Mengenai Saya

Foto saya
Semua orang bisa menjadi Guru dan semua orang bisa menjadi Murid.

Selasa, 06 Juni 2023

Praktik Baik: Pembelajaran Diferensiansi




Keadaan Sebelum Intervensi/Pendampingan Implementasi Pembelajaran Berdiferisiansi:

Pembelajaran  hanya berpusat pada guru, tanpa memperhatikan minat, profil, dan gaya belajar siswa, cenderung menjadi pendekatan pembelajaran yang kurang efektif dan kurang inklusif. Dalam pendekatan seperti ini, fokus utama adalah pada guru sebagai sumber pengetahuan dan pengajar yang mengatur seluruh kegiatan pembelajaran.

Ciri-Ciri  dari pembelajaran yang hanya berpusat pada guru dan tidak memperhatikan keberagaman siswa meliputi:
  1. Pendekatan satu ukuran untuk semua: Guru menggunakan metode pengajaran yang seragam dan menyampaikan materi secara umum kepada seluruh kelas tanpa memperhatikan perbedaan individual antara siswa. Metode ini sering kali tidak mempertimbangkan minat, keahlian, atau gaya belajar yang berbeda-beda di antara siswa.
  2. Kurangnya interaksi dan partisipasi siswa: Siswa berperan sebagai penerima informasi pasif dan jarang terlibat dalam proses pembelajaran. Mereka cenderung menjadi pendengar yang pasif dan tidak diajak berpartisipasi secara aktif dalam aktivitas pembelajaran.
  3. Kurangnya pilihan dan fleksibilitas: Pembelajaran hanya berfokus pada kurikulum dan materi yang ditentukan secara kaku. Siswa memiliki sedikit pilihan untuk mengeksplorasi minat mereka sendiri atau belajar sesuai dengan profil dan gaya belajar masing-masing.
  4. Minimnya penyesuaian: Guru jarang menyesuaikan metode pengajaran atau materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan individu siswa. Hal ini dapat menyebabkan beberapa siswa menjadi terlalu terbebani atau merasa tidak tertantang, sementara siswa lain mungkin mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran.

Akibat dari pembelajaran yang hanya berpusat pada guru adalah adanya kesenjangan dalam pembelajaran dan keberagaman siswa tidak diakomodasi dengan baik. Beberapa siswa mungkin merasa bosan, tidak termotivasi, atau kesulitan memahami materi, sementara siswa lain mungkin memiliki potensi yang tidak tergali secara maksimal.

Pendampingan/Intervensi yang Dilakukan 
  1. Fasilitator PSP: Memberikan pemahaman tentang pembelajaran diferensiasimellaui kegiatan PMO tingkat sekolah.
  2. Kepala Sekolah: Pendampingan atau intervensi yang dilakukan oleh kepala sekolah kepada guru dalam implementasi pembelajaran diferensiasi membantu guru mengembangkan dan meningkatkan praktik pembelajaran yang berfokus pada kebutuhan individu siswa. Beberapa pendampingan atau intervensi yang  dilakukan oleh kepala sekolah kepada guru:
    • Pelatihan dan Pengembangan Profesional: Kepala sekolah menyediakan pelatihan dan pengembangan profesional yang terkait dengan pembelajaran diferensiasi. Hal ini dapat meliputi workshop, IHT atau kegiatan kolaboratif di mana guru dapat mempelajari strategi dan teknik diferensiasi yang efektif.
    • Observasi dan Umpan Balik: Kepala sekolah  melakukan observasi kelas secara rutin untuk melihat langsung penerapan pembelajaran diferensiasi oleh guru. Setelah observasi, kepala sekolah memberikan umpan balik yang konstruktif kepada guru, mengidentifikasi kekuatan dan area perbaikan dalam penerapan pembelajaran diferensiasi.
    • Kolaborasi dan Diskusi Berkala: Kepala sekolahmengadakan pertemuan atau diskusi berkala dengan guru untuk membahas dan berbagi praktik baik dalam pembelajaran diferensiasi. Ini menciptakan ruang untuk berbagi pengalaman, ide, dan tantangan yang dihadapi oleh guru dalam mengimplementasikan pendekatan tersebut.
    • Sumber Daya dan Bahan Pendukung: Kepala sekolah menyediakan sumber daya dan bahan pendukung yang mendukung penerapan pembelajaran diferensiasi. Ini termasuk bahan ajar, buku referensi, teknologi pendidikan, atau sumber daya lainnya yang relevan dengan kebutuhan guru dalam diferensiasi pembelajaran.
    • Tim Kolaboratif di Komunitas Praktisi : Kepala sekolah dapat membentuk tim kolaboratif Komunitas Praktisi "CERIA"di sekolah yang terdiri dari guru-guru yang memiliki keahlian dan minat dalam pembelajaran diferensiasi. Tim ini dapat bertukar pengetahuan, berkolaborasi dalam merancang materi pembelajaran, dan memberikan dukungan satu sama lain dalam penerapan pembelajaran diferensiasi.
    • Pembinaan dan Mentoring: Kepala sekolah memberikan pembinaan dan mentoring kepada guru yang membutuhkan dukungan tambahan dalam mengimplementasikan pembelajaran diferensiasi. Pembinaan ini dapat dilakukan secara individu atau dalam kelompok kecil, di mana kepala sekolah membantu guru merencanakan strategi, memecahkan masalah, dan meningkatkan keterampilan dalam diferensiasi pembelajaran.
    • Penyediaan Ruang untuk Inovasi: Kepala sekolah dapat menciptakan ruang untuk inovasi dalam pembelajaran diferensiasi dengan mendorong guru untuk mencoba pendekatan baru, eksperimen dengan metode pengajaran, dan berbagi melalui medsos sekolah seperti: youtobe, instagram, facebook, tiktok dan lainnya.

Setelah dilaksanakan Pembelajaran Berdiferesiansi

Praktik baik di sekolah dasar dengan implementasi pembelajaran diferensiasi dapat membantu memenuhi kebutuhan belajar siswa secara individual. Berikut adalah contoh praktik baik sebelum dan sesudah dilaksanakan pembelajaran diferensiasi di sekolah dasar:

Sebelum Pelaksanaan  Pembelajaran Diferensiasi:
  1. Evaluasi kebutuhan siswa: Lakukan evaluasi awal untuk memahami kebutuhan belajar setiap siswa. Ini dapat meliputi penilaian keterampilan, minat, gaya belajar, dan kebutuhan khusus lainnya.
  2. Pengelompokan: Kelompokkan siswa berdasarkan tingkat kemampuan mereka dalam mata pelajaran tertentu. Misalnya, siswa yang memiliki kemampuan lebih tinggi dalam matematika dapat ditempatkan dalam kelompok yang lebih menantang, sedangkan siswa dengan keterampilan yang lebih rendah dapat ditempatkan dalam kelompok yang lebih mendukung.
  3. Penyediaan sumber daya: Sediakan beragam sumber daya dan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan setiap kelompok siswa. Ini dapat mencakup buku teks dengan tingkat kesulitan yang berbeda, materi tambahan, atau permainan pendidikan yang dapat membantu siswa memahami konsep yang diajarkan.
  4. Pendekatan pengajaran yang berbeda: Gunakan berbagai pendekatan pengajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa dalam setiap kelompok. Misalnya, siswa dengan gaya belajar kinestetik mungkin membutuhkan kegiatan fisik yang melibatkan gerakan, sedangkan siswa dengan gaya belajar auditori mungkin lebih responsif terhadap penjelasan lisan atau ceramah.

Setelah dilaksanakan pembelajaran diferensiasi:
Pembelajaran diferesiansi memiliki dampak positif yang signifikan baik bagi guru maupun siswa. Berikut adalah beberapa dampak positif yang dapat terjadi:
Dampak Positif bagi Guru:
  1. Kepuasan dan motivasi: Pembelajaran diferesiansi memberi kesempatan kepada guru untuk merancang dan mengajar dengan pendekatan yang lebih kreatif dan relevan. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan dan motivasi guru dalam mengajar karena mereka dapat melihat dampak positif dari upaya mereka dalam mengakomodasi kebutuhan dan minat siswa.
  2. Pengembangan profesional: Melalui implementasi pembelajaran diferesiansi, guru akan terlibat dalam pemahaman yang lebih mendalam tentang keberagaman siswa dan cara mengakomodasinya. Ini membantu guru mengembangkan keterampilan pengajaran yang lebih inklusif dan memperluas repertoar metode pembelajaran yang efektif.
  3. Personalisasi pembelajaran: Dalam pembelajaran diferesiansi, guru dapat lebih memahami dan menghargai perbedaan individual siswa, termasuk minat, profil, dan gaya belajar mereka. Hal ini memungkinkan guru untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal dan relevan bagi setiap siswa.
  4. Kolaborasi dan pembelajaran berkelanjutan: Implementasi pembelajaran diferesiansi mendorong kolaborasi antar guru, sharing best practice, dan refleksi terhadap praktik pengajaran. Guru dapat belajar satu sama lain, bertukar ide, dan terus meningkatkan keterampilan mereka dalam mengakomodasi keberagaman siswa.
Dampak Positif bagi Siswa:
  1. Pengalaman belajar yang relevan: Dengan pendekatan pembelajaran diferesiansi, siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih relevan dengan kebutuhan, minat, dan gaya belajar mereka. Mereka dapat terlibat secara aktif, mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan nyata, dan mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam atas materi pelajaran.
  2. Meningkatkan motivasi dan partisipasi: Pembelajaran diferesiansi mengakomodasi minat dan preferensi siswa, yang dapat meningkatkan motivasi dan partisipasi mereka dalam proses pembelajaran. Siswa merasa lebih terlibat, lebih antusias, dan lebih termotivasi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
  3. Peningkatan keterampilan dan pemahaman: Dengan memperhatikan keberagaman siswa, pembelajaran diferesiansi membantu siswa mengembangkan keterampilan dan pemahaman mereka secara optimal. Setiap siswa dapat belajar pada tingkat mereka sendiri, mendapatkan dukungan yang dibutuhkan, dan mencapai hasil yang lebih baik sesuai dengan kemampuan individu mereka.
  4. Penghargaan terhadap keberagaman: Pembelajaran diferesiansi membantu siswa memahami dan menghargai keberagaman dalam kelas. Mereka belajar untuk menghormati perbedaan individual, mengembangkan empati, dan bekerja secara kolaboratif dengan teman-teman mereka yang memiliki latar belakang atau kebutuhan yang berbeda.
Dengan adanya pembelajaran diferesiansi, guru dan siswa dapat mengalami perubahan positif dalam proses pembelajaran. Guru menjadi lebih terampil dan termotivasi, sementara siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih relevan dan mendukung perkembangan pribadi mereka secara keseluruhan.





Dokumentasi

























Praktik Baik: Penyusunan Program Berbasis Data (PBD)



Keadaan Sebelum Intervensi/Pendampingan

Dalam penyusunan program sekolah yang belum berbasis data  pendidikan, keadaan yang digadapi kepala sekolah dan guru bisa menjadi lebih kompleks. Tanpa data  sebagai acuan, mereka perlu mengandalkan metode dan informasi lain untuk mengembangkan program yang efektif, yaitu:

  1. Analisis dan penilaian berbasis observasi: Kepala sekolah dan guru melakukan observasi langsung terhadap siswa dalam kelas. Mereka akan melihat kemampuan siswa, kekuatan dan kelemahan mereka, serta tingkat pemahaman terhadap materi pelajaran. Observasi ini dapat memberikan wawasan tentang kebutuhan siswa dan menjadi dasar untuk menyusun program sekolah yang sesuai.
  2. Konsultasi dengan guru dan staf lainnya: Dalam situasi ini, kolaborasi dan konsultasi antara kepala sekolah, guru, dan staf pendidikan lainnya sangat penting. Mereka dapat berbagi pengalaman, pengetahuan, dan saran untuk menyusun program yang efektif. Diskusi dan pertemuan berkala dapat membantu dalam merumuskan strategi dan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa.
  3. Penggunaan sumber daya luar: Kepala sekolah dan guru mungkin perlu mencari sumber daya pendukung eksternal untuk membantu menyusun program sekolah. Mereka dapat menghadiri pelatihan, seminar, atau konferensi yang relevan dengan tujuan memperoleh informasi terbaru tentang metode pengajaran dan strategi pembelajaran yang efektif.
  4. Pendekatan berbasis kompetensi: Dalam situasi ini, pendekatan berbasis kompetensi  menjadi pilihan yang relevan. Program sekolah dapat didesain dengan memfokuskan pada pengembangan kompetensi siswa dalam berbagai bidang, termasuk pengetahuan akademik, keterampilan sosial, dan kemampuan kognitif. Dengan menekankan kompetensi yang relevan, kepala sekolah dan guru dapat membantu siswa mencapai kemajuan meskipun belum memiliki data rapor yang lengkap.
  5. Evaluasi berkelanjutan: Meskipun tidak ada data rapor yang dapat dijadikan acuan, kepala sekolah dan guru tetap perlu melakukan evaluasi berkelanjutan terhadap program sekolah yang disusun. Evaluasi ini dapat dilakukan melalui tes formatif, tugas-tugas proyek, atau penilaian alternatif lainnya. Dengan cara ini, mereka dapat mengukur kemajuan siswa dan menyesuaikan program jika diperlukan.

Pendampingan/Intervensi yang Dilakukan Kepala Sekolah

Intervensi Kepala sekolah melakukan Perencanaan Berbasis Data (PBD) dengan 
melakukannya, yaitu: 
  1. Melakukan Perencanaan Berbasis Data (PBD) melalui eksplorasi dashboard platform Rapor Pendidikan
  2. Melakukan Perencanaan Berbasis Data (PBD) melalui unduhan rekomendasi PBD 
  3. dan Melakukan Perencanaan Berbasis Data (PBD) dengan menganalisis unduhan Laporan Rapor Pendidikana. Langkah konkret yang  dilakukan adalah dengan I yaitu Identifikasi masalah, R yaitu melakukan refleksi, serta B yaitu Benahi dengan menyusun kegiatan dalam bentuk rencana kegiatan dan anggaran satuan pendidikan dan daerah. 
Keadaan Sesudah Intervensi/Pendampingan
Keadaan sesudah intervensi atau pendampingan dalam PBD yang bersumber dari rapor satuan pendidikan dari Kemendikbudristek:
  1. Peningkatan Kualitas Data: Dengan adanya data yang dihasilkan dari rapor satuan pendidikan menjadi lebih akurat, lengkap, dan terstandarisasi. Kepala sekolah dan guru  dalam mengumpulkan, mengelola, dan melaporkan data dengan tepat, sesuai dengan pedoman.
  2. Penyusunan Program yang Lebih Tepat Sasaran dalam RKAS: Dengan menggunakan data dari rapor satuan pendidikan yang dikeluarkan oleh Kemendikbudristek, kepala sekolah dapat menyusun program intervensi yang lebih tepat sasaran. Data ini dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang prestasi siswa, tren belajar-mengajar, dan kebutuhan khusus yang perlu ditangani dalam perencanaan program sekolah RKAS.
  3. Monitoring dan Evaluasi yang Efektif: Melalui intervensi dan pendampingan, kepala sekolah dan guru melakukan pemantauan dan evaluasi yang efektif terhadap program PBD berbasis data. Memanfaatkan data dari rapor satuan pendidikan untuk mengukur kemajuan siswa, mengevaluasi keefektifan intervensi yang telah dilakukan, dan membuat perbaikan yang diperlukan.
  4. Peningkatan Keterlibatan Pemangku Kepentingan: Dengan menggunakan data dari rapor satuan pendidikan yang dikeluarkan oleh Kemendikbudristek, intervensi dan pendampingan dapat memperkuat keterlibatan pemangku kepentingan, seperti guru, orang tua, dan masyarakat. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang data dan program PBD, berkolaborasi dalam menyusun strategi yang efektif dan mendukung keberhasilan siswa.
  5. Perbaikan Kebijakan dan Praktik Pendidikan: Data dari rapor satuan pendidikan  memberikan masukan berharga bagi Kemendikbudristek untuk memperbaiki kebijakan dan praktik pendidikan secara lebih akurat dan responsif. Intervensi dan pendampingan dapat membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan yang perlu ditangani dalam konteks nasional atau regional, serta menyediakan wawasan untuk pengambilan keputusan berbasis bukti.











Praktik Baik: Fokus IKM Pengintegrasian Game Edukasi Quizizz dalam Pembelajaran SDN Mirat II

 




Keadaan Sebelum Pengintegrasian Game Edukasi Quizizz dalam Pembelajaran:

Sebelum pengintegrasian game edukasi Quizizz dalam pembelajaran di SDN Mirat II, metode pembelajaran yang digunakan lebih didasarkan pada pendekatan tradisional, seperti ceramah, buku teks, dan tugas tulis. Meskipun metode ini memiliki manfaatnya sendiri, namun ada beberapa kendala yang muncul, seperti kebosanan, kurangnya interaksi, dan rendahnya tingkat keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan perubahan dalam pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan minat dan partisipasi siswa.


Pendampingan/Intervensi yang Dilakukan Kepala Sekolah

Pendampingan/Intervensi oleh Kepala Sekolah  dalam Pengintegrasian Game Quizizz dalam Pembelajaran:

  1. Pelatihan dan Workshop: Kepala sekolah  mengatur pelatihan dan workshop bagi guru-guru mengenai penggunaan Quizizz sebagai alat pembelajaran. Pelatihan ini akan memberikan pemahaman mendalam tentang fitur-fitur dan cara efektif mengintegrasikan game Quizizz dalam pembelajaran. 
  2. Rencana Pembelajaran Kolaboratif: Kepala sekolah  memfasilitasi sesi kolaboratif antara guru-guru untuk berbagi pengalaman, ide, dan strategi yang sukses dalam menggunakan Quizizz. Melalui forum ini, guru-guru dapat belajar satu sama lain dan saling memberikan dukungan dalam mengintegrasikan game edukasi ini dalam pembelajaran.
  3. Observasi dan Umpan Balik: Kepala sekolah  melakukan observasi kelas secara berkala untuk melihat secara langsung bagaimana guru mengintegrasikan Quizizz dalam pembelajaran. Setelah observasi, kepala sekolah  memberikan umpan balik konstruktif kepada guru mengenai kekuatan dan area perbaikan dalam penggunaan Quizizz. Umpan balik ini dapat membantu guru meningkatkan keterampilan dan efektivitas penggunaan Quizizz dalam pembelajaran.
  4. Pembagian Sumber Daya dan Materi: Kepala sekolah  berperan dalam memastikan bahwa guru memiliki akses ke sumber daya dan materi yang diperlukan untuk mengintegrasikan Quizizz dengan baik. Hal ini dapat mencakup menyediakan akses ke perangkat komputer, jaringan internet yang stabil, dan sumber daya tambahan yang mendukung penggunaan Quizizz dalam pembelajaran.
  5. Pengakuan dan Penghargaan: Kepala sekolah dapat memberikan pengakuan dan penghargaan kepada guru yang berhasil mengintegrasikan Quizizz secara efektif dalam pembelajaran. Hal ini dapat mencakup penghargaan dalam bentuk apresiasi verbal, sertifikat penghargaan, atau pengakuan publik dalam pertemuan sekolah atau acara lainnya. Pengakuan ini akan memberikan motivasi tambahan bagi guru untuk terus mengembangkan dan meningkatkan penggunaan Quizizz dalam pembelajaran.

Melalui pendampingan dan intervensi yang diberikan oleh kepala sekolah, guru-guru akan mendapatkan dukungan dan bimbingan yang diperlukan dalam mengintegrasikan game Quizizz dalam pembelajaran. Ini akan membantu memastikan bahwa penggunaan Quizizz memberikan manfaat maksimal bagi siswa dan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dasar.


Keadaan Setelah Pengintegrasian Game Edukasi Quizizz dalam Pembelajaran:

Setelah pengintegrasian game edukasi Quizizz dalam pembelajaran di sekolah dasar, terlihat perubahan yang signifikan dalam cara siswa belajar dan berinteraksi dengan materi pelajaran. Quizizz adalah platform yang memungkinkan guru untuk membuat kuis interaktif dengan berbagai pertanyaan dan pilihan jawaban yang menarik. Berikut adalah beberapa praktik baik yang dilakukan setelah pengintegrasian game edukasi Quizizz dalam pembelajaran di sekolah dasar:

  1. Peningkatan Keterlibatan Siswa: Dengan menggunakan Quizizz, siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran melalui interaksi langsung dengan kuis interaktif. Mereka dapat merasakan kegembiraan dan tantangan dalam menjawab pertanyaan secara cepat dan akurat, yang mendorong mereka untuk lebih berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
  2. Pembelajaran Berbasis Game: Dengan memanfaatkan elemen permainan yang disediakan oleh Quizizz, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan menarik. Siswa dapat belajar sambil bermain, menciptakan atmosfer yang menyenangkan dan memotivasi mereka untuk terus belajar.
  3. Pemantauan dan Umpan Balik Real-time: Quizizz memberikan umpan balik langsung setelah siswa menjawab pertanyaan. Guru dapat melihat perkembangan siswa secara real-time dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Ini memungkinkan intervensi yang lebih cepat dan penyesuaian pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.
  4. Kolaborasi dan Kompetisi yang Sehat: Quizizz memungkinkan siswa bekerja secara individu atau dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan. Ini mendorong kolaborasi dan diskusi antara siswa, sehingga memperluas pemahaman mereka melalui pertukaran ide. Selain itu, adanya peringkat dan skor di Quizizz dapat memotivasi siswa untuk mencapai hasil yang lebih baik secara kompetitif, tetapi tetap dalam batas yang sehat.
  5. Diversifikasi Gaya Pembelajaran: Quizizz mendukung berbagai tipe pertanyaan dan cara pengiriman materi pelajaran, seperti pilihan ganda, urutan, jigsaw, dan masih banyak lagi. Dengan memanfaatkan fitur ini, guru dapat menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan gaya belajar yang berbeda-beda di kelas, sehingga setiap siswa dapat belajar dengan cara yang sesuai dengan kebutuhannya.

Melalui pengintegrasian game edukasi Quizizz dalam pembelajaran di SDN Mirat II, proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, menyenangkan, dan memotivasi siswa untuk belajar dengan lebih baik. Ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran yang diajarkan.









Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan Tema Hidup Berkelanjutan; Pengolahan Sampah
































Keadaan Sebelum Intervensi/Pendampingan 

Sebelum dilaksankannya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan Tema Hidup Berkelanjutan. Materi Pengolahan Sampah Plastik keadaan di sekolah:
  1. Siswa belum semuanya memiliki kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya.
  2. Siswa belum menyadari kedaran mencintai kebersihan sebagai pengamalan eriman dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  3. Siswa belum berpikir kritis akan pentingnya kehidupan berkelanjutan: Kehidupan berkelanjutan merujuk pada upaya menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dengan keberlanjutan alam dengan mengolah sampah.
  4. Siswa belum kreatif bahwa sampah bisa didaur ulang dibuatkan barang-barang 
Pendampingan/Intervensi yang Dilakukan
Intervensi yang dilakukan yaitu: Langkah-langkah implementasi proyek daur ulang sampah di sekolah:
  1. Pembentukan Tim P5: yang terdiri dari siswa, guru, dan staf sekolah yang memiliki minat dan komitmen untuk menjalankan proyek daur ulang sampah di sekolah. Tim ini akan bertanggung jawab untuk memimpin, merencanakan, dan mengkoordinasi kegiatan proyek daur ulang.
  2. Penentuan Tujuan: Menentukan tujuan yang jelas dan spesifik dari proyek daur ulang, seperti mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir, meningkatkan kesadaran tentang pentingnya daur ulang, dan menghasilkan produk daur ulang yang bermanfaat.
  3. Identifikasi Jenis Sampah: Identifikasi jenis sampah yang dihasilkan di sekolah: sampah organik dan non-organik, plastik, kertas, logam, dan lain-lain.
  4. Penentuan Sistem Pengumpulan: Menentukan sistem pengumpulan sampah yang efektif. Misalnya, tempat sampah terpisah untuk masing-masing jenis sampah, pengumpulan langsung dari kelas ke area pengumpulan sampah, dan sebagainya.
  5. Pelatihan dan Edukasi: Memberikan pelatihan dan edukasi kepada siswa, guru, dan staf sekolah tentang manfaat daur ulang dan cara memilah sampah dengan benar. Hal ini penting untuk memastikan program daur ulang berjalan dengan baik.
  6. Penentuan Tempat dan Teknik Daur Ulang: Menentukan tempat dan teknik daur ulang yang sesuai dengan jenis sampah yang dihasilkan di sekolah: komposter untuk sampah organik, tempat daur ulang plastik, dan lain-lain.
  7. Implementasi Program Daur Ulang:. 
  8. Evaluasi dan Perbaikan: Evaluasi program daur ulang secara berkala untuk memastikan program berjalan dengan baik dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan atau peningkatan.
  9. Panen Karya P5
Dengan intervensi di atas, proyek daur ulang sampah di sekolah dapat dijalankan dengan efektif dan efisien, dan menghasilkan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.

Keadaan Setelah Intervensi/Pendampingan 
Dampak P5 daur ulang sampah di sekolah erbagai hasil dan dampak positif, seperti:
  1. Mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir: Dengan memilah sampah di sekolah dan mengolahnya menjadi produk daur ulang, jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir dapat dikurangi.
  2. Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya daur ulang: Melalui pelatihan dan edukasi tentang manfaat daur ulang, siswa, guru, dan staf sekolah dapat memahami betapa pentingnya menjaga lingkungan dengan cara yang ramah lingkungan.
  3. Menciptakan lingkungan sekolah yang lebih bersih dan sehat: Dengan mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke lingkungan sekolah, lingkungan sekolah dapat menjadi lebih bersih dan sehat.
  4. Meningkatkan kreativitas dan keterampilan siswa: Dengan membuat produk daur ulang, siswa dapat mengembangkan kreativitas dan keterampilan mereka dalam hal pengolahan sampah menjadi barang yang bermanfaat.
  5. Menghemat biaya: Dengan mengolah sampah menjadi produk daur ulang, sekolah dapat menghemat biaya untuk pembelian bahan-bahan baru.
  6. Menjadi contoh bagi masyarakat sekitar: Dengan mengimplementasikan proyek daur ulang sampah, sekolah dapat menjadi contoh bagi masyarakat sekitar untuk memulai program daur ulang di rumah dan lingkungan mereka.
  7. Dampak positif yang dihasilkan dari implementasi proyek daur ulang sampah di sekolah dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan, masyarakat, dan generasi mendatang.
  8. Terciptanya hubungan yang semakin erat antara sekolah dan para orang tua/wali dengan adanya festival Panen P5.
  9. Munculnya kreatifivitas di bidang seni dan budaya seperti; seni tari, seni tata boga, puisi dan lainnya.




Praktik Baik: Digitalisasi Sekolah dengan Memanfaatkan Akun Pembelajaran belajar.id

 




Keadaan  Sebelum Intervensi/Pendampingan:

  1. Dari 10 guru hanya 1 guru yang sudah memanfaatkan akun belajar.id
  2. Guru belum mampu memanfaatkan tools-to0ls google seperti:google formulir, Google slide, google meets, google docs dan lainnya.
  3. Guru mungkin merasa tidak percaya diri atau takut dalam menggunakan teknologi. Mereka  khawatir tidak mampu menguasai alat-alat baru, khawatir membuat kesalahan, atau khawatir teknologi akan menggantikan peran mereka sebagai pendidik. Ketakutan dan ketidakpercayaan ini dapat menghambat kemauan dan kemampuan mereka untuk mencoba dan mengadopsi teknologi baru.

    Pendampingan/Intyervensi yang Dilakukan Kepala Sekolah 

    Pendampingan atau intervensi dari kepala sekolah sangat penting untuk membantu guru dalam memanfaatkan tools Google dengan efektif. Berikut adalah beberapa pendekatan yang  dilakukan oleh kepala sekolah:
    1. Penyediaan Pelatihan dan Sumber Daya: Kepala sekolah  menyelenggarakan pelatihan yang terstruktur dan komprehensif bagi para guru mengenai penggunaan tools Google. Pelatihan ini harus mencakup pemahaman dasar tentang alat-alat Google yang relevan, contoh penggunaan akun belajar.id dalam konteks pembelajaran, dan keterampilan praktis dalam mengoperasikan dan mengintegrasikan alat-alat tersebut. Selain itu, kepala sekolah juga  menyediakan sumber daya tambahan seperti panduan, tutorial video, atau modul online untuk membantu guru dalam mempelajari lebih lanjut.
    2. Dukungan Individual: Kepala sekolah memberikan dukungan individual kepada setiap guru dalam mengadopsi tools Google. Ini dapat dilakukan melalui sesi konsultasi pribadi, pengamatan kelas, atau diskusi satu lawan satu untuk membantu guru dalam mengatasi hambatan dan tantangan yang mereka hadapi. Dalam dukungan ini, kepala sekolah dapat memberikan umpan balik konstruktif, menjawab pertanyaan, dan memberikan arahan yang relevan untuk meningkatkan penggunaan tools Google.
    3. Kolaborasi dan Berbagi Praktik Terbaik: Kepala sekolah  memfasilitasi kolaborasi dan berbagi praktik terbaik antara para guru. Mengatur pertemuan atau forum reguler di mana guru dapat saling berbagi pengalaman, ide, dan strategi sukses dalam memanfaatkan tools Google. Dengan adanya kesempatan untuk berkolaborasi dan belajar dari satu sama lain, guru  mendapatkan inspirasi dan dukungan dari rekan mereka, serta mengembangkan keterampilan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang penggunaan tools Google.
    4. Monitoring dan Umpan Balik: Kepala sekolah  secara teratur memantau penggunaan tools Google oleh guru dan memberikan umpan balik yang konstruktif. Dengan memantau dan memberikan umpan balik, kepala sekolah dapat mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, memberikan dorongan positif, dan membantu guru dalam mengoptimalkan penggunaan tools Google. Umpan balik juga harus berfokus pada peningkatan pengajaran dan pembelajaran, serta memberikan dukungan dalam mengatasi hambatan yang mungkin timbul.
    5. Mendorong Inovasi: Kepala sekolah harus mendorong dan mendorong guru untuk mengadopsi pendekatan inovatif dalam menggunakan tools Google. Mereka diberikan tantangan dan proyek kolaboratif yang mendorong guru untuk menggali lebih dalam potensi tools Google dan menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih menarik dan efektif. Kepala sekolah juga harus membuka ruang bagi eksperimen dan penemuan baru, serta memberikan apresiasi dan pengakuan terhadap upaya dan hasil inovatif yang dicapai oleh guru.
    Melalui pendampingan dan intervensi yang tepat dari kepala sekolah, guru dapat merasa didukung, termotivasi, dan memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk memanfaatkan tools Google dengan efektif. Kepala sekolah memiliki peran penting dalam menciptakan budaya pembelajaran yang berpusat pada teknologi dan memastikan bahwa penggunaan tools Google diintegrasikan dengan baik dalam konteks pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan kurikulum sekolah.

    Keadaan  Setelah Intervensi/Pendampingan
    Setelah adanya pendampingan dari kepala sekolah dalam memanfaatkan tools Google, keadaan guru dapat mengalami perubahan yang positif yaitu: 
    1. Peningkatan Keterampilan Teknologi: Guru dapat memanfaatkan akun pembelajaran belajar.id  karena memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik dalam menggunakan tools Google. Mereka  menjadi lebih percaya diri dalam mengoperasikan alat-alat tersebut dan mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran. Guru dapat menguasai fitur-fitur yang relevan dan memanfaatkannya secara efektif untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa.
    2. Penggunaan Tools Google yang Lebih Efektif: Dengan dukungan dan panduan dari kepala sekolah, guru dapat mengoptimalkan penggunaan tools Google dalam pembelajaran mereka. Mereka akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang cara mengintegrasikan tools tersebut ke dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, seperti membuat dan menugaskan tugas di Google Classroom, berkolaborasi dengan siswa melalui Google Docs, atau menggunakan Google Meet untuk mengadakan sesi video konferensi.
    3. Kreativitas dan Inovasi dalam Pembelajaran: Pendampingan dari kepala sekolah mendorong guru untuk mengadopsi pendekatan inovatif dalam penggunaan tools Google. Guru dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih menarik, berinteraktif, dan berpusat pada siswa dengan memanfaatkan fitur-fitur kreatif dalam tools Google. Mereka dapat menggunakan Google Slides untuk membuat presentasi yang menarik, menggunakan Google Forms untuk membuat kuis interaktif, atau menggabungkan berbagai alat Google untuk menciptakan proyek kolaboratif yang menantang.
    4. Kolaborasi dan Pertukaran Ide: Kepala sekolah yang mendampingi guru dalam memanfaatkan tools Google juga dapat memfasilitasi kolaborasi dan pertukaran ide antara guru. Guru  berbagi pengalaman, strategi sukses, dan contoh penggunaan tools Google yang efektif. Hal ini menciptakan budaya kolaboratif di antara staf sekolah, memperkaya praktik pembelajaran, dan menginspirasi inovasi lebih lanjut.
    5. Peningkatan Efisiensi dan Efektivitas: Dengan penggunaan tools Google yang lebih baik, guru dapat meningkatkan efisiensi dalam mengelola tugas-tugas administratif dan memberikan umpan balik kepada siswa. Mereka dapat menyajikan dan berbagi materi pembelajaran secara online, memberikan tugas secara digital, dan memudahkan proses pengumpulan dan penilaian pekerjaan siswa melalui Google Classroom. Hal ini dapat menghemat waktu dan usaha, sehingga guru dapat fokus pada pengajaran dan pembimbingan siswa.
    Pendampingan dari kepala sekolah dalam memanfaatkan akun belajar.id dan tools-tools Google  membantu guru untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran. Guru akan memiliki keterampilan, pengetahuan, dan rasa percaya diri yang lebih baik dalam menggunakan tools Google, sehingga dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih efektif, inovatif, dan kolaboratif bagi siswa sejalan dengan program digitalisasi sekolah kepada sekolah penggerak.

    Praktik Baik; Kepemimpinan kepala Sekolah yang Memerdekakan




    Sebelum dilaksanakan: Kepemimpinan kepala sekolah yang memerdekakan

    Kepemimpinan kepala sekolah yang tidak memerdekakan dapat ditandai oleh beberapa ciri-ciri dan dampak yang mungkin terjadi:

    1. Sentralisasi Keputusan: Kepala sekolah yang tidak memerdekakan cenderung mengambil keputusan secara sentralistik tanpa melibatkan anggota staf atau guru. Hal ini mengakibatkan kurangnya partisipasi dan rasa memiliki dari mereka yang bekerja di sekolah.
    2. Kurangnya Komunikasi dan Keterbukaan: Kepala sekolah yang tidak memerdekakan mungkin tidak mengedepankan komunikasi yang efektif dan keterbukaan terhadap ide dan masukan dari guru, staf, siswa, dan orang tua. Hal ini menghambat kolaborasi dan saling pengertian di lingkungan sekolah.
    3. Kurangnya Dukungan dan Pengembangan Guru: Kepala sekolah yang tidak memerdekakan mungkin tidak memberikan dukungan yang memadai dan kesempatan pengembangan kepada guru. Kurangnya pelatihan, umpan balik, dan sumber daya dapat menghambat kemajuan profesional guru dan kualitas pengajaran mereka.
    4. Kurangnya Ruang untuk Inovasi: Kepemimpinan yang tidak memerdekakan cenderung membatasi inovasi dan pemikiran kritis di sekolah. Guru dan staf mungkin merasa terikat pada pendekatan yang kaku dan rutin, yang menghambat perkembangan metode pembelajaran yang lebih efektif dan relevan.
    5. Kurangnya Keterlibatan Orang Tua: Kepemimpinan yang tidak memerdekakan seringkali tidak mendorong keterlibatan orang tua dalam kehidupan sekolah. Orang tua mungkin merasa diabaikan dan kurang memiliki peran dalam pembuatan keputusan atau mendukung pembelajaran anak-anak mereka.
    6. Kurangnya Respons terhadap Perubahan: Kepala sekolah yang tidak memerdekakan mungkin cenderung menolak perubahan dan berpegang pada praktik yang sudah ada tanpa evaluasi yang mendalam. Hal ini dapat menghambat kemajuan dan adaptasi sekolah terhadap tuntutan dan perubahan lingkungan pendidikan yang terus berkembang.

    Dampak keseluruhan dari kepemimpinan kepala sekolah yang tidak memerdekakan adalah kurangnya inovasi, partisipasi, dan keterlibatan semua stakeholder di sekolah. Hal ini dapat menyebabkan stagnasi dalam kemajuan sekolah dan kurangnya motivasi dalam lingkungan belajar.

    Setelah adanya Perubahan Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Memerdekakan 

    Beberapa langkah yang diambil dan faktor yang dipertimbangkan:

    1. Memahami Visi dan Misi Sekolah: Seorang kepala sekolah harus memahami visi dan misi sekolah dengan jelas. Ini akan membantu dalam merumuskan strategi dan langkah-langkah untuk mencapai tujuan memerdekakan sekolah.
    2. Memperkuat Komunikasi: Komunikasi yang efektif antara kepala sekolah, guru, staf, siswa, dan orang tua sangat penting. Kepala sekolah harus membangun hubungan yang baik dengan semua pihak yang terlibat dalam kehidupan sekolah. Ini melibatkan pendengaran aktif, menyediakan umpan balik, dan mengadakan pertemuan reguler untuk memastikan arah yang jelas dan saling pengertian.
    3. Mengembangkan Tim Kerja yang Kuat: Kepala sekolah perlu membangun tim kerja yang solid dengan guru dan staf sekolah. Membentuk tim yang berdedikasi, termotivasi, dan memiliki keahlian yang sesuai akan membantu dalam merancang dan melaksanakan perubahan yang diperlukan untuk memerdekakan sekolah.
    4. Mendorong Inovasi dan Pemikiran Kritis: Kepala sekolah harus memfasilitasi lingkungan di mana guru dan staf diberikan kebebasan untuk berinovasi, mencoba pendekatan baru, dan berpikir kritis. Ini dapat dicapai dengan memberikan dukungan, sumber daya, dan pelatihan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran.

    Setelah kepemimpinan kepala sekolah yang memerdekakan diimplementasikan, dapat beberapa hasil yang positif:

    1. Peningkatan Kualitas Pengajaran dan Pembelajaran: Dengan adanya kepemimpinan yang memerdekakan, guru dan staf sekolah akan merasa didukung dan termotivasi untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran. Mereka akan mencoba pendekatan baru, menggunakan metode inovatif, dan berpikir kritis untuk mencapai hasil yang lebih baik.
    2. Peningkatan Partisipasi Siswa: Kepemimpinan yang memerdekakan akan mendorong partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran. Mereka akan diberi kesempatan untuk berperan aktif, mengemukakan ide-ide mereka, dan terlibat dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi mereka.
    3. Peningkatan Kolaborasi: Kepemimpinan yang memerdekakan akan mendorong kolaborasi antara guru, staf, dan siswa. Ini menciptakan lingkungan di mana ide-ide dan pengetahuan saling dipertukarkan, kolaborasi tim ditingkatkan, dan pembelajaran bersama ditekankan.
    4. Peningkatan Keterlibatan Orang Tua: Kepemimpinan yang memerdekakan juga akan mendorong keterlibatan orang tua dalam kehidupan sekolah. Orang tua akan merasa didengar, terlibat dalam proses pengambilan keputusan, dan bekerja sama dengan sekolah untuk mencapai tujuan bersama.
    5. Peningkatan Kepuasan Stakeholder: Dengan adanya kepemimpinan kepala sekolah yang memerdekakan, stakeholder seperti guru, staf, siswa, dan orang tua kemungkinan besar akan merasa lebih puas dengan lingkungan sekolah dan proses pembelajaran yang ada. Ini akan menciptakan suasana yang positif dan mendukung di sekolah.

    Melalui langkah-langkah tersebut , kepemimpinan kepala sekolah yang memerdekakan dapat menciptakan perubahan yang berkelanjutan dan berdampak positif dalam sekolah.








    Senin, 05 Juni 2023

    Memperingati Hari Jadi Majalengka Ke-533: Rempag Gawe Lanjutkan Majalengka

     


    Kabupaten Majalengka, sebuah wilayah yang terletak di Provinsi Jawa Barat sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Sumedang, sebelah utara dengan Kabupaten Indramayu, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Cirebon dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Ciamis, pada tahun ini merayakan hari jadinya yang ke-533. Sebagai salah satu kabupaten yang memiliki sejarah panjang, Majalengka memiliki tekad kuat untuk terus berkembang dan mewujudkan visinya sebagai Majalengka yang Religius, Adil, Harmonis, dan Sejahtera.

    Pada tanggal 7 Juni 2023 menjadi momen yang sangat istimewa bagi Kabupaten Majalengka karena diperingati Hari Jadi yang ke-533. Perayaan ini bukan sekadar perayaan semata, tetapi juga menjadi kesempatan untuk menggerakkan, mendorong, dan memberdayakan potensi masyarakat dan daerahnya. Dalam rangkaian kegiatan yang dilaksanakan, diharapkan mampu memantapkan karya, karsa, dan pengabdian masyarakat dalam mewujudkan tatanan kehidupan yang religius, adil, harmonis, dan sejahtera di Majalengka yang dikenal dengan sebutan VISI RAHARJA.

    Visi Kabupaten Majalengka ini menjadi pijakan penting bagi pemerintah dan masyarakat setempat untuk bekerja sama dan merangkul semua potensi yang ada demi kemajuan daerah. Dalam upaya mencapai visi tersebut, Kabupaten Majalengka telah mengusahakan pelayanan terbaik bagi masyarakat melalui pembangunan fisik dan non fisik.

    Pembangunan fisik di Majalengka terus dilakukan guna memperbaiki infrastruktur yang menjadi tulang punggung kemajuan suatu daerah. Pembangunan jalan, jembatan, sarana kesehatan, dan pendidikan menjadi fokus utama. Dengan infrastruktur yang baik, aksesibilitas masyarakat terhadap layanan publik akan meningkat, membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat.

    Selain itu, pembangunan non fisik juga menjadi bagian penting dari upaya Majalengka dalam mencapai visinya. Pemerintah daerah berupaya untuk meningkatkan pelayanan publik dengan mengembangkan sistem administrasi yang efisien dan transparan. Digitalisasi administrasi pemerintahan, seperti penerapan layanan online dan integrasi data, telah dilakukan untuk mempermudah akses masyarakat dalam mendapatkan pelayanan.

    Tak hanya itu, Majalengka juga berkomitmen untuk menjaga dan mempromosikan kearifan lokal serta budaya daerah. Melalui pengembangan pariwisata dan pelestarian tradisi, Majalengka ingin menjaga identitasnya sebagai daerah yang kaya akan warisan budaya. Hal ini juga berperan dalam meningkatkan ekonomi lokal dengan memperluas peluang usaha di sektor pariwisata dan kerajinan.

    Namun, pembangunan Majalengka tidak hanya mengutamakan aspek fisik dan ekonomi semata. Pemerintah daerah juga berupaya untuk menciptakan Majalengka yang Religius, Adil, Harmonis, dan Sejahtera melalui berbagai program sosial dan pengembangan sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan, pemberdayaan masyarakat, dan pembangunan karakter menjadi upaya nyata dalam mewujudkan tujuan tersebut.

    Peringatan Hari Jadi Majalengka tahun ini memiliki tujuan yang jelas, yaitu untuk melibatkan seluruh komponen masyarakat dalam ikut serta dalam pembangunan daerah. Dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan tercipta sinergi yang kuat antara pemerintah dan masyarakat dalam mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.

    Salah satu hasil yang diharapkan dari peringatan Hari Jadi Majalengka ke-533 ini adalah meningkatnya kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap nilai-nilai religius. Majalengka yang religius mengacu pada keberagaman agama yang dihormati dan dijunjung tinggi, serta praktik keagamaan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Dengan semakin kokohnya kehidupan religius, diharapkan tercipta harmoni dan kedamaian antarumat beragama di Majalengka.

    Selanjutnya, keadilan juga menjadi pijakan penting dalam membangun Majalengka yang lebih baik. Melalui upaya pembangunan yang inklusif dan pemberdayaan ekonomi yang merata, diharapkan kesenjangan sosial dapat diperkecil, dan semua lapisan masyarakat memiliki akses yang sama terhadap peluang dan manfaat pembangunan. Dengan adanya keadilan sosial, masyarakat Majalengka akan merasakan kehidupan yang lebih adil dan berkeadilan.

    Harmonis menjadi landasan penting dalam menjaga kerukunan sosial di Majalengka. Melalui peringatan Hari Jadi ini, diharapkan terbentuknya semangat gotong royong dan saling menghormati antarwarga Majalengka. Keharmonisan ini juga mencakup lingkungan hidup, di mana masyarakat di ajak untuk menjaga dan melestarikan keindahan alam serta mengambil bagian aktif dalam upaya pelestariannya.

    Tujuan dari peringatan Hari Jadi Majalengka ke-533 adalah mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Majalengka. Pemerintah daerah berupaya untuk terus meningkatkan pelayanan publik, khususnya dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan juga menjadi fokus utama, dengan mengembangkan sektor-sektor potensial dan memberikan kesempatan kerja yang lebih luas bagi masyarakat.

    Peringatan Hari Jadi Majalengka ke-533 tahun 2023 merupakan momentum yang berharga untuk menggerakkan, mendorong, dan memberdayakan potensi masyarakat dan daerah. Dengan memantapkan karya, karsa, dan pengabdian masyarakat dalam mewujudkan tatanan kehidupan yang religius, adil, harmonis, dan sejahtera, Majalengka dapat terus melangkah maju menuju masa depan yang lebih baik. Mari kita berpartisipasi aktif dalam peringatan Hari Jadi ini, demi Majalengka yang RAHARJA.


    SELAMAT HARI JADI MAJALENGKA KE-533 REMPEG GAWE SAUYUNAN LANJUTKAN MAJALENGKA RAHARJA!


    Silahkan dibuka informasi lebih Jelas link di bawah ini!

    Panduan Hari Jadi Majalengka Ke-533




    Visitasi Akreditasi Hari Pertama di SDN Mirat II

              SDN Mirat II Kecamatan Leuwimunding menjadi pusat perhatian Tim Asesor BAN PDM Provinsi Jawa Barat dengan dilaksanakannya visitasi...