Mengenai Saya

Foto saya
Semua orang bisa menjadi Guru dan semua orang bisa menjadi Murid.

Sabtu, 13 April 2024

Memaafkan



Di sebuah desa kecil yang tenteram, hiduplah seorang tua yang bijak dan penuh kebaikan. Beliau dikenal sebagai sosok yang penuh kasih sayang dan selalu memberikan nasihat yang berharga kepada siapa pun yang membutuhkannya.

Suatu hari, terjadi perselisihan antara dua tetangga di desa itu. Mereka terlibat dalam pertengkaran yang memanas dan saling menyakiti hati. Berita tentang pertikaian itu cepat menyebar, dan akhirnya sampailah kabar tersebut kepada sang tua yang bijak.

Tanpa ragu, sang tua itu memanggil kedua tetangga tersebut ke rumahnya. Dengan penuh kelembutan, beliau berkata, "Anak-anakku, pertengkaran tidak akan membawa kebaikan bagi siapa pun. Maafkanlah satu sama lain tanpa syarat, ikhlas dalam hati kalian karena Allah yang Maha Pengampun. Hidup ini terlalu singkat untuk dihabiskan dengan rasa sakit dan kebencian."

Kedua tetangga itu terdiam mendengarkan kata-kata bijak sang tua. Merasa tersentuh, mereka saling memandang dan akhirnya bersujud di hadapan sang tua, meminta maaf satu sama lain tanpa syarat dan dengan ikhlas dalam hati.

Dari hari itu, kedua tetangga itu belajar untuk saling memaafkan dan hidup berdampingan dengan penuh kedamaian. Mereka menyadari bahwa kebaikan dan kemurahan hati adalah jalan terbaik untuk menjaga persahabatan dan kedamaian di antara sesama manusia.

Dan dari cerita itu, desa kecil itu menjadi contoh bagi banyak orang tentang pentingnya memaafkan tanpa syarat dan ikhlas karena Allah, sebagai bentuk kasih sayang dan kedamaian yang sejati di antara umat manusia.

Selasa, 09 April 2024

Takbiran Idul Fitri 1445 H. Menyentuh Hati

 


Malam ini malam yang penuh dengan kesyukuran dan rasa syukur, ketika langit mulai gelap dan bulan purnama muncul memancarkan cahayanya yang lembut, bumi Indonesia dipenuhi dengan suara-suara yang begitu khas dan mengharukan. Suara-suara itu adalah suara takbiran, yang memenuhi ruang dan hati setiap individu, menyentuh sanubari dengan kehangatan dan ketulusan.

Hari Raya Idul Fitri adalah momen penting bagi umat Muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Setelah sebulan penuh menahan diri dari makan, minum, dan perbuatan tercela lainnya selama bulan Ramadan, Idul Fitri menjadi momen puncak yang ditunggu-tunggu untuk merayakan keberhasilan dalam menyelesaikan ibadah puasa. Namun, di balik kegembiraan itu, terdapat lapisan makna yang dalam yang disampaikan melalui suara takbiran.

Suara takbiran menggema dari masjid-masjid, mushalla, dan bahkan dari rumah-rumah yang diisi dengan keluarga yang berkumpul. Suara itu bukan hanya sekedar seruan untuk memuji Allah SWT, tetapi juga menjadi panggilan yang mengingatkan setiap individu akan pentingnya introspeksi diri, memperbaiki diri, dan memaafkan kesalahan orang lain. Di balik gemanya, ada sentuhan kesedihan karena menyadari betapa rapuhnya manusia, betapa seringnya kita tersesat dalam dosa dan kesalahan.

Bagi banyak orang, suara takbiran membawa mereka kembali kepada kenangan masa kecil, ketika mereka berlomba-lomba bersama teman-temannya untuk mengikuti takbir keliling di sekitar lingkungan mereka. Suara gemuruh takbiran itu, yang terkadang disertai dengan bunyi bedug yang menggetarkan bumi, mengisi ruang hati mereka dengan rasa syukur dan kebersamaan. Di balik kepolosan itu, ada kenangan manis yang terukir di dalam hati, mengingatkan mereka pada kebaikan dan kedamaian.

Namun, suara takbiran juga menyentuh hati dengan cara yang lebih mendalam. Bagi mereka yang pernah merasakan kehilangan, suara itu menghadirkan rindu yang mendalam kepada orang-orang yang telah pergi, yang dulu selalu bersama dalam merayakan Idul Fitri. Suara itu menjadi pengantar doa-doa bagi yang telah meninggal, mengingatkan kita bahwa kebersamaan sejati tidak pernah terputus oleh waktu atau jarak.

Di tengah gemuruh takbiran, terdengarlah tangisan dan doa-doa yang tulus dari hati yang terpanggil. Ada orang-orang yang menangis dalam sujud, memohon ampunan dan rahmat Allah SWT. Ada pula yang menangis karena mereka merasa tersentuh oleh kebesaran Allah SWT dan keajaiban cinta-Nya yang tak terbatas. Suara-suara ini, yang bersatu dalam kesederhanaan dan ketulusan, mengingatkan kita akan pentingnya merendahkan diri di hadapan Yang Maha Kuasa.

Suara takbiran bukan hanya sekedar bunyi gemuruh yang menggema di sepanjang malam Idul Fitri. Suara itu adalah ungkapan dari hati yang penuh dengan rasa syukur, introspeksi, dan pengharapan. Ia mengingatkan kita akan kebesaran Allah SWT dan kerapuhan diri manusia. Ia menghadirkan kehangatan kebersamaan dan kepedihan kehilangan. Di balik setiap takbir yang terdengar, ada kisah yang dalam dan menyentuh hati, mempererat ikatan antara manusia dengan Sang Pencipta. Semoga suara takbiran selalu mengalun dalam hati kita, mengingatkan kita akan kebesaran-Nya dan menginspirasi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik setiap hari. Selamat Idul Fitri 1445 H, mohon maaf lahir dan batin. 


Silahkan Twibbonzenya

Twibbonze Idul Fitri 1445 H.

Minggu, 07 April 2024

Ramadhan: Renungan di Makam

Pagi ini menjelang hari raya idul Fitri saya melakukan aktifitas seperti orang di kampungku membersihkan makam; orang tua, keluarga dan kerabat. Dalam pikiran seperti sebuah film lama yang diputar kembali setiap membersihkan makam yang tentu yang saya kenal ketika mereka hidup, ada yang baik ada pula yang kurang baik (wallahualam).

Ketika kita merenungkan tentang akhir hayat kita, seringkali kita berpikir tentang bagaimana kita akan diingat oleh orang-orang setelah kita meninggal. Apakah kita akan dikenang sebagai orang baik atau sebagai orang jahat?

Sebagai manusia, kita tidak bisa mengendalikan bagaimana orang lain akan mengingat kita setelah kita tiada. Namun, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan selama hidup kita untuk meninggalkan kesan positif dan dikenang sebagai orang baik.

Satu hal yang bisa kita lakukan adalah berusaha untuk selalu berbuat kebaikan kepada orang lain. Membantu sesama, memberikan dukungan dan kasih sayang kepada orang-orang di sekitar kita akan meninggalkan kesan positif dan membuat kita dikenang sebagai orang yang baik.

Selain itu, menjaga hubungan baik dengan orang-orang di sekitar kita juga penting. Berusaha untuk selalu berbicara dengan sopan dan menghormati orang lain, serta meminta maaf jika kita melakukan kesalahan, adalah hal-hal yang bisa membuat kita dikenang sebagai orang yang baik.

Tentu saja, tidak ada manusia yang sempurna dan pasti ada saat-saat di mana kita melakukan kesalahan atau menyakiti orang lain. Namun, penting untuk belajar dari kesalahan tersebut dan berusaha untuk memperbaiki kesalahan kita.

Dengan melakukan hal-hal di atas, kita bisa meninggalkan kesan positif dan dikenang sebagai orang baik oleh orang-orang setelah kita tiada. Sehingga, ketika kita dipusara di makam kita, kita akan diingat dengan baik oleh orang-orang yang pernah mengenal kita.

Pusaraumum Kidok, 7 April 2024
Al Fakir
Edua

Rabu, 03 April 2024

Liburan Sekolah Idul Fitri 1445 H. dengan Kegiatan Edukatif Kerjasama Orang Tua dan Guru



Liburan sekolah seringkali menjadi waktu yang dinantikan oleh anak-anak untuk bersantai dan bermain. Namun, sebagai orang tua dan pendidik, penting bagi kita untuk memanfaatkan masa liburan ini secara produktif dengan menyelenggarakan kegiatan edukatif yang merangsang perkembangan mereka. Terutama menjelang, saat Idul Fitri, dan setelah Idul Fitri, di mana semangat kebersamaan dan kegembiraan semakin terasa, kolaborasi antara orang tua dan guru dalam menyusun kegiatan-kegiatan ini dapat memberikan pengalaman berharga bagi anak-anak.

Sebelum Idul Fitri:

  1. Pembuatan Kerajinan Ramadan: Ajak anak-anak untuk membuat kerajinan tangan yang berkaitan dengan Ramadan, seperti lentera Ramadan, kaligrafi, atau kartu ucapan Idul Fitri. Ini tidak hanya mengasah kreativitas mereka, tetapi juga memperkenalkan mereka pada nilai-nilai agama secara menyenangkan.
  2. Memasak Bersama: Liburan adalah waktu yang tepat untuk melibatkan anak-anak dalam proses memasak. Buatlah rencana memasak menu khas Ramadan atau kue kering untuk disantap bersama keluarga. Selain mendapat pengalaman baru, anak-anak juga belajar tentang kerjasama dan tanggung jawab.
  3. Berpikir Kritis dengan Permainan Edukatif: Sediakan permainan edukatif yang merangsang kecerdasan anak, seperti teka-teki, permainan papan, atau permainan memori bertema Ramadan. Ini akan membantu mereka untuk terus berpikir secara kritis sambil tetap bersenang-senang.

Pada Hari Raya Idul Fitri:

  1. Partisipasi dalam Shalat Id: Ajak anak-anak untuk ikut serta dalam shalat Idul Fitri di masjid atau tempat ibadah yang terdekat. Sebelum dan sesudah shalat, diskusikan dengan mereka tentang pentingnya shalat Idul Fitri, makna perayaan Idul Fitri, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
  2. Berbagi dengan Sesama: Liburan Idul Fitri adalah waktu yang tepat untuk mengajarkan anak-anak tentang pentingnya berbagi dan kedermawanan. Ajak mereka untuk ikut serta dalam kegiatan amal seperti pembagian makanan kepada yang membutuhkan atau mengunjungi panti asuhan. Diskusikan dengan mereka tentang pentingnya sikap empati dan kepedulian terhadap sesama.
  3. Mengenal Tradisi Lokal: Gunakan kesempatan liburan Idul Fitri untuk mengenalkan anak-anak pada tradisi lokal yang berkaitan dengan perayaan Idul Fitri. Misalnya, mengajari mereka tentang prosesi takbir keliling, tukar-menukar ketupat, atau tradisi saling memaafkan yang menjadi bagian dari budaya lokal.
  4. Menjaga Kebiasaan Sehat: Jelang dan sesudah Idul Fitri, penting untuk tetap menjaga pola makan yang sehat. Ajak anak-anak untuk ikut serta dalam persiapan hidangan sehat untuk santapan Idul Fitri. Diskusikan tentang pentingnya nutrisi yang seimbang dan menjaga kesehatan tubuh selama perayaan.

Setelah Idul Fitri:

  1. Merawat Lingkungan Setelah Perayaan: Setelah perayaan Idul Fitri, seringkali terjadi peningkatan sampah akibat perayaan yang meriah. Libatkan anak-anak dalam kegiatan membersihkan lingkungan sekitar rumah atau masjid setelah perayaan. Diskusikan dengan mereka tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan dampak positifnya bagi kesehatan. ajak juga untuk menanam tanaman juga waktu yang tepat untuk mengajarkan anak-anak tentang kepedulian terhadap alam. Ajak mereka untuk menanam tanaman di halaman rumah atau di taman sekolah. Ini akan membantu mereka mengembangkan rasa tanggung jawab dan mengapresiasi proses tumbuh kembang tanaman.
  2. Mengapresiasi Keberagaman: Gunakan momen liburan setelah Idul Fitri untuk mengajarkan anak-anak tentang keberagaman budaya dan agama. Ajak mereka untuk mengunjungi teman atau tetangga yang merayakan perayaan agama lain. Diskusikan dengan mereka tentang pentingnya menghormati perbedaan dan memahami keberagaman sebagai kekayaan.
  3. Refleksi dan Perencanaan Masa Depan: Setelah perayaan Idul Fitri, ajak anak-anak untuk melakukan refleksi tentang apa yang telah mereka capai selama bulan Ramadan dan perayaan Idul Fitri. Diskusikan bersama tentang target atau resolusi apa yang ingin mereka capai di masa yang akan datang, baik dari segi pendidikan, sosial, maupun spiritual.
  4. Membuat Catatan dan Menggambar Kenangan: Ajak anak-anak untuk membuat catatan atau menggambar kenangan selama perayaan Idul Fitri. Mereka dapat membuat scrapbook, jurnal, atau album foto yang berisi kenangan dan pengalaman selama bulan Ramadan dan perayaan Idul Fitri. Ini tidak hanya menjadi pengingat yang berharga, tetapi juga membantu mereka untuk menghargai momen-momen indah bersama keluarga dan teman-teman.
  5. Kunjungan ke Tempat Bersejarah: Ajak anak-anak untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah atau museum yang dapat memperluas wawasan mereka tentang budaya dan sejarah Islam. Diskusikan apa yang mereka pelajari setelah kunjungan tersebut.
  6. Baca Buku Bersama: Manfaatkan waktu luang untuk membaca buku-buku yang menginspirasi dan mendidik. Pilihlah buku-buku yang mengangkat nilai-nilai seperti persaudaraan, kesederhanaan, dan kebaikan. Diskusikan cerita-cerita tersebut bersama-sama untuk meningkatkan pemahaman mereka.


Kolaborasi Orang Tua dan Guru:

  1. Pengaturan Kelompok Diskusi: Orang tua dan guru dapat mengatur sesi diskusi bersama untuk membahas pengalaman dan pembelajaran anak-anak selama liburan. Ini akan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kemajuan anak dan memperkuat hubungan antara sekolah dan keluarga.
  2. Pengembangan Program Kegiatan Bersama: Melalui diskusi antara orang tua dan guru, bisa dirancang program kegiatan yang lebih terstruktur di masa liburan yang akan datang. Hal ini akan memastikan bahwa anak-anak tetap terlibat dalam kegiatan positif yang mendukung perkembangan mereka.
  3. Pendampingan dalam Proses Pembelajaran: Guru dapat memberikan panduan atau materi belajar tambahan kepada orang tua untuk dilakukan bersama-sama dengan anak-anak di rumah. Ini akan memperkuat pembelajaran yang telah dilakukan di sekolah dan memberikan kesempatan kepada orang tua untuk terlibat langsung dalam pendidikan anak-anak mereka.


Melalui kerjasama antara orang tua dan guru, liburan sekolah sebelum dan sesudah Idul Fitri dapat diisi dengan kegiatan-kegiatan edukatif yang merangsang perkembangan anak-anak secara holistik. Dengan demikian, mereka tidak hanya akan memiliki kenangan yang berharga, tetapi juga akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat dalam perjalanan pendidikan mereka. 

Semoga bermanfaat.

Selasa, 02 April 2024

Cerpen: Si Pemberontak Menjadi Pelajar Teladan

 


Di sebuah sekolah dasar  di pinggiran kota Majalengka, terdapat seorang guru laki-laki yang bernama Bapak Adi. Beliau dikenal sebagai guru yang tegas namun bijaksana. Namun, di kelasnya yang penuh dengan beragam kepribadian siswa, ada satu murid yang paling membuatnya pening kepala. Namanya Adi juga, tetapi Adi yang satu ini lebih sering dikenal sebagai "Adi Si Pemberontak".

Hampir setiap hari, Adi Si Pemberontak selalu membuat keributan di kelas. Dia suka mengganggu teman-temannya, membuat bercanda saat pelajaran berlangsung, bahkan pernah membuat guru-gurunya kehilangan kesabaran. Namun, hari itu, Bapak Adi telah memutuskan bahwa dia akan menyelesaikan masalah ini.

Bapak Adi: (dengan suara tegas) "Adi, tolong datang ke mejaku setelah pelajaran selesai."

Adi Si Pemberontak: (dengan nada cuek) "Kenapa, Pak? Saya tidak punya waktu untuk ngobrol-ngobrol."

Bapak Adi: (tetap tenang) "Ini bukan pilihanmu, Adi. Aku ingin kita membicarakan perilakumu di kelas."

Setelah pelajaran selesai, Adi Si Pemberontak akhirnya mendatangi mejanya Bapak Adi, meskipun dengan raut muka yang enggan.

Bapak Adi: (dengan serius) "Adi, aku ingin tahu apa yang membuatmu selalu membuat keributan di kelas. Kamu bisa menjadi murid yang luar biasa jika kamu fokus pada pelajaran."

Adi Si Pemberontak: (menggeleng) "Apa gunanya belajar? Saya lebih suka membuat kegaduhan daripada duduk diam di sini."

Bapak Adi: (mengangguk) "Kamu mungkin belum menyadari potensimu, Adi. Namun, setiap orang memiliki potensi untuk sukses, asalkan mereka mau berusaha. Kamu punya bakat yang luar biasa, tetapi kamu membuang-buangnya dengan perilaku nakalmu."

Adi Si Pemberontak: (terdiam sejenak) "Apa yang harus saya lakukan, Pak?"

Bapak Adi: "Pertama, kamu perlu merubah sikapmu terhadap belajar. Lihatlah teman-temanmu yang rajin belajar, mereka berhasil mencapai impian mereka karena mereka fokus dan tekun. Kedua, kamu harus belajar mengendalikan emosimu. Mengganggu teman-temanmu dan membuat keributan tidak akan membawa kamu kemana-mana. Dan ketiga, kamu perlu bertanggung jawab atas tindakanmu. Kau harus belajar menghargai orang lain dan lingkungan belajarmu."

Adi Si Pemberontak mendengarkan kata-kata Bapak Adi dengan serius, wajahnya menunjukkan pertanda kesadaran.

Adi Si Pemberontak: "Saya akan mencoba, Pak. Terima kasih telah mengingatkan saya."

Bapak Adi tersenyum, merasa lega bahwa dia mampu membuat Adi Si Pemberontak menyadari potensinya.

Beberapa minggu kemudian, suasana di kelas Bapak Adi berubah drastis. Adi Si Pemberontak tidak lagi membuat keributan. Dia menjadi murid yang rajin belajar, membantu teman-temannya, dan menjadi teladan bagi yang lain.

Pada akhir tahun ajaran, Bapak Adi merasa bangga melihat perubahan besar yang terjadi pada Adi Si Pemberontak. Dia tidak hanya berhasil mengubah seorang murid nakal menjadi murid teladan, tetapi juga membuktikan bahwa setiap orang memiliki potensi untuk berubah menjadi lebih baik jika mereka mendapat dorongan dan bimbingan yang tepat.

Visitasi Akreditasi Hari Pertama di SDN Mirat II

          SDN Mirat II Kecamatan Leuwimunding menjadi pusat perhatian Tim Asesor BAN PDM Provinsi Jawa Barat dengan dilaksanakannya visitasi...