3. Contoh komunitas praktisi adalah komunitas belajar antar sekolah ataupun daring (dalam PMM).

Komunitas belajar

  1. Istilah komunitas belajar memiliki ruang lingkup yang lebih luas sehingga dapat memayungi tiga komunitas belajar, khususnya komunitas belajar dalam sekolah.
  2. Komunitas belajar menjadi wadah untuk merealisasikan terjadinya kolaborasi antar pendidik, meminimalisir ketimpangan kompetensi antar pendidik.
  3. Komunitas belajar berdampak pada pada peningkatan kualitas pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.

Peran Komunitas Belajar

  1. Memfasilitasi belajar bersama tentang Kurikulum Merdeka
  2. Memfasilitasi diskusi untuk memecahkan masalah seputar Kurikulum Merdeka
  3. Memfasilitasi proses berbagi praktik baik dengan rekan sejawat tentang implementasi Kurikulum Merdeka
  4. Memfasilitasi refleksi pembelajaran rekan sejawat

Tujuan Utama Membangun Komunitas Belajar:

  1. Mengedukasi: Anggota komunitas dengan mengumpulkan dan berbagi informasi terkait pertanyaan dan masalah terkait praktik
  2. Memfasilitasi: Interaksi dan kolaborasi antara anggota komunitas untuk mulai belajar dan belajar secara berkelanjutan
  3. Mendorong: Anggota meningkatkan kompetensi diri anggota melalui saling berbagi dan diskusi
  4. Mengintegrasikan Pembelajaran: Didapatkan melalui komunitas dalam pekerjaan sehari-hari.
Tiga Ide Besar Pengelolaan Komunitas Belajar

Ada Tiga (3) Ide Besar Dalam Kemunitas Belajar (Kombel) yaitu:

  1. Fokus pada pembelajaran.
  2. membudayakan kolaborasi dan tanggung jawab kolektif.
  3. berorientasi pada hasil (pembelajaran murid).

 Fokus pada pembelajaran:

  1. Pendidik dalam komunitas belajar dalam sekolah memiliki kewajiban untuk menunjukkan kinerja terbaiknya dalam mendampingi peserta didik agar dapat menguasai dan memperoleh hasil terbaik dari hal yang dipelajari.
  2. Pendidik dituntut untuk terus belajar sebagai upaya pencapaian tertinggi bagi kemampuan peserta didik

Empat pertanyaan kunci bagi pendidik dalam memberikan pembelajaran yang berkualitas:

  1. Apa yang harus dipelajari peserta didik? Apakah tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta didik?
  2. Bagaimana mengetahui bahwa peserta didik telah belajar? Bagaimana cara memantau pembelajaran peserta didik?
  3. Apa yang harus dilakukan pendidik jika beberapa peserta didik tidak belajar? Dukungan seperti apa yang diberikan kepada mereka?
  4. Apa yang harus dilakukan pendidik jika beberapa peserta didik telah belajar? Pengayaan seperti apa yang akan diberikan kepada mereka?

Membudayakan Kolaborasi dan Tanggung Jawab Kolektif

  1. Kegiatan pembelajaran di satuan pendidikan akan lebih optimal jika PTK dapat berkolaborasi dengan PTK lainnya.
  2. Kolaborasi diciptakan untuk menghadirkan suasana belajar bersama, yang di dalamnya ada rasa saling tergantung satu sama lain, serta kesadaran bahwa proses pembelajaran dan keberhasilan peserta didik merupakan tanggung jawab bagi semua pendidik.
  3. Tanggungjawab pendidik tidak hanya pada peserta didik di dalam kelasnya saja.
  4. Satuan pendidikan perlu melakukan monitoring secara sistematis mengenai proses belajar peserta didiknya, sehingga dapat menggunakan hasil monitoring tersebut untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Hal ini akan mendukung terjadinya perbaikan yang berkelanjutan.
  5. Bukti peningkatan hasil belajar peserta didik menjadi strategi bagi komunitas belajar dalam mengevaluasi efektivitas kegiatan belajar mengajar, aturan satuan pendidikan, serta prosedur di satuan pendidikan.
  6. Setiap keputusan diambil berdasar pada hasil perbaikan yang ditunjukkan oleh peserta didik-peserta didiknya.

Peran Pengawas, Kepala Sekolah dan Pendidik dalam Komunitas Belajar

Peran Pengawas dalam Komunitas Belajar, yaitu:

  1. Mendampingi kepala sekolah dalam melakukan analisis kebutuhan belajar sebagai pemimpin pembelajaran.
  2. Menyusun, melakukan, dan mengembangkan analisis kebutuhan kepala sekolah dalam memfasilitasi kebutuhan belajar kepala sekolah dan berbagi praktik baik guru.
  3. Melakukan coaching kepada kepala sekolah untuk memotivasi terbentuk dan aktifnya Komunitas Belajar di satuan pendidikan.
  4. Turut berperan aktif dalam belajar dan berbagi praktik baik di Komunitas Belajar

Peran Kepala Sekolah dalam Komunitas Belajar

  1. Kepala sekolah dapat mendampingi guru dalam penerapan pembelajaran terdiferensiasi dan sesuai kebutuhan peserta didik.
  2. Kepala sekolah dapat merefleksikan, mengevaluasi, dan menyusun perbaikan penerapan kurikulum Merdeka.
  3. Kepala sekolah mengembangkan komunitas belajar secara aktif dan reguler.
  4. Kepala sekolah mengelola sumber daya sekolah dengan menggunakan aplikasi secara efektif dan efisien.

Peranan Pendidik dalam Komunitas Belajar

  1. Pendidik mengembangkan lingkungan kelas yang memfasilitasi peserta didik belajar secara aman dan nyaman.
  2. Pendidik mengimplementasikan penerapan pembelajaran terdiferensiasi dan sesuai kebutuhan peserta didik.
  3. Pendidik aktif dan mengembangkan diri dalam komunitas belajar.
Mengelola Komunitas Belajar dalam Sekolah 

Gambaran Komunitas Belajar Secara Luring Dalam Sekolah:

  1. Membuat tim kecil
  2. Telaah data hasil belajar murid
  3. Melakukan sosialisasi dan penguatan tentang pentingnya komunitas belajar kepada seluruh warga sekolah, membuat komitmen bersama, dan menyepakati tata nilai
  4. Memasukkan jam efektif guru di sekolah
  5. Merealisasikan Belajar Bersama dan Berbagi Praktik dan Menciptakan lingkungan belajar yang ramah guru
  6. Siklus belajar dalam komunitas belajar menunjukkan bahwa kegiatan belajar di komunitas merupakan proses utuh dan berkelanjutan mulai dari refleksi awal sampai kembali lagi ke refleksi awal.

Komunitas Belajar di Luar Sekolah

Komunitas Belajar Antar Sekolah adalah Sekelompok GTK dari berbagai sekolah yang belajar dan berkolaborasi untuk meningkatkan hasil belajar murid. Wujud komunitas ini dapat berupa PKG (dan gugus di PAUD), MGMP, MGBK, KKG, MKKS, KKS, MKPS, komunitas belajar organik, dan lainnya.. Berikut adalah beberapa tahapan yang dapat membantu dalam mengelola komunitas belajar antar sekolah:
  1. Membentuk Tim Kecil: Langkah pertama adalah membentuk tim kecil yang terdiri dari manajemen sekolah dan guru.
  2. Tim ini harus memiliki tiga potensi: kemampuan untuk menggerakkan rekan sesama guru, komitmen tinggi, dan keterampilan dalam memfasilitasi kegiatan komunitas belajar.
  3. Telaah Data Hasil Belajar Murid: Kepala sekolah bersama dengan tim kecil melakukan telaah data hasil belajar peserta didik. Data ini mencakup hasil belajar, rapor pendidikan, dan hasil asesmen nasional berbasis komputer (ANBK). Tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi belajar peserta didik dan menentukan fokus serta prioritas belajar guru di satuan pendidikan.
  4. Sosialisasi Pentingnya Komunitas Belajar: Kepala sekolah melakukan sosialisasi dan penguatan tentang pentingnya komunitas belajar kepada seluruh warga sekolah. Komitmen bersama dan tata nilai juga disepakati pada tahap ini.
  5. Memasukkan Jam Efektif Guru: Kepala sekolah mengeluarkan kebijakan agar kegiatan komunitas belajar menjadi bagian dari jam kerja guru di sekolah. Hal ini membantu mengintegrasikan belajar bersama ke dalam tugas seorang guru.
  6. Pengembangan Konten dan Kegiatan: Komunitas belajar perlu mengembangkan konten dan kegiatan yang relevan dengan kebutuhan peserta didik. Ini bisa berupa diskusi, lokakarya, atau kegiatan lain yang memperkaya pembelajaran di luar kelas.
Ingatlah bahwa komunitas belajar di luar sekolah bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan berdampak pada hasil belajar peserta didik. Semoga informasi ini membantu

Gambaran Komunitas Belajar Daring

Komunitas Belajar Daring adalah Komunitas yang terdata secara virtual yang ada di menu Komunitas di Platform Merdeka Mengajar (PMM), dapat mewadahi komunitas belajar antarsekolah untuk saling berjejaring dan berbagi informasi tanpa batasan jarak di Platform Merdeka Mengajar.

Pelaksanaan Pembelajaran pada Komunitas Belajar

  1. Tim bekerja secara kolaboratif dan mengambil peran dan tanggung jawab bersama.
  2. Menerapkan kurikulum pada setiap tahapannya.
  3. Memantau pembelajaran siswa dengan proses penilaian berkelanjutan.
  4. Menggunakan hasil penilaian umum untuk melatih anggota komunitas, membangun kapasitas tim komunitas, memperluas pembelajaran dengan memfokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa.
  5. Memberikan intervensi dan pengayaan yang sistematis.

 

Setelah rangkaian presentasi dan diskusi, lokakarya ditutup  peserta diajak menyelesaikan membuat rencana pembentukan Komunitas Belajar di sekolah masing-masing berdasarkan panduan yang telah diberikan yaitu, visi, misi, nilai dan  tujuan komunitas belajar.

Diharapkan dengan adanya lokakarya ini, para peserta dapat memahami pentingnya pembentukan Komunitas Belajar di sekolah penggerak dan dapat mengimplementasikannya di lingkungan sekolah masing-masing. Komunitas Belajar diharapkan dapat menjadi wadah kolaboratif untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah penggerak.

Demian semoga bermanfaat!


Dokumen Publikasi:

Youtobe

Tiktok Loka Kombel 1 PSP

Instagram


Sumber: Panduan Optimalisasi Komunitas belajar 

Dowload

Panduan Komunitas Belajar



Senin, 04 Maret 2024

Strategi Meningkatkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Bidang Pendidikan

 



Pendidikan memiliki peran krusial dalam pembentukan masyarakat yang berkualitas. Untuk memastikan kualitas layanan pendidikan, Standar Pelayanan Minimal (SPM) menjadi pedoman utama untuk direalisasikan. Meningkatkan SPM di bidang pendidikan melibatkan berbagai strategi yang holistik dan terintegrasi. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa strategi efektif untuk meningkatkan Standar Pelayanan Minimal di dunia pendidikan.

  1. Penyusunan Kurikulum yang Relevan dan Inovatif: Penyusunan kurikulum yang relevan dan inovatif menjadi langkah kunci dalam meningkatkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang pendidikan. Sebuah kurikulum yang baik harus mampu mengakomodasi perkembangan zaman, mempersiapkan siswa dengan keterampilan yang dibutuhkan di masa depan, dan merespons kebutuhan unik dari lingkungan belajar setempat. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang poin ini:
    • Identifikasi Kebutuhan dan Tantangan Saat Ini. Sebelum merancang kurikulum, penting untuk melakukan analisis mendalam terkait dengan kebutuhan dan tantangan saat ini di bidang pendidikan. Ini melibatkan penelitian tentang tren pendidikan global, kebutuhan lokal masyarakat, serta persyaratan pasar kerja.
    • Inklusi Keterampilan Abad ke-21: Kurikulum harus mencakup keterampilan abad ke-21 yang esensial, seperti keterampilan kolaborasi, komunikasi, kritis berpikir, dan kreativitas. Selain itu, literasi digital dan pemahaman teknologi menjadi unsur yang semakin penting dalam menyusun kurikulum yang relevan.
    • Pengintegrasian Teknologi Pendidikan. Mengintegrasikan teknologi dalam kurikulum dapat meningkatkan daya tarik dan efektivitas pembelajaran. Penggunaan perangkat lunak pembelajaran, platform daring, dan sumber daya digital dapat membantu siswa untuk terbiasa dengan perkembangan teknologi, serta meningkatkan aksesibilitas pendidikan.
    • Fleksibilitas dan Diferensiasi. Kurikulum yang inovatif harus dapat mengakomodasi keberagaman siswa. Ini mencakup pengakuan dan penyesuaian terhadap gaya belajar yang berbeda, kebutuhan siswa dengan bakat khusus, dan perhatian terhadap kebutuhan pendidikan inklusif.
    • Pembelajaran Berbasis Proyek. Menyertakan proyek-proyek praktis dalam kurikulum membantu siswa mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam konteks nyata. Ini tidak hanya meningkatkan pemahaman konsep, tetapi juga mengembangkan keterampilan praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
    • Evaluasi Formatif dan Sumatif yang Seimbang. Sistem evaluasi yang seimbang antara formatif (evaluasi selama proses pembelajaran) dan sumatif (evaluasi akhir) membantu memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa dan guru. Ini juga memungkinkan perbaikan yang berkelanjutan dalam penyelenggaraan kurikulum.
    • Partisipasi Stakeholder. Melibatkan berbagai pihak, termasuk guru, orang tua, dan masyarakat lokal dalam proses penyusunan kurikulum adalah langkah penting. Pendapat mereka dapat memberikan wawasan berharga terkait kebutuhan spesifik dan aspek yang perlu ditingkatkan.
    • Pembaruan Berkala. Kurikulum perlu diperbarui secara berkala sesuai dengan perkembangan terbaru dalam pendidikan, teknologi, dan kebutuhan masyarakat. Ini memastikan bahwa siswa mendapatkan pendidikan yang relevan dengan dinamika dunia saat ini.

2. Peningkatan Kualitas Pengajaran dan Guru. 

Peningkatan kualitas pengajaran dan guru adalah salah satu pilar utama dalam meningkatkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang pendidikan. Guru yang berkualitas dapat memberikan dampak positif secara langsung pada pengalaman belajar siswa. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai strategi untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan guru:

  • Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan. Guru harus memiliki akses ke pelatihan dan pengembangan profesional yang terus-menerus. Program pelatihan harus mencakup strategi pengajaran terkini, penerapan teknologi dalam pembelajaran, manajemen kelas yang efektif, dan pendekatan inovatif dalam proses pembelajaran. Pelatihan ini membantu guru untuk tetap relevan dan meningkatkan keterampilan mereka seiring waktu.
  • Pemberdayaan Guru melalui Penelitian. Mendorong partisipasi guru dalam penelitian dan proyek inovatif adalah cara efektif untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang praktik terbaik dalam pendidikan. Guru yang terlibat dalam penelitian cenderung memiliki pendekatan yang lebih kritis terhadap pengajaran dan dapat berkontribusi pada pengembangan kurikulum yang lebih baik.
  • Penilaian Kinerja yang Adil dan Konstruktif. Sistem penilaian kinerja harus adil, transparan, dan memberikan umpan balik yang konstruktif kepada guru. Penilaian ini dapat mencakup evaluasi oleh rekan sejawat, evaluasi diri, serta evaluasi oleh pimpinan sekolah. Memberikan penghargaan dan insentif kepada guru yang berhasil juga dapat meningkatkan motivasi dan dedikasi mereka.
  • Pengakuan atas Prestasi Guru. Memberikan pengakuan terhadap prestasi guru, baik itu melalui penghargaan formal, promosi, atau kesempatan untuk berbagi pengalaman dan keberhasilan mereka, dapat menjadi faktor motivasi yang kuat. Guru yang merasa dihargai cenderung lebih termotivasi untuk memberikan pengajaran terbaik.
  • Kolaborasi antar Guru dan Komunitas Pembelajaran Profesional. Mendorong kolaborasi antar guru dan partisipasi dalam komunitas pembelajaran profesional dapat meningkatkan pertukaran ide, pengalaman, dan sumber daya. Kerja sama ini membantu membangun jaringan pendidikan yang mendukung pertumbuhan profesional dan peningkatan kualitas pengajaran.
  • Inovasi dalam Metode Pengajaran. Guru perlu di dorong untuk mengadopsi metode pengajaran yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Penggunaan teknologi, pembelajaran berbasis proyek, dan metode pembelajaran aktif lainnya dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan efektivitas pembelajaran.
  • Dukungan untuk Kesejahteraan Guru. Menyediakan dukungan yang memadai untuk kesejahteraan guru, termasuk manajemen stres, dukungan kesehatan mental, dan program keseimbangan kerja-hidup, dapat membantu guru untuk tetap fokus dan produktif dalam memberikan pengajaran berkualitas.
  • Pembaruan Kurikulum yang Bersifat Guru-friendly. Merancang kurikulum dengan memperhatikan kebutuhan guru juga penting. Kurikulum yang bersifat user-friendly dan mudah diimplementasikan dapat mengurangi beban kerja guru, memungkinkan mereka untuk lebih fokus pada proses pengajaran.

3. Fasilitas dan Infrastruktur yang Memadai. 

Fasilitas dan infrastruktur yang memadai merupakan faktor kunci dalam meningkatkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang pendidikan. Lingkungan belajar yang baik dan didukung oleh fasilitas yang memadai dapat meningkatkan efisiensi pembelajaran, motivasi siswa, dan kualitas pengajaran. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang pentingnya fasilitas dan infrastruktur yang memadai:

  • Ruang Kelas yang Nyaman dan Modern. Ruang kelas yang nyaman, bersih, dan dilengkapi dengan peralatan modern menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Pembaruan teknologi dalam ruang kelas seperti proyektor, papan interaktif, dan akses internet dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan interaksi siswa dengan materi pembelajaran.
  • Perpustakaan dan Sumber Belajar yang Lengkap. Perpustakaan yang memadai dengan koleksi buku, jurnal, dan sumber daya belajar digital dapat mendukung pengembangan literasi dan pengetahuan siswa. Akses mudah ke sumber-sumber informasi juga mendorong siswa untuk mengembangkan kebiasaan membaca dan riset.
  • Laboratorium dan Sarana Praktikum. Fasilitas laboratorium dan sarana praktikum yang lengkap sangat penting untuk pembelajaran ilmiah dan praktis. Siswa dapat mengaplikasikan teori yang dipelajari dalam situasi nyata, meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan praktis.
  • Sarana Olahraga dan Rekreasi. Fasilitas olahraga yang memadai tidak hanya mendukung kegiatan fisik siswa tetapi juga meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka. Lapangan olahraga, aula serbaguna, dan fasilitas rekreasi lainnya membantu menciptakan lingkungan yang seimbang antara akademis dan non-akademis.
  • Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam infrastruktur pendidikan meningkatkan aksesibilitas dan efisiensi. Koneksi internet yang cepat, laboratorium komputer, dan akses ke perangkat digital mendukung pembelajaran berbasis teknologi dan mempersiapkan siswa untuk tuntutan dunia digital.
  • Aksesibilitas untuk Difabel. Fasilitas yang ramah difabel seperti ram dan tangga yang dapat diakses, peralatan audiovisual, dan fasilitas khusus lainnya memastikan bahwa pendidikan dapat diakses oleh semua siswa tanpa terkecuali.
  • Keamanan dan Kebersihan. Lingkungan yang aman dan bersih menciptakan rasa nyaman bagi siswa dan staf pendidikan. Sistem keamanan yang baik dan prasarana yang terawat dengan baik memberikan rasa aman dan mendukung fokus siswa pada pembelajaran.
  • Infrastruktur Dukungan Pengelolaan. Infrastruktur yang mendukung pengelolaan sekolah, seperti ruang staf, kantor administrasi yang efisien, dan sistem keuangan yang baik, membantu pengelolaan pendidikan secara efektif.
  • Penyesuaian dengan Kebutuhan Khusus. Fasilitas dan infrastruktur juga perlu dapat disesuaikan dengan kebutuhan khusus, seperti ruang untuk pembelajaran inklusif, fasilitas kesehatan, dan area pendukung bagi siswa dengan kebutuhan khusus.

4. Penggunaan Teknologi Pendidikan. 

Penggunaan teknologi pendidikan merupakan elemen krusial dalam upaya meningkatkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang pendidikan. Integrasi teknologi dalam proses pembelajaran membuka peluang baru untuk memperkaya pengalaman belajar siswa dan meningkatkan efektivitas pengajaran. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang pentingnya penggunaan teknologi pendidikan:

  • Aksesibilitas Materi Pembelajaran:  Penggunaan platform pembelajaran online memungkinkan siswa untuk mengakses materi pembelajaran dari mana saja dan kapan saja. Ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar untuk belajar mandiri dan mendukung siswa yang memiliki waktu belajar yang berbeda.
  • Pembelajaran Interaktif: Perangkat Lunak Pembelajaran Interaktif: Penggunaan perangkat lunak interaktif, seperti aplikasi edukasi dan permainan pembelajaran, dapat meningkatkan keterlibatan siswa. Pembelajaran yang interaktif memungkinkan siswa untuk lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan memahami konsep dengan cara yang lebih menyenangkan.
  • Virtual Classroom dan Webinar: Kelas Virtual: Penggunaan kelas virtual dan webinar memungkinkan guru untuk memberikan pengajaran secara daring. Ini bermanfaat dalam situasi di mana siswa tidak dapat hadir secara fisik, atau untuk menyelenggarakan sesi pembelajaran tambahan dan diskusi.
  • Sumber Daya Digital:Buku Elektronik dan Sumber Belajar Digital: Menggantikan atau melengkapi buku cetak dengan buku elektronik dan sumber daya digital dapat memperkaya pengalaman belajar. Sumber daya ini dapat mencakup video, simulasi, dan materi interaktif lainnya yang memudahkan pemahaman konsep.
  • Pemantauan dan Evaluasi Berbasis Data: Sistem Manajemen Pembelajaran (LMS): LMS memungkinkan guru untuk melacak kemajuan siswa, memberikan tugas, dan memberikan umpan balik. Data yang dihasilkan dari LMS dapat digunakan untuk melakukan evaluasi berbasis data guna menyesuaikan pendekatan pengajaran sesuai kebutuhan siswa.
  • Pembelajaran Adaptif:  Teknologi pembelajaran adaptif menggunakan kecerdasan buatan untuk menyesuaikan materi pembelajaran dengan tingkat pemahaman dan kemampuan siswa. Ini memastikan bahwa setiap siswa belajar sesuai dengan tingkatnya sendiri.
  • Kolaborasi Online: Penggunaan platform kolaborasi online memfasilitasi kerja kelompok dan proyek bersama antara siswa. Ini menciptakan pengalaman belajar sosial yang dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan kolaborasi dan komunikasi.
  • Peningkatan Keterlibatan Orang Tua: Aplikasi Komunikasi Orang Tua-Guru: Aplikasi dan platform komunikasi dapat meningkatkan keterlibatan orang tua dalam pembelajaran anak-anak mereka. Mereka dapat menerima pembaruan tentang kemajuan, tugas, dan kegiatan anak mereka secara real-time.
  • Pelatihan Guru dalam Penggunaan Teknologi: Penting untuk memberikan pelatihan yang memadai kepada guru dalam penggunaan teknologi pendidikan. Ini mencakup pemahaman terhadap perangkat keras, perangkat lunak, dan strategi pengajaran yang terkait dengan teknologi.
  • Keamanan dan Privasi Data: Dalam mengintegrasikan teknologi, perlindungan privasi dan keamanan data siswa harus diutamakan. Kebijakan yang ketat dan pemantauan yang cermat diperlukan untuk melindungi informasi pribadi siswa.

5. Partisipasi Orang Tua dan Masyarakat. 

Partisipasi orang tua dan masyarakat memiliki peran krusial dalam meningkatkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang pendidikan. Ketika orang tua dan masyarakat terlibat secara aktif dalam proses pendidikan, akan terbentuk suatu dukungan yang kuat bagi perkembangan siswa dan peningkatan kualitas layanan pendidikan. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai pentingnya partisipasi orang tua dan masyarakat:

  • Menggali Kebutuhan Lokal: Partisipasi orang tua dan masyarakat membantu sekolah untuk lebih memahami kebutuhan lokal dan karakteristik siswa. Ini memungkinkan penyusunan program pendidikan yang lebih relevan dan sesuai dengan kondisi setempat.
  • Dukungan Pendidikan di Rumah: Orang tua memiliki peran utama dalam pendidikan anak-anak mereka. Partisipasi orang tua melibatkan dukungan aktif dalam kegiatan belajar di rumah, membantu dengan tugas, dan memberikan lingkungan yang positif untuk pembelajaran.
  • Keterlibatan dalam Pengambilan Keputusan: Masyarakat dapat terlibat dalam pengambilan keputusan di tingkat sekolah. Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam komite sekolah atau pertemuan pengambilan keputusan membuka ruang untuk mendengarkan pandangan mereka dan menciptakan kebijakan yang lebih inklusif.
  • Program Pengembangan Diri untuk Orang Tua: Menyediakan program pengembangan diri untuk orang tua dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang pendidikan modern, strategi pembelajaran, dan peran orang tua dalam mendukung perkembangan anak-anak mereka.
  • Mendorong Partisipasi dalam Acara Sekolah: Mengadakan acara-acara seperti pertemuan orang tua, konferensi guru-orang tua, dan kegiatan-kegiatan sekolah lainnya dapat meningkatkan keterlibatan orang tua dalam kehidupan sekolah anak-anak mereka.
  • Membangun Jembatan Komunikasi: Komunikasi terbuka dan terus-menerus antara sekolah, orang tua, dan masyarakat adalah kunci. Pemakaian media sosial, surat kabar sekolah, atau forum diskusi online dapat menjadi sarana untuk menjaga hubungan yang kuat.
  • Program Mentoring dan Volunterisme: Mengadakan program mentoring atau melibatkan orang tua dan anggota masyarakat sebagai relawan dalam kegiatan sekolah dapat menciptakan hubungan positif dan meningkatkan kontribusi mereka dalam proses pendidikan.
  • Penguatan Budaya Belajar di Rumah: Masyarakat dapat mendukung pembentukan budaya belajar di rumah yang positif. Kampanye pendidikan di masyarakat, seminar orang tua, dan distribusi materi pendukung pembelajaran di rumah dapat menjadi strategi yang efektif.
  • Mendukung Program Pendidikan Komunitas: Masyarakat dapat mendukung program-program pendidikan di luar jam sekolah, seperti kursus tambahan, bimbingan belajar, atau klub ilmiah, yang dapat melengkapi pendidikan formal di sekolah.
  • Partisipasi dalam Kegiatan Ekstrakurikuler:  Mengajak orang tua dan masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler membantu menciptakan iklim sekolah yang dinamis dan mendukung perkembangan holistik siswa.

6. Pemantauan dan Evaluasi Berkelanjutan

Pemantauan dan evaluasi berkelanjutan adalah suatu proses penting dalam upaya meningkatkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang pendidikan. Melalui pemantauan yang berkesinambungan dan evaluasi rutin, lembaga pendidikan dapat mengidentifikasi keberhasilan, kelemahan, serta area perbaikan yang perlu diatasi. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai pemantauan dan evaluasi berkelanjutan:

  • Pemantauan Kemajuan Siswa: Melalui penggunaan ujian formatif, tugas, dan tes berkala, lembaga pendidikan dapat secara terus-menerus memantau kemajuan siswa. Ini membantu guru dan staf sekolah dalam mengidentifikasi siswa yang mungkin memerlukan bantuan tambahan atau tantangan lebih lanjut.
  • Evaluasi Kinerja Guru: Proses evaluasi kinerja guru secara teratur membantu mendeteksi kekuatan dan kelemahan mereka. Evaluasi ini dapat melibatkan observasi kelas, penilaian tugas, serta umpan balik dari siswa dan rekan kerja.
  • Analisis Hasil Ujian Nasional dan Lokal:  Evaluasi hasil ujian nasional dan ujian lokal dapat memberikan wawasan tentang efektivitas kurikulum, metode pengajaran, serta kebutuhan perbaikan dalam penyampaian materi pembelajaran.
  • Pemantauan Fasilitas dan Infrastruktur: Pemeliharaan dan pemantauan fasilitas sekolah secara berkala memastikan bahwa lingkungan belajar tetap aman, bersih, dan mendukung kegiatan pembelajaran.
  • Evaluasi Program dan Kegiatan Ekstrakurikuler:  Program-program pendidikan dan kegiatan ekstrakurikuler perlu dievaluasi untuk memastikan relevansi, dampak positif pada siswa, dan penggunaan sumber daya secara efisien.
  • Pemantauan dan Evaluasi Program Pengembangan Guru: Program pengembangan profesional untuk guru dapat dimonitor dan dievaluasi untuk menilai dampaknya terhadap keterampilan dan kinerja guru.
  • Pengumpulan dan Analisis Data Sosial: Pengumpulan data sosial membantu memahami dinamika masyarakat dan lingkungan siswa. Evaluasi terhadap data ini dapat mengungkapkan faktor-faktor eksternal yang dapat memengaruhi pembelajaran siswa.
  • Umpan Balik dari Siswa, Orang Tua, dan Masyarakat: Melibatkan umpan balik dari siswa, orang tua, dan masyarakat dapat memberikan wawasan berharga tentang persepsi mereka terhadap kualitas pendidikan yang diberikan oleh lembaga. Survei dan pertemuan berkala adalah sarana yang efektif untuk mengumpulkan umpan balik ini.
  • Evaluasi Efektivitas Kebijakan Sekolah: Kebijakan-kebijakan sekolah, termasuk kebijakan akademis dan disiplin, perlu dievaluasi secara berkala untuk memastikan relevansi dan efektivitasnya dalam mencapai tujuan pendidikan.
  • Pemantauan dan Evaluasi Implementasi Inovasi:  Jika ada inovasi atau perubahan dalam kurikulum atau metode pengajaran, pemantauan dan evaluasi berkelanjutan diperlukan untuk menilai keberhasilan implementasinya dan menentukan perbaikan yang mungkin diperlukan.

Dengan menerapkan pemantauan dan evaluasi berkelanjutan, lembaga pendidikan dapat mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan, merespon secara cepat terhadap perubahan dalam kebutuhan siswa, dan meningkatkan efektivitas program dan kegiatan mereka. Pemantauan dan evaluasi yang baik juga menciptakan siklus pembelajaran yang berkelanjutan, mendukung upaya untuk meningkatkan Standar Pelayanan Minimal di bidang pendidikan.

7. Peningkatan Aksesibilitas dan Inklusivitas

Peningkatan aksesibilitas dan inklusivitas di bidang pendidikan adalah langkah penting dalam mencapai Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang lebih tinggi. Fokus pada aksesibilitas dan inklusivitas memastikan bahwa pendidikan dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat dan bahwa kebutuhan beragam siswa diperhatikan dengan baik. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang pentingnya peningkatan aksesibilitas dan inklusivitas:

  • Program Beasiswa dan Bantuan Keuangan: Menyediakan program beasiswa dan bantuan keuangan membantu memastikan bahwa biaya pendidikan bukanlah hambatan utama bagi siswa yang kurang mampu. Ini meningkatkan aksesibilitas pendidikan untuk kelompok ekonomi menengah ke bawah.
  • Peningkatan Fasilitas dan Transportasi: Meningkatkan aksesibilitas fisik dengan menyediakan fasilitas yang mudah diakses, seperti lift, tangga, atau jalan setapak bagi siswa dengan kebutuhan khusus. Peningkatan transportasi juga dapat membantu siswa yang tinggal di daerah terpencil atau sulit dijangkau.
  • Kurikulum yang Inklusif:  Merancang kurikulum yang inklusif memastikan bahwa semua siswa, termasuk mereka dengan kebutuhan khusus, merasa diakui dan dapat mengikuti pembelajaran secara efektif. Ini mencakup penyesuaian materi, penilaian, dan metode pengajaran.
  • Pendidikan Inklusif: Mendorong pendekatan pendidikan inklusif memastikan bahwa siswa dengan kebutuhan khusus dapat belajar bersama teman-teman sebayanya. Ini melibatkan penyediaan dukungan tambahan, peralatan, dan sumber daya yang diperlukan.
  • Pelatihan Guru dalam Pendidikan Inklusif: Guru perlu mendapatkan pelatihan khusus untuk mengelola kebutuhan beragam siswa dalam kelas mereka. Pelatihan ini dapat mencakup strategi pengajaran yang berfokus pada inklusivitas dan pendekatan diferensiasi.
  • Akses ke Teknologi Pendidikan: Menyediakan akses ke teknologi pendidikan memastikan bahwa semua siswa dapat mengambil manfaat dari inovasi dan sumber daya digital. Ini membantu mengurangi kesenjangan digital dan memberikan peluang yang setara bagi semua siswa.
  • Program Pembelajaran Remedi:  Menyediakan program pembelajaran remedi membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar atau tertinggal. Program ini dapat membantu siswa mengejar ketertinggalan dan meraih standar yang diharapkan.
  • Pengembangan Program Berbasis Komunitas: Melibatkan komunitas dalam pengembangan program pendidikan menciptakan lingkungan belajar yang mencerminkan kebutuhan lokal. Program berbasis komunitas dapat mengakomodasi nilai-nilai dan budaya setempat.
  • Peningkatan Kesadaran Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan inklusif dan aksesibilitas membantu mengurangi stigma dan diskriminasi. Ini dapat menciptakan masyarakat yang mendukung pendidikan untuk semua.
  • Penilaian Inklusif: Menilai siswa dengan cara yang inklusif memastikan bahwa semua siswa diberikan kesempatan yang setara untuk menunjukkan kemampuan mereka. Ini melibatkan penyesuaian metode evaluasi dan pemberian umpan balik yang memadai.

Peningkatan aksesibilitas dan inklusivitas adalah langkah kunci dalam memastikan bahwa pendidikan tidak hanya menjadi hak untuk semua tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang beragam dan inklusif. Dengan cara ini, lembaga pendidikan dapat mencapai Standar Pelayanan Minimal yang lebih tinggi dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang adil dan setara bagi semua siswa.

8. Kemitraan dengan Dunia Usaha dan Industri

Kemitraan dengan dunia usaha dan industri adalah suatu strategi yang penting dalam meningkatkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang pendidikan. Melibatkan perusahaan dan industri dalam ekosistem pendidikan membawa sejumlah manfaat, termasuk pengembangan keterampilan yang relevan dengan pasar kerja dan integrasi pengalaman dunia nyata ke dalam kurikulum. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai pentingnya kemitraan dengan dunia usaha dan industri:

  • Pengembangan Kurikulum Berbasis Industri: Kemitraan dengan dunia usaha memungkinkan lembaga pendidikan untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan industri. Hal ini dapat mencakup penyelarasan materi pembelajaran dengan keterampilan dan kompetensi yang dicari oleh dunia kerja.
  • Pelatihan dan Workshop oleh Profesional Industri: Melibatkan profesional industri dalam memberikan pelatihan dan workshop langsung di kelas memberikan siswa wawasan praktis yang relevan dengan pekerjaan di dunia nyata. Ini membantu menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik.
  • Magang dan Program Kerja Praktek: Kemitraan dengan perusahaan menyediakan peluang untuk menyelenggarakan program magang dan kerja praktek. Siswa dapat mendapatkan pengalaman langsung dalam lingkungan kerja, mengembangkan keterampilan praktis, dan membangun jaringan profesional.
  • Penyediaan Sumber Daya dan Peralatan Industri: Bekerjasama dengan perusahaan dapat membantu sekolah mendapatkan akses ke sumber daya dan peralatan terkini yang digunakan dalam industri. Hal ini meningkatkan kualitas fasilitas dan menyediakan pengalaman belajar yang lebih nyata bagi siswa.
  • Program Sertifikasi dan Akreditasi Industri: Kemitraan dengan dunia usaha dapat mendukung program sertifikasi dan akreditasi industri. Ini memberikan legitimasi tambahan pada kualifikasi yang diperoleh siswa dan dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar kerja.
  • Penguatan Keterampilan Soft Skills:Hubungan dengan industri juga dapat membantu meningkatkan keterampilan lunak (soft skills) siswa, seperti keterampilan komunikasi, kerja tim, dan pemecahan masalah, yang menjadi nilai tambah dalam dunia kerja.
  • Penyelenggaraan Seminar dan Talkshow Industri: Mengundang pembicara dari industri untuk memberikan seminar atau talkshow memberikan siswa wawasan tentang tren terkini, tantangan, dan peluang di dunia kerja. Ini dapat membantu siswa merencanakan karir mereka dengan lebih baik.
  • Partisipasi dalam Proyek Bersama: Melibatkan siswa dalam proyek bersama dengan perusahaan memungkinkan mereka untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari dalam konteks nyata. Ini juga membangun hubungan yang kuat antara lembaga pendidikan dan industri.
  • Pelibatan Perusahaan dalam Penyusunan Kurikulum: Mengajak perusahaan untuk berpartisipasi dalam penyusunan kurikulum memastikan bahwa pendidikan yang diberikan lebih relevan dan responsif terhadap perubahan dalam dunia kerja.
  • Pemberian Penghargaan dan Insentif Industri: Kemitraan dengan industri dapat menciptakan peluang untuk memberikan penghargaan dan insentif kepada siswa yang mencapai prestasi tertinggi. Ini dapat menjadi motivasi tambahan bagi siswa untuk berprestasi.

Dengan menjalin kemitraan yang erat dengan dunia usaha dan industri, lembaga pendidikan dapat menciptakan lulusan yang lebih siap untuk menghadapi tantangan di dunia kerja. Ini juga membantu memastikan bahwa pendidikan yang disediakan sesuai dengan kebutuhan dan standar yang diperlukan untuk mencapai Standar Pelayanan Minimal yang lebih tinggi.

Meningkatkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang pendidikan memerlukan komitmen dan kolaborasi dari berbagai pihak. Dengan menerapkan strategi ini secara terintegrasi, kita dapat membentuk sistem pendidikan yang memberdayakan generasi mendatang untuk menghadapi tantangan global dengan lebih baik.


Silahkan didowload untuk SPM

Permendikbudristek Nomor 32 Tahun 2022

SPM Pendidikan

Unduh Rapor Pendidikan 

Rapor Pendidikan

Minggu, 04 Februari 2024

Sosialisasi Pemilu 2024: Tata Cara Pencoblosan di Pemilu 2024 Bagi Pemilih

 


Halo Teman-teman Pemilih yang kami cintai! Hari ini, kita akan membahas sesuatu yang sangat penting, yaitu Pemilihan Umum 2024. Suara Anda memiliki kekuatan untuk membentuk arah dan masa depan negara ini. Mari kita bersama-sama menjadi Penentu Kehidupan berbangsa dan Bernegara untuk 5 tahun ke depan melalui partisipasi aktif dalam proses demokrasi.

Berikut adalah langkah-langkah yang harus Teman-Teman Pemilih lakukan:

1. Pastikan Anda terdaftar sebagai pemilih di Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024. Teman-Teman Pemilih dapat mengeceknya secara online di https://cekdptonline.kpu.go.id/ atau di papan pengumuman yang sudah ditempel masing-masing PPS. Bagi  Teman-teman pemilih yang karena sesuatu hal tidak bisa melakukan pencoblosan di TPS bisa pindah TPS dengan membawa surat pindah TPS sehingga menjadi Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) paling lambat 7 Februari 2024 hanya untuk kategori ini:

a. Menjalankan tugas di tempat lain
b. Menjalankan rawat inap di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
c. Menjalani Tahanan Rutan/Lapas/Menjadi Terpidana
d.Tertimpa Bencana Alam. 

Untuk Teman-Teman Pemilih yang tidak terdaftar di DPT maupun DPTb bisa melakukan haknya haknya masuk katagori DPK. DPK adalah singkatan dari Daftar Pemilih Khusus, yaitu daftar pemilih yang memiliki identitas kependudukan, tetapi belum terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb). Pemilih yang termasuk dalam DPK tetap dapat menggunakan hak pilihnya pada hari pemungutan suara dengan menunjukkan e-KTP. Pemilih dalam DPK didaftar di TPS sesuai dengan alamat yang tertera dalam e-KTP dan dicatat oleh petugas KPPS dalam daftar hadir di TPS. DPK dapat menggunakan hak pilihnya pada pukul 12.00-13.00 waktu setempat atau satu jam sebelum TPS ditutup.

Sebelum datang ke TPS sebaiknya sudah menentukan pilihan supaya tidak bingung dan cepat waktunya.

3. Pahami tentang tata cara pemberian hak suara yang sah, agar suara kita tidak sia-sia, yaitu:

a. Surat suara yang sah Untuk Paslon Presiden dan Wapres adalah surat suara yang memenuhi kriteria berikut:

  • Surat suara ditandatangani oleh ketua KPPS.
  • Tanda coblos pada gambar pasangan calon
  • Tanda coblos pada nomor urut pasangan calon
  • Tanda coblos pada gambar partai pengusul pasangan calon. 

  •  

Surat suara yang tidak sah Untuk Paslon Presiden dan Wapres adalah surat suara yang tidak memenuhi kriteria di atas, atau memiliki kondisi berikut:

    • Tidak ada tanda coblosan pada surat suara.
    • Terdapat coblosan di lebih dari satu kolom pasangan calon.
    • Ada coblosan terdapat di bagian lain surat suara (selain di bagian kolom salah satu pasangan calon).


b. Surat Suara yang syah dan tigak syah  untuk DPD dan DPR
    Surat suara untuk DPD dinyatakan sah, apabila:

    • Surat suara ditandatangani oleh ketua KPPS; dan
    • Tanda coblos pada kolom 1 (satu) calon perseorangan.
            Surat suara untuk DPR/DPRD dinyatakan sah, apabila:
    •  Surat suara ditandatangani oleh ketua KPPS; dan
    •  Tanda coblos pada nomor atau tanda gambar partai politik dan/atau nama calon anggota DPR berada pada kolom yang disediakan. Surat suara yang tidak memenuhi kriteria di atas dinyatakan tidak sah. 
4. Datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada hari Rabu tanggal 14 Februari 2024 dimulai pukul 07.00 WIB.  s.d pukul 13.00 WIB. sesuai dengan nama dan alamat yang terdaftar di DPT. Bawa Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) dan formulir Model C6yang berisi pemberitahuan mengenai TPS Anda.


5. Tunjukkan e-KTP dan formulir Model C kepada petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS. Isi daftar hadir yang berisi nomor urut kedatangan, nomor urut pemilih dalam DPT, dan jenis kelamin.

6. Tunggu hingga nama Teman-teman Pemilih dipanggil oleh petugas KPPS untuk menerima surat suara. Surat suara yang Teman-teman Pemilih terima sudah diisi dengan nama kecamatan, nama desa/kelurahan, dan nomor TPS, serta ditandatangani oleh Ketua KPPS.

7. Masuk ke bilik suara yang kosong dan lakukan pencoblosan dengan alat yang disediakan untuk memilih presiden-wakil presiden, DPD,  anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten. Pahami tentang jenis surat suara:

  • surat suara berwarna abu-abu untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden;
  • surat suara berwarna kuning untuk Pemilu anggota DPR;
  • surat suara berwarna merah untuk Pemilu anggota DPD;
  • surat suara berwarna biru untuk Pemilu anggota DPRD provinsi;
  • surat suara berwarna hijau untuk Pemilu anggota DPRD kabupaten/kota

8. Lipat surat suara dan masukkan ke dalam kotak suara sesuai dengan jenis surat suara. Pastikan Teman-teman Teman-Teman Pemilih  tidak boleh membubuhkan tulisan dan/atau catatan apa pun pada surat suara, Pemilih tidak boleh mendokumentasikan hak pilihnya di bilik suara.

9. Celupkan salah satu jari Teman-Teman Pemilih ke dalam botol tinta yang disediakan oleh petugas KPPS. Pastikan tinta mengenai kuku jari Anda sebagai tanda bahwa Teman-Teman Pemilih sudah menggunakan hak pilih.

10. Selesai Teman-Teman Pemilih dapat meninggalkan TPS setelah mencoblos atau mengikuti proses perhitungan suara.


Silahkan didowload

Buku Panduan pemilu 2024


Minggu, 21 Januari 2024

Untuk Pemimpin Bangsa

 






Oh pemimpin bangsa, dengar jeritan jelata

Harapan kami mengukir doa pada Maha Kuasa

Janganlah engkau hianati anak bangsa

Hanya untuk nafsu berkuasa 


Di bawah langit yang sama kami berdiri

Mengharap sinar keadilan menerangi 

Bukanlah mahkota yang kau kenakan

Namun beban tanggung jawab mensejahterakan


Bangsa ini merindukan pelayan sejati

Bukan penguasa yang memerintah tanpa nurani

Buka pintu hatimu dengar suara jelata

Kami adalah pemegang harapan jangan disia-sia


Bimbinglah bangsa ini dengan kebijaksanaan

Bukan dengan ambisi yang meracuni jiwa

Janganlah hianati rakyatmu dalam ketidakadilan

Ketulusanmu akan membangun jembatan harapan


Kami bukan hanya suara yang luntur

Kami adalah jiwa bangsa harapan yang berkobar

Pemimpin, berdirilah di depan kami dengan integritas

Janganlah membiarkan kekuasaan menindas


Harapan jelata terpatri dalam doa

Agar pemimpin menjunjung tinggi etika

Janganlah hianati rakyat dengan janji tak nyata

Bersama-sama mari ciptakan bangsa yang sejahtera.

Sabtu, 20 Januari 2024

Reset Ulang RHK Guru di PMM yang sudah disetujui

 


Perencanaan kinerja guru dan kepala sekolah yang sudah terlanjur disetujui di PMM, kalau sebelumnya dalam juknis bahwa perencanaan kinerja yang sudah disetujui kepala sekolah maka tidak bisa diperbaiki, saat ini untuk memudahkan ada kesempatan untuk kita mengajukan reset ulang terhadap perencanaan kinerja kita yang sudah terlanjur disetujui oleh Kepala Sekolah.  Untuk bisa mengajukan reset ulang terhadap perencanaan kinerja kita mengisi formulir. Untuk Formulirnya Klik Formulir Reset Ulang RHK 

Data yang digunakan untuk melakukan Reset Perencanaan Kinerja:

  1. Akun belajar.id: Email belajar.id yang digunakan untuk mengisi Pengelolaan Kinerja. 
  2. NIPNIP sesuai dapodik


Berikut ini Syarat dan Ketentuan Penggunaan Formulir Reset Perencanaan Kinerja:

  1. Formulir digunakan untuk RESET Perencanaan yang sudah disetujui. Reset akan mengakibatkan Perencanaan yang sudah  isi sebelumnya terhapus. Setelah proses reset selesai,  diharuskan mengisi Perencanaan kembali dari awal.
  2. Hanya diberikan satu kesempatan untuk mengajukan reset tepat dan benar dalam 1x Pengisian: dalam mengisi formulir, pastikan data yang dimasukkan tepat dan benar pada kali pertama. Kesalahan input dapat menghambat proses reset.
  3. Pengajuan Tidak Dapat Diwakilkan: Prosedur pengajuan formulir reset hanya dapat dilakukan oleh yang bersangkutan. Hal ini diterapkan untuk memastikan keamanan dan keakuratan proses.
  4. Proses Reset Setelah 3 Hari Kerja: Setelah formulir diisi dengan data yang tepat, proses reset akan dilakukan setelah 3 hari kerja. Waktu ini diberikan agar sistem dapat memverifikasi dan memproses informasi secara cermat.
  5. Tidak Ada Konfirmasi atau Notifikasi: Penting untuk diingat bahwa kita tidak akan menerima konfirmasi atau notifikasi terkait dengan pengajuan formulir reset hingga proses reset. Oleh karena itu, diharapkan melakukan pengecekan mandiri di Pengelolaan Kinerja PMM secara berkala.
  6. Proses Reset Tidak Dapat Dikembalikan atau Dibatalkan: Setelah proses reset selesai, tidak ada opsi untuk mengembalikan atau membatalkan perubahan. Oleh karena itu, diminta untuk berhati-hati dalam pengisian formulir.
  7. Batas Pengajuan hingga 25 Januari 2024: Pengguna hanya dapat mengajukan formulir reset hingga batas waktu maksimal pada tanggal 25 Januari 2024 pukul 23:59. Setelah itu, formulir ini akan ditutup secara otomatis.
Contoh Formulir Reset yang sudah diisi: Jangan lupa bila data sudah benar klik submit.


Demikian informasi ini semoga bermanfaat.



Kamis, 18 Januari 2024

Jeritan Hati

 





Di alam sunyi jeritan hati terluka

Deras air mata  mengalir tak terkira

Penghinaan menusuk hingga relung jiwa

Sebuah luka, tak terlihat oleh mata


Diam merajai  tapi hati berseru

Melodi duka dalam sunyi yang membeku

Kata-kata pedas  menghancurkan hati

Penghinaan menusuk menusuk seperti belati


Namun di setiap jeritan ada kekuatan

Hati yang terluka  tetap bertahan

Membangun benteng  dari reruntuhan 

Jeritan hati  menggema sebagai simfoni perlawanan


Bunga bangkit dari tanah yang terinjak

Jeritan hati terluka tumbuh menjadi beranjak

Cahaya kebenaran menyinari kegelapan

Penghinaan hanyalah ujian  bukan akhir kehidupan


Dalam setiap puisi  ada pelukan kekuatan

Jeritan hati yang terluka  merajut harapan

Penghinaan hanyalah bayang-bayang lewat

Hati yang terluka  kembali bersinar kuat



Melendoy 180124

Visitasi Akreditasi hari Kedua (Terakhir)

  Hari/Tanggal:  Sabtu, 14 September 2024 Kegiatan: Observasi Pembelajaran di Kelas 5 dan Kelas 3 A. Pendahuluan Laporan ini disusun sebaga...