Mengenai Saya

Foto saya
Semua orang bisa menjadi Guru dan semua orang bisa menjadi Murid.

Minggu, 09 April 2023

Ramadhan



Di bulan Ramadhan yang mulia ini 

Hikmahnya begitu besar dan suci

Dalam setiap sajadah terdengar lantunan doa

Menyambut hadirnya Sang Pencipta


Ramadhan hadir memberi kesegaran

Menyucikan diri dari segala kekufuran

Menjaga hati selalu terjaga

Mengatur setiap nafas menjadi pahala


Ramadhan hadir memberi kebijaksanaan,

Mengajarkan manusia tentang kesederhanaan,

Berbagi kepada sesama menjadi kebahagiaan,

Menjadi berkah dalam setiap nafas kehidupan


Ramadhan hadir memberi kekuatan

Untuk mengontrol hawa nafsu syetan

Mendekatkan diri pada Ilahi rabbi

Sebagai hamba_Nya yang sadar diri


Di bulan yang penuh keberkahan

Hadir rahmat dan ampunan 

Menuntun manusia kembali ke jalan yang benar

Menjauhi kemungkaran


Mari kita manfaatkan bulan Ramadhan 

Untuk memperbaiki diri dan kembali 

Meningkatkan ketaqwaan dan keikhlasan untuk Ilahi

Sebelum ajal menghampiri


Ruang Sepi 09042023


Jumat, 07 April 2023

Masih Mau Anda Menjadi Guru Penggerak?

 


Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan Pendampingan selama 6 bulan bagi Calon Guru Penggerak. Selama program, guru tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru.

Koordinator Pokja Program Guru Penggerak (PGP), Dr. Kasiman, mewakili Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan (KSTPK), menyatakan bahwa program Pendidikan Guru Penggerak adalah program pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui pelatihan dan pendampingan yang berfokus pada kepemimpinan pembelajaran. Lulusan guru penggerak akan disiapkan menjadi pemimpin pembelajaran, baik di kelas, di sekolah maupun di luar sekolah menjadi kepala sekolah, pengawas, widyaiswara  dan lainnya dan diberi kesempatan utama untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru) bagi mereka yang belum bersertifikat pendidik.

Sebagai sebuah program pendidikan inovatif, menjadi guru penggerak memang memiliki tantangan tersendiri. Namun, jika Anda memiliki semangat dan motivasi yang kuat untuk memberi dampak positif pada siswa, menjadi guru penggerak adalah pilihan yang tepat.

Dalam menjadi guru penggerak, Anda akan menjadi motor penggerak dalam membantu anak-anak menjadi lebih bersemangat, lebih kreatif, dan lebih inovatif dalam belajar. Anda juga akan diberikan kesempatan untuk mengembangkan ide-ide pendidikan baru dan menarik untuk disajikan pada anak-anak.

Namun, juga harus diingat bahwa menjadi guru penggerak juga berarti Anda harus siap menghadapi beberapa tantangan. Misalnya, Anda harus bisa mengelola kelas yang tidak selalu homogen, sehingga Anda harus mempersiapkan materi yang bisa mengakomodasi berbagai tingkat kemampuan dan minat siswa.

Selain itu, Anda harus bisa mengubah paradigma belajar siswa bahwa belajar tidak hanya terbatas di kelas, melainkan bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Anda harus bisa mengajarkan siswa untuk selalu bersikap kreatif dan berinovasi dalam mencari penyelesaian masalah.

Yang terpenting, menjadi guru guru penggerak, Anda harus memiliki kemampuan untuk memahami dan merespon kebutuhan siswa secara individual. Setiap siswa memiliki keunikan dan kebutuhan yang berbeda, sehingga sebagai guru penggerak, Anda harus bisa memberikan pendekatan yang tepat dan membuat mereka merasa dihargai.

Selain itu, Anda harus bisa bekerja sama dengan para orangtua siswa dan masyarakat sekitar. Kolaborasi dengan orangtua dan masyarakat dapat membantu Anda membangun lingkungan belajar yang lebih inklusif dan memadukan berbagai sumber daya untuk membantu siswa mencapai potensi terbaik mereka dari kolaborasi dengan orangtua dan masyarakat, Anda juga harus bisa memotivasi siswa dan membuat mereka merasa termotivasi untuk belajar. Sebagai guru penggerak, Anda harus bisa menciptakan atmosfer belajar yang menyenangkan dan menyenangkan bagi siswa, sehingga mereka merasa termotivasi untuk belajar secara aktif dan terus menerus.

Selain itu, Anda harus bisa memahami kebutuhan siswa dalam mengembangkan keterampilan sosial dan emosional mereka. Keterampilan sosial dan emosional sangat penting dalam kehidupan siswa, karena mereka mempengaruhi kemampuan siswa dalam berinteraksi dengan orang lain, menyelesaikan konflik, mengelola emosi, serta meningkatkan rasa percaya diri. Sebagai guru penggerak, Anda harus dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional mereka dengan terlibat dalam kegiatan kolaboratif, diskusi kelompok, dan kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu, sebagai guru penggerak, Anda harus dapat bekerja sama dengan orang tua dan wali murid untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk pengembangan keterampilan sosial dan emosional siswa. Anda harus menunjukkan dukungan dan membangun kemitraan dengan orang tua, memberikan informasi dan saran yang berguna tentang bagaimana mereka dapat membantu anak-anak mereka mengembangkan keterampilan sosial dan emosional di rumah. Anda harus dapat memantau kemajuan siswa dan memberikan umpan balik secara teratur. Anda harus dapat menilai keberhasilan siswa berdasarkan pencapaian akademik maupun pengembangan keterampilan sosial dan emosional mereka. Anda juga harus dapat memberikan umpan balik yang konkret dan membantu siswa meningkatkan potensi mereka.

Sebagai guru penggerak, Anda juga harus terlibat dalam pengembangan kurikulum sekolah. Anda harus memastikan bahwa kurikulum mencakup kompetensi sosial dan emosional dan bahwa siswa memiliki akses ke sumber daya dan dukungan yang diperlukan untuk mengembangkan keterampilan ini. Anda harus memahami bagaimana optimalisasi sumber daya di sekolah.

Sebagai guru penggerak, Anda harus terus mengikuti perkembangan terkini dalam pendidikan dan pengembangan keterampilan sosial dan emosional. Anda harus berpartisipasi dalam pelatihan dan seminar yang relevan, membaca literature terbaru, dan membuka komunikasi dengan para rekan sejawat untuk berbagi pengalaman dan ide tentang cara terbaik untuk mendukung pengembangan keterampilan sosial dan emosional siswa.

Sebagai guru penggerak, Anda memiliki potensi untuk memberikan dampak yang signifikan pada hidup siswa Anda. Melalui pembelajaran yang berpusat pada siswa dan integrasi keterampilan sosial dan emosional, Anda dapat membantu siswa Anda menjadi individu yang tangguh dan mandiri secara emosional yang mampu menghadapi tantangan hidup dengan keberanian dan keteguhan.

Dalam mengambil peran ini, penting untuk selalu mengingat bahwa setiap siswa memiliki latar belakang, pengalaman, dan kebutuhan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, strategi dan pendekatan yang efektif untuk satu siswa mungkin tidak efektif untuk siswa lainnya. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi siswa saat merancang dan mengimplementasikan program keterampilan sosial dan emosional.

Berikut adalah beberapa ide dan cara terbaik yang dapat membantu Anda mendukung pengembangan keterampilan sosial dan emosional siswa:

  1. Kenali dan atasi hambatan belajar: Pelajari hambatan belajar yang dialami oleh siswa, baik secara individu maupun secara umum. Beberapa hambatan belajar yang umum dialami oleh siswa termasuk gangguan perhatian, gangguan pengolahan sensorik, gangguan kecemasan, dan depresi. Dengan memahami hambatan belajar yang dialami siswa, Anda dapat merancang program keterampilan sosial dan emosional yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
  2. Bekerja sama dengan orangtua: Melibatkan orangtua dalam program keterampilan sosial dan emosional dapat membantu mendukung perkembangan keterampilan sosial dan emosional siswa di rumah. Anda dapat berkolaborasi dengan orangtua untuk membangun program yang sesuai dengan kebutuhan siswa, dan menawarkan informasi tentang sumber daya dan dukungan yang tersedia di luar sekolah.
  3. Menerapkan pendekatan yang holistik: Keterampilan sosial dan emosional tidak hanya melibatkan keterampilan interpersonal seperti komunikasi dan kerja tim, tetapi juga meliputi aspek internal seperti kepercayaan diri, motivasi, dan pengaturan emosi. Oleh karena itu, program keterampilan sosial dan emosional yang efektif harus mencakup pendekatan holistik yang mempertimbangkan semua aspek tersebut. Ini mungkin melibatkan kolaborasi dengan guru, konselor, psikolog, dan ahli keterampilan sosial dan emosional untuk memastikan bahwa program yang disajikan mengatasi semua kebutuhan siswa.
  4. Menggunakan strategi pembelajaran yang beragam: Setiap siswa belajar dengan cara yang berbeda, oleh karena itu penting untuk menggunakan strategi pembelajaran yang beragam untuk memastikan bahwa semua siswa dapat menyerap dan menerapkan keterampilan sosial dan emosional. Ini dapat mencakup diskusi kelompok, simulasi peran, studi kasus, permainan peran, latihan kepekaan sosial dan emosional, serta presentasi visual dan audiovisual. Strategi pembelajaran yang beragam juga membantu untuk menjaga siswa tetap terlibat dan tertarik, serta memastikan bahwa mereka dapat mengalami keterampilan sosial dan emosional dalam berbagai situasi dan konteks.
  5. Mendukung sistem yang aman dan inklusif: Untuk memungkinkan siswa belajar dan berlatih keterampilan sosial dan emosional dengan efektif, lingkungannya, sistem yang aman dan inklusif harus didukung oleh institusi pendidikan, termasuk sekolah dan lembaga lain yang terkait. Sistem ini harus mendorong keamanan, dukungan, dan respek bagi setiap siswa dan staf. Ini berarti bahwa semua bentuk intimidasi, kekerasan, diskriminasi, atau pelecehan harus ditangani dengan tegas dan adil.

Sekolah dan lembaga lain yang terkait harus memberikan lingkungan yang aman dan inklusif bagi siswa berbagai latar belakang. Ini bisa mencakup kebijakan yang mendorong keanekaragaman dan pengakuan atas perbedaan individu dari pengakuan atas perbedaan individu tersebut, sekolah dan lembaga lain juga harus memberikan dukungan dan sumber daya untuk siswa yang mungkin memerlukan dukungan ekstra, seperti siswa dengan kebutuhan khusus, atau siswa yang berasal dari keluarga yang memiliki masalah keuangan. Institusi pendidikan juga harus memiliki program dan pelatihan untuk mengajarkan kesetaraan, keragaman, dan inklusi kepada siswa dan staf.

Selain itu, guru penggerak harus mendorong institusi pendidikan terbuka terhadap feedback dan pengembangan yang berkelanjutan mengenai keamanan dan inklusi hal tersebut, sebuah sistem pelaporan dan manajemen konflik harus dibangun untuk memastikan bahwa ketidaknyamanan atau diskriminasi yang dialami oleh siswa atau staf diatasi dengan segera dan tepat waktu. Dalam hal ini, institusi pendidikan harus memastikan bahwa pelaporan dan manajemen konflik dilakukan secara anonim, aman, dan transparan.

Guru penggerak dapat berkolaborasi dengan sesama guru penggerak dan komunitas praktisi lainnya membentuk kelompok-kelompok dukungan dan organisasi mahasiswa yang berfokus pada kesetaraan dan inklusi juga merupakan langkah penting untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif. Kegiatan kegiatan seperti workshop, pelatihan, dan seminar yang membahas topik kesetaraan dan inklusi juga dapat membantu siswa dan staf memahami lebih dalam mengenai isu-isu tersebut dan mendorong terciptanya kesadaran kolektif di lingkungan pendidikan. Institusi pendidikan juga dapat memastikan bahwa kurikulum mereka mencakup isu-isu kesetaraan dan inklusi, sehingga siswa dapat belajar tentang pentingnya menghargai keragaman dan bagaimana menghormati perbedaan dalam identitas sosial dan budaya mereka. Selain itu, institusi pendidikan dapat memprom romosi kesetaraan dan inklusi dengan menyelenggarakan acara-acara bertema kesetaraan seperti kegiatan seni, pentas musik, atau seminar virtual dengan pembicara yang ahli di bidang ini. Institusi pendidikan harus mendorong siswa dan staf untuk aktif terlibat dalam organisasi-organisasi yang berfokus pada kesetaraan dan inklusi seperti kelompok keberagaman, klub antirasisme, atau organisasi yang mendorong inklusi.


Semoga bermanfaat.


Insyafnya Sang Pendosa

 



Sebuah kota besar, hiduplah seorang laki-laki bernama Akmal. Siang dan malam ia hanya terobsesi pada uang dan material Ia seringkali menipu dan merugikan orang untuk mencapai keuntungan pribadinya dan hidup berpoya-poya memuaskan hawa nafsunya. Meskipun banyak orang yang menjauhinya karena kebiasaan buruknya, ia tetap mengabaikan semua itu. Namun, ketika ia merasa kesepian di tengah hidupnya yang bebas lepas tanpa kendali bergelimang dengan dosa, ia merenung dan berpikir kembali tentang hidupnya. Lama-kelamaan, rasa bersalah mulai merayap masuk ke dalam hatinya. Ia mulai meragukan pilihan-pilihan yang selama ini ia buat. Ia sadar bahwa kekayaan dan material tidaklah bisa membawa kebahagiaan sejati.

Akmal mulai mencari arti kehidupan yang lebih dalam dan bermakna. Ia mulai terbuka dengan ide-ide dan pandangan yang berbeda, dan mendengarkan apa yang dikatakan orang lain. Ia mulai berbicara dengan orang-orang yang pernah ia sakiti, meminta maaf dan berusaha memperbaiki kesalahan yang sudah ia perbuat. Ketika ia berubah menjadi pribadi yang lebih baik, kehidupannya berubah menjadi lebih baik pula. Ia memperoleh perspektif baru yang membuatnya lebih bersyukur dan menghargai setiap detik dalam hidupnya. Akmal juga mulai memperoleh ikatan emosional yang lebih kuat dengan keluarganya dan menemukan banyak teman baru yang mendukung perubahan hidupnya.

Setelah melalui perjalanan panjang, akhirnya Akmal menemukan arti sejati dari kehidupan. Kehidupan yang lebih berarti daripada sekedar harta dan materi. Ia belajar bahwa kebahagiaan sejati datang dari dalam diri, dari memahami nilai-nilai yang penting seperti persahabatan, kejujuran, cinta, dan keberanian. Akmal kini merasa hidupnya lebih bermakna dan ia siap menghadapi setiap cobaan yang datang.

Setiap hari, Akmal bangun dengan rasa syukur atas hidupnya dan berusaha memberikan yang terbaik bagi dirinya dan orang-orang di sekitarnya. Ia menginspirasi banyak orang dengan kisah hidupnya dan membuktikan bahwa setiap orang bisa mengubah hidupnya menjadi lebih baik jika mau berusaha dan memiliki tekad yang kuat.


Akmal memutuskan untuk mengabdikan dirinya sebagai sosok yang membantu masyarakat yang membutuhkan. Ia memulai dengan mengadakan bimbingan belajar gratis bagi anak-anak di lingkungannya dan membantu membuka lapangan kerja di tempatnya tinggal.

Dari setiap tanggung jawabnya, Akmal belajar banyak tentang hidup dan membuatnya semakin terbuka terhadap berbagai sudut pandang. Ia juga belajar untuk lebih sabar, lebih memahami dan mengetahui kebutuhan orang lain, serta menjadi lebih rendah hati dalam menyikapi segala perjuangannya, Akmal kemudian membentuk sebuah organisasi sosial yang fokus pada pendidikan dan kesejahteraan masyarakat di lingkungannya. Organisasi tersebut berhasil memberikan dampak positif yang besar bagi masyarakat, termasuk membantu anak-anak yang kurang mampu mendapatkan pendidikan yang layak dan memberikan bantuan kesehatan bagi warga yang membutuhkan.

Kesuksesan Akmal dalam membantu masyarakat memberikan inspirasi bagi banyak orang di sekitarnya, dan ia terus memotivasi orang-orang untuk melakukan aksi-aksi kebaikan di lingkungannya. Organisasi sosial yang ia bentuk semakin berkembang dan dikenal oleh masyarakat luas. Banyak orang-orang yang tergerak hatinya dan ikut bergabung bersama Akmal dalam membantu masyarakat yang membutuhkan.

Tak hanya di lingkungannya saja, Akmal juga menyebarluaskan gerakan sosial ini ke daerah-daerah lain. Ia melakukan kunjungan peduli ke daerah-daerah yang membutuhkan, seperti pedesaan atau daerah kumuh, untuk memberikan bantuan dan memberi semangat kepada warga agar tidak putus asa dalam menghadapi kesulitan perjuangannya, Akmal juga sering mengadakan acara penggalangan dana dan bazaar amal untuk mengumpulkan dana guna membantu masyarakat yang membutuhkan. Selain itu, ia juga aktif dalam melakukan kampanye sosial untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berbagi dan saling membantu.

Dalam perjalanannya, Akmal sering menghadapi berbagai kendala dan tantangan. Namun, ia tidak pernah menyerah dan terus berusaha untuk mengatasi masalah-masalah yang ada. Selama perjuangannya, Akmal banyak belajar dan tumbuh menjadi sosok yang lebih matang dan tangguh. Ia juga semakin memahami betapa pentingnya menjaga kebersamaan dan saling membantu di dalam masyarakat.


Akmal pun terus berupaya untuk berkontribusi lebih banyak bagi masyarakat. Salah satu program yang ia luncurkan adalah pembentukan kelompok-kelompok gotong royong di lingkungan tempat tinggalnya. Ia berharap dengan menyatukan sumber daya dan kekuatan masyarakat, dapat lebih mudah dan efektif dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi.

Akmal Sang Pendosa akhirnya insyaf menemukan kehidupan yang hakiki menjadi pribadi yang berguna tidak hanya untuk dirinya tetapi keluarga dan masyarakat.


Ruang Bergerak, 7 April 2023


Kamis, 06 April 2023

Joke Matematika

 




Suatu hari di kelas 6 pelajaran matematika, seorang murid menanyakan sebuah pertanyaan yang menggelitik.

"Pak Guru, jika ada 5 burung duduk di atas pagar dan Anda menembak satu, berapa banyak burung yang tersisa?"

Guru dengan mudah menjawab, "Empat, karena yang satu sudah terkena tembakan."

Namun, murid itu terus mengajukan pertanyaan, "Hmm, bukan begitu jawaban yang saya duga. Saya pikir semuanya akan terbang karena kaget dan takut melihat tembakan itu."

Guru tertawa dan mengangguk mengakui ketepatan kata-kata murid tersebut, guru tersebut menjelaskan bahwa pertanyaan semacam itu hanya memiliki satu jawaban yang benar secara matematika tetapi bisa memiliki banyak jawaban yang valid dari sudut pandang yang berbeda-beda. 

Ini mengajarkan kita untuk tidak hanya terfokus pada jawaban yang benar secara teknis, tetapi juga memperhatikan aspek lain seperti persepsi dan pengalaman individu. Ini juga mengajarkan kita untuk mempertimbangkan kreativitas dalam menjawab pertanyaan dan melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.


Rabu, 05 April 2023

Siswa Tidak Akan Belajar Pada Guru yang Tak Disukai

 


Sekolah adalah tempat untuk belajar dan mendapatkan pendidikan, namun kadang-kadang siswa dapat mengalami kesulitan belajar dari guru yang tidak mereka sukai. Ini mungkin karena perbedaan kepribadian, gaya mengajar yang tidak sesuai, atau mungkin hanya karena siswa dan guru memiliki pandangan yang berbeda tentang suatu topik. Namun, meskipun sulit, siswa harus belajar bagaimana mengatasi masalah ini dan terus belajar dari guru yang tidak mereka sukai.


Berikut beberapa tips yang dapat membantu siswa belajar dari guru yang tidak mereka sukai:

Tetap terbuka dan jangan ragu untuk bertanya

Siswa harus tetap terbuka dalam kelas dan mencoba untuk memahami pandangan guru yang tidak mereka sukai. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang tidak dimengerti atau kurang jelas. Jika siswa memiliki pertanyaan atau tidak sepakat dengan pandangan guru, mereka dapat menyampaikannya secara sopan dan menghormati pendapat guru.

Fokus pada materi pelajaran

Siswa harus selalu fokus pada materi pelajaran dan mencoba untuk memahami konsep-konsep yang diajarkan. Jangan biarkan perasaan terhadap guru mengganggu konsentrasi belajar. Jangan lupa bahwa tujuan utama di sekolah adalah untuk belajar dan mendapatkan pengetahuan.

Cari cara belajar yang cocok

Setiap siswa memiliki cara belajar yang berbeda-beda. Jika siswa merasa kesulitan untuk belajar dari guru yang tidak mereka sukai, cobalah mencari cara belajar yang cocok dengan gaya belajar siswa. Misalnya, jika siswa lebih suka belajar dengan visual, mereka dapat mencari video pembelajaran di internet atau membuat catatan dengan gambar untuk membantu memahami materi.

Jangan biarkan perasaan negatif menguasai

Siswa harus selalu mengendalikan perasaan negatif terhadap guru yang tidak mereka sukai. Jangan biarkan perasaan tersebut menguasai dan mengganggu proses belajar. Siswa dapat mencoba mengubah sudut pandang dan mencari hal-hal positif tentang guru, seperti kemampuan mengajar atau pengetahuan tentang suatu topik.

Dapatkan dukungan dari teman

Terakhir, siswa dapat mencari dukungan dari teman-teman mereka. Teman-teman dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran dan memberikan semangat untuk terus belajar. Selain itu, teman-teman juga dapat membantu siswa untuk melihat sisi positif dari guru yang tidak mereka sukai.


Belajar dari guru yang tidak disukai memang sulit, namun siswa harus tetap fokus pada tujuan utama mereka, yaitu untuk belajar dan mendapatkan pengetahuan. Siswa harus selalu terbuka, fokus pada materi pelajaran, mencari cara belajar yang cocok, mengendalikan perasaan negatif, dan mendapatkan dukungan dari teman-teman. Dengan mengikuti tips ini, siswa dapat belajar dengan baik dari guru yang tidak mereka sukai dan tetap meraih keberhasilan di sekolah.


Semoga bermanfaat.






Peraturan Dewan Pers


PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER

Kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan berekspresi, dan kemerdekaan pers adalah hak asasi manusia yang dilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB. Keberadaan media siber di Indonesia juga merupakan bagian dari kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan berekspresi, dan kemerdekaan pers.

Media siber memiliki karakter khusus sehingga memerlukan pedoman agar pengelolaannya dapat dilaksanakan secara profesional, memenuhi fungsi, hak, dan kewajibannya sesuai Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Untuk itu Dewan Pers bersama organisasi pers, pengelola media siber, dan masyarakat menyusun Pedoman Pemberitaan Media Siber sebagai berikut:

Ruang Lingkup
Media Siber adalah segala bentuk media yang menggunakan wahana internet dan melaksanakan kegiatan jurnalistik, serta memenuhi persyaratan Undang-Undang Pers dan Standar Perusahaan Pers yang ditetapkan Dewan Pers.

Isi Buatan Pengguna (User Generated Content) adalah segala isi yang dibuat dan atau dipublikasikan oleh pengguna media siber, antara lain, artikel, gambar, komentar, suara, video dan berbagai bentuk unggahan yang melekat pada media siber, seperti blog, forum, komentar pembaca atau pemirsa, dan bentuk lain.

Verifikasi dan keberimbangan berita
Pada prinsipnya setiap berita harus melalui verifikasi.
Berita yang dapat merugikan pihak lain memerlukan verifikasi pada berita yang sama untuk memenuhi prinsip akurasi dan keberimbangan.

Ketentuan dalam butir (a) di atas dikecualikan, dengan syarat:
– Berita benar-benar mengandung kepentingan publik yang bersifat mendesak;
– Sumber berita yang pertama adalah sumber yang jelas disebutkan identitasnya, kredibel dan kompeten;
– Subyek berita yang harus dikonfirmasi tidak diketahui keberadaannya dan atau tidak dapat diwawancarai;

Media memberikan penjelasan kepada pembaca bahwa berita tersebut masih memerlukan verifikasi lebih lanjut yang diupayakan dalam waktu secepatnya. Penjelasan dimuat pada bagian akhir dari berita yang sama, di dalam kurung dan menggunakan huruf miring.

Setelah memuat berita sesuai dengan butir (c), media wajib meneruskan upaya verifikasi, dan setelah verifikasi didapatkan, hasil verifikasi dicantumkan pada berita pemutakhiran (update) dengan tautan pada berita yang belum terverifikasi.

Isi Buatan Pengguna (User Generated Content)
Media siber wajib mencantumkan syarat dan ketentuan mengenai Isi Buatan Pengguna yang tidak bertentangan dengan Undang-Undang No. 40 tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik, yang ditempatkan secara terang dan jelas.
Media siber mewajibkan setiap pengguna untuk melakukan registrasi keanggotaan dan melakukan proses log-in terlebih dahulu untuk dapat mempublikasikan semua bentuk Isi Buatan Pengguna. Ketentuan mengenai log-in akan diatur lebih lanjut.

Dalam registrasi tersebut, media siber mewajibkan pengguna memberi persetujuan tertulis bahwa Isi Buatan Pengguna yang dipublikasikan:
– Tidak memuat isi bohong, fitnah, sadis dan cabul;
– Tidak memuat isi yang mengandung prasangka dan kebencian terkait dengan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), serta menganjurkan tindakan kekerasan;
– Tidak memuat isi diskriminatif atas dasar perbedaan jenis kelamin dan bahasa, serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa, atau cacat jasmani.

Media siber memiliki kewenangan mutlak untuk mengedit atau menghapus Isi Buatan Pengguna yang bertentangan dengan butir (c).

Media siber wajib menyediakan mekanisme pengaduan Isi Buatan Pengguna yang dinilai melanggar ketentuan pada butir (c). Mekanisme tersebut harus disediakan di tempat yang dengan mudah dapat diakses pengguna.

Media siber wajib menyunting, menghapus, dan melakukan tindakan koreksi setiap Isi Buatan Pengguna yang dilaporkan dan melanggar ketentuan butir (c), sesegera mungkin secara proporsional selambat-lambatnya 2 x 24 jam setelah pengaduan diterima.

Media siber yang telah memenuhi ketentuan pada butir (a), (b), (c), dan (f) tidak dibebani tanggung jawab atas masalah yang ditimbulkan akibat pemuatan isi yang melanggar ketentuan pada butir (c).

Media siber bertanggung jawab atas Isi Buatan Pengguna yang dilaporkan bila tidak mengambil tindakan koreksi setelah batas waktu sebagaimana tersebut pada butir (f).

4. Ralat, Koreksi, dan Hak Jawab
Ralat, koreksi, dan hak jawab mengacu pada Undang-Undang Pers, Kode Etik Jurnalistik, dan Pedoman Hak Jawab yang ditetapkan Dewan Pers.

Ralat, koreksi dan atau hak jawab wajib ditautkan pada berita yang diralat, dikoreksi atau yang diberi hak jawab.
Di setiap berita ralat, koreksi, dan hak jawab wajib dicantumkan waktu pemuatan ralat, koreksi, dan atau hak jawab tersebut.

Bila suatu berita media siber tertentu disebarluaskan media siber lain, maka:
– Tanggung jawab media siber pembuat berita terbatas pada berita yang dipublikasikan di media siber tersebut atau media siber yang berada di bawah otoritas teknisnya;
– Koreksi berita yang dilakukan oleh sebuah media siber, juga harus dilakukan oleh media siber lain yang mengutip berita dari media siber yang dikoreksi itu;
– Media yang menyebarluaskan berita dari sebuah media siber dan tidak melakukan koreksi atas berita sesuai yang dilakukan oleh media siber pemilik dan atau pembuat berita tersebut, bertanggung jawab penuh atas semua akibat hukum dari berita yang tidak dikoreksinya itu.
– Sesuai dengan Undang-Undang Pers, media siber yang tidak melayani hak jawab dapat dijatuhi sanksi hukum pidana denda paling banyak Rp500.000.000 (Lima ratus juta rupiah).

5. Pencabutan Berita
Berita yang sudah dipublikasikan tidak dapat dicabut karena alasan penyensoran dari pihak luar redaksi, kecuali terkait masalah SARA, kesusilaan, masa depan anak, pengalaman traumatik korban atau berdasarkan pertimbangan khusus lain yang ditetapkan Dewan Pers.

Media siber lain wajib mengikuti pencabutan kutipan berita dari media asal yang telah dicabut.

Pencabutan berita wajib disertai dengan alasan pencabutan dan diumumkan kepada publik.

6. Iklan
Media siber wajib membedakan dengan tegas antara produk berita dan iklan.
Setiap berita/artikel/isi yang merupakan iklan dan atau isi berbayar wajib mencantumkan keterangan .advertorial., .iklan., .ads., .sponsored., atau kata lain yang menjelaskan bahwa berita/artikel/isi tersebut adalah iklan.

7. Hak Cipta
Media siber wajib menghormati hak cipta sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Pencantuman Pedoman
Media siber wajib mencantumkan Pedoman Pemberitaan Media Siber ini di medianya secara terang dan jelas.

9. Sengketa
Penilaian akhir atas sengketa mengenai pelaksanaan Pedoman Pemberitaan Media Siber ini diselesaikan oleh Dewan Pers.

Jakarta, 3 Februari 2012
(Pedoman ini ditandatangani oleh Dewan Pers dan komunitas pers di Jakarta, 3 Februari 2012).

Selasa, 04 April 2023

Membangun Sekolah Sebagai Komunitas Belajar

 


Sekolah yang baik adalah sekolah yang tidak hanya fokus pada pemberian materi pelajaran, tetapi juga menjadi tempat yang mengembangkan karakter dan kemampuan sosial siswa. Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, dan salah satu pendekatan yang dapat diambil adalah membangun sekolah sebagai komunitas belajar.

Apa itu komunitas belajar? Komunitas belajar adalah suatu kelompok yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki ketertarikan dan tujuan yang cenderung bersifat akademik. Komunitas belajar berfokus pada visi kelompok dengan bekerja sama membagi pengetahuan dengan tujuan akademik (Zhu & Baylen, 2005). Komunitas belajar juga sebuah konsep yang menekankan pentingnya interaksi sosial dalam belajar. Dalam konteks sekolah, komunitas belajar adalah cara untuk mengintegrasikan kegiatan akademik dan sosial agar siswa dapat belajar dalam lingkungan yang mendukung dan inspiratif.

Untuk membangun sekolah sebagai komunitas belajar, ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Pertama-tama, penting untuk membangun hubungan yang kuat antara siswa dan guru. Guru harus terbuka dan ramah terhadap siswa, dan membangun suasana yang menyenangkan dan saling menghormati di dalam kelas.

Selanjutnya, komunitas belajar juga melibatkan partisipasi orang tua dalam proses belajar mengajar. Orang tua dapat diundang untuk turut serta dalam kegiatan di sekolah, seperti diskusi atau kegiatan kelas terbuka. Dengan cara ini, orang tua dapat merasa terlibat dalam pendidikan anak-anak mereka dan memperkuat ikatan antara sekolah dan keluarga.

Selain itu, sekolah juga harus membangun jaringan dengan masyarakat sekitar. Ini dapat dilakukan melalui kegiatan seperti pertukaran siswa dengan sekolah lain, atau mengadakan acara seperti festival atau bazaar di sekolah. Dengan cara ini, sekolah dapat menjadi pusat kegiatan komunitas yang lebih besar, dan memperkuat koneksi dengan masyarakat sekitar.

Selain dari langkah-langkah di atas, penting juga untuk mengintegrasikan pembelajaran di luar kelas ke dalam kurikulum. Ini dapat dilakukan dengan memberikan tugas-tugas yang berbasis proyek, di mana siswa bekerja sama untuk menyelesaikan tugas yang terkait dengan masalah di dunia nyata. Dengan cara ini, siswa dapat mengalami langsung bagaimana pembelajaran dapat digunakan untuk mengatasi masalah sosial atau lingkungan yang kompleks.


Sekolah sebagai komunitas belajar juga harus menerapkan pendekatan yang inklusif dan beragam. Ini berarti menyediakan tempat yang aman dan terbuka untuk semua siswa, tanpa memandang latar belakang atau identitas mereka. Dalam hal ini, sekolah harus mampu membangun lingkungan yang ramah bagi siswa dengan berbagai kemampuan, kebutuhan, dan latar belakang.


Dengan membangun sekolah sebagai komunitas belajar, siswa dapat merasa lebih terlibat dalam proses belajar mereka, dan merasa bahwa mereka merupakan bagian dari lingkungan yang mendukung dan inspiratif. Dalam komunitas belajar, siswa dapat belajar dari pengalaman satu sama lain, mengembangkan kemampuan sosial dan kepemimpinan, serta mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses di dunia yang semakin komple


Komunitas Praktisi bagi Guru di Sekolah 

Sebagai pendidik, guru memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan mengembangkan potensi siswa. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, guru tidak hanya perlu menguasai materi pelajaran, tetapi juga harus memperoleh pengalaman dan keterampilan praktis yang dapat membantu mereka mengatasi tantangan yang dihadapi di kelas.

Untuk membangun keterampilan dan pengalaman praktis tersebut, sejumlah sekolah mulai membentuk komunitas praktisi yang terdiri dari para guru. Komunitas praktisi adalah kelompok guru yang bertemu secara teratur untuk berbagi pengalaman, keterampilan, dan strategi pembelajaran yang efektif. Berikut adalah beberapa alasan mengapa membangun komunitas praktisi bagi guru di sekolah sangat penting:

Meningkatkan keterampilan pedagogis

Melalui komunitas praktisi, guru dapat memperoleh keterampilan pedagogis baru dan meningkatkan keterampilan yang sudah dimiliki. Dalam kelompok ini, mereka dapat berbagi pengalaman dan ide mengenai strategi pembelajaran yang efektif, sehingga dapat mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk mengajar dengan lebih baik.


Mendorong kolaborasi dan tim kerja

Dalam komunitas praktisi, guru dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih baik. Dengan saling berbagi ide dan pengalaman, mereka dapat mengembangkan strategi dan metode pembelajaran yang efektif, serta memecahkan masalah yang dihadapi di kelas secara bersama-sama.


Meningkatkan motivasi dan keterlibatan

Komunitas praktisi dapat memberikan dukungan dan inspirasi yang diperlukan untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan guru dalam pekerjaan mereka. Melalui pertemuan reguler dan kolaborasi dengan rekan-rekan mereka, guru dapat merasa dihargai dan diakui atas upaya mereka, sehingga semangat dan motivasi mereka untuk mengajar dapat meningkat.


Meningkatkan kualitas pembelajaran siswa

Dengan meningkatkan keterampilan dan kualitas pembelajaran guru, maka kualitas pembelajaran siswa juga akan meningkat. Dalam komunitas praktisi, guru dapat belajar bagaimana meningkatkan interaksi antara guru dan siswa, dan mengembangkan strategi pembelajaran yang menarik dan efektif, sehingga dapat membantu siswa mencapai hasil yang lebih baik.


Memperkuat kultur sekolah

Komunitas praktisi juga dapat membantu memperkuat kultur sekolah yang positif. Dalam kelompok ini, guru dapat membagikan ide dan strategi untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, ramah, dan mendukung. Dengan cara ini, seluruh komunitas sekolah dapat merasa dihargai dan terlibat dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.


Membangun komunitas praktisi bagi guru di sekolah merupakan langkah penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dan memperkuat kultur sekolah. Melalui kolaborasi, pengalaman, dan keterampilan yang dibagikan dalam kelompok ini, para guru, kepala sekolah, pengawas dan tenaga kependidikan  bersinergi untuk mencapai visi, misi dan tujuan sekolah.


Semoga bermanfaat.






Visitasi Akreditasi hari Kedua (Terakhir)

  Hari/Tanggal:  Sabtu, 14 September 2024 Kegiatan: Observasi Pembelajaran di Kelas 5 dan Kelas 3 A. Pendahuluan Laporan ini disusun sebaga...