Mengenai Saya

Foto saya
Semua orang bisa menjadi Guru dan semua orang bisa menjadi Murid.

Sabtu, 22 Juli 2023

Belajar Dari SPBU


"Sukses SPBU: Membangun Karir dari Nol"
Berikut adalah beberapa tips yang bisa kita pelajari dari SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) untuk meraih kesuksesan dimulai dari nol:

1. Pelayanan Prima: SPBU dikenal dengan pelayanannya yang ramah dan cepat. Sama halnya dalam mencapai kesuksesan, penting untuk memberikan pelayanan prima kepada orang lain. Jadilah orang yang baik dan responsif terhadap kebutuhan orang lain, baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tetap Konsisten: SPBU selalu menyediakan bahan bakar bagi kendaraan, kapan pun dibutuhkan. Demikian juga, kita perlu menjaga konsistensi dalam mencapai tujuan kita. Tetaplah fokus dan membina komitmen terhadap apa yang ingin kita capai. Jangan mudah menyerah atau menunda-nunda.

3. Kerja Tim yang Solid: Di SPBU, ada berbagai anggota tim yang bekerja bersama untuk menjalankan operasional dengan baik. Begitu juga dalam mencapai kesuksesan, penting untuk membangun kerja tim yang solid. Dalam bekerja dengan orang lain, berkolaborasilah, berkomunikasilah dengan baik, dan tunjukkan dukungan serta kerjasama dalam mencapai visi yang sama.

4. Adaptasi terhadap Perubahan: SPBU harus siap menghadapi perkembangan zaman dan inovasi teknologi dalam industri bahan bakar. Begitu juga kita, sukses dimulai dari nol membutuhkan kemampuan kita untuk beradaptasi dengan perubahan. Jangan takut mengambil peluang baru, belajar hal-hal baru, dan mengembangkan diri seiring dengan perkembangan zaman.

5. Tanggung Jawab: SPBU bertanggung jawab terhadap keamanan, kualitas, dan efisiensi pelayanan yang diberikan. Demikian juga, dalam meraih kesuksesan, kita perlu bertanggung jawab terhadap pilihan dan tindakan kita. Ambillah tanggung jawab dan jadilah pribadi yang dapat diandalkan dalam menjalankan tugas dan mengelola kehidupan kita.

6. Layanan 24 Jam: SPBU buka 24 jam untuk melayani pelanggan. Hal ini mengajarkan kita untuk tidak terbatas oleh waktu ketika kita bertujuan untuk sukses. Siapkan diri kita untuk bekerja keras dan berkomitmen sepanjang waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan kita.

7. Mengelola Keuangan dengan Baik: SPBU merupakan bisnis yang juga melibatkan manajemen keuangan yang baik. Sama halnya, kita perlu belajar mengelola keuangan kita dengan bijak, membuat anggaran, menghemat uang, dan berinvestasi untuk masa depan yang lebih baik.

Dengan belajar dari prinsip-prinsip sukses SPBU ini, kita bisa memulai perjalanan kita dari nol untuk meraih kesuksesan. Ingatlah bahwa kesuksesan tidak terjadi dalam semalam, tetapi dengan kerja keras, konsistensi, dan komitmen kita akan mendapatkan hasil yang kita inginkan.

Semoga bermanfaat.

Kamis, 20 Juli 2023

Mewujudkan Sekolah yang Menyenangkan Bebas Bullying

 



Pendidikan adalah salah satu aspek penting dalam pembentukan karakter dan potensi anak-anak masa depan. Namun, tidak semua anak mengalami pengalaman sekolah yang menyenangkan. Salah satu masalah yang sering kali menghambat proses belajar adalah bullying atau perundungan di sekolah. Perundungan bisa terjadi dalam berbagai bentuk, seperti fisik, verbal, atau siber. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk bekerja sama mewujudkan sekolah yang menyenangkan dan bebas dari bullying. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencapai tujuan tersebut.

  1. Menciptakan Lingkungan yang Aman dan Inklusif. Langkah pertama dalam mewujudkan sekolah yang menyenangkan dan bebas dari bullying adalah menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif. Sekolah harus menjadi tempat di mana setiap siswa merasa diterima dan dihargai tanpa memandang perbedaan mereka. Penting untuk mempromosikan nilai-nilai toleransi, empati, dan saling menghargai di antara siswa dan staf sekolah. Dengan menerapkan aturan-aturan yang ketat tentang bullying dan menghadapi pelaku dengan tegas, kita dapat membentuk lingkungan yang lebih aman bagi seluruh komunitas sekolah.
  2. Meningkatkan Kesadaran tentang Bullying: Kesadaran tentang bahaya dan dampak buruk dari bullying adalah langkah penting dalam mewujudkan sekolah yang bebas dari perundungan. Siswa, staf sekolah, dan orang tua harus dilibatkan dalam kampanye penyuluhan dan pendidikan mengenai bullying. Ini dapat dilakukan melalui program-program khusus, seminar, atau kegiatan-kegiatan lain yang mengedukasi semua pihak tentang bagaimana mengidentifikasi tanda-tanda bullying, cara mengatasi situasi tersebut, dan pentingnya melaporkan insiden bullying kepada pihak yang berwenang.
  3. Membangun Keterampilan Sosial dan Empati: Penting bagi sekolah untuk mengintegrasikan pembelajaran keterampilan sosial dan empati dalam kurikulum. Dengan membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial yang baik, seperti komunikasi yang efektif, bekerja sama, dan mengatasi konflik dengan bijaksana, mereka akan lebih mampu mengatasi situasi bullying. Selain itu, meningkatkan kemampuan empati akan membantu siswa memahami perasaan orang lain dan mencegah mereka melakukan perundungan.
  4. Melibatkan Orang Tua dan Wali Murid: Peran orang tua dan wali murid sangat penting dalam menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari bullying. Sekolah harus mengundang partisipasi orang tua dalam membantu mengawasi perilaku anak-anak mereka di luar lingkungan sekolah dan mendukung upaya sekolah untuk mengatasi bullying. Dengan saling mendukung antara sekolah dan orang tua, kita dapat menciptakan jaringan dukungan yang kuat bagi siswa.
  5. Mendukung Korban dan Pelaku Bullying: Tidak hanya korban bullying yang membutuhkan dukungan, tetapi pelaku bullying juga perlu mendapat perhatian. Dukungan dan bimbingan harus diberikan kepada pelaku untuk membantu mereka mengatasi masalah atau ketidaknyamanan yang mungkin menyebabkan perilaku negatif mereka. Pendekatan restoratif dan pelatihan kepemimpinan dapat membantu mengubah perilaku pelaku bullying menjadi lebih positif.
  6. Mengintegrasikan Program Anti-Bullying dalam Kurikulum: Program anti-bullying yang terintegrasi dalam kurikulum akan membantu mengajarkan siswa tentang pentingnya menghormati dan merawat sesama. Ini juga bisa menjadi kesempatan untuk memperkenalkan nilai-nilai seperti keadilan, persamaan, dan keberagaman. Selain itu, mencakup topik-topik seperti cyberbullying dan bagaimana berperilaku secara etis dalam lingkungan digital akan membantu siswa menjadi lebih bijaksana dalam menggunakan teknologi.
Mewujudkan sekolah yang menyenangkan dan bebas dari bullying adalah tugas bersama. Dibutuhkan kolaborasi antara sekolah, staf, orang tua, dan siswa untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan aman. Dengan upaya bersama, kita dapat menciptakan sekolah yang mendorong pertumbuhan, kebahagiaan, dan potensi maksimal bagi setiap individu di dalamnya.

Sikap, tindakan, dan perilaku  semua pihak untuk mencapai tujuan Sekolah Anak bebas Buyling atau Perundungan:
  1. Sikap Saling Menghargai dan Empati: Mengajarkan dan mempraktikkan sikap saling menghargai, toleransi, dan empati terhadap sesama. Mendorong siswa untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain, sehingga mereka dapat lebih peka terhadap dampak dari tindakan mereka.
  2. Komunikasi yang Terbuka: Menciptakan lingkungan di mana siswa merasa nyaman untuk berbicara tentang masalah atau kekhawatiran yang mereka hadapi. Mendorong staf sekolah untuk mendengarkan dengan empati dan memberikan dukungan kepada siswa yang memerlukan bantuan.
  3. Melaporkan Bullying: Mengajarkan siswa pentingnya melaporkan insiden bullying kepada guru atau staf sekolah yang dipercayai. Memastikan bahwa laporan bullying ditangani secara rahasia dan dengan cepat untuk mencegah lebih banyak kejadian.
  4. Pendidikan tentang Bullying: Mengintegrasikan pembelajaran tentang bullying dalam kurikulum sekolah, termasuk bahaya dan dampak buruknya.Mengadakan seminar dan kegiatan pendidikan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang bullying di antara siswa, staf, dan orang tua.
  5. Penguatan Keterampilan Sosial: Menyediakan pelatihan keterampilan sosial kepada siswa untuk membantu mereka berkomunikasi dengan baik, menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat, dan membangun hubungan yang positif.
  6. Timbulkan Rasa Kepedulian: Menggalang semangat solidaritas dan kepedulian antar siswa dan staf sekolah. Mendorong siswa untuk saling membantu dan menganggap diri mereka sebagai bagian dari komunitas yang peduli.
  7. Peran Positif Model: Guru dan staf sekolah harus menjadi contoh perilaku yang positif dan menghormati setiap individu dalam komunitas sekolah. Membangun relasi yang baik antara guru dan siswa untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif.
  8. Keterlibatan Orang Tua: Melibatkan orang tua secara aktif dalam program-program sekolah dan mengkomunikasikan pentingnya peran mereka dalam menciptakan sekolah yang bebas dari bullying. Menciptakan forum di mana orang tua dapat berdiskusi tentang isu-isu terkait bullying dan bagaimana mereka dapat membantu mencegahnya di luar lingkungan sekolah.
  9. Program Anti-Bullying: Menerapkan program anti-bullying yang terstruktur dan terintegrasi dalam kurikulum untuk membantu siswa memahami dan mengatasi bullying dengan cara yang positif.
  10. Pengawasan dan Pengawalan: Meningkatkan pengawasan di lingkungan sekolah, terutama di area yang rawan terjadinya bullying.Memberikan perhatian ekstra pada interaksi sosial siswa di lingkungan online (siber) untuk mencegah cyberbullying.

Dengan mengadopsi sikap, tindakan, dan perilaku yang mencerminkan kesadaran dan komitmen untuk menciptakan lingkungan sekolah yang ramah anak dan bebas dari bullying, kita dapat memberikan pengalaman belajar yang positif dan mendukung bagi semua siswa.

Peran peserta didik untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari bullying:

  1. Sikap Menghargai dan Empati: Bersikap menghargai dan menghormati setiap teman sekelas tanpa memandang perbedaan. Menunjukkan empati terhadap teman sekelas yang mengalami kesulitan atau masalah pribadi.
  2. Menolak Perundungan (Bullying):Menghindari ikut serta dalam kelompok atau tindakan yang merendahkan atau merugikan teman sekelas. Menolak untuk menyebarkan gosip atau rumor yang bisa menyakiti perasaan orang lain.
  3. Mendukung Teman Sebaya: Menjadi sahabat yang baik dan selalu mendukung teman sebaya. Melibatkan diri dalam kegiatan atau kelompok yang mengajarkan tentang persahabatan dan saling bantu. 
  4. Melaporkan Insiden Bullying: Berani melaporkan insiden bullying yang terjadi kepada guru atau staf sekolah yang dipercayai. Tidak takut untuk berbicara ketika menyaksikan perundungan terjadi di sekitar mereka.
  5. Keterampilan Sosial yang Baik:Mengembangkan keterampilan komunikasi yang baik untuk menghindari konflik dan membangun hubungan yang positif dengan orang lain. Belajar mengatasi konflik secara bijaksana tanpa menggunakan tindakan kekerasan atau merendahkan.
  6. Berperan sebagai Pemimpin Positif: Menjadi contoh bagi teman sebaya dengan perilaku yang positif dan menginspirasi. Mendorong teman sekelas untuk berperilaku baik dan menghargai satu sama lain.
  7. Tidak Diam tentang Bullying: Tidak menjadi penonton apabila melihat ada bullying terjadi, tetapi berusaha untuk membantu atau melaporkan kejadian tersebut. Mendukung teman sekelas yang menjadi korban bullying, dengan memberikan dukungan moral dan membantu melaporkan insiden tersebut.
  8. Menghindari Perilaku Cyberbullying: Menjaga etika dalam bermedia sosial dan menghindari menyebarkan pesan atau konten yang merugikan orang lain. Berpikir sebelum mengirimkan pesan atau komentar yang dapat menyakiti perasaan orang lain di dunia maya.
  9. Belajar tentang Dampak Bullying: Berpartisipasi dalam program atau kegiatan yang membahas dampak dan cara mencegah bullying. Meningkatkan kesadaran diri tentang betapa pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan menyenangkan.
  10. Bersatu dan Membentuk Komunitas: Bersatu dengan teman sekelas untuk menciptakan lingkungan yang aman dan menyenangkan bagi semua orang. Melakukan proyek bersama yang mendukung nilai-nilai persatuan dan membantu membangun kebersamaan dalam komunitas sekolah.

Peserta didik memiliki peran penting dalam mewujudkan sekolah yang menyenangkan dan bebas dari bullying. Dengan sikap yang baik, tindakan yang positif, dan perilaku yang mendukung, mereka dapat membantu menciptakan lingkungan sekolah yang aman, inklusif, dan mendukung bagi semua anggota komunitas sekolah.


Rabu, 19 Juli 2023

Pendidikan Feodal Versus Pendidikan Modern

Pendidikan Feodal versus Pendidikan Modern

Pendidikan adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menghadapi tantangan kehidupan. Namun, pendidikan tidak selalu sama di setiap zaman. Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan antara pendidikan feodal dan pendidikan modern.

Pendidikan Feodal

Pendidikan feodal merujuk pada sistem pendidikan yang ada pada zaman feodal atau abad pertengahan. Pada masa ini, pendidikan lebih terfokus pada kelompok elit, seperti bangsawan dan rohaniwan. Pendidikan feodal didasarkan pada sistem kasta, di mana hanya mereka yang berasal dari keluarga bangsawan atau rohaniwan yang memiliki akses ke pendidikan.

Pendidikan feodal lebih berfokus pada pembentukan karakter dan moral daripada pengetahuan akademik. Tujuan utama pendidikan feodal adalah untuk melatih para siswa menjadi pelayan yang setia dan taat kepada penguasa atau tuan mereka. Kurikulum pendidikan feodal terdiri dari pembelajaran agama, etiket, seni perang, dan keterampilan bertani.

Pendidikan Modern

Pendidikan modern, di sisi lain, adalah sistem pendidikan yang ada pada zaman sekarang. Pendidikan modern lebih inklusif dan terbuka untuk semua orang, tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi. Pendidikan modern bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi dunia yang terus berkembang.

Pendidikan modern lebih berfokus pada pengembangan potensi individu dan pemberdayaan siswa. Kurikulum pendidikan modern mencakup berbagai mata pelajaran, seperti matematika, ilmu pengetahuan, bahasa, seni, dan olahraga. Selain itu, pendidikan modern juga menekankan pada pengembangan keterampilan sosial, kritis, dan kreatif.

Perbedaan

Ada beberapa perbedaan antara pendidikan feodal dan pendidikan modern. Pertama, pendidikan feodal lebih eksklusif dan hanya terbuka untuk kelompok elit, sedangkan pendidikan modern lebih inklusif dan terbuka untuk semua orang. Kedua, pendidikan feodal lebih berfokus pada pembentukan karakter dan moral, sedangkan pendidikan modern lebih berfokus pada pengembangan potensi individu. Ketiga, kurikulum pendidikan feodal lebih terbatas pada pembelajaran agama, etiket, seni perang, dan keterampilan bertani, sedangkan kurikulum pendidikan modern lebih luas dan mencakup berbagai mata pelajaran.

Kesimpulan

Pendidikan feodal dan pendidikan modern memiliki perbedaan yang signifikan. Pendidikan feodal lebih eksklusif, berfokus pada pembentukan karakter dan moral, dan memiliki kurikulum yang terbatas. Di sisi lain, pendidikan modern lebih inklusif, berfokus pada pengembangan potensi individu, dan memiliki kurikulum yang lebih luas. Pendidikan modern memberikan kesempatan yang lebih besar bagi semua orang untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi dunia yang terus berkembang.

Refleksi Memperingati Tahun Baru Islam


Tahun baru Islam, juga dikenal sebagai 1 Muharram, adalah waktu yang baik untuk merenungkan dan merenungkan tentang hidup kita. Ini adalah kesempatan untuk melihat kembali tahun yang telah berlalu dan membuat perubahan yang diperlukan untuk tahun yang akan datang. Berikut adalah beberapa refleksi yang dapat dilakukan pada tahun baru Islam:

1. Bersyukur: Mengingat dan menghargai semua berkah yang telah diberikan kepada kita selama tahun yang telah berlalu. Menghargai kesehatan, keluarga, pekerjaan, dan segala hal yang telah membuat hidup kita lebih baik.

2. Memaafkan: Memaafkan orang lain yang mungkin telah menyakiti atau melukai kita selama tahun yang telah berlalu. Memaafkan adalah langkah penting untuk memulai tahun baru dengan hati yang bersih dan pikiran yang tenang.

3. Menetapkan tujuan: Menetapkan tujuan dan aspirasi untuk tahun yang akan datang. Tujuan ini dapat berkaitan dengan kehidupan pribadi, karier, pendidikan, atau spiritualitas. Menetapkan tujuan yang realistis dan mencapainya dengan langkah-langkah yang terukur.

4. Meningkatkan hubungan dengan Allah: Menggunakan tahun baru Islam sebagai kesempatan untuk memperkuat hubungan dengan Allah. Melakukan ibadah yang lebih baik, membaca Al-Quran secara teratur, dan berdoa dengan lebih khusyuk.

5. Membantu orang lain: Membuat komitmen untuk membantu orang lain dan berkontribusi pada masyarakat. Mengambil bagian dalam kegiatan amal, menyumbangkan waktu atau sumber daya untuk membantu mereka yang membutuhkan.

6. Menjaga kesehatan: Mengambil langkah-langkah untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Melakukan olahraga secara teratur, makan makanan sehat, dan mengatur waktu istirahat yang cukup.

7. Menghindari dosa: Merefleksikan perbuatan buruk yang telah dilakukan selama tahun yang telah berlalu dan berkomitmen untuk menghindari dosa di masa depan. Mencoba untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih baik dalam menjalankan ajaran agama.

8. Menghargai waktu: Menghargai waktu yang diberikan kepada kita dan menggunakan waktu dengan bijak. Menghindari pemborosan waktu dan fokus pada hal-hal yang penting dan bermanfaat.

9. Menjaga hubungan sosial: Membangun dan memperkuat hubungan dengan keluarga, teman, dan orang-orang terdekat. Menghabiskan waktu bersama mereka dan memberikan perhatian yang cukup kepada mereka.

10. Membaca dan belajar: Membaca buku-buku yang bermanfaat dan belajar hal-hal baru. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang agama, dunia, dan kehidupan secara umum.

Semoga refleksi ini dapat membantu kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih baik di tahun baru Islam. Selamat tahun baru Islam!

Selasa, 18 Juli 2023

Makna Memperingati Hari Tahun Baru Islam

 



Mempertingati Tahun Baru Islam memiliki makna dan arti yang penting bagi umat Muslim. Tahun Baru Islam, yang dikenal juga dengan sebutan "Hijriyah" atau "Hijrah," merujuk pada peristiwa penting dalam sejarah Islam, yaitu Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari kota Mekah ke Madinah pada tahun 622 Masehi.

Pentingnya memperingati Tahun Baru Islam dapat dilihat dari beberapa aspek berikut:

  1. Sejarah dan peristiwa penting: Tahun Baru Islam merupakan momen untuk mengenang peristiwa Hijrah, yang memiliki makna historis dan religius bagi umat Muslim. Hijrah bukan hanya merupakan perpindahan fisik Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya, tetapi juga awal mula terbentuknya masyarakat Islam yang komprehensif di Madinah. Memperingati Tahun Baru Islam mengingatkan umat Muslim akan perjuangan dan ketabahan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan ajaran Islam.
  2. Penegasan identitas: Memperingati Tahun Baru Islam membantu umat Muslim dalam memperkuat dan mempertegas identitas keislamannya. Hal ini menjadi momen refleksi dan introspeksi pribadi serta sebagai umat Muslim dalam mengukur sejauh mana kita telah menjalankan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Renewal spiritual: Tahun Baru Islam dapat dijadikan kesempatan untuk merenungkan pencapaian spiritual selama setahun sebelumnya dan mengidentifikasi bidang yang perlu ditingkatkan. Perayaan ini mengajak umat Muslim untuk berintrospeksi, memperbaiki diri, dan berkomitmen untuk meningkatkan hubungan mereka dengan Allah SWT serta menjalankan ajaran Islam dengan lebih baik.
  4. Solidaritas dan persaudaraan: Memperingati Tahun Baru Islam juga merupakan momen untuk mempererat tali persaudaraan di antara umat Muslim. Di berbagai komunitas Muslim, sering diadakan acara dan kegiatan sosial, seperti saling berkunjung, berbagi makanan, serta memperkuat hubungan keluarga dan kerabat. Hal ini membantu menciptakan rasa persatuan, solidaritas, dan kebersamaan di antara umat Muslim.
  5. Pembaharuan komitmen: Tahun Baru Islam memberikan kesempatan untuk membuat resolusi dan membangun komitmen baru dalam menjalankan ajaran Islam. Individu dapat mengevaluasi perbuatan mereka dan menetapkan tujuan yang lebih baik dalam hidup mereka secara spiritual, sosial, dan moral.

Memperingati Tahun Baru Islam memiliki makna yang mendalam dan penting bagi umat Muslim. Perayaan ini mengingatkan mereka pada sejarah Islam yang kaya serta mengajak mereka untuk memperbaiki diri, memperkuat identitas keislaman, dan meningkatkan hubungan mereka dengan Allah SWT serta sesama muslim.







Senin, 17 Juli 2023

Materi MPLS: 3 Kata Ajaib

 


Penguatan karakter siswa melalui pengamalan tiga kata ajaib yang dasyat, yaitu "Maaf", "Tolong", dan "Terimakasih" di lingkungan sekolah memiliki potensi yang sangat positif. Mengajarkan siswa untuk memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai ini dapat membantu mereka menjadi individu yang lebih empatik, bertanggung jawab, dan berempati terhadap orang lain. Berikut adalah beberapa cara di mana pengamalan kata-kata ini dapat menguatkan karakter siswa di lingkungan sekolah:


Maaf:

Mengajarkan siswa untuk meminta maaf ketika mereka melakukan kesalahan, baik itu terhadap teman sekelas, guru, atau staf sekolah lainnya. Ini melibatkan mengakui kesalahan, merasakan penyesalan, dan berkomitmen untuk tidak mengulangi kesalahan tersebut.

Mendorong siswa untuk memberikan maaf kepada mereka yang telah melakukan kesalahan. Ini melibatkan pengembangan sikap empati dan pengertian terhadap kekurangan orang lain.


Tolong:

Mendorong siswa untuk membantu teman sekelas yang membutuhkan bantuan, baik dalam hal akademik maupun non-akademik. Ini melibatkan berbagi pengetahuan, keterampilan, atau sumber daya yang dimiliki dengan orang lain.

Mengajarkan siswa untuk meminta bantuan ketika mereka menghadapi kesulitan. Ini melibatkan pembangunan sikap rendah hati dan pemahaman bahwa ada kekuatan dalam saling membantu.

Terimakasih:

Mendorong siswa untuk mengucapkan terima kasih kepada mereka yang memberikan bantuan, baik teman sekelas, guru, atau staf sekolah. Ini melibatkan menghargai kontribusi orang lain dan mengungkapkan rasa terima kasih secara tulus.

Mengajarkan siswa untuk menghargai apa yang mereka miliki dan untuk tidak menganggap hal-hal kecil sebagai hal yang biasa. Ini melibatkan sikap rendah hati dan penghargaan terhadap segala bentuk kebaikan.

Dengan menguatkan pengamalan tiga kata ajaib ini, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang lebih positif dan mendukung pertumbuhan karakter siswa. Penting untuk mengintegrasikan nilai-nilai ini dalam kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler, dan interaksi sehari-hari di sekolah. Selain itu, peran guru dan staf sekolah dalam menjadi contoh teladan sangatlah penting, karena siswa akan belajar dari perilaku yang mereka amati.

Materi MPLS: Pembiasaan S5

 





Pembentukan karakter yang baik pada peserta didik adalah salah satu tujuan utama pendidikan. Selain mengembangkan kecerdasan akademik, sekolah juga memiliki tanggung jawab untuk membentuk kepribadian yang positif dan bermartabat. Salah satu cara yang efektif untuk mencapai hal tersebut adalah dengan membangun kebiasaan Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun (S5) di lingkungan sekolah.

  1. Senyum: Kebiasaan senyum adalah salah satu bentuk ungkapan yang paling sederhana namun berdampak besar. Senyum mampu menciptakan iklim positif di dalam lingkungan sekolah, mengurangi tegangan, serta membangun hubungan yang harmonis antara guru dan siswa, dan antara sesama siswa. Dengan mendorong peserta didik untuk senyum dalam interaksi sehari-hari, sekolah mendorong mereka untuk menjadi pribadi yang ramah, terbuka, dan menyenangkan.
  2. Salam: Salam adalah ungkapan penghormatan dan pengakuan terhadap keberadaan orang lain. Melalui kebiasaan memberikan salam, peserta didik diajarkan untuk menghargai orang lain dan mengakui kehadiran mereka. Kegiatan ini dapat melibatkan siswa dalam interaksi yang positif dengan guru, rekan sekelas, atau bahkan pegawai sekolah. Dengan mengajarkan salam sebagai kebiasaan, sekolah membantu membentuk karakter yang rendah hati, sopan, dan penuh perhatian terhadap lingkungan sekitar.
  3. Sapa: Mengajarkan kebiasaan menyapa atau memberikan salam kepada orang lain merupakan bagian penting dari membangun karakter peserta didik. Sapaan yang sopan dan ramah dapat membangun ikatan sosial yang kuat dan menciptakan lingkungan yang inklusif. Melalui pembiasaan ini, peserta didik diajarkan untuk memperhatikan kehadiran orang lain dan menunjukkan rasa hormat dan perhatian. Hal ini dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial dan memupuk hubungan yang baik antar individu.
  4. Sopan: Sopan memiliki makna  perilaku yang mencerminkan kebaikan dan keramahan kepada orang lain, terutama orang yang lebih tua umurnya dari kita. Sopan merupakan nilai-nilai yang menjadi dasar etika dan tata krama dalam interaksi sosial. Sekolah harus berperan dalam mengajarkan kebiasaan sopan kepada peserta didik, termasuk dalam mengucapkan terima kasih, meminta maaf, memberi hormat, dan memperlakukan orang lain dengan baik. Ketika peserta didik secara konsisten menerapkan perilaku sopan  dalam kehidupan sehari-hari, mereka akan menjadi individu yang lebih peka terhadap perasaan orang lain dan terbiasa dengan norma dan nilai-nilai yang positif.
  5. Santun: Pembiasaan perilaku santun merupakan langkah penting dalam membangun karakter peserta didik. Sikap santun meliputi sikap menghormati, mengendalikan emosi, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan berbicara dengan kata-kata yang baik dan bijak. Dengan memperkuat kebiasaan ini, peserta didik akan memiliki kualitas kepemimpinan yang kuat, mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama, serta menghadapi tantangan dengan bijaksana.

Melalui pembiasaan senyum, salam, sapa, sopan, dan santun di lingkungan sekolah, peserta didik tidak hanya akan memiliki pengetahuan akademik yang baik, tetapi juga karakter yang kuat. Kebiasaan S5 ini membantu menciptakan lingkungan yang ramah, saling menghargai, dan menyenangkan di dalam sekolah. Pembiasaan ini harus dilakukan secara konsisten oleh guru dan staf sekolah, serta didukung oleh orang tua dan masyarakat untuk mencapai hasil yang maksimal.

Pendidikan karakter adalah tanggung jawab bersama, dan membangun karakter peserta didik melalui kebiasaan senyum, salam, sapa, sopan, dan santun merupakan langkah awal yang penting. Dengan memperkuat kebiasaan positif ini, sekolah menciptakan peserta didik yang lebih baik dalam hal pribadi, kemampuan sosial, dan kesuksesan masa depan mereka.







Visitasi Akreditasi Hari Pertama di SDN Mirat II

          SDN Mirat II Kecamatan Leuwimunding menjadi pusat perhatian Tim Asesor BAN PDM Provinsi Jawa Barat dengan dilaksanakannya visitasi...